Selasa, 24 Oktober 2017

Ekofisiologi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    LATAR BELAKANG
            Fosfor adalah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforensis. Unsur fosfor merupakan unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa non logam termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya.
            Penetapan fosfor tanah bagi tanaman khususnya untuk pertumbuhan telah banyak dilakukan. Pengujian tanah dilakukan sebanyak dua tahapyaitu persiapan dari larutan ekstrasi P dan pengujian kandungan P dalam larutan. Beberapa metode kalori meter tersedia untuk menguji P tersedia dalm larutan. Penilaian ini tergantung pada besarnya konsentrasi P dalam larutan, kandungan, dan asam khususnya digunakan dalam pengujian analitik.
   Ketersediaan P dalam tanah merupakan P yang ada didalam tana sehingga dapat langsung diserap oleh tanah. Fosfor merupakan salah satu sumber untuk hara bagi tananaman, karena dibutuhkan dalam jumlah yang banyak dan bersifat essensial, sangat penting, dan tidak dapat digantikan. Fosfor menjadi masalah karena ketersediaannyayang rendah. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dilakukan praktikum ini untuk menentukan kandungan fosfor yang tersedia dalam tanah. Dalam praktikum ini metode yang digunakan untuk menetapkan fosfor tersedia adalah metode ekstraksi Bray and Kurtz dimana metode ini dikembangkan untuk tanah masam, tetapi juga baik untuk tanah-tanah netral
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengetahui kandungan fosfor tersedia dalam tanah.
2.      Mengetahui peranan fosfor pada tanaman kedelai.
3.      Mengetahui gejala kekutangan fosfor dan gejala kelebihan fosfor pada tanaman kedelai.
1.3. RUMUSAN MASALAH
          Dari identifikasi diatas dapat di rumuskan masalah yaitu bahwasanya tanaman kedelai akan tumbuh dengan sempurna apabila ketersediaan unsur hara yang mencukupi.
1.4. TUJUAN
            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya mengenai akibat kurangnya fosfor pada tanaman kedelai, karena kedelai memiliki banyak manfaat tetapi banyak masyarakat yang belum mengetahuinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. TINJAUAN PUSTAKA
Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan. Secara geokimia, fosfor merupakan 11 unsur yang sangat melimpah di kerak bumi. Seperti halnya nitrogen, fosfor merupaka unsur utama didalam proses fotositesis. Fosfor biasannya berasal dari pupuk buatan yang kandungannya berdasarkan rasio N-P-K. Sebagai contoh 15-30-15, mengindikasikan bahwa berat persen fosfor dalam pupuk buatan adalah 30% fosfor oksida (P2O5). Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh tanaman adalah dalam bentuk fosfat seperti diamonium fosfat ((NH4)2 HPO4) atau kalsium fosfat dihidrogen (Buntan, 1992).

Fosfor didalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu P-organik dan P-anorganik. Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya rendah. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya beasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah Ptotal dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01-0,2 mg/kg tanah (Handayanto, 2007).

Fosfor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada didalam senyawa organik dan anorganik dalam bentuk teroksidasi. Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhaan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanamaan tidak mudaah rebah, pembentukan bunga, buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit (Premono, 2002).

Kadar fosfor yang sangat rendah dalam larutan tanah pada suatu saat berarti bahwa pencucian memindahkan sedikit fosfor dari dalam tanah. Pengaruh fosfor yang terlali sedikit atau terlalu banyak pada pertumbuhan tanamaan kurang enyolok dibandingkan dengan pengaruh nitrogen dengan lkalium. Tampaknya fosfor lebih mempercepat kedewasaan daripada sebagian besar hara lainnya, karena stimulasi yang berlebihan mendatang kedewasaan yang lebih awal (Notohadiprawiro, 1999).


BAB III
PEMBAHASAN

3.1.   KLASIFIKASI TANAMAN KEDELAI
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja   dan Soja max  . Namun pada tahun 1948 telah disepakatibahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max  (L.) Merill. Menurt Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Fabales
Famili              :
Fabaceae
Genus              :
Glycine
Spesies            : Glycine max (L.) Merr.

3.2.   MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI
a.       Akar
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang (Suprapto,  1998).
b.      Batang
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua. Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hipokotil, sedangkan bagian di atas keping biji disebut epikotil. Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau (Bertham, 2002).
c.       Daun
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).

3.3.   SYARAT TUMBUH
a.      Iklim
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab (Sumarno, 1987).
b.      Tanah
Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik (Danarti, 1995).
c.       Ketinggian Tempat
Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl (Suprapto, 1997).
d.      Bahan organik
Penggunaan pupuk kandang organik yang tersedia di pertanian dapat mengembalikan hasil dan keuntungan yang tinggi bila dipadukan dengan pupuk anorganik, terutama pada lahan kering atau lahan sawah yang sakit. Bagaimanapun, seringkali tidak menguntungkan untuk membeli pupuk organik bahkan bila pupuk tersebut dijual sebagai pupuk organik campuran, yang merupakan campuran pupuk organik dan anorganik yang siap pakai (Braja, 1985).

3.4.       KEGUNAAN FOSFOR BAGI TANAMAN
Fosfor merupakan unsur hara essensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisidan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01-0,02 mg/kg tanah (Handayanto, 2007).

Fosfor yang diserap tanaman tidak tereduksi, melainkan berada didalam senyawa organik dan non organik dalam bentuk teroksidasi. Fosfor organik terdapat dalam cairan sel sebagai komponen sistem penyangga tanaman. Dalam bentuk anorganik, P terdapat sebagai fosfolipid yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas. Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak mudah rebah, pembentukan bunga, buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Tanaman jagung menghisap unsur P dalam bentuk ion sebanyak 17 kg/ha (Premono, 2002).

Kekurangan P pada tanaman akan mengakibatkan berbagai hambatan metabolisme, diantaranya dalam proses sintesis protein, yang menyebabkan terjadinya akumulasi kabohidrat dan ikatan-ikatan nitrogen. Kekurangan P tanaman dapat diamatai secara visual, yaitu daun-daun yang lebih tua akan berwarna kekuningan atau kemerahan karena terbentuknya pigmen antisianin. Pigmen ini terbentuk karena akumulasi gula di dalam daun sebagai akibat terhambatnya sintesa protein. Gejala lain adalah nekrotis atau kematian jaringan pada pinggir atau helai daun diikuti melemahnya batang dan akar terhambat pertumbuhannya.

Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan seng (Zn) terganggu namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman. Fenomena menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfat secara terus menerus menyebabkan penimbunan P sehingga menurunkan respon tanaman terhadap pemupukan fosfat. Penimbunan  P selain mengurangi efisiensi P juga dapat mempengaruhi ketersediaan hara lain bagi tanaman diantaranya adalah Mn, oleh karena itu pola pemberian P hendaknya didasarkan pada status P untuk tanah yang bersangkutan (Hardjowigeno, 2003)

Spektofotometri merupkan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif maupu  kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yng digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofometer. Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah untuk mengukur transmitan atau absorbansuatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsp kerja spektrofotometer adalah bila cahaya monokromatik maupun campuran jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuknya akan dipantulkan, sebagian diserap dalaam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan denagn konsentrasi sampel (Miller, 2000).

Berdasarkan hasil percobaan P yang tersedia padaa tanah A adalah sebesar 5.57 sedangkan P yang tersedia pada smpel tanah B adalah sebesar 6,95. Ketersediaan fosfor terbain adalah dalam kisaran dari 6-7, yang merupakan bentuk dimana fosforterjadi didalam tanah berubah menurut waktu. Beberapa mineral fosfor diubah menjadi mineral fosfor organik. Konsentrasi fossfor yang sangat rendah dalam larutan tanah pada setiap waktu tertentu bahwa pencucian memindahkan sedikit fosfor dari tanah. Kecenderungan ion fosfor dalam larutan tanah mengakibatkan sukar bagi tanaman untuk memenuhi kebutuhannya akan fosfor. Pada sisi lain, keadaan ini menurunkan pencucian fosfor dari tanah, yang dapat menghasilakan eutrofikasi di danau. Berdasarkan pernyataan tersebut, sampel tanah yang diamati memiliki ketersediaan fosfor yang baik.
Cara untuk mengatasi ketersediaan P antara lain adalah :
1. Pemupukan P,misalnya SP36. TSP, yang berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan P.
2. pengapuran, untuk memperbaiki PH sampai mendekati netral.
3. pemberian bahan organik.
4. Pemberian batuan fosfat (rock fosfat) (Indranada, 1994)

3.5. UNSUR P (Phosphorus)
a.     Fungsi :
·         Penting untuk pertumbuhan tanaman kedelai, terutama dalam pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda, sedangkan pertumbuhan akar merupakan sarana penting untuk tumbuh kokohnya tanaman pada tahap awal perkembangannya.
·         Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
·         Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
·         Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
b.     Gejala Defisiensi P :
·         Terhambatnya pertumbuhan nsure perakaran, batang dan daun
·         Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat daun berubah menjadi kuning.
·         Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nsure jelek dan lekas matang
c.     Penyebab Defisiensi P
·         Kadar P tersedia didalam tanah sangat rendah (nsure ; <15 mg P/kg, Bray II)
·         Tingginya kapasitas fiksasi tanah terhadap P (tanah berbahan volkanik,berbahan mineral tipe 2:1,dll)
·         Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang tinggi.
·         Tanaman yang tumbuh pada areal tanah calcareous
d.     Penanggulangan
Pengambilan contoh daun secara rutin dan penganalisaannya di laboratorium diperlukan untuk dapat mengetahui rendahnya kadar P daun (<0,15 %) dan ketidakseimbangan antara N dan P (>20:1),pembangunan tanggul-tanggul erosi akan mengurangi kehilangan pupuk P yang ditabur diatas tanah. Jika pupuk diberkan dalam jumlah yang cukup,maka perkembangan akar akan meningkat dan akan memperbaiki serapan N,Mg,dan K.
3.6. GAMBAR
 





Gambar 01: Tanaman Kedelai Normal
Gambar 01: Tanaman Kedelai Kurang Fosfor (P)

BAB IV
PENUTUP
3.1.         KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat dismpulkan fosfor merupakan unsur hara essensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Khususnya tanaman kedelai memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisidan mineralisasi bahan organik

3.2.      SARAN
            Kami berharap makalah ini selain dapat bermanfaat semoga ini akan menjadi alternatif yang baik bagi para pembaca untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.






DAFTAR PUSTAKA
Admin,2012.Pengertiandan Macam-Macam Pupuk. http://hidupsehati.com/pengertian-dan-macam-macam-pupuk.html.13 November 2013
Wahyudi.R,2013.Peranan dan Cara Aplikasi Pupuk NPK. http://mentari dunia.blogspot.com/2013/01/peranan-dan-cara-aplikasi-pupuk-npk.html. 05 Juni 2016  pukul 23.00 WIB
Hidayat. A.M,2013. Pengertian Pupuk. Aghnanisme,2012, Fosfor (Keberadaan, Sifat Fisis, Pembuatan, dan Kegunaan) http://aghnanisme.blogspot.com/2012/10/fosfor-keberadaan-sifat-fisis pembuatan.html  Diakses pada  05 Juni 2016  pukul 23.00 WIB.
Harris, D. 2007. Ensiklopedi Unsur-Unsur Kimia. Jakarta:Kawan Pustaka
Oxtoby, David W. dkk . 2003. Principles Of Modern Chemistry, Fourth Edition , terj.Suminar Setiati Achmadi: Jilid II. Jakarta: Erlangga.


Tidak ada komentar: