LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
SALURAN PEMASARAN SAWI DAGING (Brassica juncea)
(Studi Kasus : Gp. Kelompok Tani “Tani
Mulya”Desa Tawangargo, Karangploso, Malang, Jawa Timur)
Oleh :
AVIDA ILAYNA
21601032020
PROGAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
RINGKASAN
AVIDA ILAYNA (21601032020) Saluran Pemasaran Sawi Daging (Brassica juncea) di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo,
Karangploso, Malang, Jawa Timur
Dosen Pembimbing: Ir. Farida Syakir, MP.
Kelompok Tani Mulya Bertempat Di Jalan
Raya Tawangargo, Ngudi, Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Malang, Jawa Timur
65152.
Saluran
Pemasaran serta lembaga pemasaran Menurut Kottler (2006) dalam bukunya
manajemen pemasaran mengemukakan ada dua strategi yang sering digunakan
perusahaan dalam mengelola saluran pemasaran terutama dalam penciptaan saluran
pemasaran baru, yaitu strategi dorong dan strategi tarik.
Pakcoy atau bok choy (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) merupakan jenis sayuran yang
populer. Sayuran yang dikenal pula sebagai sawi daging ini mudah dibudidayakan dan dapat
dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan.
Tujuan dari praktek kerja lapang ini
adalah Untuk mengetahui
lembaga pemasaran sayuran
sawi daging yang ada di kelompok tani “Tani Mulya” dan Untuk mengetahui saluran
pemasaran sayuran sawi daging yang
digunakan di kelompok tani “Tani Mulya”.
Kegiatan
Praktek Kerja Lapang ini berjalan selama 1 bulan mulai dari 25 Januari- 25
Februari 2019 di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo, Karangploso, Malang, Jawa Timur
Lembaga
pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi
keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada
lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran. Saluran pemasaran yaitu
perantara dagang dan perantara agen. Perantara pedagang adalah lembaga yang
melaksanakan perdagangan dengan melakukan fungsi pemasaran dan memiliki hak
atas semua barang yang diperdagangkan.
Saluran
pemasaran sawi daging terdapat 1 saluran pemasaran sawi daging yaitu: a)Produsen: petani melakukan proses produksi
dilahan sendiri, namun proses pemasarannya masih dibantu oleh distributor.
Dimana hasil panennya dijual kepada distributor dengan harga yang sudah
disepakati Rp 1.500,00. b)Distributor: melakukan pembelian sawi daging dari produsen yaitu petani
dan distributor menjual sawi daging ke pasar porong sidoarjo dengan harga Rp
2.000,00 menggunakan kantong plastik 5kg dan 10kg sesuai permintaan pedagang
kecil. c)Pedagang
Kecil: Saluran pemasaran pedagang kecil berperan
penting. Pedagang kecil membeli sawi daging dari distributor dan menjualnya
kepada konsumen. Pedagang kecil menjual sawi daging dengan harga Rp 2.500,00
per kg.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan berkah, rahat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan judul Saluran Pemasaran
Sawi Daging (Brassica juncea).
Dalam proses penyusunan laporan
praktek kerja lapang ini banyak hambatan yang penuis hadapi, namun pada akhirnya penulis dapat melaluinya berkat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Ibu Ir. Farida
Syakir, MP selaku dosen pembimbng yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan dukungan dan arahan selama penyusunan laporan.
2.
Ibu Ir. Nikmatul Khoiriyah. MP. Selaku
Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang.
3.
Ibu Dr. Ir.
Nurhidayati, MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang.
4.
Bapak, Ibu yang telah memberikan Doa, Materi dan
Dukungan selama ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
5.
Bapak Abd Mujib,
selaku ketua kelompok tani “Tani Mulya”.
6.
Teman-teman
kelas Agribisnis A angkatan 2016 Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang
khususnya Azizah, Betty, Fitri, Alma, Nurul, Eka, Aisyah,
Syamsul, Dea, Nanda, Dian,
Hikmah, Devin, Mifta, Aziz, faiz.
yang tak kenal lelah menyemangati, memberi motivasi dan memberi bantuan kepada
penulis.
7.
Terima kasih
juga kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian laporan ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan maupun kritik yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang pertanian.
Malang,
20 Mei 2019
Avida
Ilayna
DAFTAR GAMBAR
No
|
Teks
|
Halaman
|
2.1
|
Jarak tempuh
Universitas Islam Malang ke Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”
|
5
|
2.2
|
Struktur Organisasi
|
8
|
4.1
|
Pengenalan dan pembekalan
|
11
|
4.2
|
Pengenalan Sayur Organik
|
12
|
4.3
|
Kerja Bakti
|
12
|
4.4
|
Pemanenan Sawi Daging
|
13
|
4.5
|
Wawancara Petani
|
13
|
4.6
|
Persiapan Penanaman Tanaman
Sawi Daging
|
15
|
4.7
|
Penyemaian
Sawi Daging
|
15
|
4.8
|
Penyiraman
Sawi Daging Berumur 1 Minggu
|
16
|
4.9
|
Pengamatan Sawi Daging
|
16
|
4.10
|
Diskusi Bersama Petani
|
17
|
4.11
|
Penyiangan Sawi Daging
|
17
|
4.12
|
Penyiraman Sawi Daging
Berumur 2 Minggu
|
18
|
4.13
|
Pembuatan Pupuk Organik
|
19
|
4.14
|
Pemindahan Tanaman Sawi
Daging ke Polybag
|
19
|
4.15
|
Kunjungan dan Diskusi
|
20
|
4.16
|
Penyiraman Sawi Daging
Berumur 3 Minggu
|
20
|
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang
sebagaian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian di
Indonesia memiliki potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan. Hal ini perlu
diperhatikan karena sektor pertanian memberikan peran yang cukup besar dalam
perekonomian secara keseluruhan. Peran tersebut diantaranya sebagai penyedia
bahan baku industri, penyedia bahan pangan masyarakat, sumber devisa negara ,
dan antara tingkat produksi pertanian dan tingkat konsumsi pangan. Selain itu
pola pikir masyarakat modern mengutamakan dan memperhatikan pola pangan yang
aman. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru
yang dikenal dengan pertanian organik.
Pakcoy atau bok choy (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian
atau Brassicaceae) merupakan jenis sayuran yang populer.
Sayuran yang dikenal pula sebagai sawi daging ini mudah
dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas)
atau diolah menjadi asinan.
Kadang-kadang sawi ini juga disebut sawi hijau karena teksturnya serta
ukurannya cenderung lebih kecil dan meroset. Jenis sayuran ini mudah tumbuh di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat
berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya),
sifat ini kurang disukai. Pemuliaan sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi
kepekaan akan suhu ini. Sayuran ini
biasanya digunakan dalam bahan sup atau penghias makanan. Awalnya, sayuran ini
sangat populer di kawasan Tiongkok namun kemudian menyebar ke berbagai negara
salah satunya Indonesia sebagai bahan untuk membuat masakan yang lezat. Saat
ini masakan yang berasal dari sayuran ini tidak hanya didominasi oleh warga
yang berasal dari Tiongkok namun orang Indonesia dan negara lainnya juga mulai
menyukainya mengingat lezat dan bermanfaatnya sayuran ini.
Menurut
Stanton (2001), definisi pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Dalam pemasaran sendiri terdapat
saluran pemasaran serta lembaga pemasaran yang. Menurut
Kottler (2006) dalam bukunya manajemen pemasaran mengemukakan ada dua strategi
yang sering digunakan perusahaan dalam mengelola saluran pemasaran terutama
dalam penciptaan saluran pemasaran baru, yaitu strategi dorong dan strategi
tarik. Pemakaian strategi ini tergantung keputusan perusahaan terutama
tergantung popularitas produk perusahaan tersebut.
Untuk mengetahui saluran pemasaran
serta siapa saja yang terlibat di dalam saluran pemasaran, maka dilakukan
kegiatan pkl di Desa Tawangargo dengan tujuan untuk mengetahui lembaga
pemasaran dan saluran pemasarannya. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan mampu
mengoptimalkan kinerja dalam melakukan kegiatan pkl agar nantinya dapat
meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam dunia kerja nyata.
1
Berapa lembaga pemasaran sawi daging yang ada
di kelompok tani “Tani Mulya”?
2
Berapa saluran pemasaran yang digunakan di
kelompok tani “Tani Mulya”?
Kegiatan Praktek Kerja Lapang Fakultas
Pertanian Universitas Islam Malang mempunyai tujuan, yaitu tujuan umum dan
khusus. Tujuan umumnya yaitu :
1. Melatih mahasiswa dilapangan untuk
aspek pertanian yaitu pengelolaan budidaya pertanian.
2. Memberikan kesempatan mahasiswa
untuk mendapatkan pengalaman kerja sektor pertanian yang relevan dengan profesi
yang akan diemban.
3. Memberi pengalaman kerja mahasiswa
di lingkungan profesional pertanian atau agribisnis.
4. Memberikan ketrampilan tambahan
yang sebagai bekal untuk kerja di masa depan.
Sedangkan tujuan khusus dari Kegiatan Praktek
Kerja Lapang di Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo adalah :
1
Untuk mengetahui lembaga pemasaran sayuran
sawi daging yang ada di kelompok tani “Tani Mulya”.
2
Untuk mengetahui saluran pemasaran sayuran sawi daging yang digunakan di
kelompok tani “Tani Mulya”.
Manfaat bagi mahasiswa pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
ini adalah :
1.
Mengetahui
dan mempelajari secara langsung proses produksi Sawi Daging di Desa Tawangargo karangploso malang, mulai dari budidaya, pemanenan, pemasaran
2.
Memperoleh
pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan sebagai bekal bagi
mahasiswa ketika terjun langsung kemasyarakat.
BAB II
KEADAAN UMUM LOKASI PKL
Gambar
2.1 Jarak tempuh Universitas Islam Malang ke Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”
Desa Tawangargo, Karangploso adalah
desa penggerak pertanian tanaman 1000 organik, yang menggunakan slogan “no
chemical product” yang berarti
semua jenis komoditi tanaman sayuran
tanpa adanya tambahan bahan kimia apapun, dapat dilihat dari penggunaan
bahan pupuk dilakukan dengan 100% organik. Oleh karena itu untuk menunjang
kesuksesan ide mereka, para petani didesa tawangargo sepakat membuat suatu
kumpulan organisasi yang bertajuk sosial untuk usaha tani mereka, yakni adanya
kelompok tani yang diberi nama “Tani Mulya”. Nama kelompok tani
tersebut memiliki makna khusus yang dalam bagi para petani disana. Para anggota
kelompok tani sendiri berfikir bahwa pertanian adalah suatu pekerjaan yang
sangat baik dan terhormat. Tanpa adanya sektor pertanian, Indonesia bukanlah
Indonesia yang dijuluki Agriculture
country. Sedangkan kata TANI
menurut mereka yaitu makna dari :
T :
Tiang
A : Agung
N : Negara
I : Indonesia
Sedangkan kata
“MULYA” yang awalnya menggunakan bahasa jawa “MULYA” namun, oleh dinas UPT-PT Karangploso selaku pembimbing dari
gerakan kelompok menyarankan untuk menggunakan bahasa Indonesia agar lebih
mudah difahami dan dimengerti semua orang. Kelompok Tani Mulya ini dibentuk
oleh Bapak Abdul Mujib pada saat era lengser soeharto tahun 1998 yang awalnya
beliau hanya sebagai supplier sayuran. Gerakan ini dilatarbelakangi oleh adanya
permintaan pemerintah akan pemenuhan target swasembada pangan yang sedang
kritis dikala itu.Berawal dari rasa penasaraannya tentang peluang harga
terhadap beberapa pasar, dari situlah beliau ingin agar desa Tawangargo juga
bisa menjadi sentra produksi sayur organik. Awalnya hanya dalam konteks
kuantitas saja. Namun karena peluang pasar semakin tinggi, kelompok tani
mengubah mindset mereka menjadi bagaiamana meningkatkan kualitas dan kuantitas
tanpa ada harga yang menekan petani, oleh karena itu dicetuslah 1000 organik
yang karena selain murah juga berkualitas sangat baik tanpa efek ketergantungan
jangka panjang .
Usaha
tani yang diterapkan merupakan usaha tani teknik pioner dengan type sayuran
yang heterogen, yang mana memiliki beberapa tanaman unggulan dan beberapa
tanaman lain yang menunjang nilai tambah ekonomis di desa wisata Tawangargo
tersebut. Beberapa tanaman unggulan didesa ini adalah “JOKOWI”
yang mana J adalah Jagung, KO adalah Kembang Kol dan WI adalah
Sawi. Dan ada pula tanaman pendukung seperti Tomat, Electus, Bawang prei,
Cabai, Bawang Putih, Bawang Merah dan Terong. Karena ini adalah system serba
organik maka cara pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan dengan cara
alami. Seperti beberapa penunjang nutrisi yang baik bagi tanaman inti adalah
adanya bunga Refugia sebagai pengendalian PHT ramah lingkungan, Kenikir dan
Bunga Matahari sebagai penyerap polutan dan penangkal hama, dan memakai
pestisida nabati sebagai tambahan untuk penyiangan hama. Selain tanaman
holtikultura tadi, ada juga beberapa tanman dengan hasil persilangan, seperti
Cabai Ungu, Cabai Hitam, dan Jeruk persilangan dari jeruk Manis yang
disilangkan pada jeruk Kecut.
Karena
letaknya yang strategis dan masyarakatnya yang terkenal dengan kegemah ripah loh jinawi annya ,desa ini
juga kerap dijuluki desa wisata yang tetap menjaga konsistensi
mempertahankan system pertanian 1000
organiknya.
Anggota
1)
H.Imam Sujono
2)
Abd. Mujib
3)
Suyono
4)
Sujani
5)
Son Haji
6)
Mustakim
7)
Yasin
8)
Supriadi
|
Ketua
(H. Jono)
|
Sekertaris
(Abd. Mujib)
|
Bendahara
(Suyono)
|
Gambar 2.2 Struktur Organisasi
Sumber : Gp. Kelompok
Tani “Tani Mulya”
BAB III
METODE PRAKTEK KERJA LAPANG
Praktek kerjalapang dilakukan di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”Di Jalan Raya Tawangargo, Ngudi,
Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Malang, Jawa Timur 65152. Penentuan lokasi
dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan salah satu usaha yang bergerak
dibidang hortikultura.
Penelitian
praktek kerja lapang ini kami laksanakan di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”
Bertempat Di Jalan Raya Tawangargo, Ngudi, Tawangargo, Kecamatan Karangploso,
Malang, Jawa Timur 65152.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
pkl ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung dan praktek langsung yang
berhubungan dengan kegiatan pemasaran sawi daging yang dilakukan oleh Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1 Data Primer
Data
primer diperoleh melalui terjun langsung dan wawancara dengan Kelompok Tani “Tani Mulya”untuk mendapatkan informasi tentang desa tawangargo dan topik yang
berkaitan dengan pemasaram sawi daging yang dilakukan oleh Kelompok Tani
“Tani Mulya” Desa Tawangargo.
a. Observasi yaitu pengamatan secara langsung
terhadap objek yang diteliti. Peserta Pkl ikut serta dalam aktivitas
yang dilakukan Kelompok Tani
“Tani Mulya”.
b. Wawancara Peserta pkl melakukan diskusi dan
wawancara dengan petani sawi untuk mengetahui informasi terkait dengan
pemasaran sayuran organik.
2
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data perusahaan
yang berkaitan dengan sawi daging dan pustaka ilmiah atau literatur yang
digunakan dalam laporan pkl.
Waktu
praktek kerja lapang dimulai pada tanggal 25 Januari-25 Februari 2019, kegiatan
praktek kerja lapang ini dimulai dari hari senin-minggu pada pukul 06.00-11.00
WIB.
Pelaksanaan kegiatan praktek kerja
lapang yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan praktek kerja lapang di
Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”sebagai berikut :
a. Pada tanggal 25 Januari 2019 awal
praktek kerja lapang dilakukan perkenalan dengan anggota tani sejumlah 37
petani disamping itu pembekalan mengenai
budidaya sayuran organik yang disampaikan ketua Kelompok
Tani “Tani Mulya”untuk
mengetahui siklus kegiatan kerja di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”.
Gambar 4.1 Pengenalan dan pembekalan
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
b. Pada tanggal 26 Januari 2019
dilakukan perkenalan macam-macam sayuran organik yang didampingi langsung oleh
ketua kelompok tani “Tani Mulya” dilahan untuk mengetahui berbagai macam tanaman
organik.
Gambar 4.2 Pengenalan Sayur Organik
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
c. Pada tanggal 27 Januari 2019 dilakukan
kerja bakti bersama yang diadakan oleh kelompok tani “Tani Mulya” yang tujuannya adalah memperbaiki green house
yang roboh sekaligus membersihkan rumput
yang tumbuh dijalan.
Gambar 4.3 Kerja Bakti
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
d. Pada tanggal 28-29 Januari 2019 melakukan
pemanenan sawi daging yang dilakukan secara manual dengan cara dipotong bagian
atas akar dengan menggunakan pisau yang tajam. Usia tanaman yang dipanen
sekitar 25 hari. Pada saat panen sebaiknya berhati-hati agar tanaman tidak
rusak. Kegiatan panen ini dilakukan 10 kali dalam tiap bulan.
Gambar 4.4 Pemanenan Sawi Daging
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
e. Pada tanggal 31 Januari 2019
melakukan kegiatan wawancara dengan salah satu petani Kelompok Tani “Tani Mulya”tentang saluran pemasaran sawi daging yang ada di Desa Tawangargo.
Gambar 4.5 Wawancara Petani
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
f. Pada tanggal 1-4 Februari 2019
melakukan pengolahan tanah dengan cara membalik tanah dengan cangkul. Tujuan
pengolahan tanah tersebut adalah untuk mempermudah pertukaran atau sirkulasi
oksigen daam tanah serta dapat membantu proses penggemburan tanah, setelah
pengolahan tanah selesai, kemudian dibuat bedengan dengan jarak tanam sekitar
30cm dengan kedalaman sekitar 20-40cm. Pada saat tanah diolah , tanah dibalik
secara keseluruhan agaar tanah menjadi lebih gembur. Tanah yang sudah diolah
kemudian diberi pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk
kandang yang berasal dari kotoran sapi yang sudah diproses sebelumnya . Pemberian
pupuk kandang dengan cara disebar setelah pupuk tersebar tanah dicangkul
kembali dengan tujuan pupuk yang diberikan dapat merata dalam satu bedengan.
Gambar 4.6 Persiapan Penanaman Tanaman Sawi Daging
Sumber : Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
g. Pada Tanggal 5-6 Februari 2019
melakukan penanaman dengan cara membuat lubang lalu memasukkan bibit sawi
daging kedalam lubang yang sudah dibuatnya, setelah itu tutup kembali lubang
yang sudah di masuki tanaman sawi daging dengan tanah.
Gambar 4.7 Penyemaian Sawi Daging
Sumber : Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
h. Pada tanggal 7 Februari 2019
melakukan penyiraman pada tanaman sawi daging yang sudah
berumur kurang lebih 1 minggu dengan menggunakan pupuk PGPR.
Gambar 4.8 Penyiraman Sawi Daging Berumur 1
Minggu
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
i.
Pada tanggal 8 Februari 2019 melakukan pengamatan
pada tanaman sawi daging karena proses pertumbuhan yang melambat akibat cuaca
yang tidak berubah-ubah.
Gambar 4.9 Pengamatan Sawi Daging
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
j.
Pada tanggal 9 Februari 2019 melakukan
diskusi bersama salah satu petani tentang saluran pemasaran tanaman sawidaging.
Gambar 4.10 Diskusi Bersama Petani
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
g. Pada tanggal 10 Februari 2019 melakukan penyiangan dengan cara
membersihkan gulma yang tumbuh disekitar tanaman budidaya, hal ini dilakukan
bertujuan agar tanaman budidaya dapat tumbuh optimal tidak terganggu dengan
gulma. Selain itu penyiangan meminimaalisir adanya persaingan antara tanaman
budidaya dan gulma dalam memperoleh unsur hara. Teknik penyiangan dilakukan
dengaan cara sederhana yaitu mencabut langsung gulma.
Gambar 4.11Penyiangan Sawi Daging
Sumber : Kelompok Tani “Tani Mulya”
h.Pada
tanggal 11 Februari 2019 melakukan penyiraman pada tanaman sawi daging berumur
kurang lebih 2 minggu.
Gambar 4.12 Penyiraman Sawi Daging Berumur 2 Minggu
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
i.
Pada tanggal 12 -13 Februari 2019 melakukan
penyulaman pada tanaman sawi daging proses penyulaman itu sendiri adalah
mengganti tanaman sawi daging yang sudah mati atau layu dengan tanaman baru.
j.
Pada tanggal 14-15 Februari 2019 melakukan
kegiatan pembuatan pupuk bokashi cair yang bertujuan untuk memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan kandungan organik dalam tanah, menghasilkan tanaman
organik, mengurangi kepadatan tanah, dan mempermudah dalam pengolahan tanah
pada tanaman sawi daging.
Gambar 4.13 Pembuatan Pupuk Organik
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
k. Pada tanggal 20-21 Februari 2019
melakukan pemindahan tanaman sawi daging ke dalam polybag yang bertujuan untuk
mempercantik Desa Tawangargo dan menajadikan tanaman tersebut sebagai tanaman
hias.
Gambar 4.14 Pemindahan Tanaman Sawi Daging ke
Polybag
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
l.
Pada tanggal 22 Februari 2019 kunjungan dosen
serta dilakukan diskusi tentang tanaman organik yang ada di Desa Tawangargo.
Gambar 4.15 Kunjungan dan Diskusi
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
m. Pada tanggal 23 Februari 2019
melakukan penyiraman pada tanaman sawi daging berumur 3 minggu.
Gambar 4.16 Penyiraman Sawi Daging Berumur 3
Minggu
Sumber : Gp. Kelompok Tani
“Tani Mulya”
1
Keadaan Lahan
Lahan seluas 1.700m2 pada awalnya merupakan lahan kosong
yang masih belum dikelolah menjadi lahan produksi. Saat ini Desa Tawangargo
yang terletak di Kecamatan Karangploso Malang sudah diubah menjadi lahan
perkebunan yang ditanami sayur organik dan disini petani di Kelompok Tani “Tani Mulya” bekerja sama dengan pengepul agar mudah dalam memasarkan sayuran yang
ditanamnya.
2
Modal
Modal awal yang pertama digunakan untuk menanamsayur
organik Desa Tawangargo berasal dari pinjam ke bank. Modal tersebut digunakan
untuk menyiapkan sarana yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya, memberi upah
tenaga kerja, dan memasarkan produk sayur organik. Permodalan awal itu sendiri
bermula dari pinjam ke bank yang jumlahnya tidak terlalu besar. Akan tetapi
seiringan berkembangnya menanam sayur organik petani bisa mendapatkan hasil
yang besar dan dapat mencukupi kebutuhan keluarganya.
3
Tenaga Kerja
Tenaga kerja itu sendiri bertugas membantu
petani dalam proses pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, dan pemanenan. Upah
yang dibayarkan untuk satu orang yaitu sekitar Rp 30.000-, perharinya dengan
jam kerja mulai dari 06.00-11.00. Cara ini dilakukan agar hasil yang diproduksi
bisa maksimal.
Lembaga pemasaran ini adalah menjalankan
fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin.
Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa marjin
pemasaran. Saluran pemasaran yaitu perantara daagang dan perantara agen.
Perantara pedagang adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan
melakukan fungsi pemasaran dan memiliki hak atas semua barang yang
diperdagangkan.
Menurut Sudiyono (2002), lembaga Pemasaran
adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran memerlukan
jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir serta mempunyai hubungan
dengan badan usaha atau individu lainnya lembaga pemasaran ini timbul karena
adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu,
tempat, dan bentuk yang dinginkan konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dan
pengamatan yang dilakukan di lapang selama pkl di
Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa
Tawangargo. Hanya memiliki 1 lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran
pemasaran.
Pemasaran yang dilakukan oleh Petani di Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo ini melibatkan beberapa lembaga pemasaran seperti
produsen, distributor, dan pedagang kecil. Saluran ini bisa dikatakan cukup
panjang karena harus melewati distributor terlebih dahulu. Banyaknya lembaga
pemasaran yang terlibat dalam penyaluran suatu barang dalam suatu saluran
pemasaran akan berpengaruh terhadap besarnya biaya tataniaga dari saluran
pemasaran tersebut yang berarti semakin panjang saluran pemasaran maka akan
semakin mahal pula harga yang nantinya harus dibayarkan oleh konsumen.
Dari hasil pkl hanya terdapat 1 saluran pemasaran sawi
daging yaitu:
Ø Produsen- Distributor- Pedagang Kecil.
Pada saluran pemasaran sawi daging di daerah
porong sidoarjo yaitu dari Petani di Kelompok
Tani “Tani Mulya” Desa
Tawangargo dijual kepada distributor dengan harga yang telah disepakati
bersama. Pedagang kecil disini adalah Pasar Tradisional yang ada di porong
sidoarjo. Pemasaran yang dilakukan oleh Petani di Kelompok Tani “Tani
Mulya”Desa Tawangargo melibatkan
beberapa lembaga pemasaran seperti produsen, distributor, pedagang kecil.
Saluran ini bisa dikatakan cukup panjang. Seperti yang dikatakan oleh Hardianto
(2010) banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat dalam penyaluran suatu barang
dalam saluran pemasaran akan berpengaruh terhadap besarnya biaya tataniaga dari
saluran pemasaran tersebut. Semakin panjang saluran pemasaran maka semakin
mahal pula harga yang harus dibayar oleh konsumen.
Lembaga
pemasaran menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen
memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa marjin pemasaran.
Adapun 2 fungsi pemasaran yaitu :
1. Fungsi Distributor
Adalah
sebagai perantara antara produsen dengan pengecer atau konsumen. Mengacu
pada pengertian distributor di atas, adapun beberapa fungsi distributor adalah
sebagai berikut:
1.
Membeli Produk,
distributor bertugas untuk membeli sawi daging dari produsen dilakukan langsung
dilahan.
2.
Mengangkut Produk,
proses pemindahan atau pengangkutan sawi daging dari produsen ke pedagang kecil
juga merupakan tugas dari distributor. Namun, beban biaya pengangkutan tersebut
nantinya akan dimasukkan ke dalam harga sawi daging yang dijual.
3.
Menjual Produk,
distributor menjual sawi daging kepada pedagang kecil dengan harga yang lebih
tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
2.
Fungsi Pedagang Kecil
Adalah pedagang yang membeli barang secara grosir kepada
distributor untuk diecerkan kepada konsumen. Mengacu pada
pengertian pedagang kecil di atas, adapun beberapa fungsi pedagang kecil adalah
sebagai berikut:
1. Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa. Konsumen
selalu mempunyai pilihan sendiri terhadap berbagai jenis produk dan jasa. Untuk
itu, dalam fungsinya sebagai pedagang kecil, mereka berusaha menyediakan
beraneka ragam produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen.
2. Penyimpan persediaan. Fungsi utama pedagang kecil adalah mempertahankan
persediaan yang sudah ada, sehingga sawi daging akan selalu tersedia saat
konsumen menginginkannya.
3. Penyedia jasa. Dengan adanya pedagang kecil, maka konsumen akan
mendapat kemudahan dalam mengkonsumsi sawi daging yang dihasilkan
produsen.
4. Meningkatkan nilai produk dan jasa. Dengan adanya beberapa jenis
barang atau jasa, maka untuk suatu aktivitas pelanggan dapat ditingkatkan
manfaat yang diperoleh oleh pelanggan dari nilai yang diperoleh dari
produk/jasa tersebut.
Untuk pemasara sayur organik produkdi Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo disalurkan ke Pasar Tradisional Porong Sidoarjo lembaga
yang terlibat dalam proses pemasaran di Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo antara lain adalah :
a. Produsen
Petani di Kelompok
Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo
disini bertindak sebagai produsen dimana merupakan pihak pertama dalam proses
produksi. Petani Desa Tawangargo melakukan proses produksi di lahan sendiri, namun
proses pemasarannya sendiri masih dibantu oleh distributor. Dimana seluruh hasil panennya dijual kepada
distributor dengan harga yang sudah disepakati yaitu Rp 1.500,00. Kemudian hasil
panennya yang sudah dimasukan kedalam keranjang lalu diangkut ke gudang
disanapun mulai dilakukannya pengemasan oleh para pekerjanya yang sudah siap menunggu
disana, pengemasan sendiri dilakukan apabila ada permintaan dari pedagang kecil, dan pengemasan itu sendiri bertujuan
untuk menjaga agar bentuk, kualitas produk tetap terjaga, dan pada saat proses
pengiriman yang membutuhkan waktu panjang tidak membuat sayur menjadi layu.
Pengemasan terdiri dari pembelian bahan untuk bungkus dan ongkos tenaga kerja.
b. Distributor
Dalam suatu saluran pemasaran distrbutor
adalah pihak yang ditunjuk atau bekerja sama untuk memasarkan dan menjual sawi
daging dalam wilayah dan jangka waktu tertentu. Pada kegiatan pemasaran dan
penjualan barang distributor melakukan pembelian sawi daging dari pihak
produsen yaitu Petani Desa Tawangargo dengan adanya jual beli tersebut
kepemilikan barang berpindah pada pihak distributor. Dan distributor menjual
sawi daging kepasar porong sidoarjo dengan harga Rp 2.000,00 per kg nya dengan
menggunakan kantong plastik 5kg dan 10kg
sesuai dengan permintaan pedagang besar.
c.
Pedagang Kecil
Saluran pemasaran pedagang kecil berperan
penting. Pedagang kecil membeli sawi daging dari distributor dan menjualnya
kepada konsumen. Pedagang kecil menjual sawi daging dengan harga Rp 2.500,00
per kg. Pedagang Kecil melakukan kegiatan pemasaran yang menggerakan
barang-barang dari produsen kepada para konsumen. Pedagang Kecil mengambil sawi
daging kepada distributor sesuai dengan permintaan yang diinginkan.
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan
uraian yang telah dibuat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Lembaga pemasaran ini adalah menjalankan
fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen
memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran.
Saluran pemasaran yaitu perantara daagang dan perantara agen. Perantara
pedagang adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan melakukan fungsi
pemasaran dan memiliki hak atas semua barang yang diperdagangkan.
2.
Saluran pemasaran sawi daging terdapat 1
saluran pemasaran sawi daging yaitu:
a. Produsen: petani melakukan proses
produksi dilahan sendiri, namun proses pemasarannya masih dibantu oleh
distributor. Dimana hasil panennya dijual kepada distributor dengan harga yang
sudah disepakati Rp 1.500,00.
b. Distributor: melakukan pembelian
sawi daging dari produsen yaitu petani dan distributor menjual sawi daging ke
pasar porong sidoarjo dengan harga Rp 2.000,00 menggunakan kantong plastik 5kg
dan 10kg sesuai permintaan pedagang kecil.
c. Pedagang Kecil: Saluran pemasaran pedagang kecil
berperan penting. Pedagang kecil membeli sawi daging dari distributor dan
menjualnya kepada konsumen. Pedagang kecil menjual sawi daging dengan harga Rp
2.500,00 per kg.
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan
untuk petani di Kelompok Tani
“Tani Mulya”Desa Tawangargo
yaitu sebaiknya petani di Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo bisa menjalin mitra
dagang yang lebih luas agar
mudah dalam proses pemasarannya untuk meningkatkan pendapatan bagi petani di Kelompok
Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo.
DAFTAR PUSTAKA
Hardianto,
K. 2010. Marketing dan Manajemen.
Erlangga. Jakarta
Kotler, Philip (2006). Manajemen pemasaran, jilid I, Edisi kesebelas, Jakarta,P.TIndeks
Gramedia.
Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Sudiyono. 2002.Pemasaran
Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang: UMM Press.
Utami
Christina Widya. 2008. Manajemen barang
dagang dalam bisnis ritel. Malang : Penerbit BayumediaPublishing.
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Dokumentasi Kegiatan
Penimbangan dan Pengemasan Pemindahan Tanaman Jagung
Penanaman Tanaman Lektus
Penanaman Tanaman
Tomat Tempat Pengepul Sayuran
Laporan 2. Kartu Monitoring
Kegiatan
Laporan 3. Kartu Kartu Bimbingan