Selasa, 24 Oktober 2017

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU GULMA aANALISA VEGETASI



LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU GULMA
DOSEN I MADE INDRA AGASTYA, SP. MP
  ANALISA VEGETASI












OLEH



Nama Mahasiswa     : Nurul Sholehuddin
Nomor Mahasiswa   : 2014330069



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2015

A.       Tujuan
Untuk mengetahui cara analisa vegetasi gulma

B.        Tempat dan Waktu Praktikum
              Praktikum ini dilaksanakan di lahan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang pada Hari Jum’at tanggal 13 November 2015 jam 08.00 WIB.

C.       Bahan dan Alat
              Tali rafis,patok, meteran, gunting, buku identifikasi gulma dan alat tulis-menulis.

D.       Tinjaun Pustaka:
Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan sebagai gulma pada semua kondisi. Namun demikian, banyak juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma dimanapun gulma itu berada karena gulma tersebut umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya (Sebayang, 2005).
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma - gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini, penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak (Adi 2013).
            Pengamatan komposisi gulma berguna untuk mengetahui ada tidaknya pergeseran jenis gulma yaitu keberadaan jenis gulma pada suatu areal sebelum dan sesudah percobaan/perlakuan. Some Dominance Ratio (SDR) atau Nisbah Jumlah Dominan (NJD) berguna untuk menggambarkan hubungan jumlah dominansi suatu jenis gulma dengan jenis gulma lainnya dalam suatu komunitas, sebab dalam suatu komunitas sering dijumpai spesies gulma tertentu yang tumbuh lebih dominan dari spesies yang lain. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum pengendalian gulma dilakukan antara lain adalah jenis gulma dominan, tumbuhan budidaya utama, alternatif pengendalian yang tersedia serta dampak ekonomi dan ekologi (Mas’ud, 2009).

E.        Metode Percobaan: 
              Ada empat metode yang lazim digunakan yaitu estimasi visual, metode kuadratik, metode garis atau rintisan dan metode titik.  Selanjutnya akan dibicarakan hanya metode estimasi visual dan metode kuadratik.
a.    Metode Estimasi. 
            Setelah letak letak dan kuas petak contoh yang akan diamati ditentukan, lazimnya berbentuk lingkaran, pengamatan dilakukan pada titik tertentu yang selalu tetap letaknya, m isalnya selalu di tengah atau di salah satu sudut yang tetap pada petak contoh yang telah terbatas.  Besaran yang dihitung berupa dominasi yang dinyatakan dalam persentse penyebaran.  Karena nilai penyebaran tiap jenis dalam area dihitung dalam persen, maka bila dijumlah akan diperoleh 100% (trmasuk % daerah kosong jika ada).  Dapat juga dominansi dihitung berdasar suatu skala abundansi (scale abundance) yang bernilai 1 – 5 (Braun-Blannquat; Weaver), 1 – 10 (Domin) atau 1 – 3 (Wirahardja & Dekker). 
            Cara ini sangat berguna bilamana populasi vegetasi cukup merata dan tidak banyak waktu tersedia.  Tetapi memiliki kelemahan yaitu terdapat kecenderungan untuk menaksir lebih besar jenis-jenis yang menyolok (warna maupun bentuknya), sebaliknya menaksir lebih sedikit jenis-jenis yang sulit dan kurang menarik perhatian.  Juga sulit untuk dapat mewakili keadaan populasi vegetasi seluruhnya, dan penaksiran luas penyebaran msing-masing komponen tidak terkamin ketepatannya.
b.   Metode Kuadrat. 
Yang dimaksud kuadrat disini adalah ukuran luas dalam satuan kuadrat (m2, cm2, dsb), tetapi bentuk petak-contoh dapar berupa segi empat, segi-panjang ataupun lingkaran.  Untuk vegetasi yang pendek/rendah, bentuk lingkaran lebih menguntungkan karena ukurannya dapat diperluas dengan cepat dan teliti dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat petak. Untuk gulma berbebtuk herba rendah lebih efisien menggunakan metode kuadrat segi-panjang dari pada kuadrat segi-empat, karena kelompok tumbuhan berkembang membentuk sebuah lingkaran.  
Dengan kuadrat segi panjang akan lebih memungkinkan memotong kelompok tumbuhan dan lebih banyak kelompok yang bisa diamati.  Jika yang ditinjau distribusi suatu kelompok tumbuhan, kuadrat lingkaran kurang efiasien dibanding semua bentuk segi-empat, tetapi lingkaran mempunyai keuntungan dibanding semua bentuk geometri lainnya karena lingkaran mempunyai perbandingan terkecil antara tepi dan luasnya.  Bentuk lingkaran juga paling cocok untuk evaluasi asosiasi gulma di daerah yang luas dan bila menggunakan sampling estimasi visual. 
        Penentuan Luas/Jumlah minimal Petak Contoh
        Karena luas dan keadaan vegetasi yang sangat bervariasi maka yang selalu menimbulkan pertanyaan adalah berapa luas/jumlah petak contoh yang memedai. Terutama bila kita hanya menggunakan petak contoh tunggal (gambar 2), luas yang memadai harus kita tentukan.  Luas/jumlah petak-contoh minimal ini berbentuk kaudrat atau lingkaran, dapat ditentukan dengan menyusun sebuah kurva-jenis.

         Caranya:
1.            Pilih satu komunitas vegetasi yang dapat dipakai sebagaia contoh acak, tentukan batasnya. 
2.            Di tengah komunitas, letakkan sebuah petak-contoh 1 x 1 m (p.c. 1) atau sebuah lingkaran dengan jari-jari 0.56 m.  Luas petak contoh = 1 m2.
3.            Catat jumlah jenis dalam p.c. 1 pada lembar data (daftar 9?) dengan sebuah tanda (X) pada kolom 1.
4.            Perluas dua kali lipat p.c. 1 (= p.c. 2), catat semua jenis dalam petak contoh 1 + 2.
5.            Perluas seterusnya dua kali (p.c. 1 + 2 + 3), dan catat jumlah, jenis dalam p.c. 1 + 2 + 3 (kumulatif).  Hentikan bila kenaikan jumlah jenis yang diperoleh tidak berarti. 
6.            Buat dan isi daftar data untuk Kurva Luas dan jumlah minimal petak contoh.
7.            Buat Gambar  Kurva luas dan jumlah petak-contoh minimal berdasarkan data pada tabel petak contoh.
8.            Tentukan jumlah dan luas petak contoh yang dapat mewakili luasan areal yang ingin diamati gulmanya.

F.        Hasil :
1.                  Table Hasil Pengamatan
No
Jenis
Kotak 1
 (60 cm2)
Kotak 2
(60 cm2)
Kotak 3
 (60 cm2)
1
Wedusan (Ageratum conyzoides L.)
-
8
10
2
Rumput grinting (Cynodon dactylon)
19
25
33
3
Krokot (Portulaca Oleracea L.)
3
5
4
4
Putrid malu (Mimosa pudica)
-
2
3
5
Teki-tekian (Cyperus rotundus)
9
37
30
6
Alang-alang (Imperata cylindrica)
-
-
4

Total
31
77
84
2.      Tabel  Lembar Data untuk Kurva Luas/Jumlah Minimal Petak
Tanggal : 14 November 2015
Lokasi   : Lahan Agroteknologi
No
Jenis
Petak-Contoh No.
1
2
3
1
Wedusan (Ageratum conyzoides L.)

ü     
ü     
2
Rumput grinting (Cynodon dactylon)
ü     
ü     
ü     
3
Krokot (Portulaca Oleracea L.)
ü     
ü     
ü     
4
Putrid malu (Mimosa pudica)

ü     
ü     
5
Teki-tekian (Cyperus rotundus)
ü     
ü     
ü     
6
Alang-alang (Imperata cylindrica)


ü     
           
Dari lembar data petak contoh:
p.c. (1)                                     ditemukan 3 jenis
p.c. (1 + 2)                               ditemukan 5 jenis
p.c. (1 + 2 + 3)                        ditemukan 6 jenis








G.       Pembahasan:
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada waktu praktikum terdapat spesies-spesies gulma yang tumbuh pada petakan antara 1,2 dan 3 yang paling dominan terdiri dari gulma rumput griting (Cynodo dactylon) dan teki-tekian (Portulaca Oleracea L.).
Pada tabel hasil pengamatan di atas dapat kita ketahui bahwa terdapat 31 spesies gulma yang ada di kotak 1. Pada kotak 1 jumlah gulma di dominasi oleh spesies gulma Cynodo dactylon (rumput grinting) kemudian di susul dengan spesies Cyperus rotundus (teki-tekian) dan spesies Krokot (Portulaca Oleracea L.)
Pada kotak ke 2 yaitu dengan penambahan luas kotak 2 x 60 cm2 ,jumlah gulma berjumlah 77 dan terdapat 2 jenis atau spesies gulma yang baru yaitu Wedusan (Ageratum conyzoides L.) dan Putrid malu (Mimosa pudica).pada kotak ke-2 ini gulma yang paling mendominasi adalah gulma Teki-tekian (Cyperus rotundus).
Sedangkan pada kotak ke-3 gulma yang tumbuh berjumlah 84 dan terdapat 1 jenis spesies yang baru. Gulma yang mendominasi pada kotak ke-3 adalah Rumput grinting (Cynodon dactylon) dan Teki-tekian (Cyperus rotundus).
Jika kita lihat dari tabel di atas, jumlah gulma yang paling banyak tumbuh adalah Teki-tekian (Cyperus rotundus) dan Rumput grinting (Cynodon dactylon). Teki-tekian atau Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang biasa dijumpai di lahan terbuka. Teki sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit dikendalikan. Ia membentuk umbi (sebenarnya adalah tuber, modifikasi dari batang) dan geragih (stolon) yang mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar dari kedalaman olah tanah (30 cm). Teki menyebar di seluruh penjuru dunia, tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap genangan, mampu bertahan pada kondisi kekeringan. Ia termasuk dalam tumbuhan berfotosintesis melalui jalur C4.

H.       Kesimpulan:
Dari hasil pembahasa di atas maka dapat di simpulkan bahwa:
1.        Vegetasi merupakan jenis tanaman yang menempati suatu ekosistem.
2.        Tanaman yang jumlah populasinya sedikit di suatu tempat bukan berarti           vegetasinya sedikit, akan tetapi bisa jadi di pengaruhi oleh fakto-faktor          lingkungan sekitar.
I.          Daftar Pustaka
Adi. 2013. Vegetasi Gulma. http://arekpekalongan.blogspot.com/2013/10/vegetasi gulma.html diakses 20-12-2015.
Jawa Barat. Bogor: Bagian Ekologi,   Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB.
Sukman, Y. dan Yakup, 1995. Gulma dan Tehnik Pengendaliannya. Rajawali Press, Jakarta.
Tjitrosoedirdjo, S., H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo., 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan.  PT Gramedia, Jakarta
Arrijani, dkk.2006. Analisis Vegetasi .Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.

J.         Dokumentasi
Gambar 1 : Analisis Vegetasi Lahan UNITRI
Gambar 3 : Analisis Vegetasi Lahan UNITRI
Gambar 4 : Analisis Vegetasi Lahan UNITRI
Gambar 2 : Analisis Vegetasi Lahan UNITRI
 


Tidak ada komentar: