BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman yang ada di permukaan bumi ini dapat melaksakan
perputaran hidupnya secara terus menerus, antara lain karena kebutuhannya akan
unsur hara (zat yang diperlukan untuk pertumbuhan) dapat terpenuhi. Unsur hara
yang diperlukan tanaman tersedia dalam tanah. Unsur hara merupakan kebutuhan
mutlak untuk pertumbuhan seluruh organ tanaman seperti akar, batang, daun,
bunga, dan buah.
Manusia dan hewan dalam kelangsungan hidupnya memerlukan
organ-organ tanaman,baik untuk konsumsi maupun keperluan yang lain. Padahal
organ-organ tanaman ini dapat terbentuk karena akar menyerap unsur hara yang
ada dalam tanah. Ini berarti bahwa unsur hara yang ada dalam tanah makin lama
makin berkurang karena tersusut akibat keperluan manusia. Memang diakui
sebagian hasil panen akan dikembalikan ke dalam tanah. Contoh pada padi, para
petani mengembalikan batang padi setelah dipanen ke dalam tanah. Lain lagi
dengan kubis yang daunnya dimakan dan batang serta akar terbuang sebagai
sampah. Demikian pula ubi kayu yang umbi dan daunnya dikomsumsi serta batangnya
untuk kayu bakar. Ini berarti tidak ada bagian-bagian tanaman yang kembali ke
tanah.
Manusia akhirnya sadar bahwa keseimbangan unsur hara dalam
tanah harus tetap terjaga kelestariannya dengan cara memberi pupuk. Semula
manusia dengan nalurinya member pupuk dengan bahan yang tersedia di alam.
Namun, dengan meningkatnya kebutuhan serta didukung oleh berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, akhirnya manusia mampu membuat pupuk buatan.
Penggolongan pupuk lebih lanjut didasarkan pada asal
terjadinya, menurut kandungan unsurnya atau menurut ikatan kimiawinya. Menurut
asal terjadinya dibedakan menjadi pupuk alam yaitu pupuk yang dihasikan oleh
alam sendiri seperti pupuk kandang, sampah dan sejenisnya serta pupuk buatan
yaitu pupuk yang dibuat melalui proses pabrik, seperti Urea, TSP, dan
lain-lain. Menurut kandungan unsurnya dibedakan menjadi pupuk tunggal yaitu
pupuk yang hanya mengandung satu unsur primer, seperti Urea serta pupuk majemuk
yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur primer, seperti superstikfos.
Menurut ikatan kimianya dibedakan menjadi pupuk organic ialah pupuk yang
berasal dari jasad hidup, seperti pupuk hijau, pupuk kandang, kompos serta
pupuk anorganik, seperti urea, ZA, TSP, dan sebagainya.
2. Rumusan Masalah
1.
Apa saja
kelebihan dan kekurangan pupuk kandang?
2.
Bagaimana
cara aplikasi pupuk kandang?
3.
Cocok
ketanaman apa saja?
4.
Apa saja
jenis-jenis pupuk kandang?
5.
Bagaiman
cara pengolahan pupuk kandang?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan makalah ini adalah penulis ingin mengetahui
Pengaruh pemberian Pupuk kandang khususnya pupuk kandang pada pertumbuhan
tanaman, serta ingin mengetahui pengaruhnya pada lingkungan pertanian
(agroekosistem).
4. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini
adalah Metode perpustakaan, yakni mencari referensi dari berbagai sumber ,
antara lain dari buku-buku, internet, dan sumber pustaka primer lainnya seperti
Skripsi/ laporan penelitian mahasiswa, monograf dan jurnal ilmiah yang
seluruhnya berhubungan dengan pupuk kandang.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengenalan Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang
penting di Indonesia. Selain jumlah ternak lebih tinggi sehingga volume bahan
ini besar, secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan
limbah pertanian. Yang yang dimaksud pupuk kandang ialah campuran kotoran
hewan/ ternak dan urine. Pupuk kandang terdiri dari kotoran padat dan urine (air
kencing). Kotoran ini dapat bercampur dengan sisa-sisa makanan dan jerami alas
kandang.
Kotoran padat dan urine ternak sebaiknya disatukan untuk
memanipulasi unsur hara secara keseluruhan, karena urine juga mengandung unsur
hara yang penting terutama unsur nitrogen dan kalium. Selain itu, pupuk kandang
mengandung unsur kalsium (Ca), magnesium (mg), sulfur (S), mangan (Mn), zink
(Zn), atau seng, cuprum (Cu), dan borium (B).
Pemberian pupuk kandang yang sudah matang sebaiknya
diberikan 1 sampai 2 minggu sebelum tanam agar proses dekomposisi berjalan lebih
cepat sehingga hara yang dilepas dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman.
Apabila pupuk kandang dijadikan larutan dengan mencampurkan air maka
pemberiannya dengan cara menyiramkan larutan pupuk kandang disekitar tanaman.
Pupuk kandang yang berasal dari jenis hewan dengan kualitas
pakan dan fungsi ternak yang berbeda mempunyai kandungan hara yang berbeda
pula. Kualitas pakan yang baik dapat menghasilkan pupuk kandang dengan
kandungan hara bih tinggi jika bahan pakan tersebut mempunyai kandungan protein
tinggi dengan serat kasar rendah.
Pupuk kandang sebagai limbah ternak banyak mengandung unsur
hara makro seperti Nitrogen (N), Fospat (P2O5), Kalium (K2O) dan Air (H2O).
Meskipun jumlahnya tidak banyak, dalam limbah ini juga terkandung unsur hara
mikro diantaranya Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), dan
Boron (Bo). Banyaknya kandungan unsur makro pada pupuk kandang membuat
penggunaannya hanya dilakukan pada saat pemupukan dasar saja. Hal ini erat
kaitannya dengan jumlah unsur makro yang dibutuhkan tanaman yang tidak boleh
melebihi rasio C/N =12. Sehingga pupuk kandang yang memiliki rasio C/N tinggi
yaitu + 25 kurang baik bila digunakan untuk menyuburkan tanaman secara
langsung.
Berdasarkan jenis hewannya, pupuk kandang terbagi kedalam
lima macam yaitu limbah kambing, limbah sapi, limbah ayam, limbah babi dan
limbah kuda. Masing-masing limbah tersebut memiliki karakteristik dan kandungan
unsur hara yang berbeda . Pada limbah sapi misalnya kandungan unsur haranya
berbeda antara limbah cair maupun yang padat. Pada limbah sapi yang cair
memiliki kandungan P lebih banyak dibandingkan yang padat. Dan sebaliknya
kandungan K pada limbah sapi padat lebih banyak dibandingkan yang cair.
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa limbah (kotoran ayam) memiliki kandungan N
dan P paling besar diantara limbah ternak lainnya. Sedangkan kandungan K paling
besar terdapat pada limbah domba cair yaitu sebesar 2.1 %. Suatu limbah dapat
digolongkan ke dalam pupuk panas bila memiliki kandungan air yang rendah. Kandungan
yang rendah tersebut berimplikasi pada proses perubahan jasad renik secara
aktif menjadi lebih cepat, sehingga waktu yang diperlukan jasad renik untuk
dekomposisi (penguraian) pupuk ini lebih cepat.
Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam:
a) pupuk padat dan b) pupuk cair. Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi
tergantung macamnya dan jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi
oleh: 1) makanan hewan yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai
pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja, 3) jenis atau macam hewan,
dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang.
Pupuk kandang
memiliki sejumlah kelebihan seperti kemampuannya untuk merangsang aktivitas
biologi tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah. Hanya saja kelemahannya adalah
bentuknya yang kamba (bulky) dan tidak steril, bisa mengandung
biji-bijian gulma dan berbagai bibit penyakit atau parasit tanaman
2. Pembagian Pupuk kandang
Berdasarkan bentuknya, pupuk kandang dibedakan atas;
a. Pupuk Kandang Padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan
baik belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumbar hara terutama N
bagi tanaman yang dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah.
Penanganan pukan padat oleh petani dengan cara mengumpulkan kotoran ternak
besar selama 1-3 hari sekali pada saat pembersihan kandang. Petani yang telah
maju ada yang memberikan mikroba decomposer dengan tujuan untuk mengurangi bau
dan mempercepat pematangan, tetapi ada pula yang sekedar ditumpuk dan dibiarkan
sampai pada waktunya digunakan ke lahan.
Agar pupuk kandang tidak terlihat kotor
dan menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap tanaman serta mudah dibawa
pupuk kadang dapat dikeringkan terlebih dahulu. Penggunaan pupuk kandang secara
kering mengurangi pengaruh kenaikan temperatur selama proses peruraian dan
terjadinya kekurangan nitrogen bagi tanaman. Proses pengeringan dapat dilakukan
dengan mencampur pupuk kandang dengan debu, lumpur kering, abu bakaran dapur
atau abu bakaran. Setelah proses pencampuran letakanlah di tempat yang
terlindung dari sinar matahari langsung dan ditutup sampai pupuk tersebut
digunakan. Komposisi campuran 40% pupuk kandang 30% debu dan 30% lumpur kering.
b. Pupuk Kandang Cair
Pupuk kandang cair merupakan pukan berbentuk cair berasal
dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau
kotoran hewan yang dilarutkan kedalam air dalam perbandingan tertentu. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pukan ayam yang dilarutkan dalam air mengandung
kadar hara yang cukup tinggi. Kotoran ayam yang masih baru dimasukkan kekarung
goni, dibenamkan dalam air dalam sebuah tong bervolume 130 liter. Untuk kotoran
ayam 10Kg, kadar nitrogen yang terlarut mencapi maksimum dalam waktu 1 minggu,
sedangkan bila berat kotoran ayam ditingkatkan menjadi 17,5 dan 25Kg proses
pelarutan Nitrogen memakan waktu 3 minggu dengan kadar Nitrogen yang terlarut
lebih rendah. Semakin ti Pupuk kandang merupakan pilihan pupuk organik yang
bisa dimanfaatkan. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tersebut tergantung
dari jenis ternak dan makanan ternak yang diberikan, air yang diminum, umur
ternak, dll. Hindarkan pemakaian pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk
kandang yang masih baru belum masak benar, dan suhunya masih tinggi.
Agar pupuk kandang terurai sebelum digunkaan pupuk kandang
perlu ditimbun di tempat yang teduh dan tidak boleh kering. Untuk mempercepat
proses peruraian pupuk kandang perlu diaduk. Tanda-tanda pupuk yang sudah
mengalami penguraian adalah:
- tidak panas, temperatur sama dengan tanah sekitar
- kotoran dan rumput-rumputan tidak nampak
- warna agak kehitam-hitaman
- mudah ditaburkan
Pupuk kandang dapat pula digunakan
dalam bentuk cair. Pupuk kandang cair dapat dibuat dengan mencampur kotoran
hewan dengan air lalu diaduk. Setelah larutan tercampur rata simpanlah di
tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung dengan memberi
penutup/pelindung. Biarkan agar terjadi proses fermentasi seblum digunakan.
Penyimpanan pupuk kandang cair dilakukan dalam kondisi tertutup agar udara
tidak dapat masuk. Hal ini dilakukan untuk menekan kehilangan nitrogen dalam
bentuk gas amoniak yang menguap. Dengan menyimpannya terlebih dahulu sebelum
digunakan akan meningkatkan kandungan fosfat dan membuat kandungan hara menjadi
seimbang. Penggunaan pupuk kandang cair juga akan meningkatkan efisiensi
penggunaan fosfat oleh tanaman. Dalam penggunaan pupuk kandang perlu diwaspadai
dalam pengggunaan langsung dalam tanaman adalah kemungkinan adanya kandungan
gulma, organisme penyebab penyakit yang terkandung dalam pupuk kandang/kotoran
hewan. Penggunaan secara langsung kemungkinan besar akan terjadi panas karena
proses penguraian.
Pembagian
Pupuk Kandang Berdasarkan Asal Usul
Pupuk kandang ayam
Pemanfaatan pukan ayam umum dipergunakan oleh petani sayuran
dengan cara mengadakan dari luar wilayah tersebut. Pupuk kandang ayam broiler
mempunyai kadar hara P yang relatih lebih tinggidari pukan lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh jenis kosentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran
ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan makanan ayam serta sekam sebagai alas
kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara kedalam pukan terhadap sayuran.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu
memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama ini terjadi karena
pukan ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang
cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya.
Pemafaatan pukan ayam ini bagi pertanian organic menemui kendala karena pukan
ayam mengandung hormone yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam
Pupuk kandang sapi
Pukan sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti
selulosa. Hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang cukup
tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan
langsung kelahan pertaniaan karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Ini
terjadi karena mikroba decomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk
sehingga tanaman utama akan kekurangan N. bila pukan dengan kadar air yang
tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga lebih banyak serta
proses pelepasan amoniak masih berlangsung.
Pupuk kandang kambing
Tekstur dari kotoran kambing berbentuk butiran-butiran yang
agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses
dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Pupuk kandang yang baik harus
mempunyai rasio C/N <20>30 sehingga lebih baik penggunaannya bila
dikomposkan terlebih dahulu tapi apabila digunakan secara langsung pukan ini memberikan
manfaat pada musim kedua pertanaman. Kadar hara pukan kambing mengadung kalium
yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya kecuali untuk unsur P dan N hampir
sama dengan pukan lainnya.
Pupuk kandang babi
Komposisi hara kotoran babi sangat dipengaruhi oleh umur.
Akan tetapi secara pukan babi mengandung hara P tetapi rendah Mg. pukan babi
mempunyai tekstur yang lembek dan akan bertambah cair bila bercampur dengan
urine. Penggunaan pukan ini dicampur dengan pukan ayam atau kambing sebab jika
pukan babi ini diaplikasikan secara terpisah pertumbuhan tanaman kurang baik.
Berbagai contoh di atas memperlihatkan
bahwa banyak sekali bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk. Memang dalam
penggunaannya pupuk organik ini memiliki kelemahan dibandingkan dengan pupuk
kimia. Meskipun begitu pupuk organik memiliki banyak kelebihan yang tidak dapat
digantikan oleh pupuk kimia. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat
melepaskan ketergantungan petani dari dunia luar dalam hal ini pabrik pupuk.
Dengan membiasakan kembali penggunaan pupuk organik akan menjadikan petani
tidak menjadi tidak terombang-ambingkan oleh perusahaan-perusahaan pupuk baik
kimia maupun pabrik pupuk organik.
3. Manfaat Pupuk Kandang
Nilai pupuk kandang tidak saja ditentukan oleh kandungan
nitrogen, asam fosfat, dan kalium, tetapi karena mengandung hampir sernua unsur
hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara
keseimbangan hara dalam tanah. Selain itu, fungsi ternak mempengaruhi kandungan
hara yang terdapat di dalam kotorannya. Kandungan nitrogen di dalam kotoran
sapi perah sangat rendah, karena unsur nitrogen diserap dari pakan untuk
menghasilkan susu, apabila dibandingkan dengan sapi yang digunakan sebagai
tenaga kerja atau di ambil dagingnya. Selain itu, kandungan hara dalam pupuk
kandang dipengaruhi juga oleh kadar campuran antara kotoran ternak dengan bahan
alas kandang. Sedangkan kandang yang disimpan terlalu lama menyebabkan
terjadinya penguapan unsur hara terutama nitrogen.
Pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan kadar bahan
organik. Meningkatkannya bahan organic tanah dapat memperbaiki kapasitas
infiltrasi sehingga daya tanah untuk menyerap dan memegang air meningkat.
Selain itu, aktivitas mikroba akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik
tanah sehingga unsur hara yang dikandung terlepas dan tersedia bagi tanaman.
Pupuk kandang merupakan pupuk organik
dapat berperanan sebagai bahan pembenah tanah. Pupuk kandang dapat mencegah
erosi, pergerakan tanah dan retakan tanah. Pupuk kandang dan pupuk organik
lainnya meningkatkan kemampuan tanah mengikat kelembaban, memperbaiki struktur
tanah dan pengatusan tanah. Pupuk kandang memacu pertumbuhan dan perkembang
bakteri dan mahluk tanah lainnya. Pupuk kandangan mempunyai kandungan unsur N,
P, K rendah, tetapi banyak mengandung unsur mikro. Kandungan unsur nitrogen
dalam pupuk kandang akan dilepaskan secara perlahan-lahan. Dengan demikian
pemberian pupuk kandang yang berkelanjutan akan membantu dalam membangun
kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Nilai dari pupuk kandang tidak hanya
didasarkan pada pasokan jumlahnya tetapi jumlah nitrogen dan zat yang
terkandung. Nitrogen yang dilepaskan dengan adanya aktivitas mikroorganisme
kemudian dimanfaatkan oleh tanaman.
Berbagai contoh di atas memperlihatkan
bahwa banyak sekali bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk. Memang dalam
penggunaannya pupuk organik ini memiliki kelemahan dibandingkan dengan pupuk
kimia. Meskipun begitu pupuk organik memiliki banyak kelebihan yang tidak dapat
digantikan oleh pupuk kimia. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat
melepaskan ketergantungan petani dari dunia luar dalam hal ini pabrik pupuk.
Dengan membiasakan kembali penggunaan pupuk organik akan menjadikan petani
tidak menjadi tidak terombang-ambingkan oleh perusahaan-perusahaan pupuk baik
kimia maupun pabrik pupuk organik.
4. Cara Penggunaan Pupuk Kandang
Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan beberapa
cara.
· Disebar merata dipermukaan tanah
kemudian dibenamkan dengan cara dicangkul sehingga benar-benar tercampur rata
dengan tanah.
· Diletakkan dalam saluran/larikan
kemudian ditutup kembali dengan tanah.
· Diberikan sekitar akar tanaman
dengan cara membuat lubang terlebih dahulu dan setelah pupuk dimasukkan ke
lubang tersebut kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Kotoran ternak segar yang bercampur dengan sisa-sisa pakan
ternak tidak dapat langsung digunakan sebagaj pupuk. Agar dapat digunakan
sebagai pupuk, kotoran ternak harus mengalami proses pelapukan (dekomposisi)
terlebih dahulu. Proses pelapukan dapat dilakukan dengan cara menyimpan kotoran
ternak segar di dalam lubang atau karung plastik selama 2-3 bulan.
Penggunaan pupuk organis: pupuk
kandang, kompos atau pupuk hijau diberikan pada saat sebelum tanam atau saat
tanaman sudah tumbuh. Pupuk dimasukkan ke dalam tanah atau dicampur dengan
tanah sedalam 20 cm. Bisa juga dengan membuatkan alur-alur pada tanah dan ini
dilakukan 1 minggu sebelum tanam. Pada waktu tanaman hendak ditanam pupuk
diaduk dengan tanah. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung jenis tanaman.
Permasalahan yang sering menghambat
penggunaan pupuk organik adalah karena pupuk tersebut tidak praktis, kotor, dan
jumlahnya banyak (ruah). Oleh karenanya kebanyakan petani yang sudah terbiasa
dengan hal yang mudah dan praktis enggan menggunakan pupuk organik. Dengan
kondisi tanah yang semakin rusak ditambah kenaikan harga pupuk kimia, pilihan
penggunaan pupuk organik tidak harus ditunda-tunda lagi. Dalam penggunaan pupuk
organik ada berbagai pilihan yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi
setempat.
5. Pengolahan Pupuk Kandang
Ada beberapa sistem yang umum
dilakukan untuk menangani pupuk kandang yaitu:
- Mengumpulkan pupuk kandang segar setiap hari dan ditaburkan langsung di lahan
- Disimpan dalam lubang atau ditimbun dan dihindarkan dari terik matahari langsung dengan diberi pelindung/penutup. Biarkan pupuk kandang tersebut mengalami proses fermentasi sebelum digunakan.
- Pupuk cair disimpan dalam kondisi aerob dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum digunakan.
4. Pupuk cair disimpan secara anaerob
dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum digunakan. Di gunakan teknologi
superfosfat untuk meningkatkan kualitas pupuk kandang, tujuanya agar Menekan
kehilangan nitrogen dalam bentuk amoniak
meningkatkan kandungan fosfat pupuk kandang dan membuat pupuk dengan kandungan hara berimbang efisiensi penggunaan fosfat.
meningkatkan kandungan fosfat pupuk kandang dan membuat pupuk dengan kandungan hara berimbang efisiensi penggunaan fosfat.
- Lantai kandang dan tempat memandikan ternak harus terbuat dari semen demikian juga bak penampungan limbah cair dan kencing dibuat dengan ukuran 3 x 3 m dan kedalaman 1,5 m.
- Gulma dan tanaman air dimasukkan ke dalam bak penampungan dan biarkan selama 2 minggu untuk proses fermentasi.
- Buat kolam penampungan sehingga kencing ternak dan limbah cair lainnya dapat ditampung sebelum kencing dan limbah cair lainnya mencapai kolam. Buang atau pisahkan bahan padat dimanfaatkan untuk membuat kompos. Untuk menyaring bahan padat dapat menggunakan saluran pembuang kasa atau jaring.
- Buat bak yang terbuat dari beton atau semen berukuran 2 x 2 m dan kedalaman 1 m. Campur kencing ternak dengan air untuk mengencerkan sebelum digunakan untuk menyiram tanaman.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pupuk kandang adalah campuran kotoran hewan/ ternak dan
urine.
Pupuk kandang terdiri dari kotoran padat dan urine (air kencing). Kotoran ini
dapat bercampur dengan sisa-sisa makanan dan jerami alas kandang. Nilai pupuk
kandang tidak saja ditentukan oleh kandungan nitrogen, asam fosfat, dan kalium,
tetapi mengandung hampir sernua unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan
tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah. Selain
itu, fungsi ternak mempengaruhi kandungan hara yang terdapat di dalam
kotorannya. Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam: a) pupuk padat dan b) pupuk cair.
Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya dan jenis
hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: makanan hewan yang
bersangkutan, fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan
dagingnya saja, jenis atau macam hewan, dan jumlah dan jenis bahan yang
digunakan sebagai alas kandang.
2. Saran
Penggunaan pupuk kandang terhadap tanaman sangat dianjurkan
demi peningkatan kualitas dan mutu pertumbuhan tanaman serta memperbaiki sifat
fisik dan biologi tanah. Hal ini sangat mendukung terciptanya system pertanian
yang berkelanjutan input rendah yang menuju pada pertanian organik. Oleh karena
itu, Penggunaan pupuk kandang sangat kita harapkan dinegara maju dan di Negara
berkembang akan supaya lingkungan dapat terjaga dan berkelanjutan.
3. Daftar Pustaka
Bramwell,
Martyn. 2004. PERTANIAN DUNIA.
Pakaraya Pustaka. Bandung
Hendarsin,
M dan Srijono. 2002. PUPUK ORGANIK.
PT. Balai Pustaka. Jakarta.
Samekto,
Riyo. 2006. PUPUK DAUN. PT.
Citra Aji Parama. Yogyakarta.
Seragih.2008.Pertanian organik.Penebar
swadaya.Jakarta.
Sutanto,Rchman.2006.Pertanian Organik.Menuju pertanian alternatif
dan berkelanjutan.Kanisius.Yogyakarta.
Reijntjes,Coen.1999.Pertanian Masa Depan.Kanisius.Yogyakarta.
http://www.organikilo.co/2014/12/kandungan-unsur-hara-kotoran-sapi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar