Selasa, 24 Oktober 2017

Hortikultura



LAPORAN PRAKTIKUM
HORTIKULTURA I
Kangkung (Ipomea reptans Poir)
Dosen: Ricky Indri Hapsari, SP. MP. /  Wahyu Fikrindriya, SP, MSc.
Description: E:\UNITRI\logouni.psd.pngSEMESTER GENAP 2016/2017













KELOMPOK 10
NURUL SHOLEHUDDIN                 2014330069
MUMHAMMAD RODLI                   2014330064
SUHARNANIK                                  2014330083
AHMAD FAIZIN                               2014330002
YOHANES ALJUN                            2014330101
YOGI IRAWAN                                 2014330100
YULIANA LEU                                  2014330105
MARIANA NOVIANA ELIS KOI    2014330054
FRUMENSIUS TOMI NGERA         2014330055
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG JAWA TIMUR
2016
 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengertian Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura memiliki makna seluk beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah – buahan atau tanaman hias. Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai Sumber bahan makanan, Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Pada umumnya budidaya hortikultura diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini per unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi untuk member keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai makanan, dan lain-lain.
Dalam hortikultura ada beberapa teknologi perbanyakan tanaman diantaranya yaitu secara generati dan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu perbanyakan tanaman melalui biji. Dalam laporan ini membahas tentang perbanyakan tanaman secara generatif (biji) pada tanaman kangkung.
Kangkung termasuk sayuran yang populer dan digemari masyarakat Indonesia. Tanaman kangkung berasal dari India sekitar 500 SM, yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia dan Afrika. Nama latin kangkung adalah Ipomoea reptans. Di Cina, sayuran ini dikenal dengan nama Weng Cai, sedangkan di Eropa kangkung disebut Swamp Cabbage. Di Indonesia kangkung memiliki beberapa nama daerah, yaitu Kangkueng (Sumatera), Kangko (Sulawesi) dan Utangko (Maluku).
Kangkung bergizi tinggi dan lengkap dengan kandungan yang ada pada kangkung seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat besi, natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan, dan sitosterol. Senyawa kimia yang dikandung adalah saponin, flavonoid, dan poliferol.
Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung mempunyai senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua senyawa ini berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).
Ada beberapa macam tipe kangkung seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea reptans) dan Kangkung air (Ipomea aquatica). Kangkung darat memiliki ciri seperti corak warna yang hijau cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung pohonnya yang meruncing kecil, daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam laporan membahas tentang Kangkung darat (Ipomea reptans).
1.2. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kangkung
1.3. Manfaat
Manfaat praktikum Budidaya Tanaman kangkung yaitu sebagai bahan pembanding bagi kegiatan praktikum lainnya, dan sebagai media pembelajaran mahasiswa sebelum melakukan kegiatan penelitian ilmiah yang sesungguhnya


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom         : Plantea ( tumbuhan )
Subkingdom    : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio    : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio             : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas               : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas         : Asteridae
Ordo                : Solanales
Familia            : Convolvulaceae ( suku kankung – kangkungan )
Genus              : Ipomea
Spesies            : Ipomea reptans Poir
2.2. Morfologi Tanaman Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar (Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria, 2009).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Maria, 2009).
2.3. Syarat Tumbuh
1.             Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).
2.             Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).
3.             Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk (Anggara, 2009).




BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Hortikultura I Tanaman Kangkung (Ipomea reptans Poir dilakukan di lahan Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang pada hari Sabtu, tanggal 02 April 2016 pukul 06.30 WIB – selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum : cangkul, garu, , meteran, hand sprayer, gambor, tali rapia, benih kangkung, gunting, rol, pupuk kandang dan alat tulis menulis.
3.3. Kegiatan Pratikum
1.      Pembersihan dan Pembagian lahan
Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu melakukan pembersihan lahan dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu. Setelah lahan dibersihkan selanjutnya dilakukannya pengukuran lahan dengan ukuran 1,4 M x 6 M.  
2.      Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang berbahya atau yang merugikan mati terkena sinar matahari. Pengolahan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, Sedangkan untuk penghalusan atau perataan tanah menggunakan garu.
3.      Pengukuran jarak tanam
Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan meteran dengan jarak tanam 5 x 20 cm dan jarak dari pinggir bedengan 10 cm. Pengukuran jarak tanam ini mempermudah dalam penanamannya nati.


4.      Penanaman
Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan kedalaman lubang 2-3 cm. Setiap lubang ditanam 2.
5.      Pemeliharaan
a.       Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar ketersediaan air untuk tanaman tersedia sehingga tidak menghambat dalam pertumbuhannya. Namun penyiraman juga tergantung cuaca jika hujan tidak dilakukan penyiraman.
b.      Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu yang tumbuh disekitar tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan tergantung pada pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman. Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman kangkung dan gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
c.       Pemupukan
Pemupukan disini menggunakan pupuk organik dengan pemberiannya 2 kali.. Pemupukan dilakukan dengan disebar kebedengan.
6.      Parameter pengukuran
Adapun parameter yang di amati yaitu pertumbuhan tanaman kangkung, jumlah daun kangkung, panjang tanaman kangkung dan lebar daun.
7.      Pemanenan dan
Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dengan mencabut sampel tanaman kangkung tersebut lalu diukur berapa tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan berat basah dari hasil tanaman tersebut. Sedangkan panen kedua dengan mencabut seluruh tanaman yang ada kemudian ditimbang berat basahnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Dalam pratikum budidaya kangkung ini didapat hasil pengamatan atau pengukuran tanaman sebagai berikut :
Pengamatan : 07 hst


Tanggal Pengamatan : 16/04/2016







Tanaman
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
Barisan
Barisan
Barisan
Barisan
I
II
I
II
1
3
2
4
4
2
2.8
2
4
4
3
3
2.8
4
4
4
4
2.5
4
4
5
3
3
4
4
Rata rata
3.16
2.46
4
4










Pengamatan : 14 hst


Tanggal Pengamatan : 23/04/2016







Tanaman
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
Barisan
Barisan
Barisan
Barisan
I
II
I
II
1
7
5
7
9
2
8
7
9
7
3
7.5
9
7
8
4
7.5
8.5
7
7
5
6.5
7
7
8
Rata rata
7.3
7.3
7.4
7.8













Pengamatan : 21 hst


Tanggal Pengamatan : 30/04/2016







Tanaman
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
Barisan
Barisan
Barisan
Barisan
I
II
I
II
1
15.5
13
27
14
2
12
14
12
23
3
12.5
9.5
19
11
4
13.5
12.5
14
16
5
12.5
10
22
15
Rata rata
13.2
11.8
18.8
15.8




















Pengamatan : 28 hst


Tanggal Pengamatan : 07/05/2016







Tanaman
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
Barisan
Barisan
Barisan
Barisan
I
II
I
II
1
18
20
35
22
2
20
21
14
28
3
21
15
30
15
4
20
21
16
16
5
19.5
17
28
21
Rata rata
19.7
18.8
24.6
20.4

Pengamatan : 38 hst sekaligus pemanenan


Tanggal Pengamatan : 17/05/2016







Tanaman
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
Barisan
Barisan
Barisan
Barisan
I
II
I
II
1
38.5
39
48
36
2
35
40.5
47
37
3
38
35.5
30
38
4
40.5
36
17
40
5
39
53
37
40
Rata rata
38.2
40.8
35.8
38.2


Tanaman
Total Berat Basah per Tanaman
Berat  3 Daun/Tanaman (g) Memakai Timbangan Analitik
Bobot Berat Basah Seluruh Tanaman
Barisan
Barisan
Barisan
Barisan
25 Kg
I
II
I
II
1
 41
60 
0.77
0.82
2
 40
 62
0.80
0.99
3
 23
 52
0.81
0.80
4
 63
 66
0.89
0.79
5
 81
 60
0.87
0.90
Rerata
 49,6
60 
0.99
0.86 

Cara hitung berat :   1 daun                        = berat 3 daun (g) : 3 daun=…. g/tanaman
                                    30 daun          =…..g/tanaman x 30 daun = …… g. inilah hasilnya.
Contoh           : 1  daun         = 
                                    : 30 daun        = 0.25 x 30=
= 7.5 gram

Cara hitung Luas      : 10 gram        = 15x15 = 225 cm2
                                                : 7.5 gram         = ………… x cm2 ?
                                    :               =
                             : X              =
                                                = 168.7 cm2
Hasil Tabel 2 Sebagai Berikut:

Tanaman
Berat 3 Daun/ Tanaman (g)
Luas Daun (cm2)
Barisan
Barisan
Barisan
Barisan
I
II
I
II
1
7.5
8.1
168.7
182.2
2
7.8
9.9
175.5
222.7
3
8.1
7.8
182.2
175.5
4
8.7
7.8
195.7
175.5
5
8.7
9
195.7
202.5
Rata rata
8.16
8.52
183.56
191.68


4.2. Pembahasan
Dari tabel diatas bahwasanya pertumbuhan cepat berada pada 38 Hst dengan tinggi 38.2 dan jumlah daun dengan rerata 40.8 dari hasil tersebut, dari pengamatan sebelumnya tidak terlalu cepat pertumbuhannya dikarenakan ada banyak beberapa faktor. Tanaman yang awal tumbuh masih mengalami beradaptasi dengan lingkungan sehingga laju pertumbuhan masih kurang setelah sampai 38 Hst tersebut tanaman sudah beradaptasi dan mampu membuat cadangan makanan terakomodir maka laju pertumbuhannya cepat juga air yang cukup dan pemberian pupuk kandang.
Dari hasil table yang ke 2 bahwasanya berat rerata 8.52 dan luas daun rerata 191.68 yaitu termasuk rerata tertinggi terdapat pada barisan yang kedua dimana hal ini karena pemberian pupuk yang cukup sehingga pada barisan pertama ini kurang maksimal karena kekurangan pupuk atau pupuk yang tidak merata. Dari data tersebut menunjukkan pada barisan yang kedua tanah tersebut lebih subur dibandingkan pada barisan yang pertama.
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum yang telah dilakukan, Pada saat pengolahan lahan, gulma yang tumbuh pada lahan rata-rata ukurannya tinggi, dan alat-alat yang digunakan pun dalam keadaan kurang baik. Pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman dilakukan bertujuan agar lahan dapat dimanfaatkan untuk membudidayakan tanaman kangkung.
Penanaman dilakukan sehari setelah pengolahan lahan, sebelum dilakukan penanaman, petakan ditaburi dengan pupuk kandang, hal ini dilakukan bertujuan untuk menambah kandungan unsur hara dalam tanah, bisa saja dilakukan penanaman tanpa adanya penambahan pupuk tapi mungkin pertumbuhannya akan terhambat dan kangkung tumbuh kurang subur.
Pupuk kandang dianggap sebagai pupuk lengkap karena selain menimbulkan tersedianya unsur hara bagi tanaman, juga mengembangkan kehidupan jasad renik (mikroorganisme) di dalam tanah. Jasad renik sangat penting bagi kesuburan tanah dan sisa-sisa tanaman yang dapat diubahnya menjadi humus, senyawa-senyawa tertentu disintesisnya menjadi bahan-bahan yang berguna bagi tanaman (Mul Mulyani Sutejo, 1995 : 108).
 Kemudian diatur jarak untuk lubang tanam, untuk melubangi dilakukan penugalan dengan menggunakan kayu. Penanaman dilakukan dengan memasukkan 2 buah benih dalam satu lubang. Adapun prosedur pengaturan jarak tanam yaitu jarak antar tanaman dalam satu petakan yaitu 5 cm x 10 cm.
Untuk tanaman berbaris jarak tanam dalam barisan antar barisan menentukan kerapatan (spacing). Jarak tanam antar barisan ditentukan oleh perlengkapan_perlengkapan untuk penyiangan tangan maupun tumpang sari. Kecendrungan dewasa ini adalah jarak yang sempit dan perlengkapan  sekarang diarahkan kesana. Kerapatan tanaman mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman, terutama karena koefisien penggunaan cahaya (Setyati, 2002).
Jarak tanam turut mempengaruhi perkembangan tanaman, menghambat pertumbuhan vegetatif dan produktifitas tanaman akibat persaingan unsur hara, air dan ruang tumbuh serta mengurangi perkembangan tinggi dan kedalaman akar. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner, (1991) menyatakan bahwa Kerapatan tanam merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena penyerapan energi matahari oleh permukaan daun yang sangat menentukan pertumbuhan tanaman juga sangat dipengaruhi oleh kerapatan tanaman ini, jika kondisi tanaman terlalu rapat maka dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena dapat menghambat perkembangan vegetatif dan menurunkan hasil panen akibat menurunnya laju fotosintesis dan perkembangan daun.           
Dari variabel yang diamati juga dapat dilihat bahwa banyak faktor lain yang mempengaruhi dari hasil produksi tanaman, yaitu adanya ketersediaan air yang cukup sehingga tanman tidak terancam kekeringan. Dapat saya bandingkan dari hasil praktikum kelompok teman saya yang mana hasil produksi tanaman kangkungnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan hasil produksi kangkung saya, dan dapat saya ambil beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman saya yaitu : ketersediaan air yang cukup dan pemberian pupuk kandang.  Walaupun lahan yang kita gunakan sama.
Adapun jenis hama yang meyerang tanaman kangkung darat seperti ulat dan wereng. Dengan penyerangan hama ini dapat menurunkan kualitas produksi tanaman karena serangan dari ulat ini menyebabkan daun-daun kangkung perlubang dan habis dimakannya. Sedangkan hama wereng menyebabkan tanaman menjadi layu.


4.3. Analisis Usahatani
ANALISA USAHA TANI KANGKUNG
Biaya yang dikeluarkan selama satu periode tanam lebih kurang 25 hari dengan luas bedengan ukuran 4×30 m2 (120m2) :
Kegiatan
jumlah
Unit
Harga Satuan
Sub Total
Total
Pengolahan  Tanah Pertama




50,000
Pengolahan Tanah 2 dan Pembuatan bedengan




25,000
Upah Tugal




10,000
Upah Tanam




20,000
Pembelian Benih
1
2 kg


56,000
Pupuk Kandang

10 Karung
8000

80,000
Pupuk NPK

1 kg


5,500
Pupuk Urea

05 kg


1,500
Penyiangan




20,000
Upah Cabut/ Panen




50,000
Total Pengeluaran
318,000
Total Uang Masuk
500,000
Hasil
182,000

Pemasukan
Hasil panen (500 ikat) @ 1000 rupiah : Rp500.000,
Keuntungan
Untuk sekali periode panen : Rp 182.000,00









BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pratikum dapat diambil kesimpulan yaitu dalam membudidaya tanaman kangkung darat perlunya ketersediaan air karena kangkung merupakan tanaman yang sangat memerlukan air. Jika tanaman kekurangan air akan menyebabkan penurunan kualitas hasil panen karena batangnya yang keras dan banyak mengandung getah.
            Laju pertumbuhan tanaman kangkung cepat apa bila diberikan pupuk kandang karena pupuk kandang mengandung mikrorganisme yang dapat mengolah atau membuat tanah subur sehingga unsur hara semakin meningkat dan perakaran mudah untuk menyerap nutrisi.
5.2. Saran
Untuk membudidaya tanaman perlunya ketersediaan air, karena air sangat berperan penting dalam membantu pertumbuahan tanaman.




DAFTAR PUSTAKA
Aditya. 2009 http://akubesertakamu.blogspot.com/2011/03/respon-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman.html diakses tanggal 1 Mei 2016
Maria. 2009 http://tipspetani.blogspot.com/2013/10/cara-budidaya-tanaman-kangkung_23. html  diakses tanggan 1 Mei 2016
Anonim., 1960. Principles of Plants Breeding. University of California, USA.
Ashari. S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.
Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-Kangkung. PT Alex Media Komputindo. Jakarta



DOKUMENTASI
 



Gambar 01: Pembersihan Lahan


Gambar 02: Pembuatan Bedengan






Gambar 04: Bedengan Yang sudah siap Tanaman
Gambar 03: Pembuatan Bedengan






Gambar 05: Pembersihan Gulma Pada tanaman Kangkung
Gambar 06: Pengamatan/ Pengukuran







Gambar 08: OPT 1 Tanaman Kangkung
Gambar 07: Pengamatan/ Pengukuran

                                                                                                   
Gambar 16: Gambar Daun Kangkung
yang sudah ditimbang
Gambar 15: Penimbangan  3 Gambar daun kangkung
Gambar 14: Penimbangan Tanaman Kangkung
Gambar 13: Pembersihan Tanaman Kangkung
Gambar 11: Panen Tanaman Kangkung
Gambar 12: Panen Kangkung
Gambar 09: OPT  2 Tanaman Kangkung
Gambar 10: OPT  3 Tanaman Kangkung

Tidak ada komentar: