Senin, 11 Mei 2015

Makalah Tataniaga Atau Marketing



BAB I
PENDAHULUAN
A.   PEMBAHASAN
Istilah tata niaga sering juga disebut pemasaran yang bersumber dari kata marketing. Kegiatan tata niaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi. Distribusi menimbulkan suatu kesan seolah-olah orang-orang yang bergerak didalam bagian ini bersifat statis, menunggu saja apa yang akan mereka peroleh dari produsen untuk dibagi-bagikan lagi kepada konsumen. Sedangkan marketing (tata niaga) sebaliknya bersifat dinamis karena tata niaga mencakup semua persiapan, perencanaan dan penelitian dari segala sesuatu yang bersangkutpaut dengan perpindahan, peralihan milik atas sesuatu barang atau jasa serta pelaksanaan perpindahan dan peralihan tersebut. Oleh sebab itu sering terjadi “perbedaan” penggunaan istilah dengan maksud yang sama. Agar pengertian tata niaga itu semakin jelas berikut ini disajikan beberapa batasan-batasan (defenisi) yang diberikan oleh beberapa para ahli. Sedangkan beberapa batasan tata niaga (marketing) yang bersumber dari literatur dalam negeri adalah sebagai berikut:
a. Panglaykim dan Hazil
Marketing adalah bagian daripada kegiatan usaha dan dengan mana kebutuhan manusia dapat dipenuhi, yakni dengan tukar menukar barang-barang dan jasa-jasa untuk sesuatu yang dianggap perlu dan berharga.
b. Alex S. Nitisemito
Marketing adalah semua kegiatan aktivitas untuk memperlancar arus barang/jasa dari produsen kegiatan konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.
Setelah menelaah batasan-batasan tata niaga yang telah diutarakan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tata niaga atau marketing itu meliputi kegiatan-kegiatan yang sangat luas sekali, diantaranya: kegiatan pembelian (buying), kegiatan menjual (selling), kegiatan pembungkusan (packing), kegiatan pemindahan (transport), kelancaran arus barang dan jasa dan lain sebagainya.
Atau dengan lebih singkat tataniaga itu adalah segala kegiatan yang bersangkut paut dengan semua aspek proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-barang dan jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen. Jadi, marketing ini merupakan sesuatu kegiatan moving process atau moving activities. Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi, baik dalam berproduksi, kelancaran komunikasi dan perhubungan, teknik pembungkusan, handling dan sebagainya, tidak mustahil akan merubah strategi dan kebijakan tata niaga, sehingga batasan-batasan tersebut di atas akan mengalami penyempurnaan atau perubahan secara dinamis pada masa-masa mendatang.

B.   TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1.    Arti dan Fungsi Tataniaga
2.    Biaya Tataniaga (Marketing margin)
3.    Industri Pengolahan Hasil-hasil Pertanian
4.    Grading dan standarlisasi
5.    Permintaan dan Penwaran Hasil Pertanian






BAB II
PEMBAHASAN

1.    PERMINTAAN DAN PENAWARAN ATAS HASIL PERTANIAN
A.   Perbedaan antara  perubahan jumlah yang diminta Dengan Perubahan permintaan?
·         Perubahan jumlah yang diminta adalah berubahnya jumlah permintaan konsumen akibat adanya perubahan harga komoditi tersebut, ceterisparibus. sedangkan Perubahan permintaan adalah berubahnya jumlah permintaan konsumen karena berubahnya variabel selain harga komoditi yang bersangkutan.
- Perbedaan perubahan jumlah yang diminta dan perubahan permintaan dalam kurva
         Perubahan jumlah yang diminta:
a. Kurva tidak mengalami pergeseseran
b. perubahan terjadi dari satu ke titik yang lain dalam kurva yang sama
         Perubahan permintaan:
a.    Titik dan kurva mengalami pergeseran ke kanan / kiri tergantung variabel yang berubah dan sifat perubahannya
         Contoh Perubahan Permintaan:
1. Pendapatan konsumen bertambah (kurva permintaan bergeser ke kanan)
2. Harga barang substitusi semakin rendah (kurva permintaan bergeser ke kiri)
3. Harga barang komplemen menurun (kurva permintaan bergeser ke kanan)
Kasus perubahan lain (kurva bergeser sesuai kasusnya).

b. Pengertian elastisitas dan Pengertian elastisitas harga ?
-  elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
- elastisitas harga adalah Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang diminta konsumen, akibat adanay perubahan tingkat barang. Dengan kata lain elastisitas harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga
- Contoh : permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya.
Sedangkan barang yang permintaannya tidak elastic adalah  Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.

C. Perbedaan elastisitas harga, elastisitas silang, elastisitas pendapatan?
- Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang diminta konsumen, akibat adanya perubahan tingkat barang. Dengan kata lain elastisitas harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga.
- Elastitas silang adalah Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen. Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
- Elastitas pendapatan adalah suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumen akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan.
D. Perbedaan elastisitas Penawaran Jangka Pendek dan Penawaran Jangka panjang? Faktor yang mempengaruhi elastisitas itu ?
a.  Elastitas Penawaran jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis. Sedangkan Elastisitas Jangka panjang yaitu. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
            b.         Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga antara lain:
a) Jenis Produk
Barang-barang pertanian memiliki elastisitas permintaan yang lebih rendah daripada barang-barang industri.
b) Tingkat Substitusi
Semakin banyak jenis pengganti suatu barang, maka semakin elastis sifat permintaannya.
c) Proporsi Pengeluaran Suatu Barang Terhadap Pendapatan Konsumen
Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, maka semakin elastis permintaan akan barang tersebut.
d) Jangka Waktu
Dalam jangka pendek permintaan bersifat tidak elastis karena perubahan yang terjadi di pasar belum diketahui oleh para pembeli, sehingga mereka cenderung meminta barang-barang yang biasa dibeli walaupun harganya mengalami kenaikan. Sedangkan dalam jangka panjang, para pembeli dapat mencari barang pengganti atas suatu barang yang harganya mengalami kenaikan sehingga cenderung lebih elastis.

II. TATANIAGA PERTANIAN

1.    Arti dan Fungsi Tataniaga
Tataniaga adalah sebagai suatu proses menyoroti gerakan perpindahan barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen serta segala kejadian dan perlakukan yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari usahatani dijual petani, dibeli pedagang, diproses oleh pabrik, dijadikan tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik, botol atau kaleng, dipetikan dan dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya. Dimana tataniaga memiliki suatu system meliputi cara, model strategi penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses penyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan perekonomian masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tataniaga tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata niaga terdiri dari berbagai sistem ataupun subsistem pengorganisasiannya. Misalnya suatu saluran tataniaga, atau suatu mata rantai tata niaga (channel of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata niaga perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole agent) atau koperasi.
         TataNiaga adalah kegiatan Produktif  Dalam teori ekonomi lama ada pendapat mengatakan bahwa kegiatan dalam perusahaan yang produktif hanyalah dalam sektor produksi saja. Misalnya menanam padi, beternak, dan lain-lain. Kemajuan peradaban, teknologi dan perkembangan ekonomi telah merobah pandangan tersebut yaitu bahwa setiap usaha yang dapat memberikan faedah atau guna (utility) adalah sesuatu yang juga termasuk kegiatan yang produktif. Beberapa ahli ekonomi menggambarkan produksi itu sebagai penciptaan nilai guna (utility), yaitu proses bagaimana membuat barang dan jasa bermanfaat. Proses penciptaan nilai guna tersebut merupakan kegiatan productive, yang selanjutnya dapat digolongkan ke dalam: (a) place utility (kegunaan karena tempat), (b) form utility (kegunaan karena bentuk), (c) possesion/ ownership utility (kegunaan karena milik) dan, (d) time utility (kegunaan karena waktu).
Fungsi tataniaga ialah semua jasa-jas atau kegiatan yang diberikan dalam proses pengaliran barang dan jasa dari produsen sampai konsumen. Dalam menelaah tataniaga pertanian serba fungsi berarti kegiatan tersebut diteliti, dipelajari kemudian dianalisa dalam proses pemasaran. Contoh : menelaah kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam proses pengumpulan dari petani sampai ke konsumen untuk barang yang tahan lama (storeable) dan barang yang perishable.
Fungsi tataniaga yang meliputi setiap lembaga yaitu :
-       Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi pertukaran meliputi :
a.    Fungsi Pembelian merupakan fungsi yang berhubungan dengan pemindahan hak milik dari sejumlah barang yang dipasarkan. Kegiatan utama fungsi pembelian :
·         Menetapkan berapa jumlah dan kualitas yg dibutuhkan
·         Mencari sumber barang yang dibutuhkan
·         Menetapkan atau merundingkan harga dan syarat pembelian
·         Menetapkan syarat-syarat transaksi
b.    Fungsi penjualan :
·         kegiatan yg bertujuan utk mencari atau mengusahakan agar ada pembeli atau permintaan pasar yg cukup baik pada tingkat harga yg menguntungkan.
·         Melakukan perencanaan tentang cara atau pola pejualan bagaimana yang dapat menjamin kemantapan permintaan pasar
·         Melakukan kegiatan mencari pasar lokasi atau tempat pemasaran barang.
·         Menetapkan jumlah dan kualitas maupun waktu yang tepat untuk memasarkan barang pada setiap pasar sasaran
·         Menentukan jumlah lembaga perantara yang perlu dilibatkan.
Fungsi fisik adalah semua tindakan yang langsung berhubungan dengan pengadaan barang secara fisik yang berarti memperlancar jalannya fungsi pertukaran.
a.    Fungsi pengangkutan, menyediakan barang dan jasa di daerah konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen baik menurut waktu, jumlah dan kualitas
-       Fungsi pengangkutan mempunyai kegiatan perencanan :
·         Jenis barang yang diangkut
·         Volume yang akan diangkut
·         Waktu pengangkutan dan Jenis alat angkutan yg digunakan
·         Menciptakan kegunaan tempat dan waktu
-       Fungsi Penyimpanan, diperlukan untuk menyimpanan barang selama belum dikonsumsi atau menunggu diangkut ke daerah pemasaran atau menunggu diolah, Kegiatan penyimpanan akan Memperkecil fluktuasi harga antar musim panen dan musim paceklik, Mengatur keseimbangan suplai sepanjang tahun Pelaksanaan penyimpanan memberikan kegunaan waktu.
-       Fungsi Pengolahan untuk meningkatkan kualitas barang baik dalam rangka memperkuat daya tahan barang (prosesing minimal) maupun meningkatkan nilainya, Kegiatan pengolahan memberikan kegunaan bentuk baik menambah maupun menciptakan utility Jumlah dan jenis konsumen akan bertambah banyak.
-       Fungsi Fasilitas adalah semua tidakan yang bertujuan untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik, fungsi fasilitas meliputi :
a.    Standardisasi merupakan ukuran atau penentuan mutu suatu barang dengan menggunakan berbagai ukuran, seperti : warna, susunan kimia, bentuk, kekuatan atau ketahanan, kadar air, tingkat kematangan, rasa dan lain2 Grading : tindakan mengklasifikasi hasil pertanian menurut standardisasi yg diinginkan.
b.    Fungsi penanggungan resiko Banyak resiko yg dihadapi oleh produen maupun lembaga perantara, yaitu : kerusakan, Kehilangan, kebakaran, Penurunan harga. Resiko yg dihadapi dpt ditanggung sendiri atau dapat dialihkan kepada perusahaan2 asuransi dg membayar premi asuransi.
c.    Fungsi Pembiayaan, penyediaan sejumlah dana untuk keperluan transaksi jual beli barang, meliputi :
         Penyediaan dana untuk membeli barang yang diperlukan perusahaan
         Menyediakan kredit bagi para langganan, merupakan salah satu strategi pemasaan saat ini yang umum ditempuh sehingga dapat memperluas pasar. Pola pemberian kredit :
         Installment, pemberian kredit secara cicilan
        Open account, pengangguhan pembayaran sampai waktu tertentu.
         Membayar semua ongkos-ongkos perusahaan.
-       Fungsi Informasi pasar, kegiatan pengumpulan informasi pasar serta menafsirkan data informasi pasar tersebut, meliputi :
a.    Perkembangan harga setiap tingkat pasar
b.    Jenis dan kualitas barang yg diinginkan konsumen
c.    Sumber suplai, lokasi dan konsumen
d.    Merek yang diinginkan konsumen
e.    Penyebaran lokasi asal suplai, waktu dan jumlah barang yang diinginkan konsumen
f.     Dan informasi lain yang dapat memperlancar penyaluran barang

2.    Biaya Tataniaga (marketing margin)
Dalam teori harga dianggap produsen bertemu langsung dengan konsuen, sehingga harga pasar yang terbentuk merupakan perpotongan antara kurva penawaran dengan kurva permintaan. Realititas pemasaran pertanian sangat jauh dari anggapan ini, sebab komoditi pertanian yang produksikan di daerah sentra produksi akan dikonsumsi oleh konsumen akhir setelah menempuh jarak yag sangat jauh, antar kabupaten, anatr propinsi, antar negara bahkan antar benua,baik komoditi olahan maupun olahan.
Dengan demikian sebenarnya jarang sekali produsen melalukan transaksi secara langsung dengan kosume akhir. Untuk itu digunakan konsep marjin pemasaran. Marjin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran. Pada analisis pemasaran yang sering menggunakan konsep marjin pemasaran yang dipandang dari sisi harga ini. Marketing margin merupakan selisih harga yang yang dibayar konsumen akhir dan harga yang terima petani produsen.
Marketing margin dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu:
1. margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima petani (produsen).
2. margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa-jasa pemasaran.
Harga yang dibayar konsumen akhir merupakan harga di tingkat pedagang pengecer. Bila digambarkan dalam suatu kurva, maka keseimbangan harga ditingkat pengecer merupakan perpotongan antara kurva penawaran turunan(derived supply curve), dengan kurva permintaan primer (primary demand curve)Sedangkan kesesimbangan harga ditingkat petani perpotongan antara kurva penawaran primer (primary supply curve) dengan kurva permintaan turunan (derived demand curve).
Komponen margin terdiri dari dua bahagian, yaitu:
1. biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemsaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemsaran, yang disebut dengan biaya pemsaran atau biaya fungsional (functional cost)
2. keuntungan (profit) lembaga pemasaran.
Marketing margin adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Selain secara verbal, marjin pemasaran dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis.Produk referensi merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim pemasaran dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah (value added). Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran produk–produk tersebut.Oleh karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl, 1977).
Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya quantitas yang dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin pemasaran.

3.    Industri Pengolahan Hasil Pertanian
Makin maju suatu negara, industri pengolahan hasil pertanian semakin pentingdalam pemasaran. Semula dari barang setengah jadi menjadi barang-barangyang siap dikonsumsikan. Dengan adanya pengolahan hasil pertanian,diharapkan keuntiungan yang didapat menjadi semakin tinggi.

4.    Grading dan Standardisasi
Grading yaitu klasifikasi hasil-hasil pertanian kedalam beberapa golongan mutu yang berbeda-bed, masing-masing dengan nama dan etiket tertentu.
Standarisasi yaitu penentuan mutu barang menurut ukuran atau patokan tertentu, keuntungan grading yang baik, adil dan teliti antara lain :
a.  Konsumen dapat memperoleh barang yang paling sesuai dengankeinginannya dan tingkat pendapatannya.
b.  Produsen mendapat jaminan memperoleh harga yang sesuai dengan mutu hasil produksinya
c.   Konsumen dan produsen terlindung dari praktek-praktek kurang jujur dalam tataniaga.
Standardisasi  dan  Grading   Penentuan  atau  penetapan  dasar penggolongan  (kelas  atau  derajat)  untuk  barang  dan  memilih barang untuk dimasukkan ke dalam kelas atau derajat yang telah ditetapkan dengan jalan standardisasi.

E.    Arti tata niaga ?ukuran tataniaga sudah efisien atau belum?
- Tata niaga sebagai suatu sistem meliputi cara, model strategi penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses penyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan perekonomian masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tata niaga tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata niaga terdiri dari berbagai sistem ataupun sub sistem pengorganisasiannya. Misalnya suatu saluran tata niaga, atau suatu mata rantai tata niaga (channel of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata niaga perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole agent) atau koperasi. 
Ukuran untuk menyatakan suatu sistem tataniaga saat ini yaitu sudah diatur oleh pemerintah dengan adanya kebijakan-kebijakan yang di tetapkan. Dan untuk mengukur apakah sudah efisien atau belum, belum efisien sistem tataniaga saat ini karena masih banyak mafia-mafia yang ada dilapangan sehingga tidak efektif.

F. Apakah fungsi tataniaga dan bagaimana peranannnya dalam memajukan pertanian?
Fungsi dari tataniaga adalah sebagai menempatkan barang-barang seperti perusahaan kepada konsumen. Adapun peranan dalam membangun pertanian adalah Produsen adalah orang atau perusahaan yang menghasilkan atau yang memproduksikan barang atau jasa. Jadi, produsen hasil-hasil pertanian adalah orang yang memproduksi hasil pertanian. Para petani yang berada di desa yang menjual hasil pertaniannya seperti gabah/beras, buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan seorang produsen. Tanpa produsen, tidak aka nada hasil pertanian yang dapat dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat/konsumen dan tentunya juga tidak akan ada kegiatan tataniaga.
Petani produsen selain statusnya sebagai produsen hasil-hasil pertanian, mereka juga adalah adalah konsumen hasil-hasil industri seperti kain, pupuk, obat-obatan, dan lainnya. Petani produsen dalam proses penjualannya lebih banyak berhubungan dengan pedagang pengumpul (local assemblers). Jika petani produsen pada satu saat misalnya karena serangan hama atau karena harga input yang mahal, maka petani hanya akan memproduksikan hasil dalam jumlah yang sedikit. Volume hasil yang akan diangkut dan disimpan juga akan berkurang, sehingga jumlah alat angkut dan gudang yang dibutuhkan akan berkurang pula, ini berarti sebagian dari alat angkut dan gudang tidak akan bekerja secara efektif karena tidak sesuai dengan kapasistas yang dimilikinya. Jumlah barang yang diecerkan di pasar tentunya akan berkurang pula sehingga akan mempengaruhi mekanisme harga.
Apabila petani produsen menggunakan input dan teknologi modern secara efektif, produksi per satuan luas usahataninya juga akan meningkat dari keadaan sebelumnya. Akibat dari keadaan ini ialah volume hasil yang akan dijua oleh petani produsen akan bertambah. Hal ini berarti pedagang pengumpul harus menyediakan lebih banyak modal dan tenaga, serta kebutuhan alat angkut dan gudang akan lebih meningkat. Demikian pula barang yang diecerkan di pasar akan lebih banyak dan jika jumlah permintaan konsumen tetap maka sudah pasti harga dari hasil pertanian tersebut akan menurun.

G.   Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi rendahnya biaya tataniaga?
1.    Biaya persiapan dan pengepakan produk (Preparation and packaging cost), kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam komponen ini adalah: Pembersihan Sortasi dan grading Pengepakan.
2.    Biaya penanganan (handlingcost) ,mencakup kegiatan-kegiatan: Penimbangan Pengepakan ulang produk pada pedagang perantara
Bongkar dan muat produk dari alat angkut
Sortasi dan grading ulang oleh pedagang.
3.    Biaya pengangkutan (transportationcost), mencakup:
Biaya angkut perunit produk (jika menggunakan angkutan umum)
Biaya bahan bakar, perbaikan alat angkutan
Asuransi dan pajak yang harus dibayar dari angkutan
Biaya lain-lain selama produk dalam perjalanan.
4.    Kehilangan produk (product losses), yaitu kehilangan atau penyusutan produk yang terjadi selama pengankutan, penyimpanan atau akibat kegiatan-kegiatan lain seperti pada waktu pencucian, handling, sortasi dan grading yang dilakukan. Biaya kehilangan produk dihitung dengan mengasumsikan produk yang hilang tersebut terjual.
5.    Biaya penyimpanan (storage cost), mencakup:
Biaya fisik penyimpanan akibat penggunaan tempat penyimpanan, seperti penyusutan gedung, keamanan, listrik, dll
Biaya perbaikan kualitas produk selama penyimpanan, seperti biaya pembelian bahan-bahan kimia.
Biaya yang termasuk dalam biaya kehilangan produk
Biaya finansial (financial cost) yang harus diterima pemilik produk selama produk dalam gudang penyimpanan.
6.    Biaya pengolahan (processing cost), mencakup seluruh biaya yang digunakan dalam proses transformasi produk primer menjadi produk olahan, seperti bahan bakar, tenaga kerja, penyusutan alat.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam biaya pengolahan adalah faktor konversi produk primer menjadi produk olahan, seperti 1 kg padi dikonversikan dengan 65-70 persen beras setelah dihuller.
Untuk menghitung biaya pengolahan perlu diketahui: Faktor konversi
Jumlah (kuantitas) produk Biaya pengolahan.
6.    Fees, commissions and unofficial payments, mencakup biaya-biaya yang dibayar oleh lembaga pemasaran, seperi biaya-biaya pengurusan izin usaha, biaya komisi yang dibayarkan kepada agen dan pedagang besar, serta biaya-biaya tidak resmi lainnya yang dibayarkan oleh lembaga pemasaran selama proses pemasaran produk.

H. Apakah peranan industry pengolahan dalam memajukan pertanian?  Berilah contoh di mana baik konsumen maupun petani produsen diuntungkan oleh pengenalan industry pengolahan!
Makin maju suatu negara, industri pengolahan hasil pertanian semakin pentingdalam pemasaran. Semula dari barang setengah jadi menjadi barang-barangyang siap dikonsumsikan. Dengan adanya pengolahan hasil pertanian,diharapkan keuntiungan yang didapat menjadi semakin tinggi.

Contoh ; produsen dan konsumen yaitu petani yang sama-sama diuntungkan dan produsen mempunyai keuntungan yaitu mendapatkan hasil-hasil pertanian yang ditampung dan kemudian dijadikan bahan baku industri kemudian disalurkan lagi ke petani yang berbentuk barang jadi.
Adapun keuntungan bagi petani dengan adanya industri hasil-hasil pertaniannya bisa terjual dan mendapatkan keuntungannya :
1.    Konsumen dapat memperoleh barang yang paling sesuai dengankeinginannya dan tingkat pendapatannya.
2.    Produsen mendapat jaminan memperoleh harga yang sesuai dengan mutu hasil produksinya
3.    Konsumen dan produsen terlindung dari praktek-praktek kurang jujur dalam tataniaga

I.      Berilah contoh di mana grading dan standardisasi untuk komoditi dapat benar-benar mempermudah pemasaran!
Standardisasi  dan  Grading  :  Penentuan  atau  penetapan  dasar penggolongan  (kelas  atau  derajat)  untuk  barang  dan  memilih barang untuk dimasukkan ke dalam kelas atau derajat yang telah ditetapkan dengan jalan standardisasi.

J.    Kriteria apa saja yang biasanya dipakai untuk menentukan grade komoditi ekspor Indonesia?
      Kriteria yang digunakan yaitu :
r    Aroma =>(kopi)
r    Persentase banyaknya fat (65%, 64%, atau 60%) => (kopra)
r    Ukuran-ukuran tertentu, kadar air kering alam dan buatan maksimum, kerusakan maksimum, pecah maksimum, weevil maksimum, admixture maksimum, warna lain maksimum, biji muda maksimun => (jagung).
















BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
tata niaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi. Distribusi menimbulkan suatu kesan seolah-olah orang-orang yang bergerak didalam bagian ini bersifat statis, menunggu saja apa yang akan mereka peroleh dari produsen untuk dibagi-bagikan lagi kepada konsumen. Sedangkan marketing (tata niaga) sebaliknya bersifat dinamis karena tata niaga mencakup semua persiapan, perencanaan dan penelitian dari segala sesuatu yang bersangkutpaut dengan perpindahan, peralihan milik atas sesuatu barang atau jasa serta pelaksanaan perpindahan dan peralihan tersebut. Oleh sebab itu sering terjadi “perbedaan” penggunaan istilah dengan maksud yang sama.
Marketing margin adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan.
Grading yaitu klasifikasi hasil-hasil pertanian kedalam beberapa golongan mutu yang berbeda-bed, masing-masing dengan nama dan etiket tertentu. Standarisasi yaitu penentuan mutu barang menurut ukuran atau patokan tertentu, keuntungan grading yang baik, adil dan teliti.




DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2012. Penawaran hasil pertanian. http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/penawaran-hasil-hasil-pertanian.html. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 20.20 WIB
Anonimb. 2010. Teori Permintaan dan Penawaran. http://hasim319.wordpress.com/2010/04/06/teori-penawaran-dan-permintaan-pada-pertanian/. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 20.30 WIB
Anonime.2012. Elastisitas Permintaan. http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan. Diakses Pada tanggal 13 desember 2012 Pukul 22.10 WIB
Anonimc. 2012. Definisi Elastisitas. http://www.scribd.com/%D8%ADs_mangat/d/69241834/15-C-Definisi-Elastisitas-Penawaran. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 21.00 WIB
Boediono. 1999. Ekonomi Mikro Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara
Samuelson, Paul A. William D Nordhaus. 1992. Microeconomic: Fourteenth Edition. Terjemahan Munandar, Haris. B, Wirasubrata. E, Widyatmoko. Mikro Ekonomi. PT.Erlangga. Jakarta





















Berdasarkan pengertian tataniaga diatas maka didefinisikan pengertian tataniaga pertanian secara umum, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik barang–barang hasil pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan.
Ø  Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (1997, dalam Sari, 2008) pemasaran adalah suatu proses dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai. Pemasaran memperhatikan hubungan timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen serta aktivitas pesaing.
Rangkuti (2006, dalam Sari, 2008) mendefiniskan pemasaran sebagai proses kegiatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial, politik, budaya, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalahmasing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
Pemasaran diawali dengan pemahaman tentang kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen akan produk dimana konsumen mengharap nilai produk tersebut bermanfaat serata sesuai dengan biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan. Produk tersebut dapat dijumpai di pasar dalam sebuah transaksi dengan produsen atau pemasarnya.

Ø  Unsur Strategi Persaingan
Rangkuti (2006, dalam Sari, 2008) mengklasifikasikan unsur-unsur utama dalam pemasaran sebagai berikut:
a. Segmemtasi pasar
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membetuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri
b. Targeting
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan memasuki dan ditunjukkan untuk pembeli.
c. Positioning
Positioning adalah penetapan posisi pasar yaitu suatu tindakan yang membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok istimewa dari produk di dalam pasar. Pengertian ini mengandung makna tempat suatu produk atau merek sekelompok produk di dalam benak konsumen relatif terhadap penawaran pesaingnya.
Ø  Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran menurut Kasmir (2000) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya elemen-elemen yang ada dalam bauran pemasaran itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa didukung oleh elemen lain. Setiap elemen itu tidak dapat berjalan sendiri–sendiri tanpa didukung oleh elemen yang lain.
Elemen-elemen yang ada dalam bauran pemasaran adalah produk, harga, tempat, promosi, SDM,process dan customer service, sehingga secara keseluruhan terdapat tujuh komponen. Penambahan ketiga komponen tersebut berkaitan dengan sifat jasa dimana kegiatan produksi atau operasi sampai dengan kegiatan konsumsi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan.
Ø  Produk
Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya apa pun wujudnya, selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita katakan sebagai produk (Kasmir, 2000)
Menurut Kotler (2000, dalam Suheni, 2005) produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Ø  Harga
Harga adalah aspek penting dalam kegiatan bauran pemasaran. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat, harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. (Kotler, 2000, dalam Suheni, 2005)
Ø  Distribusi
Distribusi adalah usaha melalui saluran pemasaran yang dilakukan untuk menyerahkan produk dari perusahaan atau pemasar kepada konsumen. Saluran pemasaran yang dipilih dapat berupa distribusi langsung, distribusi tidak langsung, atau kombinasi keduanya (Kotler dan Amstrong, 1997, dalam Sari, 2008). Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan menyalurkan produk dari titik konsumsi (Stanton dan Lamarto, 1991, dalam Sari, 2008). Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah tingkatan saluran. Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah tingkatan saluran. Saluran distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat tingkatan, yaitu : saluran tingkatan nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua dan saluran tingkat tiga (Kotler, 1995, dalam Sari, 2008)

Ø  Promosi
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produknya, sehingga akan mendapat perhatian dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Menurut Stanton (1991, dalam Sari, 2008), promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Ø  Pertanian Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan merupakan implementasi dari paradigma pembangunan berkelanjutan yang pada saat ini telah diterima sebagai agenda politik-ekonomi pembangunan untuk semua negara di dunia. Pengertian bakunya pertama kali dipopulerkan dalam Laporan Komisi Dunia Tentang Lingkungan dan Pembangunan (World Commission on Environment and Development) tentang Masa Depan Bersama (Our Common Future), bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masamendatang untuk mencukupi kebutuhan mereka (Mitcheel et al., 2000 dalam Akbar, 2006). Pembangunan berkelanjutan merupakan produk etika politik pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dimana paradigma ini kini berusaha mengkoreksi atau menyingkirkan paradigma developmentasi (pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan GNP) yang sangat antroposentris, yakni manusia dianggap sebagai pusat alam semesta dan memiliki nilai yang paling utama/paling penting (Keraf, 2000 dalam Akbar, 2006). Pendekatan inilah yang ditunjuk menjadi penyebab kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan sebagai akibat dari eksploitasi yang berlebihan untuk kepentingan ekonomi.
Selanjutnya Salikin (2003, dalam Akbar, 2006), mengatakan sistem pertanian berkelanjutan juga berisi suatu ajakan moral untuk berbuat kebajikan pada lingkungan sumberdaya alam dengan mempertimbangkan 3 (tiga) aspek berikut :
Ø  Kesadaran Lingkungan
Sistem budidaya pertanian tidak boleh menyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbangan adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam.
Ø  Bernilai Ekonomis
Sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangtan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pendek dan jangka panjang serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi.
Ø  Berwatak Sosial Atau Kemasyarakatan

Sistem pertanian harus selaras dengan norma-norma sosial dan budaya yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat disekitarnya
Dari kasus di atas kita dapat melihat bahwa kasus utama yang menimpa petani lokal adalah margin tataniaga yang ada di tingkat petani dan pedagang (baik pengumpul maupun pedagang pengecer). Margin tataniaga sendiri adalah perbedaan harga ditingkat petani dengan harga ditingkat pengecer. Margin tataniaga juga dapat diartikan sebagai perbadaan atau jarak vertikal antara kurva permintaan ( atau kurva penawaran ). Pengertian margin tataniaga ini hanya mengacu pada perbedaan harga dan tidak menyatakan jumlah produk yang dipasarkan (Dahl dan Hammond, 1977 dalam Marharany, 2007 ).
Menurut Sudiyono, 2002 dalam Marharany, 2007, komponen marjin tata niaga ini terdiri dari : 1) biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi tata niaga yang disebut biaya tata niaga atau biaya fungsional dan 2) keuntungan (profit) lembaga tata niaga. Limbong dan Sitorus (1985) mengungkapakan bahwa sifat umum dari margin tata niaga yaitu :
1.        Marjin tata niaga berbeda beda antara satu komoditi pertanian denga komoditi lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan jasa yang diberikan pada berbagai komoditi mulai dari pintu gerbang petani sampai ke tingkat pengecer untuk konsumen akhir .
2.        Marjin tata niaga produk pertanian cendrung akan naik dalam jangka panjang dengan menurunnya bagian harga yang diterima petani
3.        Marjin tataniaga relatif stabil dalam jangka pendek terutama dalam hubungannya dengan berfluktuasinya harga harga-harga produk hasil pertanian.
Pada permasalahan di atas pola saluran pemasaran yang pertama merupakan bentuk saluran pemasaran langsung. Pola saluran pemasaran seperti ini disebut juga saluran pemasaran nol tingkat karena pada pola ini petani langsung menjual komoditas pisangnya pada konsumen lokal tanpa perantara pemasaran. Konsumen lokal pada saluran ini adalah masyrakat sekitar yang bertempat tinggal delkat petani tersebut. Pola saluran ini digunakan seeskali waktu oleh petani sangat tergantung pada permintaan konsumenlokal.
Pola saluran pemasaran kedua diguanakan sebanyak 15,40% dari total 55 petani responden. Pada pola ini petani menjual komoditas hasil taninya kepada tengkulak dengan sistem borongan di kebun.dengan sistem in petani tidak perlu melakaukan kegiataan pemanenan dan pasca panen Karena kegiatan tersebut dialakukan oleh tengkulak. Tengkulak selalu menjual komoditas pertanian tersebut kepada para pedagang pasar lokal. Pedagang lokal ini bertindak sebagai pedagang pengecer yang menjual kepada konsumen lokal. Pola saluran pemasaran kedua merupakan pola pemasaran semi langsung dengan tengkulak dan pedangang lokal selaku perantara pemasaran.
Pola saluran ketiga merupakan pola saluran pemasaran tidak langsung dengan banyak pihak yang bertindak selaku perantara pemasaran sehingga saluran ini merupakan saluran terpanjang dibandinglkan saluran pemasaran lainnya. Ada empat pihak selaku perantara pemasaran dalam pola ini yaitu tengkulak, pengumpul lokal, pengumpul regional dan pengecer regional. Saluran pemasaran ini merupakan saluran pemasaran yang paling banyak digunakan oleh petani responden
Proses pendistribusian komoditas pertanian pada saluran pemasaran keempat diklakukanmelalui tahapan sebagai berikut yaitu dari petani ke tengkulak kemudian ke pedagang pengecer regional hingga akhirnya ke konsumen akhir. Pada pola ini para petani menjual komoditas usaha tani kepada tengkulak dengan sistem borongan kebun, kemudian tengkulak akan menjual kembali komoditas tersebut kepada para pedagang pengecer regional. Pedagang pengecer regional dalam hal ini adalah para pedagang yang menjual komoditas pertanian di wilayah tertentu. Selain empat pola saluran di atas, ada juga, petani yang hanya menggunakan komoditas pertanian mereka untuk keperluan sendiri.
Untuk itulah diperlukan perbaikan dalam sistem distribusi produk agar distribusi menjadi lebih efisien dengan cara merubah pola pemasaran (memotong alur distribusi menjadi dari petani - konsumen). Dengan semakin efisiennya distribusi yang ada akan menyebabkan peningkatan pendapatan petani. Selain itu cara lain untuk memperkecil marjin tataniaga diperlukan pendidikan dan penyuluhan kepada petani mengenai klasifikasi dalam pemasaran (seperti yang telah disebutkan pada tinjauan pustaka). Dengan adanya segmentasi pasar diharapkan petani dapat memilah dan mengolah sendiri produk yang akan dijual, sama seperti yang dilakukan oleh para pedagang pengumpul dan pengecer. Sehingga pendapatan petani yang tadinya berbeda jauh dengan yang didapatkan oleh pedagang pengumpul dan pengecer dapat menjadi lebih kecil perbedaannya (marjin tataniaga mengecil) serta membangun kemandirian petani.
Dari segi promosi, pemerintah daerah diharapkan dapat membantu para petani dalam mempromosikan produk pertanian yang telah mereka hasilkan agar peran pedagang pengumpul dan pedagang pengecer dapat dikurangi dan dapat mengangkat nama daerahnya dimata masyarakat daerah lain. Sedangkan peningkatan pendapatan melalui segi produk dapat diperoleh melalui peningkatan produktivitas dan kualitas.
Apabila telah dilakukan perbaikan terhadap sistem pemasaran yang ada maka pemerintah dapat menerapkan sistem pertanian yang berkelanjutan kepada masyarakat. Karena dengan meningkatkan kesejahteraan petani melalui faktor- faktor di atas diharapkan masyarakat akan tertarik untuk menekuni bidang pertanian Indonesia.

Ø  Tinjauan Tataniaga (Marketing) Hasil Pertanian

v  .      Tata niaga sebagai suatu proses
Menyoroti gerakan perpindahan barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen serta segala kejadian dan perlakukan yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari usahatani dijual petani, dibeli pedagang, diproses oleh pabrik, dijadikan tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik, botol atau kaleng, dipetikan dan dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.
v  Tata niaga sebagai suatu sistem
Meliputi cara, model strategi penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses penyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan perekonomian masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tata niaga tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata niaga terdiri dari berbagai sistem ataupun subsistem pengorganisasiannya. Misalnya suatu saluran tata niaga, atau suatu mata rantai tata niaga (channel of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata niaga perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole agent) atau koperasi.

v  Tata niaga sebagai suatu kegiatan ekonomi.
Sebagai aktivitas ekonomi peninjauan dari segi ini selalu menyoroti kegiatan yang produktif oleh sebab itu tinjauan dari segi ini, tataniaga dianggap atau dipandang sebagai bagian dari kegiatan produksi, dalam arti kata yang luas.
v  Tata niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi.
Masyarakat selalu “berobah” dalam arti kata berkembang sesuai dengan kemajuan-kemajuan jaman. Perkembangan teknologi akan membawa dampak (positif dan negatif) terhadap sosial, budaya, sosial-politik, sosial ekonomi, preferensi dan lain-lain. Spesialisasi misalnya akan merobah pola pembagian kerja dan lain-lain. Tuntutan sektor konsumen turut pula mengalami perobahan atau penyusuaian atas perubahan-perubahan tersebut, sehingga “jarak” antara sektor produsen kegiatan sektor konsumenpun menjadi semakin “jauh”, sehingga semakin besar dan penting pula peranan tata niaga. Timbullah badan-badan usaha (Perseroan Terbatas, Firma, CV, Koperasi, Assosiasi, dll) yang menspesialisasi diri dari berbagai profesinya dan didalam masyarakat terjadilah semacam pembagian peranan pihak swasta, perorangan, badan dan pemerintah.
v  Tata niaga sebagai suatu kegiatan usaha niaga (business).
Munculnya bentuk-bentuk spesialisasi menuntut penataan, pengorganisasian, pembiayaan, pengolahan, perencanaan, dan lain-lain yang satu persatu menjadi komponen yang khusus. Badan- badan yang bergerak dalam bidang niaga diarahkan dan dikontrol para manajer untuk mengendalikan perusahaannya. Sebagian dari unit perusahaan itu memerlukan kegiatan tata niaga bersama-sama dengan kegiatan produksi. Misalnya PND/PTP ada biro atau bagian pemasaran bersama.
v  Tata niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan.
            Sebagai salah satu bagian dari unit perusahaan tata niaga sifatnya operasional. Dalam pelaksanaan operasional ini, kegiatan tata niaga diorganisasikan dalam berbagai unit yang lebih kecil yang mengkhususkan diri, seperti bagian iklan, langganan, penjualan, pergudangan, penelitian pasar, pengembangan, dan lain-lain.



LEMBAGA DAN SALURAN TATANIAGA

       Tataniaga merupakan salah satu cabang aspek pemasaran yang menekankan bagaimana suatu produksi dapat sampai ke tangan konsumen (distribusi). Tataniaga dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil produksi kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian keuntungan yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga. (Rahardi, 2000).

Definisi tataniaga di atas didasarkan pada konsep inti  tataniaga sebagai berikut:
1.    Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
2.    Produk
3.    Utilitas, nilai dan kepuasan
4.    Pertukaran, transaksi, dan hubungan
5.    Pasar
6.    Pemasaran.    

Produktivitas hasil pertanian selalu mengalami fluktuasi, sedangkan harga hasil pertanian ditingkat produsen cenderung mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini diduga berkaitan dengan rendahnya produktivitas dari hasil pertanian.

Singh dalam Sahara (2001) mengatakan bahwa fluktuasi harga yang tinggi di sektor pertanian merupakan suatu fenomena yang umum akibat ketidakstabilan (inherent instability) pada sisi penawaran.Hal ini berarti harga hasil pertanian disebabkan oleh sifat alami dari produksi pertanian, yaitu dalam jangka pendek tidak dapat merespon tambahan permintaan atau tidak dapat mengurangi produksi pada saat harga yang rendah. Pengaruh fluktuasi harga pertanian lebih besar bila dibandingkan dengan fluktuasi produksi. Keadaan ini dapat menyebabkan petani menderita kerugian dalam jangka pendek sehingga menimbulkan kurangnya keinginan untuk melakukan investasi di sektor pertanian atau petani akan beralih ke komoditas yang memiliki harga jual yang lebih tinggi.        

Persoalan mutu dan harga hasil pertanian merupakan bagian dari masalah tataniaga hasil pertanian yang tidak dapat dipisahkan karena mempunyai dampak langsung terhadap pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan hasil pertanian. Selain itu keberadaan lokasi lahan pertanian yang terpencar-pencar dan jauh dari pusat perekonomian yang mengarah pada terbentuknya rantai tataniaga yang panjang karena adanya peran hierarki dari pedagang perantara yang cenderung menambah kompleksitas upaya perbaikan mutu hasil pertanian.          

Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 1990; Sudiyono, 2001).

Lembaga dan Saluran Tataniaga          

Menurut Limbong dan Sitorus (1987), lembaga tataniaga merupakan badan-badan atau lembaga yang berusaha dalam bidang tataniaga, menggerakkan barang dari produsen ke konsumen melalui penjualan. Lembaga tataniaga pada dasarnya harus berfungsi dalam memberikan pelayanan kepada pembeli maupun komoditas itu sendiri. Produsen mempunyai peran utama dalam menghasilkan barang-barang dan sering melakukan kegiatan tataniaga. Sementara itu pedagang menyalurkan komoditas dalam waktu, bentuk, dan tempat yang diinginkan konsumen.        

Adanya jarak antara produsen dan konsumen menyebabkan penyaluran produk dari produsen ke konsumen sering melibatkan beberapa lembaga perantara, dimulai dari produsen itu sendiri, lalu lembaga-lembaga perantara sampai ke konsumen akhir. Di dalam proses penyaluran selalu mengikutsertakan keterlibatan berbagai pihak. Keterlibatan tersebut dapat dalam bentuk perorangan maupun kelembagaan, perserikatan, atau perseroan (Limbong & Sitorus 1987). 

Lembaga pemasaran atau lembaga tataniaga merupakan lembaga perantara yang melakukan aktivitas bisnis dalam suatu sistem pemasaran. Menurut Khols dan Uhls (1990), lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran digolongkan menjadi lima kelompok diantaranya:

·                     Lembaga-lembaga tersebut akan melakukan fungsi-fungsi tataniaga seperti fungsi pertukaran, fisik, maupun fasilitas. Lembaga ini melakukan pengangkutan barang dari tingkat produsen ke konsumen, juga fungsi sebagai sumber informasi mengenai barang atau jasa. Limbong dan Sitorus (1987) menjelaskan bahwa fungsi-fungsi tersebut dilakukan oleh lembaga perantara di dalam sistem tataniaga. Saluran tataniaga atau saluran distribusi adalah saluran yang digunakan produsen dan lembaga tataniaga lainnya untuk menyalurkan produknya dari produsen sampai konsumen. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk memilih pola saluran tataniaga (Limbong & Sitorus 1987), yaitu:
·                     Pertimbangan pasar yang meluputi konsumen sasaran akhir yang mencakup potensi pembeli, geografi pasar, kebiasaan pembeli, dan volume pesanan.
·                     Pertimbangan barang yang meliputi nilai barang per unit, besar, dan berat barang, tingkat kerusakan, sifat teknis barang, apakah barang tersebut untuk memenuhi pesanan atau pasar.
·                     Pertimbangan internal yang meliputi besarnya modal dan sumber permodalan, pengalaman manajemen, pengawasan, penyaluran, dan pelayanan.
·                     Pertimbangan terhadap lembaga dalam rantai tataniaga yang meliputi segi kemampuan lembaga perantara dan kesesuaian lembaga perantara dengan kebijaksanaan perusahaan.
·                     Merchant Middlemen adalah perantara atau pihak-pihak yang mempunyai hak atas suatu produk yang mereka tangani. Mereka menjual dan membeli produk tersebut untuk memperoleh keuntungan.
·                     Agent Middlemen adalah perwakilan dari suatu lembaga atau institusi. Mereka hanya sebagai perwakilan dan tidak mengambil alih apapun dan tidak memiliki hak atas produk yang mereka tangani.
·                     Speculative Middlemen adalah pihak-pihak atau perantara yang mengambil keuntungan dari suatu produk akibat perubahan harga.
·                     Processors and Manufactures adalah lembaga yang bertugas untuk mengubah produk yang dihasilkan menjadi barang jadi.
·                     Fasilitative organizations adalah lembaga yang berfungsi sebagai penyedia sarana bagi lembaga lain.



TATANIAGA SANGAT PENTING DALAM PERTANIAN INDONESIA, DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK :
1.                  Tata niaga merupakan suatu proses.
2.                  Tata niaga merupakan suatu system.
3.                  Tata niaga merupakan suatu kegiatan ekonomis.
4.                  Tata niaga merupakan suatu kegiatan proses sosio-ekonomi.
5.                  Tata niaga merupakan suatu kegiatan usaha niaga (Business).
6.                  Tata niaga merupakan suatu kegiatan unit perusahaan.
7.                  Tata niaga merupakan suatu kegiatan unit perusahaan.
8.                  Tataniaga merupakan salah satu bagian dari unit perusahaan tataniaga yang sifatnya operasional.
PENJELASAN :
1.                   Tata niaga sebagai suatu proses menyoroti gerakan perpindahan barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen serta segala kejadian dan perlakukan yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari usahatani dijual petani, dibeli pedagang, diproses oleh pabrik, dijadikan tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik, botol atau kaleng, dipetikan dan dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.                                                                                                                                          
2.                   Tata niaga sebagai suatu sistem meliputi cara, model strategi penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses penyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan perekonomian masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tata niaga tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata niaga terdiri dari berbagai sistem ataupun sub sistem pengorganisasiannya. Misalnya suatu saluran tata niaga, atau suatu mata rantai tata niaga (channel of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata niaga perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole agent) atau koperasi.                                     
3.                   Tata niaga sebagai suatu kegiatan ekonomi. Sebagai aktivitas ekonomi peninjauan dari segi ini selalu menyoroti kegiatan yang produktif oleh sebab itu tinjauan dari segi ini, tata niaga dianggap atau dipandang sebagai bahagian dari kegiatan produksi, dalam arti kata yang luas.                                                                    
4.                   Tata niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi.                                                                                   
5.                   Masyarakat selalu “berobah” dalam arti kata berkembang sesuai dengan kemajuan-kemajuan jaman. Perkembangan teknologi akan membawa dampak (positif dan negatif) terhadap sosial, budaya, sosial-politik, sosial ekonomi, preferensi dan lain-lain. Spesialisasi misalnya akan merobah pola pembagian kerja dan lain-lain. Tuntutan sektor konsumen turut pula mengalami perobahan atau penyusuaian atas perubahan-perubahan tersebut, sehingga “jarak” antara sektor produsen kegiatan sektor konsumenpun menjadi semakin “jauh”, sehingga semakin besar dan penting pula peranan tata niaga. Timbullah badan-badan usaha (Perseroan Terbatas, Firma, CV, Koperasi, Assosiasi, dll) yang menspesialisasi diri dari berbagai profesinya dan didalam masyarakat terjadilah semacam pembagian peranan pihak swasta, perorangan, badan dan pemerintah.                                                                                                                                                
6.                   Tata niaga sebagai suatu kegiatan usaha niaga (business). Munculnya bentuk-bentuk spesialisasi menuntut penataan, pengorganisasian, pembiayaan, pengolahan, perencanaan, dll yang satu persatu menjadi komponen yang khusus. Badan-badan yang bergerak dalam bidang niaga diarahkan dan dikontrol para manajer untuk mengendalikan perusahaannya. Sebagian dari unit perusahaan itu memerlukan kegiatan tata niaga bersama-sama dengan kegiatan produksi. Misalnya PND/PTP ada biro atau bagian pemasaran bersama.                                     
7.                    Tata niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan.                                                                                               
8.                   Sebagai salah satu bagian dari unit perusahaan tata niaga sifatnya operasional. Dalam pelaksanaan operasional ini, kegiatan tata niaga diorganisasikan dalam berbagai unit yang lebih kecil yang mengkhususkan diri, seperti bagian iklan, langganan, penjualan, pergudangan, penelitian pasar, pengembangan, dll.

      

Lembaga tataniga adalah badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga  dengan nama barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen.

Berikut termasuk lembaga tataniaga:
     Golongan produsen
Tugas:          
·         menghasilkan barang-barang
·         aktif melaksanakan beberapa fungsi tataniaga tertentu untuk meyalurkan hasil produksinya kepada konsumen.
Contoh:   nelayan, petani ikan, dan pengolah hasil perikanan.

     Pedagang perantara (middlemen / intermediary)
Tugas:
·      membeli dan mengumpulkan barang-barang yang berasal dari produsen
·      menyalurkan barang-barang tersebut kepada konsumen
Contoh: 

     Lembaga pemberi jasa (faciliating agencies)
Tugas:
·      memberi jasa atau fasilitas untuk memperlancar fungsi tataniaga yang dilakukan produusen atau pedagang perantara.
Contoh:   bank, usaha pengangkutan, biro iklan, dsb.

1.        SALURAN TATANIAGA

Kelompok hasil perikanan berdasarkan penggunaanya:
a.     Bahan Mentah
» produk yang akan dibeli oleh pabrik atau uasaha pengolahan untuk diolah menjadi barang jadi.
Misal:  kan kaleng, tepung ikan, ikan asing, dsb.

b.    Barang Konsumsi
»  produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk keperluan konsumsi.
Misal:  household comsumer, restaurant, hospital, dll.

Faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil perikanan, yaitu:
     Jarak antara produsen dan kosumen
» makin jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya makin panjang saluran tataniaga yang ditempuhn oleh produk.
   Cepat tidaknya produk rusak
» Produk yang cpat atau mudah rusak harus segera diterima konsumen dan dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat.
   Skala Produksi
» Bila produksi berlangasung dalam ukuaran kecil-kecil maka jumlah produksi yang dihasilkan berukuran kecil pula, hal mana yang tidak akan menguntungkan bila produsen langsung menjualnya ke pasar. Dalam keadaan demikian kehadiran pedagang perantara diharapkan, dan dengan demikian saluran yang akan dilalui produk cendrung panjang.
   Posisi keuangan pengusaha
» Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek saluran tataniaga. Pedagang yang posisi keuangan (modalnya) kuat akan dapat melakukan fungsi tataniaga lebih banyak dibandingakan dengan pedagang yang posisi modalnya lemah. Dengan kata lain, pedagang yang memiliki modal kuat cenderung memperpendek saluran tataniaga.

2.   PRODUSEN SEBAGAI PENJUAL

               
Bagi usaha perikanan komersial keuntungan (profit) merupakan sasaran yang hendak dicapai nelayan atau petani ikan.
Tugas utama nelayan dan petani ikan:
    → menghasilkan barang (ikan) bermutu tinggi untuk dipasarkan.
Informasi pasar yang perlu dipelajari petani ikan:
1.       Tipe pasar yang macam-macam produk yang dihasilkan, yaitu:
1)      Pasar persaingan murni (pure competition)
2)      Pasar monopoli (pure monopoly)
3)      Pasar persaingan monopoliistis
2.       Variasi harga musiman.
Ø  Berpengaruh pada keuntungan yang akan diterima nelayan dan petani ikan.
Ø  Cenderung mengikuti pola yang sama dari tajun ke  tahun.
Ø  Harga trendah terjadi dalam masa panen.
Ø  Jika nelayan atau petani ikan memiliki fasiitas penyimpanandan sanggup menunggu (modal kuat), maka akan mempunyai kesempatan untuk menjual hasil usahanya pada waktu harga cukup tinggi.
3.       Trend harga dari hasil usaha perikanan.
Ø  Berpengaruh pada keuntungan yang akan diterima nelayan.
Ø  Dapat turun / naik karena perubahan permintaan.
Ø  Trend harga di suatu pihak dan perubahan biaya produksi di pihak lainnya mengharuskan nelayan untuk menyesuaikan rencana produksinya sebaik-baiknya agar diperoleh untung yang baik.

Keuntungan dan kerugian penjualan di tiap jenis pasar ( pasar lokal, pasar pusat dan pasar eceran):
x         Keuntungan: Bila barang yang akan dijual tersedia cukup besar jumlahnya dan keadaan pasaran mantap, maka nelayan dan petani ikan akan lebih menguntungkan kalau menjual ke pasar pusat karena harga lebih baik.
x         Kerugian: Bila fluktuasi harga sangat besar atau jumlah barang yang tersedia kecil, maka nelayan atau petani ikan akan menerima untung (laba) lebih baik kalau menjual kepada pedagang pengumpul lokal atau pengolah di daerah produksi.

3.   PEDAGANG PERANTARA


Berdasarkan pemilikan atas barang dagang, kelompok pedagang perantara yaitu:
3.1   Pedagang yang memiliki barang dagangan
» pedagang perantara yang memiliki dan menjual barang dengan maksud memperoleh laba dan keharusan memikul risiko.

a.       Pedagang pengumpul (tengkulak, bakul / palele)
» pedagang yang aktif membeli dan mengumpulkan barang dari produsen (nelayan / petani ikan) di daerah produksi dan menjualnya kepada pedagang perantara berikutnya dan jarang menjual kepada konsumen akhir.
        Cara jual beli pedagang perantara:
1.       Mendatangi nelayan (unit usaha perikanan) satu per satu.
2.       Membuka tempat pembelian di tempat-tempat pengangkutan lokal (traveling buyer)
b.    Grosir (wholesaler)
c.     Eksportir »pedagang yang membeli barang bernilai ekspor untuk konsumen akhir di pasar enceran.
d.    Importir » pedagang yang memasukkan barang dari luar negeri ke dalam negerinya.
e.    Pedagang eceran (retailer)
» penjual yang menjual barang kepada konsumen terakhir dipasar eceran atau mendatangi rumah konsumen terakhir.
Retailer membeli barang kepada: grosir, nelayan, dan pedagang pengumpul.

3.2   Pedagang yang tidak memiliki barang dagangan (pdagang fungsional / agen)
        Principals → Pedagang yang mempergunakan agen untuk membeli barang untuk sendiri                                                       atau menjual barangnya kepada orang lain.
Komisioner, makelar, dan juru lelang → Pedagang yang tidak memiliki barang.
Ø  Merupakan lembaga pemberi jasa.
Ø  Sebagai balas jasa atas pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu.
Ø  Nama penerima upah:   ° komisioner: komisi / factorage
                                                        ° makelar: brokerage
                                                        ° lembaga pelelangan: komisi
Perbedaan Komisioer, makelar, juru lelang:
NO.
KOMISIONER
MAKELAR
JURU LELANG
1.
Melakukan penjualan secara pribadi (private sale)
Melakukan penjualan secara pribadi (private sale)
Melakukan penjualan secara umun
2.
Barang-barang yang dijual belikan tidak selalu tersedia di tempat penjualan.
Barang-barang yang dijual belikan tidak selalu tersedia di tempat penjualan.
Barang-barang yang dijual belikan tidak selalu tersedia di tempat penjualan.
3.
Dapat membeli dan menjual barang-barang yang dititipkan kepadanya oleh principalsnya atas nama sendiri menurut harga yang berlaku
Tidak boleh membeli dan menjual barang-barang yang dititpkan, tetapi harus menjual  atau membeli  dengan harga yang telah ditetapkan oleh principalsnya,


----

4.   LEMBAGA PENGUMPUL HASIL PERIKANAN



·                          Pengusaha warung.
·                          Pembeli yang akan membeli ikan dengan mendatangi usaha perikanan.
·                          Perkumpulan koperasi lokal.
·                          Pengolahan lokal

5.   PEDAGANG BESAR (GROSIR / WHOLESALER)




·                           Memperdagangkan barang dalam jumlah lebih besar
·                           Aktif di pasar-pasar pusat dan lokal
·                           Memperoleh barang dari tengkulak
·                           Sering datang ke pasar pelelangan

Tugas utama wholesaler:
ü  Melayani permintaan pedagang eceran
ü  Menjual barang kepada hotel, restaurant, pabrik pengolahan.
x         Wholesaler yang aktif di pasar pusat
Mengirim agennya ke daerah produksi (pasar lokal) untuk membeli barang untuknya dan barang-barang yang sudah diterima olehnya dibagi-bagikan dalam jumlah lebih kecil untuk dikirim kepada pedagang eceran.
x         Wholesaler yang aktif di pasar lokal
Membeli dan mengumpulkan barang dalam jumlah besar untuk dikirim kepada pelanggan (pedagang eceran, lembaga lainnya) di daerah konsumen tanpa atau langsung melalui agennya.

Fungsi Pedagang besar (wholesaler):
1.       Menyediakan produk yang dibutuhkan pedagang eceran secara kontinu.
2.       Mendistribusikan hasiil produksi dalam julah dan jenis-jenis yang disesuaikan dengan keinginan pedagang eceran.
3.       Mengangkut dan menyerahkan hasil produksi kepada pedagang eceran.
4.       Seringkali memberikan kredit dan nasehat kepada pedagang eceran.

6.   PEDAGANG ECERAN

       » perantara yang menjual barang-barang dalam jumlah kecil secara langsung kepada para               konsumen akhir (household-consumer).
Golongan pedagang eceran:
1.       Golongan yang tidak memiliki toko (nonstore retailer).
       Mereka ini misalnya pedagang keliling (paddler) yang menjualnya barangnya secara  door to
       door / dari rumah ke rumah, dan pedagang yang menjual barang di sepanjang jalan atau              pedagang kaki lima.
2.       Golongan yang tidak mmiliki toko (store retailer).
       Tempat konsumen akhir membeli barang yang dibutuhkan.

Fungsi pedagang eceran:
1.       Pembelian barang-barang  yang  mencakup mencari sumber penawaran,
a.       Menghimpun barang yang akan disalurkan kepada konsumen menurut waktu yang tepat.
b.      Menganalisis secara terus menerus barang apa yang akan dibeli oleh konsumen.
c.       Menetapkan waktu pembelian dan harga pembelian barang.
2.       Penjualan yang mencakup pemasangan reklame,
a.       Mengadakan atau ikut pameran barang-barang secara efektif.
b.      Pemberian pelayanan yang baik.
c.       Penyediaan barang yang  tepat dengan harga yang attraktip
3.       Menyimpan barang-barang persediaan (stock gudang) untuk kebutuhan para langganan,
4.       Medistribusikan barang-barang kepada pembeli dalam jumlah kecil,
5.       Memilih barang-barang atau grading,
6.       Pengeriman barang pesanan yang terjual ke pembeli jarang dilakukannya,
7.       Memberi kredit kepada para langganan,
8.       Menangani risiko sebagai konsekuensi pemilikan barang.

7.   LEMBAGA-LEMBAGA PEMBLIAN JASA

1.       Pedagang perantara (middlemen  atau intermediary)
        Pedagang yang mempunyai persediaan barang yang diperjual belikan.
2.       Agent middlemen (golongan pemberi jasa)
        Agen yang melaksanakan fungsi tataniaga tertentu dengan menerima komisi sebagai balas         jasa.
        Contoh:               
1.       Broker (makelar calo)
2.       Agen penjualan (selling agents)
3.       Komisioner
4.       Juru lelang
          Lembaga pemberi jasa adalah badan yang memberi jasa atau fasilitas untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan tataniaga.
Contoh:
1.       Lembaga reklame (advertising agencies) : penjualan
2.       Market concellor : penjualan
3.       Inspector : grading, standardisasi, mengkir
4.       Grader : grading
5.       Lembaga penelitian : pasar penjualan
6.       Perusahaan pengangkutan : pengangkutan
7.       Pengusaha public warehouse, veem : penyimpanan
8.       Bank : pembiayaan
9.       Perusahaan asuransi : menanggung risiko karena kecelakaan bencana alam
10.   Perusahaan pendinginan (cold storage plant) : perawatan mutu (handling)

8.    INTEGRASI LEMBAGA

                Penggabungan atau kombinasi dari kegiatan tataniaga ke dalam atau ke bawah suatu manajemen.

                Bentuk dasar integrasi:
1.       Integrasi vertikal
        Penggabungan proses dan fungsi – fungsi dari dua atau lebih dari dua stage of disribution masuk dalam satu sistem manajemen.
2.       Integrasi horizontal
        Penggabungan dua atau lebih dari dua lembaga yang melaksanakan kegiatan atau fungsi yang sama pada stage of distribution yang sama pula dalam 1 sistem  manajemen .

Perbedaan Integrasi Vertikal dengan Integrasi Horizontal:

Integrasi Vertikal
Integrasi Horizontal
        -  Menurunkan pengeluaran (expenses)
         -  Barang-barang yang dijual dengan harga yang    lebih rendah
     - Menguntungkan konsumen
     - Mnghindari adanya persaingan dari perusahaan sejenis
     - Mengontrol  atau menaikkan harga barang
     - Merugikan konsumen

Keuntungan lembaga Integrasi:
a.       Biaya-biaya pembelian dan penjualan antara berbagai bagian organik yang tadinya berdiri sendiri, dapat dihilangkan.
b.      Risiko dapat dikurangi karena pasarnya mendekati pasti, sehingga perencanaan kegiatan dapat dilaksanakan secara lebih teratur dan kontinu.


DAFTAR PUSTAKA

http://sibatakrantau.blogspot.com/2013/03/tuigas-tata-niaga-pertanian.html

http://nadya-isti.blogspot.com/2013/01/lembaga-dan-saluran-tataniaga.html

2 komentar:

Ky darsa mengatakan...

KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor yang AKI
beri 4 angka [1827] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus .
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu KI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA,,di no (((085-321-606-847)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang NOMOR 750 JUTA , wassalam.

Suraj mengatakan...

Informasi bagus di sini, saya ingin berbagi dengan Anda semua pengalaman saya mencoba mendapatkan pinjaman untuk memperluas Bisnis Pakaian saya di Malaysia. Sangat sulit pada bisnis saya turun karena penyakit kecil saya waktu singkat maka ketika saya sembuh saya membutuhkan dana untuk mengaturnya lagi bagi saya untuk memulai jadi saya bertemu Mr Benjamin seorang petugas konsultan pinjaman di Le_Meridian Funding Service. Dia bertanya saya tentang proyek bisnis saya dan saya katakan kepadanya saya sudah memiliki One dan saya hanya perlu pinjaman 200.000,00 USD dia memberi saya formulir untuk diisi dan saya juga dia bertanya kepada saya tentang ID Valid saya dalam beberapa hari. Mereka melakukan transfer dan pinjaman saya diberikan . Saya benar-benar ingin menghargai upaya di sana juga mencoba untuk memberikan ini kepada siapa pun yang mencari pinjaman bisnis atau masalah keuangan lainnya untuk Menghubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di Email: lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. Ia juga tersedia di WhatsApp Contact: +1 -9893943740.