BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Fosfor adalah zat yang dapat
berpendar karena mengalami fosforensis. Unsur fosfor merupakan unsur kimia yang
memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa non logam termasuk
golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua
sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya.
Penetapan
fosfor tanah bagi tanaman khususnya untuk pertumbuhan telah banyak dilakukan.
Pengujian tanah dilakukan sebanyak dua tahapyaitu persiapan dari larutan
ekstrasi P dan pengujian kandungan P dalam larutan. Beberapa metode kalori
meter tersedia untuk menguji P tersedia dalm larutan. Penilaian ini tergantung
pada besarnya konsentrasi P dalam larutan, kandungan, dan asam khususnya
digunakan dalam pengujian analitik.
Ketersediaan P dalam tanah
merupakan P yang ada didalam tana sehingga dapat langsung diserap oleh tanah.
Fosfor merupakan salah satu sumber untuk hara bagi tananaman, karena dibutuhkan
dalam jumlah yang banyak dan bersifat essensial, sangat penting, dan tidak
dapat digantikan. Fosfor menjadi masalah karena ketersediaannyayang rendah.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dilakukan praktikum ini untuk menentukan
kandungan fosfor yang tersedia dalam tanah. Dalam praktikum ini metode yang
digunakan untuk menetapkan fosfor tersedia adalah metode ekstraksi Bray and
Kurtz dimana metode ini dikembangkan untuk tanah masam, tetapi juga baik untuk
tanah-tanah netral
1.2. IDENTIFIKASI
MASALAH
1. Mengetahui
kandungan fosfor tersedia dalam tanah.
2. Mengetahui
peranan fosfor pada tanaman kedelai.
3. Mengetahui
gejala kekutangan fosfor dan gejala kelebihan fosfor pada tanaman kedelai.
1.3.
RUMUSAN MASALAH
Dari
identifikasi diatas dapat di rumuskan masalah yaitu bahwasanya tanaman kedelai
akan tumbuh dengan sempurna apabila ketersediaan unsur hara yang mencukupi.
1.4. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
guna menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya mengenai akibat kurangnya fosfor pada tanaman
kedelai, karena kedelai memiliki
banyak manfaat tetapi banyak masyarakat yang belum mengetahuinya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. TINJAUAN PUSTAKA
Fosfor
merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk energi
dan pertumbuhan. Secara geokimia, fosfor merupakan 11 unsur yang sangat
melimpah di kerak bumi. Seperti halnya nitrogen, fosfor merupaka unsur utama
didalam proses fotositesis. Fosfor biasannya berasal dari pupuk buatan yang
kandungannya berdasarkan rasio N-P-K. Sebagai contoh 15-30-15, mengindikasikan
bahwa berat persen fosfor dalam pupuk buatan adalah 30% fosfor oksida (P2O5).
Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh tanaman adalah dalam bentuk fosfat seperti
diamonium fosfat ((NH4)2 HPO4) atau kalsium fosfat dihidrogen (Buntan, 1992).
Fosfor
didalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu P-organik dan P-anorganik.
Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya
rendah. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya beasal dari tanah atau dari
pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah Ptotal
dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah
hanya 0,01-0,2 mg/kg tanah (Handayanto, 2007).
Fosfor yang
diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada didalam senyawa organik dan
anorganik dalam bentuk teroksidasi. Peranan P pada tanaman penting untuk
pertumbuhaan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan
batang agar tanamaan tidak mudaah rebah, pembentukan bunga, buah dan biji serta
memperkuat daya tahan terhadap penyakit (Premono, 2002).
Kadar fosfor
yang sangat rendah dalam larutan tanah pada suatu saat berarti bahwa pencucian
memindahkan sedikit fosfor dari dalam tanah. Pengaruh fosfor yang terlali
sedikit atau terlalu banyak pada pertumbuhan tanamaan kurang enyolok
dibandingkan dengan pengaruh nitrogen dengan lkalium. Tampaknya fosfor lebih
mempercepat kedewasaan daripada sebagian besar hara lainnya, karena stimulasi
yang berlebihan mendatang kedewasaan yang lebih awal (Notohadiprawiro, 1999).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
KLASIFIKASI TANAMAN KEDELAI
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu
Glycine soja dan Soja max . Namun pada tahun 1948
telah disepakatibahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah,
yaitu Glycine max (L.)
Merill. Menurt Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
3.2.
MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI
a.
Akar
Akar kedelai
mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar
tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang
terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan
yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam,
yaitu akar tunggang (Suprapto, 1998).
b.
Batang
Waktu tanaman kedelai masih
sangat muda, atau setelah fase menjadi kecambah dan saat keping biji belum
jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua. Bagian batang di bawah keping biji
yang belum lepas disebut hipokotil, sedangkan bagian di atas keping biji
disebut epikotil. Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau (Bertham,
2002).
c.
Daun
Umumnya,
bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua
bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan
mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya,
daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas
kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata, berjumlah
antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).
3.3.
SYARAT TUMBUH
a.
Iklim
Tanaman
kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis.
Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman
jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering
lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab (Sumarno, 1987).
b. Tanah
Kedelai
tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh.
Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat
tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya
akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan
aerasi tanah cukup baik (Danarti, 1995).
c. Ketinggian Tempat
Varietas
kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5-300
m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan
ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian
tidak lebih dari 500 m dpl (Suprapto, 1997).
d.
Bahan organik
Penggunaan pupuk kandang organik yang tersedia di
pertanian dapat mengembalikan hasil dan keuntungan yang tinggi bila dipadukan
dengan pupuk anorganik, terutama pada lahan kering atau lahan sawah yang sakit.
Bagaimanapun, seringkali tidak menguntungkan untuk membeli pupuk organik bahkan
bila pupuk tersebut dijual sebagai pupuk organik campuran, yang merupakan
campuran pupuk organik dan anorganik yang siap pakai (Braja, 1985).
3.4.
KEGUNAAN
FOSFOR BAGI TANAMAN
Fosfor
merupakan unsur hara essensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan
serta hasil dekomposisidan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam
tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya
0,01-0,02 mg/kg tanah (Handayanto, 2007).
Fosfor yang
diserap tanaman tidak tereduksi, melainkan berada didalam senyawa organik dan
non organik dalam bentuk teroksidasi. Fosfor organik terdapat dalam cairan sel
sebagai komponen sistem penyangga tanaman. Dalam bentuk anorganik, P terdapat
sebagai fosfolipid yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas.
Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar halus
dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak mudah rebah,
pembentukan bunga, buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit.
Tanaman jagung menghisap unsur P dalam bentuk ion sebanyak 17 kg/ha (Premono,
2002).
Kekurangan P
pada tanaman akan mengakibatkan berbagai hambatan metabolisme, diantaranya
dalam proses sintesis protein, yang menyebabkan terjadinya akumulasi kabohidrat
dan ikatan-ikatan nitrogen. Kekurangan P tanaman dapat diamatai secara visual,
yaitu daun-daun yang lebih tua akan berwarna kekuningan atau kemerahan karena
terbentuknya pigmen antisianin. Pigmen ini terbentuk karena akumulasi gula di
dalam daun sebagai akibat terhambatnya sintesa protein. Gejala lain adalah
nekrotis atau kematian jaringan pada pinggir atau helai daun diikuti melemahnya
batang dan akar terhambat pertumbuhannya.
Kelebihan P
menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe),
tembaga (Cu), dan seng (Zn) terganggu namun gejalanya tidak terlihat secara
fisik pada tanaman. Fenomena menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfat secara
terus menerus menyebabkan penimbunan P sehingga menurunkan respon tanaman
terhadap pemupukan fosfat. Penimbunan P
selain mengurangi efisiensi P juga dapat mempengaruhi ketersediaan hara lain
bagi tanaman diantaranya adalah Mn, oleh karena itu pola pemberian P hendaknya
didasarkan pada status P untuk tanah yang bersangkutan (Hardjowigeno, 2003)
Spektofotometri
merupkan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan
komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif maupu kualitatif yang didasarkan pada interaksi
antara materi dengan cahaya. Peralatan yng digunakan dalam spektrofotometri
disebut spektrofometer. Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah
untuk mengukur transmitan atau absorbansuatu contoh yang dinyatakan dalam
fungsi panjang gelombang. Prinsp kerja spektrofotometer adalah bila cahaya
monokromatik maupun campuran jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari
sinar masuknya akan dipantulkan, sebagian diserap dalaam medium itu, dan
sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan
dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan denagn konsentrasi sampel
(Miller, 2000).
Berdasarkan
hasil percobaan P yang tersedia padaa tanah A adalah sebesar 5.57 sedangkan P
yang tersedia pada smpel tanah B adalah sebesar 6,95. Ketersediaan fosfor
terbain adalah dalam kisaran dari 6-7, yang merupakan bentuk dimana
fosforterjadi didalam tanah berubah menurut waktu. Beberapa mineral fosfor
diubah menjadi mineral fosfor organik. Konsentrasi fossfor yang sangat rendah
dalam larutan tanah pada setiap waktu tertentu bahwa pencucian memindahkan
sedikit fosfor dari tanah. Kecenderungan ion fosfor dalam larutan tanah
mengakibatkan sukar bagi tanaman untuk memenuhi kebutuhannya akan fosfor. Pada
sisi lain, keadaan ini menurunkan pencucian fosfor dari tanah, yang dapat
menghasilakan eutrofikasi di danau. Berdasarkan pernyataan tersebut, sampel
tanah yang diamati memiliki ketersediaan fosfor yang baik.
Cara untuk mengatasi ketersediaan P
antara lain adalah :
1. Pemupukan P,misalnya SP36. TSP, yang
berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan P.
2. pengapuran, untuk memperbaiki PH
sampai mendekati netral.
3. pemberian bahan organik.
4. Pemberian batuan fosfat (rock
fosfat) (Indranada, 1994)
3.5. UNSUR P (Phosphorus)
a. Fungsi :
·
Penting
untuk pertumbuhan tanaman kedelai, terutama dalam pertumbuhan akar, khususnya
akar benih/tanaman muda, sedangkan pertumbuhan akar merupakan sarana penting
untuk tumbuh kokohnya tanaman pada tahap awal perkembangannya.
·
Mempercepat
serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan
prosentase bunga menjadi buah/biji.
·
Membantu
asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah,
biji atau gabah.
·
Sebagai
bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
b. Gejala
Defisiensi P :
·
Terhambatnya
pertumbuhan nsure perakaran, batang dan daun
·
Warna daun
seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula
terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun,
cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat daun berubah menjadi
kuning.
·
Hasil
tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nsure
jelek dan lekas matang
c. Penyebab
Defisiensi P
·
Kadar P
tersedia didalam tanah sangat rendah (nsure ; <15 mg P/kg, Bray II)
·
Tingginya
kapasitas fiksasi tanah terhadap P (tanah berbahan volkanik,berbahan mineral
tipe 2:1,dll)
·
Dosis P
yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang
tinggi.
·
Tanaman
yang tumbuh pada areal tanah calcareous
d.
Penanggulangan
Pengambilan contoh daun secara rutin dan penganalisaannya di
laboratorium diperlukan untuk dapat mengetahui rendahnya kadar P daun (<0,15
%) dan ketidakseimbangan antara N dan P (>20:1),pembangunan tanggul-tanggul
erosi akan mengurangi kehilangan pupuk P yang ditabur diatas tanah. Jika pupuk
diberkan dalam jumlah yang cukup,maka perkembangan akar akan meningkat dan akan
memperbaiki serapan N,Mg,dan K.
3.6. GAMBAR
Gambar
01: Tanaman Kedelai Normal
|
Gambar
01: Tanaman Kedelai Kurang Fosfor (P)
|
BAB IV
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat dismpulkan fosfor merupakan unsur hara essensial makro yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Khususnya tanaman kedelai memperoleh unsur P seluruhnya berasal
dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisidan mineralisasi bahan
organik
3.2.
SARAN
Kami berharap makalah ini selain dapat bermanfaat semoga ini akan menjadi
alternatif yang baik bagi para pembaca untuk dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Admin,2012.Pengertiandan Macam-Macam
Pupuk. http://hidupsehati.com/pengertian-dan-macam-macam-pupuk.html.13 November
2013
Wahyudi.R,2013.Peranan dan Cara
Aplikasi Pupuk NPK. http://mentari
dunia.blogspot.com/2013/01/peranan-dan-cara-aplikasi-pupuk-npk.html. 05
Juni
2016 pukul 23.00 WIB
Hidayat. A.M,2013. Pengertian Pupuk.
Aghnanisme,2012, Fosfor (Keberadaan, Sifat Fisis, Pembuatan, dan Kegunaan) http://aghnanisme.blogspot.com/2012/10/fosfor-keberadaan-sifat-fisis
pembuatan.html Diakses pada
05 Juni 2016 pukul 23.00 WIB.
Harris,
D. 2007. Ensiklopedi Unsur-Unsur Kimia. Jakarta:Kawan Pustaka
Oxtoby, David W. dkk . 2003. Principles
Of Modern Chemistry, Fourth Edition , terj.Suminar
Setiati Achmadi:
Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar