METODELOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan
pada tanggal 19, Mei 2017 dimulai jam 08.00-selesai bertempat di Desa Torong Rejo Kecamatan Karang ploso Adapun
peralatan yang digunakan adalah kamera dan alat tulis menulis.
B. Cara
Kerja
1.
Lokasi
pertama Membuat petak ukuran 1x1.5 meter
diantara tanaman pisang dan lokasi yang kedua berada di bukit antara tanaman
liar.
2.
Menghitung
jumlah spesies tanaman apa saja yang tumbuh pada petak tersebut
3.
Menganalisis
dan menghitung organisme yang ada pada petak tersebut
4.
Selanjutnya
mendiskripsikan dari masing-masing tanaman, dan organisme yang hidup serta
analisis keberlanjutan tanah yang sudah ditentukan sesuai petak apakah tanah
berlanjut atau tidak.
PEMBAHASAN
A. HASIL
LOKASI PERTAMA
NO
|
SPESIES
/ ORGANISME
|
JUMLAH
|
KETERANGAN
|
1.
|
Putri Malu
|
2
|
Mempunyai bintil akar
|
2.
|
Rumput Teki
|
3
|
Perakaran serabut
|
3.
|
Spesies A
|
35
|
Perakaran serabut namun masih
kurang pasif dalam mengikat tanah
|
4.
|
Spesies B
|
1
|
Perakaran tunggang
|
5.
|
Spesies C
|
15
|
Tanaman menjalar
|
6.
|
Spesies D
|
2
|
Serabut mengikat tanah cukup baik
|
7.
|
Serangga
|
Tak terhingga
|
Ada semut, kumbang kecil yang masih hidup
|
8.
|
Begicot
|
1
|
Sudah menjadi tempurung
|
Dari hasil tablel diatas menunjukkan bahwasanya
tanah yang kami analisa dipastikan berlanjut karena berbagai spesies yang hidup
seperti tanaman putri malu yang mana memiliki bintil akar, bintil akar dapat
menfiksasi nitrogen dan dapat menyuburkan tanah sehingga N dalam tanah semakin
bertambah apalagi banyaknya sersah tanaman yang akhirnya lapuk dan menjadi
bahan organik dalam tanah terlihat pada Gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1. Sersah tanaman yang ada pada
petak analisa.
|
Selain seresah atau sisa-sisa tanaman
cukup membuktikan bahwa tanah yang kami analisa berlanjut yaitu dengan keberadaannya
sisa kotoran cacing tanah, selain hal tersebut dari tekstur dan struktur tanah
cukup remah maka tanah yang dianalisa dikatan tanah subur yang masih banyak
menganduk unsur hara. Agustinus, (2009) Mengatakan semakin banyak cacing tanah
maka tanah semakin subur, dan infiltrasi tinggi.
B.
HASIL LOKASI KE DUA
NO
|
SPESIES
/ ORGANISME
|
JUMLAH
|
KETERANGAN
|
1.
|
Spesies A
|
1
|
Perakaran yang kurang bagus dalam
mengikat tanah
|
2.
|
Spesies B
|
1
|
Tanaman merambat
|
3.
|
Spesies C
|
3
|
Perakaran tunggang
|
4.
|
Spesies D
|
1
|
Perakaran tunggang
|
5.
|
Spesies E
|
90%
|
Rumput liar
|
6.
|
Spesies F
|
1
|
Perakaran serabut
|
7.
|
Spesies G
|
3
|
Tanaman menjalar
|
8.
|
Semut merah
|
1-20an
|
Hanya satu spesies
|
Hasil
praktikum lokasi yang ke dua yaitu semua spesies tidak dikenal dan rata-rata
perakannya tidak ada yang bagus dalam mengikat tanah dan keberlanjutan tanah
ini kurang bagus dari segi mikrorganismenya tidak ada tanah ini menunjukkan
gersang apalagi tidak ada seresah yang menutupi tanah tersebut terlihat pada
Gambar 2. Di bawah ini:
Gambar 2. Tanah kering dan kurangnya
seresah yang menutupi.
|
Analisa yang kami lakukakan tanah
tersebut tidak berlanjut karena dilihat dari segi berbagai faktor diantaranya
tidak adanya cacing tanah walaupun ada sebagian seresah akan tetapi tanah
tersebut dari tekstur dan strukturnya tidak bagus apabila tanah tidak ada
cacing maka dikatakan kekurangan bahan organik unsur harapun yang ada didalam
hilang, kejadian hal ini bisa saja disebabkan oleh liching terjadinya pencucian
oleh air hujan top soil dibawa ke dataran yang lebih rendah sehingga unsur haranya hilang.
Dapat dilihat gambar diatas menunjukkan tanah kering dan pecah-pecah kesuburan
tanahpun tidak maksimal berbeda dengan lokasi yang pertama lebih subur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar