Sabtu, 04 Januari 2020

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG SALURAN PEMASARAN SAWI DAGING (Brassica juncea) (Studi Kasus : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo, Karangploso, Malang, Jawa Timur)


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

SALURAN PEMASARAN SAWI DAGING (Brassica juncea)
(Studi Kasus : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo, Karangploso, Malang, Jawa Timur)



Oleh :
AVIDA ILAYNA
21601032020


PROGAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019





 


RINGKASAN


AVIDA ILAYNA (21601032020) Saluran Pemasaran Sawi Daging (Brassica juncea) di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo, Karangploso, Malang, Jawa Timur
Dosen Pembimbing: Ir. Farida Syakir, MP.

Kelompok Tani Mulya Bertempat Di Jalan Raya Tawangargo, Ngudi, Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Malang, Jawa Timur 65152.
Saluran Pemasaran serta lembaga pemasaran Menurut Kottler (2006) dalam bukunya manajemen pemasaran mengemukakan ada dua strategi yang sering digunakan perusahaan dalam mengelola saluran pemasaran terutama dalam penciptaan saluran pemasaran baru, yaitu strategi dorong dan strategi tarik.
Pakcoy atau bok choy (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) merupakan jenis sayuran yang populer. Sayuran yang dikenal pula sebagai sawi daging ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan.
Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah Untuk mengetahui lembaga pemasaran sayuran sawi daging yang ada di kelompok tani “Tani Mulya” dan Untuk mengetahui saluran pemasaran  sayuran sawi daging yang digunakan di kelompok tani “Tani Mulya”.
Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini berjalan selama 1 bulan mulai dari 25 Januari- 25 Februari 2019 di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo, Karangploso, Malang, Jawa Timur
Lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran. Saluran pemasaran yaitu perantara dagang dan perantara agen. Perantara pedagang adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan melakukan fungsi pemasaran dan memiliki hak atas semua barang yang diperdagangkan.
Saluran pemasaran sawi daging terdapat 1 saluran pemasaran sawi daging yaitu: a)Produsen: petani melakukan proses produksi dilahan sendiri, namun proses pemasarannya masih dibantu oleh distributor. Dimana hasil panennya dijual kepada distributor dengan harga yang sudah disepakati Rp 1.500,00. b)Distributor: melakukan pembelian sawi daging dari produsen yaitu petani dan distributor menjual sawi daging ke pasar porong sidoarjo dengan harga Rp 2.000,00 menggunakan kantong plastik 5kg dan 10kg sesuai permintaan pedagang kecil. c)Pedagang Kecil: Saluran pemasaran pedagang kecil berperan penting. Pedagang kecil membeli sawi daging dari distributor dan menjualnya kepada konsumen. Pedagang kecil menjual sawi daging dengan harga Rp 2.500,00 per kg.

KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan judul Saluran Pemasaran Sawi Daging (Brassica juncea).
            Dalam proses penyusunan laporan praktek kerja lapang ini banyak hambatan yang penuis hadapi, namun pada akhirnya penulis dapat melaluinya berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.         Ibu Ir. Farida Syakir, MP selaku dosen pembimbng yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan dukungan dan arahan selama penyusunan laporan.
2.         Ibu Ir. Nikmatul Khoiriyah. MP. Selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang.
3.         Ibu Dr. Ir. Nurhidayati, MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang.
4.         Bapak, Ibu yang telah memberikan Doa, Materi dan Dukungan selama ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
5.         Bapak Abd Mujib, selaku ketua kelompok tani “Tani Mulya”.
6.         Teman-teman kelas Agribisnis A angkatan 2016 Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang khususnya Azizah, Betty, Fitri, Alma, Nurul, Eka, Aisyah, Syamsul, Dea, Nanda, Dian, Hikmah, Devin, Mifta, Aziz, faiz. yang tak kenal lelah menyemangati, memberi motivasi dan memberi bantuan kepada penulis.
7.         Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan maupun kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang pertanian.



Malang, 20 Mei 2019



                                                                                                            Avida Ilayna


DAFTAR ISI






DAFTAR GAMBAR


No
Teks
Halaman
2.1
Jarak tempuh Universitas Islam Malang ke Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”
5
2.2
Struktur Organisasi
8
4.1
Pengenalan dan pembekalan
11
4.2
Pengenalan Sayur Organik
12
4.3
Kerja Bakti
12
4.4
Pemanenan Sawi Daging
13
4.5
Wawancara Petani
13
4.6
Persiapan Penanaman Tanaman Sawi Daging
15
4.7
Penyemaian Sawi Daging
15
4.8
Penyiraman Sawi Daging Berumur 1 Minggu
16
4.9
Pengamatan Sawi Daging
16
4.10
Diskusi Bersama Petani
17
4.11
Penyiangan Sawi Daging
17
4.12
Penyiraman Sawi Daging Berumur 2 Minggu
18
4.13
Pembuatan Pupuk Organik
19
4.14
Pemindahan Tanaman Sawi Daging ke Polybag
19
4.15
Kunjungan dan Diskusi
20
4.16
Penyiraman Sawi Daging Berumur 3 Minggu
20













BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagaian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian di Indonesia memiliki potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan. Hal ini perlu diperhatikan karena sektor pertanian memberikan peran yang cukup besar dalam perekonomian secara keseluruhan. Peran tersebut diantaranya sebagai penyedia bahan baku industri, penyedia bahan pangan masyarakat, sumber devisa negara , dan antara tingkat produksi pertanian dan tingkat konsumsi pangan. Selain itu pola pikir masyarakat modern mengutamakan dan memperhatikan pola pangan yang aman. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.
            Pakcoy atau bok choy (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) merupakan jenis sayuran yang populer. Sayuran yang dikenal pula sebagai sawi daging ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah  menjadi asinan. Kadang-kadang sawi ini juga disebut sawi hijau karena teksturnya serta ukurannya cenderung lebih kecil dan meroset. Jenis sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam  pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), sifat ini kurang disukai. Pemuliaan  sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi kepekaan akan suhu ini. Sayuran  ini biasanya digunakan dalam bahan sup atau penghias makanan. Awalnya, sayuran ini sangat populer di kawasan Tiongkok namun kemudian menyebar ke berbagai negara salah satunya Indonesia sebagai bahan untuk membuat masakan yang lezat. Saat ini masakan yang berasal dari sayuran ini tidak hanya didominasi oleh warga yang berasal dari Tiongkok namun orang Indonesia dan negara lainnya juga mulai menyukainya mengingat lezat dan bermanfaatnya sayuran ini.
            Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
            Dalam pemasaran sendiri terdapat saluran pemasaran serta lembaga pemasaran yang. Menurut Kottler (2006) dalam bukunya manajemen pemasaran mengemukakan ada dua strategi yang sering digunakan perusahaan dalam mengelola saluran pemasaran terutama dalam penciptaan saluran pemasaran baru, yaitu strategi dorong dan strategi tarik. Pemakaian strategi ini tergantung keputusan perusahaan terutama tergantung popularitas produk perusahaan tersebut.
            Untuk mengetahui saluran pemasaran serta siapa saja yang terlibat di dalam saluran pemasaran, maka dilakukan kegiatan pkl di Desa Tawangargo dengan tujuan untuk mengetahui lembaga pemasaran dan saluran pemasarannya. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan mampu mengoptimalkan kinerja dalam melakukan kegiatan pkl agar nantinya dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam dunia kerja nyata.


1        Berapa lembaga pemasaran sawi daging yang ada di kelompok tani “Tani Mulya”?
2        Berapa saluran pemasaran yang digunakan di kelompok tani “Tani Mulya”?
Kegiatan Praktek Kerja Lapang Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang mempunyai tujuan, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umumnya yaitu :
1.    Melatih mahasiswa dilapangan untuk aspek pertanian yaitu pengelolaan budidaya pertanian.
2.    Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sektor pertanian yang relevan dengan profesi yang akan diemban.
3.    Memberi pengalaman kerja mahasiswa di lingkungan profesional pertanian atau agribisnis.
4.    Memberikan ketrampilan tambahan yang sebagai bekal untuk kerja di masa depan.
Sedangkan tujuan khusus dari Kegiatan Praktek Kerja Lapang di  Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo adalah :
1        Untuk mengetahui lembaga pemasaran sayuran sawi daging yang ada di kelompok tani “Tani Mulya”.
2        Untuk mengetahui saluran pemasaran  sayuran sawi daging yang digunakan di kelompok tani “Tani Mulya”.


Manfaat bagi mahasiswa pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah :
1.      Mengetahui dan mempelajari secara langsung proses produksi Sawi Daging di Desa Tawangargo karangploso malang, mulai dari budidaya, pemanenan, pemasaran
2.      Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan sebagai bekal bagi mahasiswa ketika terjun langsung kemasyarakat.












 


BAB II

KEADAAN UMUM LOKASI PKL


Kelompok Tani Mulya Bertempat Di Jalan Raya Tawangargo, Ngudi, Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Malang, Jawa Timur 65152

Gambar 2.1 Jarak tempuh Universitas Islam Malang ke Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

Desa Tawangargo, Karangploso adalah desa penggerak pertanian tanaman 1000 organik, yang menggunakan slogan “no chemical product”  yang berarti semua jenis komoditi tanaman sayuran  tanpa adanya tambahan bahan kimia apapun, dapat dilihat dari penggunaan bahan pupuk dilakukan dengan 100% organik. Oleh karena itu untuk menunjang kesuksesan ide mereka, para petani didesa tawangargo sepakat membuat suatu kumpulan organisasi yang bertajuk sosial untuk usaha tani mereka, yakni adanya kelompok tani yang diberi nama “Tani Mulya”. Nama kelompok tani tersebut memiliki makna khusus yang dalam bagi para petani disana. Para anggota kelompok tani sendiri berfikir bahwa pertanian adalah suatu pekerjaan yang sangat baik dan terhormat. Tanpa adanya sektor pertanian, Indonesia bukanlah Indonesia yang dijuluki  Agriculture country. Sedangkan kata TANI menurut mereka yaitu makna dari :
 T         : Tiang
A        : Agung
N        : Negara
I         : Indonesia
Sedangkan kata “MULYA” yang awalnya  menggunakan bahasa jawa “MULYA” namun, oleh dinas UPT-PT Karangploso selaku pembimbing dari gerakan kelompok menyarankan untuk menggunakan bahasa Indonesia agar lebih mudah difahami dan dimengerti semua orang. Kelompok Tani Mulya ini dibentuk oleh Bapak Abdul Mujib pada saat era lengser soeharto tahun 1998 yang awalnya beliau hanya sebagai supplier sayuran. Gerakan ini dilatarbelakangi oleh adanya permintaan pemerintah akan pemenuhan target swasembada pangan yang sedang kritis dikala itu.Berawal dari rasa penasaraannya tentang peluang harga terhadap beberapa pasar, dari situlah beliau ingin agar desa Tawangargo juga bisa menjadi sentra produksi sayur organik. Awalnya hanya dalam konteks kuantitas saja. Namun karena peluang pasar semakin tinggi, kelompok tani mengubah mindset mereka menjadi bagaiamana meningkatkan kualitas dan kuantitas tanpa ada harga yang menekan petani, oleh karena itu dicetuslah 1000 organik yang karena selain murah juga berkualitas sangat baik tanpa efek ketergantungan jangka panjang .
Usaha tani yang diterapkan merupakan usaha tani teknik pioner dengan type sayuran yang heterogen, yang mana memiliki beberapa tanaman unggulan dan beberapa tanaman lain yang menunjang nilai tambah ekonomis di desa wisata Tawangargo tersebut. Beberapa tanaman unggulan didesa ini adalah  JOKOWI” yang mana  J adalah Jagung,  KO adalah Kembang Kol dan WI adalah Sawi. Dan ada pula tanaman pendukung seperti Tomat, Electus, Bawang prei, Cabai, Bawang Putih, Bawang Merah dan Terong. Karena ini adalah system serba organik maka cara pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan dengan cara alami. Seperti beberapa penunjang nutrisi yang baik bagi tanaman inti adalah adanya bunga Refugia sebagai pengendalian PHT ramah lingkungan, Kenikir dan Bunga Matahari sebagai penyerap polutan dan penangkal hama, dan memakai pestisida nabati sebagai tambahan untuk penyiangan hama. Selain tanaman holtikultura tadi, ada juga beberapa tanman dengan hasil persilangan, seperti Cabai Ungu, Cabai Hitam, dan Jeruk persilangan dari jeruk Manis yang disilangkan pada jeruk Kecut.
Karena letaknya yang strategis dan masyarakatnya yang terkenal dengan kegemah ripah loh jinawi annya ,desa ini juga kerap dijuluki desa wisata yang tetap menjaga konsistensi mempertahankan  system pertanian 1000 organiknya.






2.1    Struktur Organisasi Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”
Anggota
1)      H.Imam Sujono
2)      Abd. Mujib
3)      Suyono
4)      Sujani
5)      Son Haji
6)      Mustakim
7)      Yasin
8)      Supriadi

Ketua
(H. Jono)
Sekertaris
(Abd. Mujib)
Bendahara
(Suyono)
 












Gambar 2.2 Struktur Organisasi
Sumber  : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”








BAB III

METODE PRAKTEK KERJA LAPANG

Praktek kerjalapang dilakukan di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”Di Jalan Raya Tawangargo, Ngudi, Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Malang, Jawa Timur 65152. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang hortikultura.
Penelitian praktek kerja lapang ini kami laksanakan di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya” Bertempat Di Jalan Raya Tawangargo, Ngudi, Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Malang, Jawa Timur 65152.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pkl ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung dan praktek langsung yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran sawi daging yang dilakukan oleh Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1      Data Primer
                                    Data primer diperoleh melalui terjun langsung dan wawancara dengan Kelompok Tani “Tani Mulya”untuk mendapatkan informasi tentang desa tawangargo dan topik yang berkaitan dengan pemasaram sawi daging yang dilakukan oleh Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo.

a.       Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Peserta Pkl ikut serta dalam aktivitas yang dilakukan Kelompok Tani “Tani Mulya”.
b.      Wawancara Peserta pkl melakukan diskusi dan wawancara dengan petani sawi untuk mengetahui informasi terkait dengan pemasaran sayuran organik.
2        Data Sekunder
            Data sekunder diperoleh dari data perusahaan yang berkaitan dengan sawi daging dan pustaka ilmiah atau literatur yang digunakan dalam laporan pkl.
            Waktu praktek kerja lapang dimulai pada tanggal 25 Januari-25 Februari 2019, kegiatan praktek kerja lapang ini dimulai dari hari senin-minggu pada pukul 06.00-11.00 WIB.










Pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan praktek kerja lapang di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”sebagai berikut :
a.       Pada tanggal 25 Januari 2019 awal praktek kerja lapang dilakukan perkenalan dengan anggota tani sejumlah 37 petani disamping itu  pembekalan mengenai budidaya sayuran organik yang disampaikan ketua Kelompok Tani “Tani Mulya”untuk mengetahui siklus kegiatan kerja di Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”.
Gambar 4.1 Pengenalan dan pembekalan
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

b.      Pada tanggal 26 Januari 2019 dilakukan perkenalan macam-macam sayuran organik yang didampingi langsung oleh ketua kelompok tani “Tani Mulya” dilahan untuk mengetahui berbagai macam tanaman organik.
Gambar 4.2 Pengenalan Sayur Organik
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

c.       Pada tanggal 27 Januari 2019 dilakukan kerja bakti bersama yang diadakan oleh kelompok tani “Tani Mulya”  yang tujuannya adalah memperbaiki green house yang roboh  sekaligus membersihkan rumput yang tumbuh dijalan.
Gambar 4.3 Kerja Bakti
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

d.      Pada tanggal 28-29 Januari 2019 melakukan pemanenan sawi daging yang dilakukan secara manual dengan cara dipotong bagian atas akar dengan menggunakan pisau yang tajam. Usia tanaman yang dipanen sekitar 25 hari. Pada saat panen sebaiknya berhati-hati agar tanaman tidak rusak. Kegiatan panen ini dilakukan 10 kali dalam tiap bulan.
      
Gambar 4.4 Pemanenan Sawi Daging
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

e.       Pada tanggal 31 Januari 2019 melakukan kegiatan wawancara dengan salah satu petani Kelompok Tani “Tani Mulya”tentang saluran pemasaran sawi daging yang ada di Desa Tawangargo.
Gambar 4.5 Wawancara Petani
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

f.       Pada tanggal 1-4 Februari 2019 melakukan pengolahan tanah dengan cara membalik tanah dengan cangkul. Tujuan pengolahan tanah tersebut adalah untuk mempermudah pertukaran atau sirkulasi oksigen daam tanah serta dapat membantu proses penggemburan tanah, setelah pengolahan tanah selesai, kemudian dibuat bedengan dengan jarak tanam sekitar 30cm dengan kedalaman sekitar 20-40cm. Pada saat tanah diolah , tanah dibalik secara keseluruhan agaar tanah menjadi lebih gembur. Tanah yang sudah diolah kemudian diberi pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi yang sudah diproses sebelumnya . Pemberian pupuk kandang dengan cara disebar setelah pupuk tersebar tanah dicangkul kembali dengan tujuan pupuk yang diberikan dapat merata dalam satu bedengan.
        
                             
Gambar 4.6 Persiapan Penanaman Tanaman Sawi Daging
Sumber : Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”
g.      Pada Tanggal 5-6 Februari 2019 melakukan penanaman dengan cara membuat lubang lalu memasukkan bibit sawi daging kedalam lubang yang sudah dibuatnya, setelah itu tutup kembali lubang yang sudah di masuki tanaman sawi daging dengan tanah.

Gambar 4.7 Penyemaian Sawi Daging
Sumber : Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

h.      Pada tanggal 7 Februari 2019 melakukan penyiraman pada tanaman sawi daging yang sudah berumur kurang lebih 1 minggu dengan menggunakan pupuk PGPR.
Gambar 4.8 Penyiraman Sawi Daging Berumur 1 Minggu
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”
i.        Pada tanggal 8 Februari 2019 melakukan pengamatan pada tanaman sawi daging karena proses pertumbuhan yang melambat akibat cuaca yang tidak berubah-ubah.
Gambar 4.9 Pengamatan Sawi Daging
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

j.        Pada tanggal 9 Februari 2019 melakukan diskusi bersama salah satu petani tentang saluran pemasaran tanaman sawidaging.
Gambar 4.10 Diskusi Bersama Petani
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

g. Pada tanggal 10 Februari 2019 melakukan penyiangan dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh disekitar tanaman budidaya, hal ini dilakukan bertujuan agar tanaman budidaya dapat tumbuh optimal tidak terganggu dengan gulma. Selain itu penyiangan meminimaalisir adanya persaingan antara tanaman budidaya dan gulma dalam memperoleh unsur hara. Teknik penyiangan dilakukan dengaan cara sederhana yaitu mencabut langsung gulma.
Gambar 4.11Penyiangan Sawi Daging
Sumber : Kelompok Tani “Tani Mulya”

h.Pada tanggal 11 Februari 2019 melakukan penyiraman pada tanaman sawi daging berumur kurang lebih 2 minggu.
Gambar 4.12 Penyiraman Sawi Daging Berumur 2 Minggu
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

i.        Pada tanggal 12 -13 Februari 2019 melakukan penyulaman pada tanaman sawi daging proses penyulaman itu sendiri adalah mengganti tanaman sawi daging yang sudah mati atau layu dengan tanaman baru.
j.        Pada tanggal 14-15 Februari 2019 melakukan kegiatan pembuatan pupuk bokashi cair yang bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan organik dalam tanah, menghasilkan tanaman organik, mengurangi kepadatan tanah, dan mempermudah dalam pengolahan tanah pada tanaman sawi daging.
Gambar 4.13 Pembuatan Pupuk Organik
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

k.      Pada tanggal 20-21 Februari 2019 melakukan pemindahan tanaman sawi daging ke dalam polybag yang bertujuan untuk mempercantik Desa Tawangargo dan menajadikan tanaman tersebut sebagai tanaman hias.
                
Gambar 4.14 Pemindahan Tanaman Sawi Daging ke Polybag
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”
l.        Pada tanggal 22 Februari 2019 kunjungan dosen serta dilakukan diskusi tentang tanaman organik yang ada di Desa Tawangargo.
Gambar 4.15 Kunjungan dan Diskusi
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”

m.    Pada tanggal 23 Februari 2019 melakukan penyiraman pada tanaman sawi daging berumur 3 minggu.
Gambar 4.16 Penyiraman Sawi Daging Berumur 3 Minggu
Sumber : Gp. Kelompok Tani “Tani Mulya”





1        Keadaan Lahan
Lahan seluas 1.700m2  pada awalnya merupakan lahan kosong yang masih belum dikelolah menjadi lahan produksi. Saat ini Desa Tawangargo yang terletak di Kecamatan Karangploso Malang sudah diubah menjadi lahan perkebunan yang ditanami sayur organik dan disini petani di Kelompok Tani “Tani Mulya” bekerja sama dengan pengepul agar mudah dalam memasarkan sayuran yang ditanamnya.
2        Modal
Modal awal yang pertama digunakan untuk menanamsayur organik Desa Tawangargo berasal dari pinjam ke bank. Modal tersebut digunakan untuk menyiapkan sarana yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya, memberi upah tenaga kerja, dan memasarkan produk sayur organik. Permodalan awal itu sendiri bermula dari pinjam ke bank yang jumlahnya tidak terlalu besar. Akan tetapi seiringan berkembangnya menanam sayur organik petani bisa mendapatkan hasil yang besar dan dapat mencukupi kebutuhan keluarganya.
3        Tenaga Kerja
Tenaga kerja itu sendiri bertugas membantu petani dalam proses pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, dan pemanenan. Upah yang dibayarkan untuk satu orang yaitu sekitar Rp 30.000-, perharinya dengan jam kerja mulai dari 06.00-11.00. Cara ini dilakukan agar hasil yang diproduksi bisa maksimal.


Lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran. Saluran pemasaran yaitu perantara daagang dan perantara agen. Perantara pedagang adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan melakukan fungsi pemasaran dan memiliki hak atas semua barang yang diperdagangkan.
Menurut Sudiyono (2002), lembaga Pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran memerlukan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat, dan bentuk yang dinginkan konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan di lapang selama pkl di Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo. Hanya memiliki 1 lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran.
Pemasaran yang dilakukan oleh Petani di Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo ini melibatkan beberapa lembaga pemasaran seperti produsen, distributor, dan pedagang kecil. Saluran ini bisa dikatakan cukup panjang karena harus melewati distributor terlebih dahulu. Banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat dalam penyaluran suatu barang dalam suatu saluran pemasaran akan berpengaruh terhadap besarnya biaya tataniaga dari saluran pemasaran tersebut yang berarti semakin panjang saluran pemasaran maka akan semakin mahal pula harga yang nantinya harus dibayarkan oleh konsumen.
Dari hasil pkl hanya terdapat 1 saluran pemasaran sawi daging  yaitu:
Ø  Produsen- Distributor- Pedagang Kecil.
Pada saluran pemasaran sawi daging di daerah porong sidoarjo yaitu dari Petani di Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo dijual kepada distributor dengan harga yang telah disepakati bersama. Pedagang kecil disini adalah Pasar Tradisional yang ada di porong sidoarjo. Pemasaran yang dilakukan oleh Petani di Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo melibatkan beberapa lembaga pemasaran seperti produsen, distributor, pedagang kecil. Saluran ini bisa dikatakan cukup panjang. Seperti yang dikatakan oleh Hardianto (2010) banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat dalam penyaluran suatu barang dalam saluran pemasaran akan berpengaruh terhadap besarnya biaya tataniaga dari saluran pemasaran tersebut. Semakin panjang saluran pemasaran maka semakin mahal pula harga yang harus dibayar oleh konsumen.
            Lembaga pemasaran menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan  konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa marjin pemasaran.
Adapun 2 fungsi pemasaran yaitu  :
1.      Fungsi Distributor
Adalah sebagai perantara antara produsen dengan pengecer atau konsumen. Mengacu pada pengertian distributor di atas, adapun beberapa fungsi distributor adalah sebagai berikut:
1.      Membeli Produk, distributor bertugas untuk membeli sawi daging dari produsen dilakukan langsung dilahan.
2.      Mengangkut Produk, proses pemindahan atau pengangkutan sawi daging dari produsen ke pedagang kecil juga merupakan tugas dari distributor. Namun, beban biaya pengangkutan tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam harga sawi daging yang dijual.
3.      Menjual Produk, distributor menjual sawi daging kepada pedagang kecil dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
2.      Fungsi Pedagang Kecil
Adalah pedagang yang membeli barang secara grosir kepada distributor untuk diecerkan kepada konsumen. Mengacu pada pengertian pedagang kecil di atas, adapun beberapa fungsi pedagang kecil adalah sebagai berikut:
1.      Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa. Konsumen selalu mempunyai pilihan sendiri terhadap berbagai jenis produk dan jasa. Untuk itu, dalam fungsinya sebagai pedagang kecil, mereka berusaha menyediakan beraneka ragam produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen. 
2.      Penyimpan persediaan. Fungsi utama pedagang kecil adalah mempertahankan persediaan yang sudah ada, sehingga sawi daging akan selalu tersedia saat konsumen menginginkannya. 
3.      Penyedia jasa. Dengan adanya pedagang kecil, maka konsumen akan mendapat kemudahan dalam mengkonsumsi sawi daging yang dihasilkan produsen. 
4.      Meningkatkan nilai produk dan jasa. Dengan adanya beberapa jenis barang atau jasa, maka untuk suatu aktivitas pelanggan dapat ditingkatkan manfaat yang diperoleh oleh pelanggan dari nilai yang diperoleh dari produk/jasa tersebut.
Untuk pemasara sayur organik produkdi Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo disalurkan ke Pasar Tradisional Porong Sidoarjo lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran di Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo antara lain adalah :
a.      Produsen
Petani di Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo disini bertindak sebagai produsen dimana merupakan pihak pertama dalam proses produksi. Petani Desa Tawangargo melakukan proses produksi di lahan sendiri, namun proses pemasarannya sendiri masih dibantu oleh distributor. Dimana  seluruh hasil panennya dijual kepada distributor dengan harga yang sudah disepakati yaitu Rp 1.500,00. Kemudian hasil panennya yang sudah dimasukan kedalam keranjang lalu diangkut ke gudang disanapun mulai dilakukannya pengemasan oleh para pekerjanya yang sudah siap menunggu disana, pengemasan sendiri dilakukan apabila ada permintaan dari pedagang  kecil, dan pengemasan itu sendiri bertujuan untuk menjaga agar bentuk, kualitas produk tetap terjaga, dan pada saat proses pengiriman yang membutuhkan waktu panjang tidak membuat sayur menjadi layu. Pengemasan terdiri dari pembelian bahan untuk bungkus dan ongkos tenaga kerja.


b.      Distributor
Dalam suatu saluran pemasaran distrbutor adalah pihak yang ditunjuk atau bekerja sama untuk memasarkan dan menjual sawi daging dalam wilayah dan jangka waktu tertentu. Pada kegiatan pemasaran dan penjualan barang distributor melakukan pembelian sawi daging dari pihak produsen yaitu Petani Desa Tawangargo dengan adanya jual beli tersebut kepemilikan barang berpindah pada pihak distributor. Dan distributor menjual sawi daging kepasar porong sidoarjo dengan harga Rp 2.000,00 per kg nya dengan menggunakan kantong plastik 5kg dan 10kg  sesuai dengan permintaan pedagang besar.
c.       Pedagang Kecil
Saluran pemasaran pedagang kecil berperan penting. Pedagang kecil membeli sawi daging dari distributor dan menjualnya kepada konsumen. Pedagang kecil menjual sawi daging dengan harga Rp 2.500,00 per kg. Pedagang Kecil melakukan kegiatan pemasaran yang menggerakan barang-barang dari produsen kepada para konsumen. Pedagang Kecil mengambil sawi daging kepada distributor sesuai dengan permintaan yang diinginkan.






BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah dibuat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.        Lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran. Saluran pemasaran yaitu perantara daagang dan perantara agen. Perantara pedagang adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan melakukan fungsi pemasaran dan memiliki hak atas semua barang yang diperdagangkan.
2.        Saluran pemasaran sawi daging terdapat 1 saluran pemasaran sawi daging yaitu:
a.    Produsen: petani melakukan proses produksi dilahan sendiri, namun proses pemasarannya masih dibantu oleh distributor. Dimana hasil panennya dijual kepada distributor dengan harga yang sudah disepakati Rp 1.500,00.
b.    Distributor: melakukan pembelian sawi daging dari produsen yaitu petani dan distributor menjual sawi daging ke pasar porong sidoarjo dengan harga Rp 2.000,00 menggunakan kantong plastik 5kg dan 10kg sesuai permintaan pedagang kecil.
c.    Pedagang Kecil: Saluran pemasaran pedagang kecil berperan penting. Pedagang kecil membeli sawi daging dari distributor dan menjualnya kepada konsumen. Pedagang kecil menjual sawi daging dengan harga Rp 2.500,00 per kg.
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan untuk petani di Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo yaitu sebaiknya petani di Kelompok Tani “Tani Mulya”Desa Tawangargo bisa menjalin mitra dagang yang lebih luas agar mudah dalam proses pemasarannya untuk meningkatkan pendapatan bagi petani di Kelompok Tani “Tani Mulya” Desa Tawangargo.













DAFTAR PUSTAKA


Hardianto, K. 2010. Marketing dan Manajemen. Erlangga. Jakarta
Kotler, Philip (2006). Manajemen pemasaran, jilid I, Edisi kesebelas, Jakarta,P.TIndeks Gramedia.
Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Sudiyono. 2002.Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang: UMM Press.
Utami Christina Widya. 2008. Manajemen barang dagang dalam bisnis ritel. Malang : Penerbit BayumediaPublishing.

















LAMPIRAN


Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan
                              
Penimbangan dan Pengemasan                   Pemindahan Tanaman Jagung


                                         Penanaman Tanaman Lektus


                  
  Penanaman Tanaman Tomat                       Tempat Pengepul Sayuran




Laporan 2. Kartu Monitoring Kegiatan




Laporan 3. Kartu Kartu Bimbingan