LAPORAN PRAKTIKUM
HORTIKULTURA I
“Kangkung (Ipomea reptans Poir)”
Dosen: Ricky Indri Hapsari, SP. MP.
/ Wahyu Fikrindriya, SP, MSc.
SEMESTER
GENAP 2016/2017
KELOMPOK 10
NURUL SHOLEHUDDIN 2014330069
MUMHAMMAD RODLI 2014330064
SUHARNANIK 2014330083
AHMAD FAIZIN 2014330002
YOHANES ALJUN 2014330101
YOGI IRAWAN 2014330100
YULIANA LEU 2014330105
MARIANA NOVIANA ELIS KOI 2014330054
FRUMENSIUS TOMI NGERA 2014330055
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
JAWA TIMUR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengertian Hortikultura berasal dari
Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture
(bercocok tanam). Hortikultura memiliki makna seluk beluk kegiatan atau seni
bercocok tanam sayur-sayuran, buah – buahan atau tanaman hias. Tanaman
Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai Sumber bahan makanan,
Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu:
Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura
berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya
tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Pada
umumnya budidaya hortikultura diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan
budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini
per unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman
holtikultura memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman
hias berfungsi untuk member keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai
makanan, dan lain-lain.
Dalam hortikultura ada beberapa
teknologi perbanyakan tanaman diantaranya yaitu secara generati dan secara
vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu perbanyakan tanaman melalui biji.
Dalam laporan ini membahas tentang perbanyakan tanaman secara generatif (biji)
pada tanaman kangkung.
Kangkung termasuk sayuran yang
populer dan digemari masyarakat Indonesia. Tanaman kangkung berasal dari India
sekitar 500 SM, yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina
Selatan, Australia dan Afrika. Nama latin kangkung adalah Ipomoea reptans. Di Cina, sayuran ini dikenal dengan nama Weng Cai,
sedangkan di Eropa kangkung disebut Swamp Cabbage. Di Indonesia kangkung
memiliki beberapa nama daerah, yaitu Kangkueng (Sumatera), Kangko (Sulawesi)
dan Utangko (Maluku).
Kangkung bergizi tinggi dan lengkap
dengan kandungan yang ada pada kangkung seperti kalori, protein, lemak,
karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat besi, natrium, kalium, vitamin A,
vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan, dan sitosterol. Senyawa kimia
yang dikandung adalah saponin, flavonoid, dan poliferol.
Kangkung merupakan tanaman yang
bermanfaat. Kangkung mempunyai senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan
bagi penderita susah tidur. Serat pada kangkung sangat baik untuk mencegah
konstipasi sehingga dapat menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam
tubuh akan diubah menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua senyawa ini
berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan
menghalangi mutasi genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).
Ada beberapa macam tipe kangkung
seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea
reptans) dan Kangkung air (Ipomea
aquatica). Kangkung darat memiliki ciri seperti corak warna yang hijau
cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung pohonnya yang meruncing kecil,
daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam laporan membahas tentang Kangkung
darat (Ipomea reptans).
1.2. Tujuan Praktikum
1. Untuk
mengetahui cara budidaya tanaman kangkung
1.3. Manfaat
Manfaat praktikum Budidaya
Tanaman kangkung yaitu sebagai bahan pembanding bagi kegiatan praktikum
lainnya, dan sebagai media pembelajaran mahasiswa sebelum melakukan kegiatan
penelitian ilmiah yang sesungguhnya
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Kangkung
Tanaman
kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantea ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliapsida (
berkeping dua / dikotil )
Sub
kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku
kankung – kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir
2.2. Morfologi Tanaman Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya
akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100
cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada
jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan berlubang,
berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali
keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya
akan menjalar (Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang
dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan
baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama
fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji
terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk
“terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria,
2009).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi
tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna
buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil
sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung
bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan
termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi
sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Maria, 2009).
2.3. Syarat Tumbuh
1.
Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun.
Kangkung darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim
panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan
tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman
kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak
tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi
rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang
agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau
mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat
kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat
yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).
2.
Media
Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah
yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi
keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang,
karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang
selalu tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan
tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi
tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).
3.
Ketinggian
Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat
maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan
dicampur aduk (Anggara, 2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu
dan Tempat
Kegiatan praktikum Hortikultura I Tanaman Kangkung
(Ipomea
reptans Poir
dilakukan di
lahan Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang pada hari Sabtu, tanggal 02 April
2016 pukul 06.30 WIB – selesai.
3.2. Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan
dalam pratikum : cangkul, garu, , meteran, hand sprayer, gambor, tali rapia,
benih kangkung, gunting, rol, pupuk kandang dan alat tulis menulis.
3.3. Kegiatan
Pratikum
1. Pembersihan
dan Pembagian lahan
Sebelum melakukan budidaya
kangkung terlebih dahulu melakukan pembersihan lahan dari gulma- gulma atau
tanaman pengganggu. Setelah lahan dibersihkan selanjutnya dilakukannya
pengukuran lahan dengan ukuran 1,4 M x 6 M.
2. Pengolahan
lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah
lahan dibersikan, tujuan dari pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah
sehingga patogen yang berbahya atau yang merugikan mati terkena sinar matahari.
Pengolahan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, Sedangkan untuk
penghalusan atau perataan tanah menggunakan garu.
3. Pengukuran
jarak tanam
Pengukuran jarak tanam dengan
menggunakan meteran dengan jarak tanam 5 x 20 cm dan jarak dari pinggir
bedengan 10 cm. Pengukuran jarak tanam ini mempermudah dalam penanamannya nati.
4. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan
kedalaman lubang 2-3 cm. Setiap lubang ditanam 2.
5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 kali dalam
sehari pagi dan sore harinya, agar ketersediaan air untuk tanaman tersedia
sehingga tidak menghambat dalam pertumbuhannya. Namun penyiraman juga
tergantung cuaca jika hujan tidak dilakukan penyiraman.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada
tanaman penganggu yang tumbuh disekitar tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan
tergantung pada pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman.
Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman
kangkung dan gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
c. Pemupukan
Pemupukan disini menggunakan pupuk
organik dengan pemberiannya 2 kali.. Pemupukan dilakukan dengan disebar
kebedengan.
6. Parameter
pengukuran
Adapun parameter yang di amati yaitu pertumbuhan tanaman
kangkung, jumlah daun kangkung, panjang tanaman kangkung dan lebar daun.
7. Pemanenan
dan
Panen dilakukan setelah tanaman
berumur ±30 hari, panen dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dengan mencabut
sampel tanaman kangkung tersebut lalu diukur berapa tinggi tanaman, jumlah
daun, lebar daun dan berat basah dari hasil tanaman tersebut. Sedangkan panen
kedua dengan mencabut seluruh tanaman yang ada kemudian ditimbang berat
basahnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Pengamatan
Dalam pratikum budidaya kangkung ini didapat hasil
pengamatan atau pengukuran tanaman sebagai berikut :
Pengamatan : 07 hst
|
||||
Tanggal Pengamatan :
16/04/2016
|
||||
Tanaman
|
Tinggi Tanaman
|
Jumlah Daun
|
||
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
|
I
|
II
|
I
|
II
|
|
1
|
3
|
2
|
4
|
4
|
2
|
2.8
|
2
|
4
|
4
|
3
|
3
|
2.8
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2.5
|
4
|
4
|
5
|
3
|
3
|
4
|
4
|
Rata rata
|
3.16
|
2.46
|
4
|
4
|
Pengamatan : 14 hst
|
||||
Tanggal Pengamatan :
23/04/2016
|
||||
Tanaman
|
Tinggi Tanaman
|
Jumlah Daun
|
||
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
|
I
|
II
|
I
|
II
|
|
1
|
7
|
5
|
7
|
9
|
2
|
8
|
7
|
9
|
7
|
3
|
7.5
|
9
|
7
|
8
|
4
|
7.5
|
8.5
|
7
|
7
|
5
|
6.5
|
7
|
7
|
8
|
Rata rata
|
7.3
|
7.3
|
7.4
|
7.8
|
Pengamatan : 21 hst
|
||||
Tanggal Pengamatan :
30/04/2016
|
||||
Tanaman
|
Tinggi Tanaman
|
Jumlah Daun
|
||
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
|
I
|
II
|
I
|
II
|
|
1
|
15.5
|
13
|
27
|
14
|
2
|
12
|
14
|
12
|
23
|
3
|
12.5
|
9.5
|
19
|
11
|
4
|
13.5
|
12.5
|
14
|
16
|
5
|
12.5
|
10
|
22
|
15
|
Rata rata
|
13.2
|
11.8
|
18.8
|
15.8
|
Pengamatan : 28 hst
|
||||
Tanggal Pengamatan :
07/05/2016
|
||||
Tanaman
|
Tinggi Tanaman
|
Jumlah Daun
|
||
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
|
I
|
II
|
I
|
II
|
|
1
|
18
|
20
|
35
|
22
|
2
|
20
|
21
|
14
|
28
|
3
|
21
|
15
|
30
|
15
|
4
|
20
|
21
|
16
|
16
|
5
|
19.5
|
17
|
28
|
21
|
Rata rata
|
19.7
|
18.8
|
24.6
|
20.4
|
Pengamatan : 38 hst
sekaligus pemanenan
|
||||
Tanggal Pengamatan :
17/05/2016
|
||||
Tanaman
|
Tinggi Tanaman
|
Jumlah Daun
|
||
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
|
I
|
II
|
I
|
II
|
|
1
|
38.5
|
39
|
48
|
36
|
2
|
35
|
40.5
|
47
|
37
|
3
|
38
|
35.5
|
30
|
38
|
4
|
40.5
|
36
|
17
|
40
|
5
|
39
|
53
|
37
|
40
|
Rata rata
|
38.2
|
40.8
|
35.8
|
38.2
|
Tanaman
|
Total Berat Basah per Tanaman
|
Berat 3 Daun/Tanaman (g)
Memakai Timbangan Analitik
|
Bobot Berat Basah Seluruh Tanaman
|
||
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
25 Kg
|
|
I
|
II
|
I
|
II
|
||
1
|
41
|
60
|
0.77
|
0.82
|
|
2
|
40
|
62
|
0.80
|
0.99
|
|
3
|
23
|
52
|
0.81
|
0.80
|
|
4
|
63
|
66
|
0.89
|
0.79
|
|
5
|
81
|
60
|
0.87
|
0.90
|
|
Rerata
|
49,6
|
60
|
0.99
|
0.86
|
Cara
hitung berat : 1 daun = berat 3
daun (g) : 3 daun=…. g/tanaman
30
daun =…..g/tanaman x 30 daun
= …… g. inilah hasilnya.
Contoh :
1 daun =
:
30 daun = 0.25 x 30=
= 7.5 gram
Cara
hitung Luas : 10 gram = 15x15 =
225 cm2
: 7.5 gram = ………… x cm2
?
:
=
:
X =
=
168.7 cm2
Hasil Tabel 2 Sebagai Berikut:
Tanaman
|
Berat 3 Daun/ Tanaman (g)
|
Luas Daun (cm2)
|
||
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
Barisan
|
|
I
|
II
|
I
|
II
|
|
1
|
7.5
|
8.1
|
168.7
|
182.2
|
2
|
7.8
|
9.9
|
175.5
|
222.7
|
3
|
8.1
|
7.8
|
182.2
|
175.5
|
4
|
8.7
|
7.8
|
195.7
|
175.5
|
5
|
8.7
|
9
|
195.7
|
202.5
|
Rata rata
|
8.16
|
8.52
|
183.56
|
191.68
|
4.2.
Pembahasan
Dari tabel diatas bahwasanya
pertumbuhan cepat berada pada 38 Hst dengan tinggi 38.2 dan jumlah daun dengan
rerata 40.8 dari hasil tersebut, dari pengamatan sebelumnya tidak terlalu cepat
pertumbuhannya dikarenakan ada banyak beberapa faktor. Tanaman yang awal tumbuh
masih mengalami beradaptasi dengan lingkungan sehingga laju pertumbuhan masih
kurang setelah sampai 38 Hst tersebut tanaman sudah beradaptasi dan mampu
membuat cadangan makanan terakomodir maka laju pertumbuhannya cepat juga air
yang cukup dan pemberian pupuk kandang.
Dari hasil table yang ke 2
bahwasanya berat rerata 8.52 dan luas
daun rerata 191.68 yaitu termasuk
rerata tertinggi terdapat pada barisan yang kedua dimana hal ini karena
pemberian pupuk yang cukup sehingga pada barisan pertama ini kurang maksimal
karena kekurangan pupuk atau pupuk yang tidak merata. Dari data tersebut
menunjukkan pada barisan yang kedua tanah tersebut lebih subur dibandingkan
pada barisan yang pertama.
Berdasarkan
hasil kegiatan praktikum yang telah dilakukan, Pada saat pengolahan lahan,
gulma yang tumbuh pada lahan rata-rata ukurannya tinggi, dan alat-alat yang
digunakan pun dalam keadaan kurang baik. Pembersihan lahan dari sisa-sisa
tanaman dilakukan bertujuan agar lahan dapat dimanfaatkan untuk membudidayakan
tanaman kangkung.
Penanaman dilakukan sehari setelah
pengolahan lahan, sebelum dilakukan penanaman, petakan ditaburi dengan pupuk
kandang, hal ini dilakukan bertujuan untuk menambah kandungan unsur hara dalam
tanah, bisa saja dilakukan penanaman tanpa adanya penambahan pupuk tapi mungkin
pertumbuhannya akan terhambat dan kangkung tumbuh kurang subur.
Pupuk kandang dianggap sebagai pupuk lengkap karena selain
menimbulkan tersedianya unsur hara bagi tanaman, juga mengembangkan kehidupan
jasad renik (mikroorganisme) di dalam tanah. Jasad renik sangat penting bagi
kesuburan tanah dan sisa-sisa tanaman yang dapat diubahnya menjadi humus,
senyawa-senyawa tertentu disintesisnya menjadi bahan-bahan yang berguna bagi
tanaman (Mul Mulyani Sutejo, 1995 : 108).
Kemudian diatur jarak untuk
lubang tanam, untuk melubangi dilakukan penugalan dengan menggunakan kayu.
Penanaman dilakukan dengan memasukkan 2 buah benih dalam satu lubang. Adapun
prosedur pengaturan jarak tanam yaitu jarak antar tanaman dalam satu petakan
yaitu 5
cm x 10 cm.
Untuk
tanaman berbaris jarak tanam dalam barisan antar barisan menentukan kerapatan
(spacing). Jarak tanam antar barisan ditentukan oleh perlengkapan_perlengkapan
untuk penyiangan tangan maupun tumpang sari. Kecendrungan dewasa ini adalah
jarak yang sempit dan perlengkapan sekarang diarahkan kesana. Kerapatan
tanaman mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman, terutama karena koefisien
penggunaan cahaya (Setyati, 2002).
Jarak
tanam turut mempengaruhi perkembangan tanaman, menghambat pertumbuhan vegetatif
dan produktifitas tanaman akibat persaingan unsur hara, air dan ruang tumbuh
serta mengurangi perkembangan tinggi dan kedalaman akar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Gardner, (1991) menyatakan bahwa Kerapatan tanam merupakan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena penyerapan energi matahari oleh
permukaan daun yang sangat menentukan pertumbuhan tanaman juga sangat
dipengaruhi oleh kerapatan tanaman ini, jika kondisi tanaman terlalu rapat maka
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena dapat menghambat
perkembangan vegetatif dan menurunkan hasil panen akibat menurunnya laju
fotosintesis dan perkembangan
daun.
Dari variabel yang diamati juga
dapat dilihat bahwa banyak faktor lain yang mempengaruhi dari hasil produksi
tanaman, yaitu adanya ketersediaan air yang cukup sehingga tanman tidak
terancam kekeringan. Dapat saya bandingkan dari hasil praktikum kelompok teman
saya yang mana hasil produksi tanaman kangkungnya jauh lebih rendah
dibandingkan dengan hasil produksi kangkung saya, dan dapat saya ambil beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman saya yaitu :
ketersediaan air yang cukup dan pemberian pupuk kandang. Walaupun lahan
yang kita gunakan sama.
Adapun jenis hama yang meyerang
tanaman kangkung darat seperti ulat dan wereng. Dengan penyerangan hama ini
dapat menurunkan kualitas produksi tanaman karena serangan dari ulat ini
menyebabkan daun-daun kangkung perlubang dan habis dimakannya. Sedangkan hama
wereng menyebabkan tanaman menjadi layu.
4.3. Analisis
Usahatani
ANALISA USAHA TANI KANGKUNG
Biaya
yang dikeluarkan selama satu periode tanam lebih kurang 25 hari dengan luas
bedengan ukuran 4×30 m2 (120m2) :
Kegiatan
|
jumlah
|
Unit
|
Harga Satuan
|
Sub Total
|
Total
|
Pengolahan Tanah Pertama
|
|
|
|
|
50,000
|
Pengolahan Tanah 2 dan
Pembuatan bedengan
|
|
|
|
|
25,000
|
Upah Tugal
|
|
|
|
|
10,000
|
Upah Tanam
|
|
|
|
|
20,000
|
Pembelian Benih
|
1
|
2 kg
|
|
|
56,000
|
Pupuk Kandang
|
|
10 Karung
|
8000
|
|
80,000
|
Pupuk NPK
|
|
1 kg
|
|
|
5,500
|
Pupuk Urea
|
|
05 kg
|
|
|
1,500
|
Penyiangan
|
|
|
|
|
20,000
|
Upah Cabut/ Panen
|
|
|
|
|
50,000
|
Total Pengeluaran
|
318,000
|
||||
Total Uang Masuk
|
500,000
|
||||
Hasil
|
182,000
|
Pemasukan
Hasil panen (500 ikat) @ 1000 rupiah : Rp500.000,
Hasil panen (500 ikat) @ 1000 rupiah : Rp500.000,
Keuntungan
Untuk sekali periode panen : Rp 182.000,00
Untuk sekali periode panen : Rp 182.000,00
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pratikum dapat diambil
kesimpulan yaitu dalam membudidaya tanaman kangkung darat perlunya ketersediaan
air karena kangkung merupakan tanaman yang sangat memerlukan air. Jika tanaman
kekurangan air akan menyebabkan penurunan kualitas hasil panen karena batangnya
yang keras dan banyak mengandung getah.
Laju
pertumbuhan tanaman kangkung cepat apa bila diberikan pupuk kandang karena
pupuk kandang mengandung mikrorganisme yang dapat mengolah atau membuat tanah
subur sehingga unsur hara semakin meningkat dan perakaran mudah untuk menyerap
nutrisi.
5.2. Saran
Untuk membudidaya tanaman perlunya ketersediaan air,
karena air sangat berperan penting dalam membantu pertumbuahan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya.
2009 http://akubesertakamu.blogspot.com/2011/03/respon-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman.html diakses tanggal 1 Mei 2016
Maria. 2009 http://tipspetani.blogspot.com/2013/10/cara-budidaya-tanaman-kangkung_23. html diakses tanggan 1 Mei 2016
Anonim.,
1960. Principles of Plants Breeding.
University of California, USA.
Ashari. S.,
1995. Hortikultura Aspek Budidaya.
UI-Press, Jakarta.
Sunanjono.
2004. Teknik budidaya tanaman
Sayur-Kangkung. PT Alex Media Komputindo. Jakarta
DOKUMENTASI
Gambar 01: Pembersihan Lahan
|
Gambar 02: Pembuatan Bedengan
|
Gambar 04: Bedengan Yang sudah siap Tanaman
|
Gambar 03: Pembuatan Bedengan
|
Gambar 05: Pembersihan Gulma Pada tanaman
Kangkung
|
Gambar 06: Pengamatan/ Pengukuran
|
Gambar 08: OPT 1 Tanaman Kangkung
|
Gambar 07: Pengamatan/ Pengukuran
|
Gambar 16: Gambar Daun Kangkung
yang sudah ditimbang
|
Gambar 15: Penimbangan 3 Gambar daun kangkung
|
Gambar 14: Penimbangan Tanaman Kangkung
|
Gambar
13: Pembersihan Tanaman Kangkung
|
Gambar 11: Panen Tanaman Kangkung
|
Gambar 12: Panen Kangkung
|
Gambar 09: OPT 2 Tanaman Kangkung
|
Gambar 10: OPT 3 Tanaman Kangkung
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar