Selasa, 24 Oktober 2017

Laporan Praktikum Perlindungan Tanaman



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.    LATAR BELAKANG
Pada dasarnya tumbuhan tumbuhan yang terserang oleh penyakit dapat dilihat gejala gejalanya dengan lebih awal. Dengan kita mengetahui gejala penyakit yang terjadi pada tumbuhan itu, bisa memudahkan kita untuk mengantisipasi kerugian yang akan terjadi. Gejala yang sering kali diperlihatkan pada tumbuhan yang terserang suatu penyakit biasanya muncul pada bagian daun, akar, kulit batang, batang, dan lain lain. Tumbuhan yang terserang penyakit biasanya member signal dengan perubahan warna daun yang sedikit mencolok, misalnya daun berubah menjadi kekuning kuningan, jika hal seperti ini tidak cepat diatasi maka lambat laun tumbuhan tersebut bisa mati.
Tumbuhan adalah salah satu jenis makhluk hidup yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan manusia pada khususnya. Tumbuhan sangat berfungsi bagi kelangsungan hidup manusia, sebab hasil dari tumbuhan dapat dijadikan sebagai bahan makanan dimana makanan merupakan salah satu sumber energy bagi manusia. Jadi bisa dibayangkan, betapa pentingnya tumbuhan bagi manusia. Bagaimana jika ada penyakit pada tumbuhan anda ? bisa bisa anda tidak menghasilkan bahan makanan untuk dimakan oleh anda dan keluarga.
Penyakit pada tumbuhan adalah gangguan yang terjadi atau yang menyerang tanaman yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang meliputi bakteri, virus, jamur, protozoa, cacing, tikus, dan lain lain. Semua penyakit pada tumbuhan dapat diantisipasi dengan menggunakan berbagai macam pupuk dan jenis obat obatan yang lainnya.

1.2.   TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui gejala dan penyakit tanaman yang diakibatkan oleh jamur, bakteri, virus dan hama lainnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dilihat dari segi biologi, penyakit tanaman merupakan terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen atau faktor lingkungan dan berkembangnya gejala. (Desy, 2010).
Penyebab munculnya penyakit pada tanaman bisa terjadi karena di suatu tempat ada tanaman, patogen, serta lingkungan (segitiga penyakit karena tiga faktor). Agar muncul penyakit  pada tanaman, maka ketiga faktor tersebut harus memenuhi syarat berupa tanaman harus peka, penyebab penyakit harus  ganas, dan lingkungan mendukung. Akan tetapi, adanya keikusertaan manusia dalam pembudidayaan tanaman dapat mempengaruhi tiga faktor sebelumnya, karena manusia dapat menciptakan kondisi dimana penyebab penyakit dapat berkembang dengan baik. ( Ririnpunto, 2011).
Gejala penyakit tanaman adalah kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat adanya gangguan penyebab penyakit dan gejala dapat dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan sifatnya, ada dua tipe gejala: a). Gejala lokal, yaitu gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak  atau kanker. Gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar). b). Gejala sistemik, yaitu kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu. Gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil). (Fahmi, 2012).
Berdasarkan bentuknya gejala penyakit tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu :
A.    Gejala Morfologi : gejala luar yang dapat dilihat dan dapat diketahui melalui bau, rasa, raba dan dapat ditunjukkan oleh seluruh tumbuhan atau tiap organ dari  dari tumbuhan.
B.     Gejala Histologi : gejala yang hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan- pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang sakit. (Fahmi, 2012). Gejala histologi dapat dibedakan menjadi 3 tipe gejala, yaitu :
1.   Gejala Nekrotik
Gejala nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan kematian sel. Gejala nekrotik dibagi menjadi :
1)      Nekrosis atau matinya bagian tanaman Sekumpulan sel yang terbatas dalam jaringan tertentu mati dan pada alat tanaman terlihat adanya bercak-bercak atau bintik-bintik hitam.
2)      Hidrosis disebabkan karena air sel keluar dari ruang sel masuk kedalam ruang sela-sela sel, bagian ini akan tampak kebasah-basahan.
3)      Klorosis, yaitu rusaknya kloroplas yang menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau.
4)      Layu, yaitu gejala sekunder yang disebabkan karena adanya gangguan dalam berkas pengangkutan atau adanya kerusakan pada susunan akar yang menyebabkan tidak seimbangnya penguapan dengan pengangkutan air.
5)      Gosong atau scorch yang sering disebut terbakar adalah mati dan mengeringnya bagian tanaman tertentu hampir sama dengan gejala nekrosis.
6)      Mati ujung, biasanya terjadi pada ranting atau cabang yang dimulai dari ujungnya baru meluas kepangkal.
7)      Busuk yang disebabkan karena rusaknya sel-sel atau jaringan-jaringan. Busuk dipakai untuk bagian-bagian yang tebal seperti buah, batang, akar. Busuk terbagi menjadi dua yaitu busuk basah dan busuk kering. Busuk basah biasanya disertai bau yang tidak enak atau cairan-cairan yang kental biasanya terjadi pada bagian tanaman yang berdaging, sedangkan busuk kering jarang berbau.
8)      Rebah semai jamur yang biasanya menyerang adalah jenis Rhizoctonia, Sclerotium, Fusarium, Phytium, Phytophthora dan menyebkan batang membusuk atau tanaman rebah.
9)      Kanker, gejala ini lazimnya terjadi pada bagian-bagian yang berkayu pada batang, ranting ataupun akar.
10)  Perdarahan atau eksudasi, gejala ini biasanya ditunjukkan dengan adanya cairan-cairan yang keluar bagian tanaman. (Fahmi, 2012).
2.               Gejala Hipoplastik
Adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel, gejala ini terbagi menjadi berikut:
1)      Kerdil atau tumbuh terhambat pertumbuhan bagian-bagian tanaman, sehingga ukurannya lebih kecil daripada biasanya.
2)      Klorosis, yaitu rusaknya kloroplas menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau.
3)      Etiolasi, gejala ini ditunjukkan dengan tanaman yang menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit.
4)      Pemusaran (resetting). (Fahmi, 2012).

3.      Gejala Hiperplastik
Ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment). Gejala hiperplastik terbagi sebagai berikut:
1)      Menggulung atau mengeriting, yaitu gejala gulung daun (leaf roll) atau gejala mengeriting (curling) yang disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun.
2)      Rontok, peristiwa ini dianggap sebagai gejala penyakit jika terjadi sebelum waktunya (premature) dan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya.
3)      Perubahan warna, yaitu perubahan warna yang bukan klorosis misalnya daun yang sakit berubah warna menjadi kengu-unguan karena membentuk antosianin. (Fahmi, 2012).








BAB III
METODOLOGI
3.1 TEMPAT DAN WAKTU
Tempat pelaksanaan praktikum di ruangan 2.2 UNITRI Malang,  pada tanggal 26 April 2016

3.2 ALAT DAN BAHAN
Alat tulis, buah-buahan busuk, dedaunan yang terserang hama atau yang terserang penyakit

3.3 METODE PELAKSANAAN
1.      Mencium aroma buah busuk lalu di catat sebabnya apa dan bagaimana mengatasinya.
2.      Melihat dan meraba kasar atau lembutnya daun yang normal dan yag sudah terserang hama akan terasa.
3.      Menganalisis buah busuk, daun layu dan kuning terserang oleh OPT apa.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL
No.
Bagian yang diamati
Tanda
Gejala
Penyebab
1.
Daun hias
Ada sisa virus
Mengering
Virus
2.
Cabai
Sisa Spora
Membusuk, Bau
Spora
3.
Jambu
Berlubang kecil
Membusuk
Hama
4.
Blimbing
Bekas gigitan kelelawar dan bintik-bintik hitam kecil
Membusuk
Hama
5.
Daun kamboja
Layu
Kering dibagian pinggir
Jamur
6.
Tomat
Sisa OPT
Membusuk, bau
Spora
7.
Anggur
Sisa Bakteri
Mengeriting atau menggulung, dan kerdil.
Virus

5.2. PEMBAHASAN
Penyakit tanaman dapat didefinisikan sebagai penyimpangan sifat normal yang menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya (Martoredjo, 1989).
Penyakit tumbuhan dapat disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik. Penyebab penyakit yang bersifat biotik umunya parasitik pada tumbuahn, dapat ditularkan, dan disebut penyakit biogenik. Adapun penyakit yang bersifat abiotik tidak parasit, tidak menular, dan biasa disebut penyakit fisiogenik. Penyebab yang parasitik terdiri dari beberapa golongan seperti virus, viroid, fitoplasma bakteri, cendawan, riketsia, protozoa, nematode dan tumbuhan tingkat tinggi (Sinaga, 2003).
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1.      Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
a.       Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
b.      Diplococcus, jka berganda dua-dua
c.       Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
d.      Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
e.       Staphylococcus, jika bergerombol
f.       Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
2.      Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
a.       Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
b.      Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
3.      Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
a.       Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
b.      Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
c.       Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.
Pada saat praktikum, kami mempelajari beberapa virus diantaranya adalah Rhabdovirus.
Rhabdovirus berasal dari bahasa Yunani yaitu Rhabdo yang berarti berbentuk
batang dan Virus yang berarti virus. Jadi Rhabdovirus merupakan virus yang mempunyai bentuk seperti batang.
Klasifikasi
Order : Mononegavirales, Famili : Rhabdoviridae, Genom :Lyssavirus, Spesies : Rhabdovirus (Virus Rabies).
Virus rabies atau Rhabdovirus merupakan salah satu virus yang mempunyai sifat morfologik dan biokimiawi yang lazim dengan virus somatis vesikuler sapi dan beberapa virus hewan, tanaman, dan serangga. Virus rabies dan jenis virus lainnya terdiri dari dua komponen dasar, yaitu sebuah inti dari asam nukleat yang disebut genom dan yang mengelilingi protein yang disebut kapsid.
Rhabdovirus merupakan partikel berbentuk batang atau peluru berdiameter 75 nm x panjang 180 nm. Partikel dikelilingi oleh selubung selaput dengan duri yang menonjol yang panjangnya 10 nm, dan terdiri dari glikoprotein tunggal. Genom beruntai tunggal, RNA negative-sense (12 kb; BM 4,6 x 106) yang berbentuk linear dan tidak bersegmen. Sebuah virus rabies yang lengkap diluar inang (virion) mengandung polimerase RNA. Komposisi dari virus rabies ini adalah RNA sebanyak 4%, protein sebanyak 67%, lipid sebanyak 26%, dan karbohidrat sebanyak 3%. Rhabdovirus melakukan replikasi dalam sitoplasma dan virion bertunas dari selaput plasma. Karakter yang menonjol dari Rhabdovirus ini merupakan virus yang bersusun luas dengan rentang inang yang lebar. Virus ini merupakan jenis virus uang mematikan. Kapsid melindungi genom dan juga memberikan bentuk pada virus.
Pada saat praktikum penyakit yang disebabkan oleh jamur yang kami amati yaitu bercak daun garis coklat (Cescospora oryzae), trotol atau bercak ungu (Alternaria pori), puru akar akar (Lycopersicon escultentum L), antraknosa (Gloesporium piperatum), gosong pada jagung (Ustilago mayais).
a.       Penyakit bercak daun garis coklat
Penyakit bercak daun cercospora sering disebut bercak coklat sempit (narrow brown leaf spot) disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae Miyake.Gejala penyakit timbul pada daun berupa bercak-bercak sempit memanjang, berwarna coklat kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun, dengan ukuran panjang kurang lebih 5 mm dan lebar 1-1,5 mm. Banyaknya bercak makin meningkat pada waktu tanaman membentuk anakan. Pada serangan yang berat bercak-bercak terdapat pada upih daun, batang, dan bunga. Pada saat tanaman mulai masak gejala yang berat mulai terlihat pada daun bendera dan gejala paling berat menyebabkan daun mengering. Infeksi yang terjadi pada pelepah dan batang meyebabkan batang dan pelepah daun busuk sehingga tanaman menjadi rebah.


b.      Penyakit trotol atau bercak ungu
Kingdom : Fungi, Philum: Ascomycota, Kelas: Dothideomycetes, Subklas            : Pleosporomycetidae, Ordo: Pleosporales, Famili: Pleosporaceae : Genus              : Alternaria, Spesies: Alternaria porri
Gejala pertama terjadi bercak kecil, melekuk, berwarna putih hingga kelabu. Jika membesar bercak tampak bercincin-cincin danwarnanya agak keunguan. Tepinya agak kemerahan atau keunguan dan dikelilingi oleh zone berwarna kuning, yang dapat meluas agak jauh di atas atau di bawah bercak. Pada cuaca lembah bercak tertutupi oleh konidiofurdan konidium jamur yang berwarna coklat sampai hitam. Ujung daun yang sakit mongering. Bercak lebih banyak terdapat pada daun yang sudah tua.
Infeksi pada umbi lapis biasanya terjadi saat panen atau sesudanya. Umbi yang membusuk agak berair. Pembusukan mulai dari leher, dan ini mudah dikenal dari warna yang kuning sampai merah kecoklatan. Jika benang-benang jamur yang berwarna gelap itu berkembang. Jaringan yang sakit akan mongering, berwarna gelap dan berstrutur seperti kertas.
d.      Penyakit patek atau antraknosa
Penyakit patek atau antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai. Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi. Tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa yang disebabkan oleh infeksi cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung.
Tepi daun menguning dan pada permukaannya terdapat bercak coklat kehitaman. Diagnosis Penyebab : Tanaman hias terserang penyakit antraknosa atau bercak daun yang disebabkan oleh jamur.
Cara Mengatasi : Daun yang terserang segara dipotong dan dibuang. Untuk mengurangi kelembaban lakukan pemangkasan daun-daun tua. Jika serangan sudah sangat hebat, lakukan penyemprotan dengan fungisida (Dithane atau antracol).



a.       
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Patogen adalah sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit.  Penyakit pada tanaman biasanya disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.
a.  Jamur adalah organisme heterotrof, tidak berklorofil, berinti sel, struktur somatiknya terdiri dari filament yang bercabang-cabang, dinding sel mengandung selulosa atau kitin atau keduanya bersama molekul organic lainnya. Umumnya berkembang biak dengan spora baiksecara seksusal maupun aseksual atau menggunakan bagian vegetative jamur.
b. Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu (unisellular) yang tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak dengan cara pembelahan (budding), hidup secara saprofitik atau parasitic dan memperoleh makanan dari bahan organic yang mati atau masik hidup.
c.    Virus adalah suatu partikel atau zarah sub-mikroskopis yang terdiri dari protein kapsid di bagian luar protein kapsomer (coat)yang keduanya membungkus asam nukleat. Asam nukleat bersifat menular dalam bentuk salah satu yaitu asam ribonukleat (RNA) atau asam deoksorobonukleat (DNA). Asam nukleat virus memperbanyak diri (replikasi) dengan bantuan ribosom sel inang, mensintesis protein mantel virus dan menggunakan kemampuan sintetiknya untuk membuat cetakan dirinya membentuk lebih banyak RNA, kemudian penggabungan protein virus  dengan RNA hasil replikasi membentuk partikel virus baru (virion).
·       
5.2 SARAN
            Jika ingin mengamati buah atau tanaman yang terserang hama, virus, bakteri dan jamur lebih teliti dan amatilah secara berkala baik di laboratorium atau langsung ke lahan supaya mendapatka hasilyang maksimal dalam praktikumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia (Revisi). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Susniahti, N., Sumeno, H., Sudarjat. 2005. Bahan Ajar Ilmu Hama Tumbuhan. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Faperta Unpad: Bandung
Suyanto, agus. 1994. Hama Sayur dan Buah Seri PHT. Penebar Swadaya : Jakarta
Martoredjo, T, 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian Dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta.
Nasution, Ahmad Sanusi. 2008. Pengenalan Patologi/Penyakit Tumbuhan. http://sanoesi.wordpress.com/2008/12/17/pengenalan-patologipenyakit- tumbuhan/ Diakses 27 Mei 2016.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


Tidak ada komentar: