PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belerang merupakan elemen penting bagi semua kehidupan, dan
secara luas digunakan dalam proses biokimia. Dalam reaksi metabolik, senyawa
sulfur berfungsi sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan)
bahan untuk organisme sederhana. Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin
vitamin dan tiamin, yang terakhir yang bernama untuk kata Yunani untuk
belerang. Belerang merupakan bagian penting dari banyak enzim dan juga dalam
molekul antioksidan seperti glutathione dan thioredoxin. Belerang organik
terikat adalah komponen dari semua protein, sebagai asam amino sistein dan
metionin. Ikatan disulfida sebagian besar bertanggung jawab untuk kekuatan
mekanik dan terpecahkannya keratin protein, yang ditemukan di kulit terluarnya,
rambut, dan bulu,
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni dan
sulfida dan mineral sulfat. Kristal elemen sulfur biasanya dicari oleh kolektor
mineral untuk bentuk cerah mereka polyhedron berwarna. Menjadi berlimpah dalam bentuk
asli, belerang dikenal di zaman dahulu, disebutkan untuk penggunaan di Yunani
kuno, Cina dan Mesir. Asap belerang digunakan sebagai fumigants, dan belerang
yang mengandung campuran obat yang digunakan sebagai balsem dan antiparasitics.
Sulfur dirujuk dalam Alkitab sebagai belerang dalam bahasa Inggris, dengan nama
ini masih digunakan dalam istilah non-ilmiah beberapa. Belerang dianggap cukup
penting untuk menerima simbol sendiri alkemis nya.. Hal itu diperlukan untuk
membuat kualitas terbaik dari mesiu hitam, dan bubuk kuning cerah itu
dihipotesiskan oleh para alkimiawan yang mengandung beberapa sifat emas, yang
mereka berusaha untuk mensintesis dari itu. Pada 1777, Antoine Lavoisier
membantu meyakinkan masyarakat ilmiah bahwa belerang unsur dasar, bukan
senyawa.
Elemen sulfur pernah diekstraksi dari kubah garam mana
kadang-kadang terjadi dalam bentuk hampir murni, tetapi metode ini telah usang
sejak akhir abad 20. Hari ini, hampir semua elemen sulfur diproduksi sebagai
produk sampingan dari menghilangkan kontaminan yang mengandung sulfur dari gas
alam dan minyak bumi. Menggunakan komersial elemen terutama dalam pupuk, karena
kebutuhan relatif tinggi tanaman untuk itu, dan dalam pembuatan asam sulfat,
bahan kimia industri primer. Terkenal lainnya menggunakan untuk elemen dalam
pertandingan, insektisida dan fungisida. Banyak senyawa sulfur odiferous, dan
bau gas alam odorized, aroma sigung, jeruk, dan bawang putih adalah karena
senyawa belerang. Hidrogen sulfida yang dihasilkan oleh organisme hidup menanamkan
bau busuk karakteristik untuk telur dan proses biologis lainnya dan elemen
berkontribusi terhadap bau menyengat mereka ketika dibakar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pengaruh Sulfur
terhadap pertumbuhan tanaman ?
2.
Apa gejala defisiensi Sulfur pada
tanaman ?
3.
Bagaimanakah sifat Sulfur didalam
tanah ?
C.
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh, manfaat, defisiensi
serta sifat Sulfur terhadap tanaman. Agar bisa memahami bagaimana cara
mengatasi tanaman yang mengalami gangguan fisiologis karena defisiensi maupun
kelebihan unsur sulfur ini.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Belerang merupakan elemen penting bagi semua kehidupan, dan
secara luas digunakan dalam proses biokimia. Dalam reaksi metabolik, senyawa
sulfur berfungsi sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan)
bahan untuk organisme sederhana. Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin
vitamin dan tiamin, yang terakhir yang bernama untuk kata Yunani untuk
belerang. Belerang merupakan bagian penting dari banyak enzim dan juga dalam
molekul antioksidan seperti glutathione dan thioredoxin. Belerang organik
terikat adalah komponen dari semua protein, sebagai asam amino sistein dan
metionin. Ikatan disulfida sebagian besar bertanggung jawab untuk kekuatan
mekanik dan terpecahkannya keratin protein, yang ditemukan di kulit terluarnya,
rambut, dan bulu, dan elemen berkontribusi terhadap bau menyengat mereka ketika
dibakar.
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik,
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur
dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan
hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan, setelah itu Sulfur direduksi oleh
bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup
di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang
mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat
terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan
diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat
dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian
H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan
sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof
seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam
siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan
terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat
menyebabkan perusakan batuan juga tanaman. Dalam daur belerang, mikroorganisme
yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
1) H2S → S → SO4; bakteri
sulfur tak berwarna, hijau dan ungu
2) SO4 → H2S (reduksi
sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio
3) H2S → SO4 (Pengokaidasi
sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
4) S organik → SO4 + H2S,
masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik
Daur Biogeokimia
belerang/sulfur adalah salah satu bentuk daur biogeokimia karbon. Pengertian
dan definisi lain dari daur biogeokimia belerang/sulfur yaitu perubahan sulfur
dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali
menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk.
Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas
sulfur dioksida dan di dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai
dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di
metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan
manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari
dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil
metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan
dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat yang terkandung dalam kentut adalah
sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin
bau.
Hidrogen sulfida (H2S)
berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap
berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas
hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan
oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal
di dalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan
senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan
sulfur dioksida akan terlepas keudara.
Diudara sulfur dioksida
akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang
kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat disebakan
oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll.
Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang
jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali
diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup
mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya.
Siklus sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu
komponen penting penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk
merubah sulfur menjadi senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses
yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh
aktivitas mikrorganisme. beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus
sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum
dan bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk
hidrogen sulfida (H2S)
III.
PEMBAHASAN
Belerang atau sulfur, adalah unsur kimia dengan nomor, atom
16 diwakili oleh S. simbol Ini adalah, berlimpah multivalen non-logam. Pada
kondisi normal, atom belerang membentuk molekul siklik octatomic dengan rumus
kimia S8. Elemen sulfur merupakan padatan kristalin kuning cerah. Kimia,
belerang dapat bereaksi baik sebagai oksidan atau mengurangi agen. Ini
mengoksidasi logam yang paling dan beberapa nonmetals, termasuk karbon, yang
mengarah untuk mengisi negatif dalam senyawa organosulfur kebanyakan, tetapi
mengurangi oksidan yang kuat beberapa, seperti oksigen dan fluor.
Peranan Sulfur
Unsur S diperlukan oleh tanaman dalam jumlah relatif banyak,
lebih sedikit dibanding N atau K, serupa dengan P, Ca dan Mg.; sebagai
penyusun asam amino essensial: sistin, sistein dan metionin, 90% S dalam
tanaman berupa protein, ikatan disulfida, susunan protein dan aktivitas ensim,
pembentukan klorofil; Ferredoksin: protein Fe-S, reaksi redoks: fotosintesis,
penyematan nitrogen, reduksi nitrat dan sulfat; koensim: koensim A dan vitamin,
biotin, thiamine, B1; senyawa volatil: tanaman keluarga Onion dan crucifer
(cabbage).
Manfaat Umum Sulfur
1) Belerang dioksida (SO2)
digunakan sebagai fungisida (anti jamur), fumiga (anti serangga), dan dalam
jumlah yang sangat kecil digunakan sebagai pengawet makanan.
2) Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5H2O)
digunakan dalam proses pencucian film. Senyawa ini dikenal dengan merk hipo.
3) Asam sulfat (H2SO4)
dipakai sebagai pelarut, pengisi aki, pembuatan garam sulfat, pembuatan pupuk,
pengolahan minyak, dan pewarnaan tekstil.
Manfaat Khusus Sulfur
1) Pembentukan asam amino dan
pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman
2) Pertumbuhan anakan pada tanaman
3) Berperan dalam pembentukan klorofil
serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur
4) Pada beberapa jenis tanaman antara
lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga
aktifator enzim membentuk papain
Mobilitas
S
Unsur S relatif tidak mobil dalam tanaman: tidak segera
dapat dialihtempatkan dari daun yang tua ke bagian titik tumbuh, gejala
kekahatan muncul pertama pada bagian atas yaitu daun muda. Gejala kekahatan:
kerdil (stunted), pertumbuhan spiral (spindly growth), seringkali seluruh
tanaman menjadi klorosis seragam (uniformly chlorotic), tanaman Crucifer
membentuk warna kemarahan dan ungu, kadar protein rendah, pengumpulan N bukan
protein.
Jika kadar S berlebihan tidak secara langsung mempengaruhi
tanaman tersebut atau organisme yang memakannya, tetapi dapat menyebabkan
masalah kegaraman karena S merupakan anion yang dominan pada tanah salin,
pelindian yang hebat dari SO4= meningkatkan
kehilangan kation.
Sumber
S
1) Perombakan bahan orgaik tanah,
karena 90% S dalam tanah berada dalam bentuk organik tersebut
2) Rabuk, kompos dan biosolid.
3) Sulfat yang terjerap pada tapak
pertukaran anion dari oksida Al dan Fe.
4) Mineral S: pada musim kering sulfida
dalam bentuk anaerob.
5) Pengendapan atmosfer dari inudstri,
hujan asam.
6) Pupuk S.
Bentuk S Yang Diserap Tanaman
- Penyerapan langsung SO2 oelh daun: jumlahnya kecil, jika kadar S dalam udara tinggi akan meracuni tanaman.
- Penyerapan akar etrutama dalam bentuk: sulfat (SO4=).
Gerakan S Menuju Akar
Di dalam tanah sulfat bergerak karena aliran masa dan
difusi. Terutama beregrak karena aliran masa (mass flow), difusi memiliki arti
penting pada tanah dengan kadar S yang rendah. Kadar dalam larutan tanah 5-20
ppm. Aras yang mencukupi kebutuhan tanaman 3-5 ppm dalam tanah.
Transformasi
S Dalam Tanah
Proses alih rupa antara lain: Mineralisasi – immobilisasi,
Adsorpsi – desorpsi, Presipitasi – dissolusi, Oksidasi – reduksi, Volatilisasi.
Mineralization
– Imobilisasi
1)
Daur S organik serupa dengan N
organik.
2)
Mineralisasi : melepas S menjadi
anorganik, SO4 tersedia bagi tanaman
3)
Imobilisasi (assimilation):
kebalikan dari mineralisasi, pengambilan S anorganik dari tanah oleh mikrobia
untuk membentuk tubuhnya
4)
Keseimbangan antara mineralisasi dan
imobilisasi ditentukan oleh nisbah C:S dan N:S, nisbah C:N:S bahan organik
sekitar 120:10:1,4.
5)
Dalam bahan organik terkandung 1% S.
Dengan susunan bentuk ester dan eter sulfat sebesar 30-60% melalui ikatan
C-O-S, bentuk asam amino sekitar 10-20%, residual S sebesar 30-40%.
6)
Ensim sulfatase : mirip dengan ensim
fosfatase, melepas sulfat dari ester sulfat.
7)
Pengaruh nisbah C:S : (1) C:S
>400 S imobilisasi > S mineralisasi, (2) C:S = 200-400 S
imobilisasi = S mineralisasi, (3) C:S <200 mineralisasi=""
s=""> S imobilisasi.
Adsorpsi – Desorpsi
1)
Senyawa SO4 2-
yangterjerap merupakan bentuk S dari pangkalan labil bersifat segara tersedia,
mengisi kekosongan pada larutan tanah . Uji S tanah umumnya misalnya ekstraksi
dengan Ca-fosfat.mengukur S yang terlarut ditambah S yang terjerap. Reaksi ini
penting pada tanah yang telah terlapuk dengan lanjut. Kekuatan adsorpsi: H2PO4- > SO4=
> NO3-.
2)
Faktor yang mempengaruhi kapasitas
jerapan: koloid tanah, hidroksida Fe-Al, kandungan lempung tipe 1:1, kemasaman
tanah, besarnya muatan tergantung pH, kapasitas pertukaran anion.
3) Komposisi larutan tanah juga
mempengaruhi: kadar SO4, keberadaan anion dan kation lainnya, pendesakan
oleh fosfat.
4)
Presipitasi – Dissolusi
Presipitasi – Dissolusi
1)
Gypsum (CaSO4) di daerah
kering, merupakan bentuk pengendapan bersama antara S dengan Ca-karbonat
pada tanah kapuran
2) Sulfida pada kondisi anerob di tanah
tergenang: H2S mengendap sebagai FeS atau ikatan logam-S yang
lainnya, untuk melarutkan diperluakn proses oksidasi.
Okidasi – Reduksi
1)
Bentuk S : beragam dari bilangan
oksidasi -2 sampai + 6, yaitu silfida, polisulfida, S elemen, tiosulfat, sulfit
dan sulfat.
2)
Bentuk oksidasi terbanyak sebagai
sulfat, sulfat yang diserap tanaman akan direduksi menjadi S organik.
3)
Proses Oksidasi dan reduksi S
dibantu oleh mikrobia
4)
Senyawa S anorganik tereduksi
terdapat pada tanah tergenang kondisi anaerob : (wetlands, swamps, tidal
marshes), pada kondisi aerob segera mengalami oksidasi.
5) Oksidasi S: mikrobia ototrofik dan
heterotrofik : Thiobacillus sp. meneybabkan pemasaman. H2S + 2O2
à H2SO4 à 2H+ + SO4=
dijumpai pada daerah tambang (acid
mine drainage) terjadi oksidasi senyawa sulfida speerti pyrite (FeS).
Dapat juga digunakan di lahan pertanian untuk mengoksidasi S elemen : 2S + 3O2
+ 2H2O Ã 2H2SO4 Ã 4H+ +
2SO4=
Defisiensi Sulfur
Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip
kekurangan unsur Nitrogen, misalnya :
1) Daun berwarna hijau mudah pucat
hingga berwarna kuning
2) Tanaman kurus dan kerdil
3) Pertumbuhan dan perkembangannya
lambat.
Pengangkutan
S
1)
Erosi: hilangan bersama bahan
organik
2)
Pelindian: sulfat sangat mobil dalam
tanah, sulfat merupakan anion yang dominan pada air lindian, pelindinan
meningkat jika kandungan kation monovalen (K+, Na+)
besar
3) Hilang karena volatilisasi
Volatilisasi
Kehilangan karena menguap: hasil transformasi mikrobia dalam
tanah, misalnya dimethyl sulfide (CH3SCH3), atau
karbon disulfide, methyl mercaptan, dan dimethyl disulfida. Pengaruhnya
terhadap kesuburan tanah rendah. Dapat juga menguap melalui daun, hal ini
mempengaruhi mutu pakan.
Manajemen
pupuk S
Pada tanah pasiran sering kekahatan S, karena rendahnya
bahan organik tanah dan pelindian yang hebat terhadap SO4, kebutuhan
tanaman beragam: diperlukan oleh alfalfa, clovers, canola, kubis dan sayuran
serupa, hmt Brassicas, bawang merah danbawang putih, hmt rerumputan atau legum,
rumput menyerap S lebih cepat dibanding legum. Sumber sulfur: S unsur
(tidak segera tersedia, harus dioksidasi lebih dahulu menjadi SO4,
oksidasi berlangsung dalam reaksi masam). Sumber lain ikut dalam
superfosfat. SSP (14% S), TSP (1,5% S).
IV.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari
pembahasan makalah tentang Sulfur (S) atau Belerang ini adalah :
1. Sulfur merupakan elemen penting bagi semua
kehidupan, dan secara luas digunakan dalam proses biokimia, dalam reaksi
metabolik, sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan
untuk organisme sederhana, serta merupakan bagian penting dari banyak enzim dan
juga dalam molekul antioksidan.
2. Unsur S diperlukan oleh tanaman
dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N atau K, serupa
dengan P, Ca dan Mg.
3. Gejala kekurangan sulfur pada
tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur Nitrogen, misalnya : Daun berwarna
hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, pertumbuhan
dan perkembangannya lambat.
4. Di dalam tanah sulfur bersifat
sangat mobil, artinya sangat mudah berpindah, hilang dan tidak tersedia bagi
tanaman.
5. Kekurangan unsur sulfur bisa diatasi
dengan penambahan pupuk buatan seoerti TSP dan ZA.
B.
Saran
Sulfur merupakan unsur hara esensial makro sekunder bagi
tanaman, maka dari itu ketersediaan unsur hara ini sangatlah penting bagi
tanaman. Kekurangan unsur hara ini dapat menyebabkan gejala sakit pada tanaman.
Untuk itu sangat penting jika kita bisa memahami tentang gejala defisiensi
sulfur ini pada tanaman. Untuk mengatasi masalah tanaman kekurangan asupan
sulfur maka bisa diatasi dengan memberikan tambahan unsur sulfur ini dengan
pupuk tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, C.R, K.M Bamford and M.P. Early.
1995. Principles of Horticulture, seconded. Butterwoutn –
Heinemann Ltd. British.
Badan Pusat Statistik. 2006. Produksi
Sayuran di Kabupaten Karawang. Karawang.
BAPEDA Kabupaten Karawang.
2004. Penelitian/Uji Unsur Hara Tanah. IPB. Bogor.
East West Seed Indonesia.
2006. Deskripsi Beberapa Varietas Caisim. PT. East West Seed
Indonesia. Purwakarta.
Goh, K. M and R. J. Haynes.
1986. Sulfur and Agronomics practices. p: 379-468. In
R.J. Haynes. Mineral Sulfur in Plant Soil System.
Academic Press. Florida
Gomez, A. K. and A. A. Gomez.
1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. (terjemahan oleh Enang Sjamsudin &
Justika Baharsjah). Edisi 11. UI press, Jakarta
Grunes. D. L. and W. H. Allaway.
1985. Nutritional Quality of plants in Relation to
Fertilizer Use. p : 589-616. in Englstad O. P (ed.) Fertilizer
Technology and Use Soil Science Society of America Inc.
Madison Wiscounsin.
Hakim. 1986. Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung Press. Bandar Lampung.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah.
Akademika Presindo, Jakarta.
Harjadi, S. S. 1979. Pengantar
Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.
Harlina, N. 2003. Pemanfaatan
Pupuk Majemuk Sebagai Sumber Hara. Institut Pertanian
Pertanian Bogor.
Haryanto B, Suhartini T, Rahayu E, dan
Sunarjo. 2006. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya.
Jakarta
Himawan, A. Sigit dan E. Suhaeli.
2004. Laporan Uji Coba Lapangan Pupuk Kompos Granular.
PT. Komposindo Granular Arendi. Bandung
Jacob. A. and H. V. Uexkull. 1960. Fertilizer
Use:Nutrition and Manuring of Trofical Crops. Translet by C.
L. Whittles. Hannover. 593 p.
Jamaludin, L. 2005. Estimasi
Defisiensi S Dalam Lahan Padi Varietas Ciherang Di Lahan Sawah Irigasi.
Fakultas Pertanian. Unsika. Karawang.
Komposindo Granular Arendi.
2005. Kompos Granular Rabog. PT Komposindo Granular Arendi.
Lingga. 1986. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta
Lingga, P dan Marsono. 2003. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya. Jakarta
Mahanani, C. R. L 2003. Siklus
Sulfur. Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Murbandono. 1990. Membuat
Kompos. Cetakan Keenam. PT Swadaya Jakarta.
Nyapka Yusup M, Lubis M.A, Pulung Anwar Mamat,
Amrah Ghaffar A, Munawar Ali, Hong Ban Go, Hakim Nurhajati.
1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Palembang.
Opena, R. T and D. C. S Tay.
1994. Brassica rapa L. Group Caisim. Hal
153-157. J. S. Simonsma dan K. Pileuk. Plant Recource of
Sout-East Asia, Vegetable. PROSEA Foundation.
Palungkun, R dan Budiarti, A. 1993. Sweet
Corn and Baby Corn. Penebar Swadaya. Jakarta.
Poerwowidodo. 1992. Telaah
Kesuburan Tanah. Angkasa Bandung. Hal 37-55.
Bandung.
Rahardi, F., dkk. 1993. Agribisnis
Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta
Rakhmiati, Yatmin, Fahrurrozi. 2003. Respon
Tanaman Sawi Terhadap Proporsi Dan Takaran Pemberian S. Jurnal Wacana
Pertanian Vol. III. Hal 119-121. Bandar Lampung.
Sarief, S. 1989. Kesuburan Dan
Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Soenaryono, H. 1989. Budidaya
Brassica (Kubis) Penting Di Indonesia. Hal 371 – 400 dalam Sri
Setyati Harjadi (Ed). Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan
Budidaya pertanian. Fakultas Pertanian Bogor. Bogor
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri
Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Soeseno, S. 1999. Bisnis
Sayuran Hidroponik. PT. Gramedia. Jakarta
Suwarsono. 1980. Kesuburan Tanah.
Departemen Ilmu tanah. IPB. Bogor.
FUNGSI SULFUR ( S )
ATAU BELERANG BAGI TANAMAN
Penulis : Nurman
Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )
Unsur Sulfur dalam
Pupuk
Bila
kitamengenal pupuk ZA, maka di dalamnya terdapat kandungan unsur Ndan S.
Unsur Nitrogennya sebesar 21 % dan Sulfur ( belerang ) sebesar 24%.
Artinya apa? kandungan Sulfurnya kok bisa lebih tinggi dari N nya.
Selain dalam pupuk ZA,
unsur belerang terdapat dalam pupukPonska ( 15 15 15 10 ). Artinya di dalam
pupuk ponska ada sekitar 10 % unsursulfurnya.
FungsiSulfur Bagi
Tanaman
Oleh sebab itu,
marilah kita mengenal fungsi Sulfur ini bagitanaman. Unsur Sulfur yang lebih
dikenal dengan nama Belerang diserap tanaman dalam bentuk ion sulfat
(SO4=). Zat ini merupakan bagian dari protein yangterdapat dalam bentuk
cystein, methionin, thiamine.
Adapunfungsi umum
sulfur sbb :
1.
Membantu pembentukan butirhijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
2.
Menambah kandungan proteindan vitamin hasil panen.
3. Meningakatkan
jumlah anakan yangmenghasilkan (pada tanaman padi).
4.
berperan penting padaproses pembulatan zat gula.
5.
Memperbaiki warna, aroma,dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau
omprongan).
6.
Memperbaiki aroma,mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi
bawang merah danbawang putih.http://banyuagung.wordpress.com/2009/07/30/fungsi-pupuk-za-bagi-tanaman-kita
Sebagian besar sulfur
di dalam tanah berasal dari bahan organikyang telah mengalami dekomposisi dan
sulfur elemental ( bubuk/ batu belerang )dari aktivitas vulkanis. Sulfur
yang larut dalam air akan segera diseraptanaman, karena unsur ini sangat
dibutuhkan tanaman terutama padatanaman-tanaman muda. http://pustaka.rumahilmu.or.id/pendidikan.
Fungsi Sulfur Bagi
Tanaman Padi
Belerang ( sulfur)
padapadi diperlukan untuk sintesis asam amino sistin, sistein, dan metionin,
yangselanjutnya membentuk protein. Selain itu belerang sangat membantu
perkembanganpucuk, akar dan anakan.
Padi sawah yang
mengalamikekurangan belerang umurnya lebih panjang dengan persentase kehampaan
gabahyang tinggi, untuk mengatasi kekahatan belerang pada padi, perlu
dilakukanupaya perbaikan kualitas dan produktivitas tanah melalui pemberian
pupukanorganik dan pupuk organik.
Salah satusumber S
anorganik yang baik untuk padi sawah adalah pupuk amonium sulfat [(NH4)2SO4]
karena dapat memasok Syang tersedia bagi tanaman, yaitu sulfat (SO42-). http://blogs.unpad.ac.id/emmasofyan
BILA TANAMAN
KEKURANGAN UNSUR HARA BELERANG,MAKA:
1. Produksi
protein tanaman menurun,pertumbuhan sel tanaman kurang aktif.
2. Terjadi
penimbunana amida bebas dan asamamino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman,
terjadi kerusakan aktifitasfisiologis dan mudah tererang hama dan penyakit.
3. Produksi
butir hijau daun menurun, prosesasimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat,
tanaman mengalami klorosis /kekuningan, dan hasil panen rendah.
Oleh sebab itu, pupuk
inidiberikan pada tanaman padi dalam masa vegetatif atau tanaman yang
hasilpanennya di daun seperti bayam, sawi dll.
Pada suatu
kesempatan,saya pernah bertanya pada petani sawi organik, ” kok sawi ini
rasanya enakpak?”. Dijawabnya,” kalo untuk pupuk, saya nga pake urea, tapi pake
pupuk ZA saja”.
- Karakteristik
- Belerang ditemukan sebagai unsur bebas ,sebagai sulfida(FeS,PbS,ZnS),sebagai sulfat (CaSO, 2H2O,MgSO4,7H2O).
- Terdapat dalam 2 bentuk alotrop yaitu belerang ronbuk ( belerang ,belerang monokun ( belerang )
96,5
- Unsur belerang berupa campuran satuan S8,S6,S4,S2.
- b. Sifat Fisika
Sifat-sifat fisik belerang adalah :
- Nomor atom : 16
- Massa : 32,064
- Konfigurasi Elektron : 3s2 3p4
- Jari-jari Atom : 0,103 nm
- Keelektronegatifan : 2,5
- Titik Beku : 119 0C
- Titik Didih : 444,6 0C
- Kerapatan : 2,06
- Potensial Elektron : -0,48
- c. Cara Penambangan
Sebagai unsur biasanya terdapat
dalam lapisan 150 m di dalam tanah kemudian penambangan dilakukan dengan
cara khusus ,ini dikenal dengan cara FRASCH yaitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar