BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata kuliah Teknologi
Produksi Tanaman Pangan adalah mata kuliah yang
berisikan prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman pangan, pengenalan faktor-faktor produksi dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan
sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman terhadap teori yang
diberikan dalam perkuliahan.
Praktikum lapangan Teknologi
Produksi Tanaman Pangan merupakan serangkaian
kegiatan di kebun percobaan yang berisikan materi identifikasi dan praktik
kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh
pengalaman empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, penggunaan
sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman,
pemeiharaan tanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan.
Salah satu praktik
budidaya tanaman yang sering dilakukan adalah budidaya tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L. ). Untuk memperoleh
hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Manipulasi lingkungan dimaksudkan agar tanaman memperoleh faktor-faktor
pertumbuhan seperti hara air, cahaya dan ruang tumbuh yang optimal. Manipulasi
lingkungan tersebut diantaranya adalah pengaturan populasi tanaman atau
konfigurasi tanaman. Populasi tanaman maupun konfigurasi tanaman akan
mempengaruhi efisiensi tanaman dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh atau
kondisi iklim mikronya.
Ada hubungan antara
habitus suatu varietas dengan persyaratan pengaturan tanaman yang akhirnya
berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil. Hal ini berkaitan dengan percabangan,
ketegakan batang dan sudut daun yang berbeda-beda. Demikian pula terbentuknya
buku subur atau produktif, pengisian biji yang akhirnya berpengaruh pada hasil
panen.
Populasi tanaman
ditentukan oleh jarak tanam atau jumlah tanaman per rumput (hill). Peningkatan populasi tanaman
sampai dengan tingkat tertentu dapat meningkatkan produktivitas lahan. Namun,
setelah mencapai produktivitas maksimum, peningkatan populasi akan menurun,
sedangkan produktivitas per tanaman kemungkinan memiliki pola tetap sampai
dengan tingkat populasi tertentu kemudian menurun,. Terdapat hubungan antara
populasi dengan Indeks Luas Daun (ILD) atau Leaf Areal Index (LAI) dan produktivitas.
Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam usaha pertanian. Kebutuhan akan kacang
tanah (Arachis hypogaea L) sebagai
salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, diduga masih perlu
ditingkatkan sejalan dengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah penduduk.
Kemungkinan terjadinya peningkatan permintaan dicerminkan dari adanya
kecendrungan meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung
dan untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku industri hilirnya, antara lain
untuk industri kacang kering, industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi
baik dalam bentuk asal olahan kacang, dalam campuran makanan dan dalam bentuk
pasta. (awal menurut Tajibu, T. 2013. Kacang Tanah) (anonimous, 2013 )
Seiring dengan permintaan pasar yang semakin meningkat, maka
diperlukan terobosan dalam meningkatkan produksi kacang tanah melalui penerapan
inovasi teknologi. Salah satu inovasi teknologi yang diperlukan dalam
peningkatan produksi kacang tanah adalah penggunaan varietas unggul dalam
proses budidaya. Penggunaan varietas unggul sebaiknya memperlihatkan kesesuaian
lingkungan, ketahanan terhadap hama dan penyakit dan kebutuhan pasar.
1.2
Tujuan
1.
Untuk mengetahui cara budidaya
kacang tanah.
2.
Untuk menambah wawasan tentang
pengamatan sebagai acuan untuk penelitian
3.
Untuk mengetahui cara pembuatan
laporan yang baik
1.2 Manfaat
1.
Dapat mengetahui system penanaman tanaman kacang tanah
2.
Memperoleh keanekaragaman ilmu dalam pengendalian hama dll
3.
Menambah wawasan yang lebih luas tentang kacang tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Kacang Tanah
Kacang tanah adalah salah satu tanaman ekonomi yang mengandung lemak dan
protein dan mampu tumbuh
dilahan kering. Meskipun demikian, pertumbuhan dan produksinya tergantung pada tersedianya air. Pada
lahan kering, ketersediaan air sangat tergantung pada hujan.
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah
Brazilia (Amerika Selatan).
Awalnya kacang
tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke benua Asia sampai ke
Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Dalam dunia
tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
|
Plantae
|
Divisi
|
Spermatophyta
|
Sub-Divisi
|
Angiospermae
|
Klass
|
Dicotyledonae
|
Ordo
|
Rosales
|
Famili
|
Papilionaceae
|
Genus
|
Arachis
|
Spesies
|
Arachis hypogaea, L.
|
2.2 Syarat Tumbuh Kacang Tanah
1. Iklim
Curah hujan
antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Kelembaban udara
berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun
dan perkembangan besarnya kacang.
2. Media Tanam
Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan
subur. pH antara 6,0-6,5. Kekurangan air
akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Drainase dan
aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang
tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh
dibawah ketinggian 1.500 m dpl.
2.3
Morfologi Tanaman Kacang Tanah
a.Bunga
Bunga kacang tanah terdapat pada ketiak daun yang berada
dekat dengan tanah. Masing-masing pembungaan memiliki 2-5 kuntum bunga. Bunga
tersusun atas sebuah hifantium berbentuk tabung yang panjangnya 4-6 cm.
Hifantium adalah gabungan bagian pangkal kelopak, mahkota, dan tabungsari.
Warna mahkota bunga bervariasi dari kuning pucat sampai jingga merah. Tangkai
sari berjumlah sepuluh dengan 2-6 bakal biji. Setelah terjadi pembuahan akan
terbentuklah bentukan yang mirip tangkai, yang disebut ginifor. Ginofor ini
akan tumbuh menuju ke dalam tanah menjadi buah matang yang disebut polong. Jika
jarak antara ginofor dan tanah lebih dari 15 cm ginofor ini akan gagal mencapai
tanah dan ujungnya akan mati. Kacang tanah dapat tumbuh dengan baik pada
keadaan tanah yang gembur dan cukup kering. pH tanah yang optimum bagi
pertumbuhan kacang tanah adalah sebesar 5,5-6,5. sedangkan suhu rata-rata
optimumnya adalah 30oC dan pertumbuhan akan terhenti pada suhu 15oC.
Curah hujan antara 500mm-600mm yang tersebar merata selama masa pertumbuhannya.
b. Akar
Kacang tanah berakar tunggang dengan
akar cabang yang tumbuh tegak lurus. Akar cabang ini mempunyai bulu akar yang
bersifat sementara yang berfungsi sebagai penyerap hara. Bulu akar ini dapat
juga mati dan dapat bersifat permanen. Jika bersifat permanen terus, bulu akar
ini berfungsi sebagai penyerap unsure hara dari dalam tanah. Kadang polongnya
memiliki alat penghisap seperti bulu akar yang berfungsi menyerap unsure hara
pula.
Akar samping atau akar serabut
tanaman terdapat bintil bintil atau modul yang berisi bakteri yang sering di
sebut dengan Rhizobium sp. Bakteri ini mampu mengikat zat lemas ( nitrogen )
bebas dari udara. Pemberian pupuk nitrogen seperti urea akan membuat bakteri
menjadi malas untuk mengikat nitrogen sehongga produksi polong meningkat.
c. Batang
Berbentuk
cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan
cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang
disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif
sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer.
d. Daun
Daun pada
batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif primer tersusun berseling,
berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur
sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai daun 3 – 7 cm, terdapat
bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada dasar setiap daun. Hal ini
merupakan ciri adanya pergerakan pada malam hari yaitu tangkai daun akan
menggulung ke bawah dan daun akan menggulung ke atas sampai keduanya bersentuhan.
e. Buah
Kacang tanah berbuah polong.
Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh
memanjang.inilah yang disebut dengan ginofera yang akan menjadi tangkai polong.
Cara pembentukan polong adalah mula mula ujung ginofora tumbuh meruncing ke
atas. Setelah tumbuh ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk kedalam
tanah. Setelah menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan
ginofora akan terhenti setelah membentuk polong. Panjang ginofora dapat
mencapai 18 cm. ginofora terbentuk di udara atau diatas tanah sedangkan buah
terbentuk di dalam tanah. Ginofora yang terbentuk di bagian cabang atas tidak
mampu masuk ke dalam tanah, sehingga tidak dapat terbentuk polong. Ujung polong
ada yang tumpul dan ada yang runcing. Dua biji dalam polong ada yang berbentuk
pinggang dan ada juga yang tidak berbentuk pinggang.Buah polong berbentuk silindris, berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen
memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman.
f. Biji
Setiap biji
diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda,
merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua
keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil
dan akar primer. Biji yang akan dijadikan benih yang baik memiliki
syarat-syarat sebagai berikut :
·
Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul
·
Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat
·
Kulit benih mengkilap, tidak keriput, dan cacat
·
Murni atau tidak bercampur dengan varietas lain
·
Kadar air benih berkisar 9 – 12 %
2.4 Teknik Budidaya Tanaman Kacang Tanah
1. Pembibitan
a) Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik yaitu berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul, daya tumbuh yang tinggi
(lebih dari 90 %) dan sehat, kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat,
murni atau tidak tercampur dengan varietas lain dan kadar air benih berkisar
9-12 %.
b) Penyiapan
Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat.
Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau
Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
2.
Pengolahan Media Tanam
a) Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan
dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman
sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan
tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
b) Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan
20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
c) Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam
dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan
sebelum tanam.
3. Penanaman
a) Penentuan Pola Tanam
Pola tanam
memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah
ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20
cm.
b) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam
dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah
ditentukan di atas.
c) Cara Penanaman
Masukan benih 1
atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis.
4. Pemeliharaan
Tanaman
a) Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih
baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
b) Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak
merusak bunga dan polong. Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan,
bertujuan untuk menutup bagian perakaran.
5. Fase
Pertumbuhan
dan Perkembangan Kacang Tanah
Pertumbuhan adalah proses
pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/
terukur. PERKEMBANGAN adalah proses menuju kedewasaan pada
organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat irreversible.
Secara umum pertumbuhan dan
pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil
pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan
jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel,
membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil
pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian
ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan
daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel
meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai
pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran
(diameter) tumubuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan meliputi:
1. Faktor luar
a. Makanan
Makanan adalah sumber
energy dan sumber materi untuk menyintesis berbagai
komponen sel.
b. Air
Air berfungsi untuk
fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembaban,
dan membantu perkecambahan biji.
c. Suhu
Tumbuhan membutuhkan suhu
tertentu untuk tumbuh dab berkembang.
d. Kelembaban
Tanah dan udara yang lembab
berpengaruh baik terhadap pertumbuhan.
e. Cahaya
Tumbuhan membutuhkan
cahaya. Banyak cahaya yang dibutuhkan berbeda di setiap
tumbuhan.
2. Faktor dalam
a. Gen
Terkandung faktor-faktor
sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunannya,
berfungsi mengantur reaksi kimia di dalam
sel(missal sintesa protein).
b. Hormon
Auksin, sitokinin,
giberlin, asam traumalin dan kalin
Penandaan fase tumbuh kacang tanah didasarkan pada pertumbuhan jumlah buku pada batang
utama dan perkembangan bunga hingga menjadi polong masak, serta buku-buku pada batang utama
yang telah berkembang
penuh. Fase vegetatif berlangsung sejak biji berkecambah hingga kanopi (tajuk) mencapai maksimum.
Penandaan fase reproduktif ditandai dengan adanya bunga, buah dan biji. Pembungaan pada kacang tanah
dimulai pada hari
ke-27 sampai
ke-32 setelah tanam yang ditandai dengan munculnya bunga pertama. Jumlah bunga yang dihasilkan
setiap harinya akan meningkat sampai maksimum dan menurun mendekati nol selama periode
pengisian polong. Ginofor
(tangkai kepala
putik) muncul pada hari ke-4 atau ke-5 setelah bunga mekar, kemudian akan memanjang, serta menuju
dan menembus tanah untuk memulai pembentukan polong. Pembentukan polong dimulai ketika
ujung ginofor mulai
membengkak,
yaitu pada hari ke-40 hingga hari ke-45 setelah tanam atau sekitar satu minggu setelah ginofor masuk ke
dalam tanah (Trustinah, 1993).
6.
Efisiensi dan produktivitas lahan
Pertanaman
tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam
satu jenis tanaman pada satu
areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di
dunia serta menjadi penciri pertanian intensif dan pertanian
industrial. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena
memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena
wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat
penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).
Cara budidaya ini biasanya
dipertentangkan dengan pertanaman
campuran atau polikultur. Dalam polikultur, berbagai jenis
tanaman ditanam pada satu lahan, baik secara temporal (pada waktu berbeda)
maupun spasial (pada bagian lahan yang berbeda).
7.
Penggunaan Dosis Pupuk
a. Pupuk
Pupuk merupakan suatu bahan yang diberikan pada tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendorong pertumbuhan tanaman,
meningkatkan
produksi atau memperbaiki kualitasnya sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman.Pupuk dapat digolongkan kedalam senyawa organik maupun
anorganik yang dapat terdiri dari satu atau lebih unsur hara (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Pupuk anorganik adalah bahan yang berisi unsur yang dibutuhkan tanaman dengan kadar hara tinggi. Menurut jenis
unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal
dan pupuk majemuk.
Pada pupuk
tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam,biasanya berupa
unsur hara makro primer. Pupuk majemuk adalah bahan yang mengandung lebih dari satu jenis unsur
hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP, dan NPK (Lingga
dan Marsono, 2001).
b. Kapur dan
Pengapuran
Kapur adalah bahan yang mengandung unsur Ca yang dapat meningkatkan pH tanah (Hardjowigeno, 1992).
Pemberian kapur dapat meningkatkan ketersediaan unsur fosfor (P) dan molibdenum (Mo).
Pengapuran dapat
meningkatkan pH
tanah, sehingga pemberian kapur pada tanah masam akan merangsang pembentukan struktur remah,
mempengaruhi pelapukan bahan
organik, dan
pembentukan humus (Buckman dan Brady, 1964). Soepardi (1983) menyatakan bahwa pengapuran menetralkan
senyawasenyawa beracun dan
menekan penyakit tanaman. Aminisasi, amonifikasi, dan oksidasi belerang nyata dipercepat oleh
meningkatnya pH yang diakibatkan oleh pengapuran. Dengan meningkatnya pH tanah, maka akan
menjadikan tersedianya
unsur N, P, dan
S, serta unsur mikro bagi tanaman. Kapur yang banyak digunakan di Indonesia dalam bentuk kalsit
(CaCO3) dan dolomite (CaMg(CO3)2).
c. Manfaat Kalsium
pada Tanaman
Kalsium merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.Kalsium
termasuk salah satu kation utama pada komplek pertukaran, sehingga biasa dihubungkan dengan masalah
kemasaman tanah dan pengapuran, karena merupakan kation yang paling cocok untuk mengurangi
kemasaman atau menaikan pH
tanah (Hardjowigeno, 1992).
Kandungan kalsium di dalam tanah selain berasal dari bahan kapur dan pupuk yang ditambahkan, kalsium juga
berasal dari batuan dan mineral
pembentuk
tanah. Mineral-mineral yang mengandung Ca pada umumnya sedikit lebih cepat lapuk dari pada
mineral-mineral yang lainnya, sehingga ada kecenderungan Ca di dalam tanah akan menurun dengan
meningkatnya pelapukan
dan pencucian.
Melalui proses pelapukan dan hancuran mineral-mineral tersebut membebaskan kalsium ke dalam air di
sekitarnya (Soepardi, 1983).
Kapur sebagai bahan penyedia kalsium diambil dari tanah sebagai kation Ca+. Pemberian kapur tidak saja
menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan
ginofor maupun pada
daerah akar
tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih
baik, sehingga pengisian polong lebih sempurna dan mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi.(Sutarto et al., 1985).
Pemberian kapur pada tanaman umumnya diberikan
dalam bentuk dolomit dan kaptan.Kandungan kalsium dalam dolomit adalah sekitar
30%, sedangkan kaptan sekitar
90% (Novizan,
2001).
Kapur sebagai bahan penyedia kalsium diambil dari tanah sebagai kation Ca+. Pemberian kapur tidak saja
menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan
ginofor maupun pada
daerah akar
tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih
baik, sehingga pengisian polong lebih sempurna dan mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi.(Sutarto et al., 1985).
d. Dosis Pemupukan
dan Pemberian Kapur untuk Kacang Tanah
Pemupukan dilakukan untuk memberikan tambahan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. memberikan rekomendasi pemupukan untuk tanaman
kacang tanah yaitu Urea 50-90 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha. Dosis pemupukan ini
tidak selalu sama di
setiap tempat,
tergantung kondisi lahan yang ditanam kacang tanah. Menurut Purwono dan Purnamawati (2007)
untuk tanaman kacang tanah,hara kalsium yang cukup diperlukan untuk pembentukan
polong dan pengisian
biji. Pemberian
kalsium bisa berupa kaptan atau dolomit sebanyak 300-400 kg/ha.(Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
2010).
Pengertian
observasi diberi batasan sebagai berikut: “studi yang disengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah: “mengerti
ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah
laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil
tertentu”. ( Menurut Kartono,1980: 142 )
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini di mulai sejak tanggal 08 Oktober s/d 22 Desember 2016. bertempat di lahan Universias Tribhuwana
Tunggadewi Malang
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikun
antara lain: cangkul, sabit, tugal, meteran, ajir, tali raffia, kantong
plastic, timbangan, penuntun praktikum, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan antara lain: benih
kacang tanah
(Arachis hypogaea, L.) Varietas Zebra, pupuk kandang, dan pupuk NPK mutiara
3.3
Tahapan Pelaksanaan
Praktikum
1. Membersihkan
gulma pada areal penanaman dengan cara manual
2. Setelah
gulma dibersihkan secara manual oleh alat pertanian pengolahan lahan dengan hand
traktor dan mencangkul tanah supaya gembur
3. Setelah
areal lahannya diolah dengan maksimal maka dibentuklah bedengan sesuai ukuran
yang ditentukan, dan membuat saluran irigasi disamping bedengan sesuai dengan
perlakuan
4. Bedengan
yang sudah sedikit gembur dengan air maka persiapan penanaman benih kacang
tanah varietas zebra dengan membuat 2 lubang tempat tanaman dan pupuk dengan
jarak 20x20, setelah benih di masukkan dalam lubang bersamaan dengan pupuk NPK
Mutiara selanjutnya ditutup kembali dengan tanah gembur di sekitar lubang.
Kemudian disiram secara continue tiap hari kecuali hujan
5. Penyulaman
dilakukan maksimal 2 minggu setelah tanam, agar tidak terjadi perbedaan pertumbuhan
yang terlalu mencolok antara tanaman asli dan hasil sulaman
6. Penyiangan
dilakukan setiap minggu saat terlihat gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kedelai.
Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma yang tumbuh
dengan tangan..
3.4
Parameter Pengamatan
Pengamatan terhadap parameter pertumbuhan dilakukan sebanyak 1 kali
yaitu tiap umur 1 minggu setelah tanam sampai 9 Mst , sedangkan untuk parameter
hasil dilakukan pada saat panen. Adapun peubah yang diamati adalah sebagai
berikut:
- Tinggi tanaman (cm), diamati mulai pangkal batang hingga pangkal daun tertinggi.
- Jumlah daun (helai), dihitung semua daun yang terbentuk.
- Jumlah cabang dan jumlah bunga .
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1.
Tabel Hasil Pengamatan
Pengamatan :
2 mst
|
||||
Tanaman
|
Kacang Tanah (V.Zebra)
|
|||
Tinggi Cm
|
Jml Daun
|
J. C. Daun
|
J. Bunga
|
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
5
|
11
|
-
|
-
|
2
|
4
|
10
|
-
|
-
|
3
|
7.5
|
12
|
-
|
-
|
4
|
4.5
|
8
|
-
|
-
|
5
|
5.5
|
9
|
-
|
-
|
6
|
4
|
9
|
-
|
-
|
7
|
3
|
10
|
-
|
-
|
8
|
6
|
14
|
-
|
-
|
9
|
5.5
|
16
|
-
|
-
|
10
|
5.5
|
9
|
-
|
-
|
Rata rata
|
5.05
|
10.8
|
-
|
-
|
Pengamatan :
3 mst
|
||||
Tanaman
|
Kacang Tanah (V.Zebra)
|
|||
Tinggi Cm
|
Jml Daun
|
J. C. Daun
|
J. Bunga
|
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
7
|
12
|
-
|
-
|
2
|
5.5
|
16
|
-
|
-
|
3
|
7.5
|
25
|
-
|
-
|
4
|
6
|
16
|
-
|
-
|
5
|
6.5
|
17
|
-
|
-
|
6
|
7.5
|
14
|
-
|
-
|
7
|
6
|
13
|
-
|
-
|
8
|
9.5
|
20
|
-
|
-
|
9
|
8.5
|
21
|
-
|
-
|
10
|
8.5
|
22
|
-
|
-
|
Rata rata
|
7.25
|
17.6
|
-
|
-
|
Pengamatan :
4 mst
|
||||
Tanaman
|
Kacang Tanah (V.Zebra)
|
|||
Tinggi Cm
|
Jml Daun
|
J. C. Daun
|
J. Bunga
|
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
9
|
47
|
11
|
-
|
2
|
12
|
50
|
17
|
-
|
3
|
11
|
35
|
11
|
-
|
4
|
12
|
42
|
16
|
-
|
5
|
12.5
|
45
|
17
|
-
|
6
|
11.5
|
45
|
16
|
-
|
7
|
9
|
37
|
16
|
-
|
8
|
13
|
45
|
17
|
-
|
9
|
11
|
45
|
17
|
-
|
10
|
10.5
|
45
|
18
|
-
|
Rata rata
|
11.15
|
43.6
|
15.6
|
-
|
Pengamatan :
5 mst
|
||||
Tanaman
|
Kacang Tanah (V.Zebra)
|
|||
Tinggi Cm
|
Jml Daun
|
J. C. Daun
|
J. Bunga
|
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
17
|
59
|
17
|
3
|
2
|
14
|
59
|
19
|
3
|
3
|
19
|
65
|
20
|
5
|
4
|
13
|
65
|
25
|
2
|
5
|
19
|
70
|
25
|
5
|
6
|
17
|
64
|
17
|
4
|
7
|
13
|
43
|
18
|
3
|
8
|
18
|
75
|
23
|
9
|
9
|
17
|
68
|
23
|
5
|
10
|
16
|
85
|
23
|
5
|
Rata rata
|
16.3
|
65.3
|
21
|
4.4
|
Pengamatan :
6 mst
|
||||
Tanaman
|
Kacang Tanah (V.Zebra)
|
|||
Tinggi Cm
|
Jml Daun
|
J. C. Daun
|
J. Bunga
|
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
21
|
158
|
43
|
10
|
2
|
15
|
124
|
31
|
3
|
3
|
21
|
220
|
49
|
5
|
4
|
16
|
200
|
25
|
3
|
5
|
21
|
192
|
48
|
9
|
6
|
21
|
278
|
70
|
8
|
7
|
17
|
208
|
52
|
6
|
8
|
25
|
281
|
61
|
12
|
9
|
18
|
255
|
49
|
8
|
10
|
18
|
265
|
60
|
10
|
Rata rata
|
19.3
|
218.1
|
48.8
|
7.4
|
Pengamatan :
7 mst
|
||||
Tanaman
|
Kacang Tanah (V.Zebra)
|
|||
Tinggi Cm
|
Jml Daun
|
J. C. Daun
|
J. Bunga
|
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
25
|
158
|
55
|
7
|
2
|
22
|
124
|
42
|
3
|
3
|
28
|
220
|
49
|
4
|
4
|
27
|
200
|
48
|
3
|
5
|
24
|
192
|
48
|
5
|
6
|
29
|
278
|
70
|
5
|
7
|
29
|
208
|
52
|
6
|
8
|
29.5
|
292
|
73
|
9
|
9
|
25
|
268
|
50
|
8
|
10
|
27
|
298
|
60
|
8
|
Rata rata
|
26.55
|
223.8
|
54.7
|
5.8
|
Pengamatan :
8 mst
|
||||
Tanaman
|
Kacang Tanah (V.Zebra)
|
|||
Tinggi Cm
|
Jml Daun
|
J. C. Daun
|
J. Bunga
|
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
27
|
156
|
59
|
4
|
2
|
22.5
|
124
|
45
|
4
|
3
|
30
|
220
|
49
|
3
|
4
|
27
|
200
|
52
|
3
|
5
|
26
|
193
|
48
|
4
|
6
|
31
|
278
|
70
|
5
|
7
|
32
|
208
|
55
|
2
|
8
|
32
|
292
|
73
|
2
|
9
|
26.5
|
278
|
50
|
3
|
10
|
32
|
298
|
60
|
3
|
Rata rata
|
28.6
|
224.7
|
56.1
|
3.3
|
Pengamatan :
9 mst
|
||||
Tanaman
|
Kacang Tanah (V.Zebra)
|
|||
Tinggi Cm
|
Jml Daun
|
J. C. Daun
|
J. Bunga
|
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
29
|
296
|
74
|
0
|
2
|
24
|
220
|
55
|
0
|
3
|
31
|
236
|
59
|
2
|
4
|
29
|
260
|
65
|
3
|
5
|
27
|
232
|
58
|
2
|
6
|
32
|
280
|
70
|
2
|
7
|
33
|
272
|
68
|
2
|
8
|
32
|
316
|
79
|
0
|
9
|
28
|
280
|
70
|
0
|
10
|
33
|
276
|
69
|
0
|
Rata rata
|
29.8
|
266.8
|
66.7
|
1.1
|
Dari beberapa pengamatan yang kami
lakukan bahwasanya rata- rata tertinggi peningkatannya tinggi tanaman pada 6
Mst rerata 19.30 ke 8 Mst rerata 26.55
dengan peningkatan 7.55 inilah yang paling tertinggi dari pada yang lain.
Selanjutnya untuk jumlah daun terdapat pada 5 mst rerata 65.3 ke 6 mst rerata
218.1 dengan jarak 152.8 hal inilah yang menjadi patokan minggu yang ke enam
sampai mingg ke tujuh sebagai sampel terbagus dalam hal jumlah daunnya.
Kemudian untuk jumlah cabang terdapat pada
5 mst ke 6 mst dengan peningkatan 27.8 untuk melihat rata-ratanya
terdapat table diatas agar lebih mngetahui yang lebih jelas.
Munculnya bunga menunjukkan
bahwaasanya tanaan tersebut sudah mulai tahap stadia pruduktif sehingga jumlah
bunga ada yang meningkat kemudian menurun, hal inilah reproduksi pada tanaman
kita lihat dengan gampang. Namun jika tidak ada bunga yang masih muncul berarti
tanaman masih mengalami pertumbuhan vegetative.
Tingga dan jumlah daun semakin
meningkta banyak factor yang mempengaruhinya diantraranya pupuk yang kurang,
pengairan, pembersihan gulma yang tidak merata , hama dan penyakit yang kurang
di perhatikan sehingga tanaman tidak berkembang sedemikian bagus
4.2.
Pembahasan
1. Daya tumbuh benih
Daya tumbuh benih merupakan kemampuan benih (biji) untuk tumbuh
membentuk individu baru. Daya tumbuh benih yang baik berkisar 85% s/d > 90%.
Pada proses pertumbuhan benih tanaman kacang tanah dapat dibedakan dalam dua stadia pertumbuhan yaitu :
a)
Stadia vegetatif
Pada stadia vegetatif ini meliputi fase berkecambah,
dilanjutkan dengan fase pertumbuhan vegetatif; akar, batang, dan daun yang
cepat, yang akhirnya pertumbuhan vegetatif menjadi lambat hingga dimulainya
stadia generatif.
b)
Stadia generatif
Pada stadia ini dimulai dengan pembentukan primordial,
proses pembungaan yang mencakup peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Proses
yang terjadi selama terbentuknya primordial hingga terjadi buah dimasukkan
dalam fase reproduksi. Sedangkan proses selanjutnya termasuk fase masak yang
dimulai dari perkembangan biji atau buah hingga biji siap dipanen. Dari hasil
perhitungan dapat dinilai bahwa benih jagung yang digunakan memiliki daya
tumbuh yang sempurna dengan daya tumbuh sebesar 100%, artinya benih kacang tanah yang ditanam
mampu tumbuh secara keseluruhan sehingga benih jenis ini dapat direkombinasikan
kepada petani jagung sebagi benih yang bagus pertumbuhannya.
Benih yang baik untuk faktor penentu budidaya kacang tanah yaitu benih yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Di peroleh dari hasil panen yang baru dengan varietas unggul
b) Memiliki daya tumbuh yang tinggi ( lebih dari 90 % ) dan sehat
c) Memiliki kulit benih yang mengkilap dan tidak keriput atau cacat
d) Berasal dari polong yang benar tua, rata rata
berbiji dua dan seragam
e) Murni atau terdiri dari satu varietas.
f) Kadar air benih cukup rendah, berkisar
antara 9 % - 12 %
4.3 Grafik
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kacang Tanah
1.
Tinggi Tanaman Kacang tanah
2.
Jumlah Daun Tanaman Kacang tanah
3.
Jumlah Cabang Kacang Tanah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Saya dapat menarik kesimpulan
bahwasanya :
1. Kacang tanah merupakan salah satu
komoditas palawija yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam usaha pertanian,
sebagai salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, kacang tanah sangat
perlu untuk dikembangkan, karena permintaan yang semakin meningkat.
2. Budidaya kacang tanah yang dimulai
dari pemelihan lokasi, penyiapan benih varietas unggul, penanaman, perawatan
yang didalamnya meliputi pengendalian hama dan penyakit, jika dilakukan dengan
benar maka akan memperoleh keuntungan yang diharapkan saat panen.
3. Proses budidaya kacang tanah sangat
menguntungkan, jika diolah lagi untuk dijadikan produk, untuk industri kacang
kering, industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal
olahan kacang, dalam campuran makanan dan dalam bentuk pasta.
5.2 Saran
Praktikum yang kami lakukan masih
jauh dari kesempurnaan namun dengan pengalaman ini dapat kami terapkan sehingga
menghasilkan kacang tanah yang unggul mampu membudidayakan yang cukup maksimal.
Kepada pembaca mohon koreksi yang detail terhadap laporan ini apa bila banyak
kesalahan berikan komentar dan masukan agar kesempurnaan diperoleh oleh kami.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. Budidaya kacang
tanah. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/525FC5A3-B929-4DD8-8CF1-2C1D26DB1E27/16083/BudidayaKacangTanah1.pdf. Diakses tanggal 09 Januari 2017
Anonymous.
2011. Teknologi budidaya kacang tanah. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/sltr1103.pdf. Diakses tanggal 09 Januari 2017.
Darmawan.
2012. Produksi kacang tanah menurut provinsi. http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/tan/tp-atap2010-aram2011/prod%20kacang%20tanah.pdf.
Diakses 09 Januari 2017
Henry K.
Indronada, Ir., 1985. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Ismantarti. 2009. Membuat aneka
olahan kacang tanah.
Cybex.deptan.go.id/lokalita/membuat-aneka-olahan-kacang-tanah. Diakses tanggal
17 Oktober 2013.
Kemal.
2011. Kacang tanah. http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/kacang_tanah.pdf.
Diakses tanggal 09 Januari 2017.
Mul Mulyani
Sutedjo, Ir., 1985. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Bina Cipta.
R. Soeroto
Sosrosodirdjo, dkk, 1990.Teknik
Budidaya Kacang Tanah. Jakarta
Rukmana Rahmat. 1998. Kacang
Tanah. Kanisius, Yogyakarta
Sri Setyadi Harjadi,
MM, Dr., 1979. Pengantar Agronomi
Budidaya Tanaman. Jakarta
LAMPIRAN
Gambar
02: Tahap Pengolahan Tanah
|
Gambar
01: Tahap Pengolahan Tanah
|
Gambar 03: Pembuatan Bedengan siap tanam
|
Gambar 04: Penanaman kacang tanah
|
Gambar
06: Pengamatan Tanaman 5 Mst
|
Gambar 05: Pembersihan gulma 1 Mst
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar