LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU GULMA
II.
WEED SEED BANK
(BANK
BIJI GULMA)
OLEH
Nama Mahasiswa : Nurul Sholehuddin
|
Nomor
Mahasiswa : 2014330069
|
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA
TUNGGADEWI
MALANG
2015
A. Tujuan
Untuk
mengetahui potensi Seed Bank gulma pada areal pertanian tertentu
B.
Tempat dan Tanggal Praktikum
Lahan UNITRI Pada
Tanggal 30.10.2015
C. Bahan dan alat
Cangkul, sekop, penggaris, media
kecambah, bak kecambah, air dan alat tulis menulis.
D. Tinjaun Pustaka
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma
di dalam tanah.Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan
tahun dalam kondisi dorman,dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan
untuk perkecambahan dapat terpenuhi.Untuk perkecambahan biji gulma perlu
cahaya,air,susu,oksigen dan kelembaban.Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas
peemukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen,serta tersedianya
kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan
berkembang ( Barus, 2003).
Biji spesies gulma semusim (annual spesies) dapat bertahan dalam tanah
selama bertahun-tahun sebagai cadangan benih hidup atau viableseeds(Arenloveu. 2007). Biji gulma dapat
ditemukan di makam mesir yang telah berumur ribuan tahaun masih dapat
menghasilkan kecambah yang sehat.Jumlah biji gulma yang terdapat dalam tanah
mencapai tatusan biji gulma(Direktorat jenderal perkebunan) .Karena benih gulma
dapat terakumulasi dalam tanah.maka kepadatamnya terus meningkat (Soejono, 2006).
Dengan pengolahan tanah secara konvensional.perkecambahan benih gulma yang
terpendam tertunda,sampai terangakat ke permukaan karena pengolahan tanah.
Penelitian selama tujun tahaun megindentifikas lebih sedikit benih gulma pada
petak tanpa olah tanah di banding petak yang diolah dengan bajak singkal(
moldboard-plow),biji gulma terkonsentrasi pada kedalaman 5 cm dari lapisan atas
tanah (Anonim 2010).
Gulma memiliki mekanisme yang
sangat efisien karena proses seleksi alam, sedangkan tanaman pertanian tidak
seefisien gulma karena dikembangkan lewat proses seleksi buatan. Gulma semusim
memiliki daya berkecambah tinggi dan tahan terhadap gangguan tanah, pertumbuhan
cepat, peka terhadap sinar matahari yang kuat (langsung akan merangsang
pertumbuhannya), memiliki daya penyesuaian iklim yang luas, dan memiliki
tingkat absorpsi air dan unsur hara yang tinggi. Pada gulma semusim perkembangbiakan
terutama secara generatif disertai dengan pertumbuhan anakan dan percabangan
yang amat banyak dan memungkinkan pembentukan biji yang amat banyak pula,
sedangkan gulma yang berkembangbiak secara vegetatif juga berjalan sangat
cepat.
Gulma memiliki beberapa respon
pada saat berkompetisi dengan tanaman. Menurut Grime (1970), terdapat dua
faktor luar yang dapat membatasi jumlah bahan kering tumbuhan dalam suatu
lingkungan yang tertentu yaitu tekanan (stress) dan gangguan (disturbance).
Grime mendefinisikan tekanan sebagai fenomena luar yang membatasi
produktivitas, misalnya berkurangnya atau terbatasnya cahaya, air, zat hara,
atau suhu yang optimum. Gangguan merupakan kerusakan sebagian atau seluruhnya
dari biomassa tumbuhan yang ada sebagai akibat adanya kebakaran, pengolahan
tanah, pemangkasan, perumputan, dan lain-lain.
Terdapat 3 tipe strategi tumbuh-tumbuhan,
yaitu :
a.
Ruderal (tahan terhadap tekanan)
Jenis-jenis yang tahan terhadap
tekanan akan mengurangi alokasi sumberdaya yang ada untuk pertumbuhan vegetatif
dan reproduksi. Jenis-jenis ini mempunyai sifat-sifat yang mampu menumbuhkan
individu-individu yang relatif dewasa pada lingkungan yang terbatas dan tidak
menguntungkan. Keterbatasan lingkungan dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor
fisikal seperti timbulnya kekeringan atau banjir ataupun faktor-faktor biotis
seperti adanya tumbuhan jenis lain disekelilingnya yang juga menggunakan
sumberdaya yang ada. Jenis-jenis dengan strategi ini pada umumnya dijumpai di
lingkungan/habitat yang tidak produktif atau dapat juga pada fase akhir dari
suksesi yang terjadi di lingkungan yang produktif. Ruderal selalu dijumpai pada
lingkungan yang mengalami gangguan yang tinggi tetapi berpotensi produktif.
Pada umumnya terdiri dari jenis herba yang umumnya mempunyai umur yang pendek
dengan produksi biji yang sangat tinggi. Jenis-jenis ini umumnya menempati fase
awal dari suksesi.
b.
Toleran terhadap tekanan
c.
Kompetitor
Jenis-jenis yang tahan terhadap
tekanan akan mengurangi alokasi sumberdaya yang ada untuk pertumbuhan vegetatif
dan reproduksi. Jenis-jenis ini mempunyai sifat-sifat yang mampu menumbuhkan
individu-individu yang relatif dewasa pada lingkungan yang terbatas dan tidak
menguntungkan. Keterbatasan lingkungan dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor
fisikal seperti timbulnya kekeringan atau banjir ataupun faktor-faktor biotis
seperti adanya tumbuhan jenis lain disekelilingnya yang juga menggunakan
sumberdaya yang ada. Jenis-jenis dengan strategi ini pada umumnya dijumpai di
lingkungan/habitat yang tidak produktif atau dapat juga pada fase akhir dari
suksesi yang terjadi di lingkungan yang produktif.
E. Prosedur :
1.
Siapkan 2 (dua) lokasi/daerah yang akan diuji potensi Seed bank yang dikandungnya.
2.
Gali
tanah pada lokasi yang telah ditentukan sedalam 10 cm, kemudian tanah tsb
dimasukkan ke bak kecambah sampai setinggi 3 cm.
3.
Lakukan
hal yang sama untuk kedalaman 10-20 cm dan 20-30 cm.
4.
Siram
tanah pada masing-masing bak kecambah hingga cukup lembab, tetapi tidak sampai
tergenang. Kelembaban dijaga selama
pengamatan dlakukan
Pengamatan:
1.
Amati
dan hitung jumlah kecambah yang tumbuh setiap hari pada masing-masing bak
kecambah.
Hari/Tanggal
|
Kedalaman Bak 1
|
Kedalaman Bak 2
|
||||
0-10 cm
|
10-20 cm
|
20-30 cm
|
0-10 cm
|
10-20 cm
|
20-30 cm
|
|
Minggu, 01.11.2015
|
3
|
1
|
-
|
9
|
-
|
-
|
Senin, 02.11.2015
|
6
|
3
|
2
|
16
|
1
|
3
|
Selasa, 03.11.2015
|
9
|
5
|
5
|
27
|
2
|
6
|
Rabu, 04.11.2015
|
8
|
3
|
6
|
26
|
2
|
6
|
Kamis, 05.11.2015
|
6
|
1
|
7
|
27
|
2
|
6
|
Jum'at, 06.11.2015
|
10
|
2
|
9
|
28
|
5
|
10
|
Rata-rata
|
7
|
2.5
|
4.8
|
22.16
|
2
|
5.1
|
F. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Rerara
jumlah kecambah yang tumbuh tiap kedalaman
Kedalaman
|
Lokasi 1
|
Lokasi 2
|
Keterangan
|
0-10 cm
|
7
|
22.16
|
|
10-20 cm
|
2.5
|
2
|
|
20-30 cm
|
4.8
|
5.1
|
|
G. Pembahasan
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma
di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan
tahun dalam kondisi dorman,dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan
untuk perkecambahan dapat terpenuhi.Untuk perkecambahan biji gulma perlu
cahaya,air,suhu,oksigen dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas
peemukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen, serta tersedianya
kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan
berkembang.
Hasil yang dapat kami sampaikan dari penelitian kami mengenai adanya
simpanan biji gulma dalam tanah. Dari berbagai kedalaman, pada kedalaman 0-15
cm jumlah kecambah adalah 7 % dan 22.16% pada kedalaman 10-20 cm jumlah
kecambah adalah 2.5 % dan 2% sedangkan kedalaman 20-30 cm jumlah kecambah 4.8%
dan 5.1 Ini menandakan bahwa simpanan biji gulma dalam tanah ternyata banyak
berada pada kedalaman 0-10 cm ini di buktikan dengan jumlah kecambah yang
tinggi dan jenis vegetasi yang banyak mendominasi adalah dari daun lebar
Agratum,borreria alata serta ada beberapa dari golongan rumput dan teki.
H. Kesimpulan
Kesimpulan ternyata dari hasil penelitian kami bahwa simpanan biji gulma
dalam tanah banyak terdapat pada kedalama 0-10 cm.kita ketahui bahwa kedalam
tersebut merupakan kedalam untuk tanaman pertanian sehingga, pertumbuhan gulma
juga pasti akan bisa mendominasi apa bila tidak di lakukan pengendalian.dan
jenis vegetasi yang tumbuh banyak dari daun lebar disusul rumput-rumputan dan
teki.
I. Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Pengendalian Gulma. (http://responsitory.ipb.ac.id). Diakses pada 25 April 2013.
Arenloveu. 2007. Kendala Pertanian Lahan Kering Masam
Daerah Tropika. (http://www.arenloveu.blogspot.com).
Diakses pada 25 April 2013.
Barus, E. 2003. Pengendalian
Gulma di Perkebunan: Efektivitas dan
Efisiensi Aplikasi Herbisida.
Kanisius, Yogyakarta.
Sastroutomo, S. S. 2011. Ekologi Gulma. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Soejono, A. T. 2006. Gulma dalam Agroekosistem : Peranan, Masalah, dan Pengendaliannya.
Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar