Selasa, 24 Oktober 2017

PEDOMAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA



PEDOMAN PRAKTIKUM





PENGENDALIAN GULMA




Description: D:\UNITRI\LOGO UNITRI.jpg






PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
2015
Acara I Pengaruh kerapatan populasi gulma teki  terhadap pertumbuhan Tanaman bawang merah  Dan kacang tanah

A. Tujuan Praktikum: Untuk mengetahui pengaruh kerapatan (populasi) gulma terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah dan kacang tanah

B. Bahan dan Alat Praktikum: Bibit tanaman bawang merah dan Benih tanaman kacang tanah, umbi gulma teki, tanah, pasir, pupuk kandang, polybag dan alat tulis menulis
C. Prosedur Kerja:
1. Tanah, pasir dan pupuk kandang dicampur dengan perbandingan 2:1:1 sebagai media.
2. Campuran media dimasukkan ke dalam polybag sampai ketinggian 4 cm dari bibir polybag.
3. Semaikan umbi gulma teki sebanyak populasi perlakuan yang direncanakan pada 4 hari sebelum benih tanaman disemaikan.  Benih tanaman ditanam sebanyak 2-3, setelah benih tumbuh dan berumur 7 hari dijarangkan dengan menyisakan 2 tanaman yang pertumbuhannya baik.
4. Penyiraman dilakukan sesuai keadan dan dalam takaran yang sama untuk menjaga kelembaban tanah.
D. Pengamatan :
1.  Ukur tinggi tanaman
2.  Hitung jumlah daun..
3.  Timbang berat brangkasan basah dan kering tanaman dan gulma

Tabel 1.  Rerata tinggi tanaman bawang merah
Perlakuan
Tinggi tanaman(cm) umur hari setelah tanaman (hst)
... hst
...hst
…hst
…hst
…hst
…hst
…hst
…hst
Kontrol








2 Gulma








4 Gulma








6 Gulma









Table 2.  Rerata jumlah daun tanaman bawang merah
Perlakuan
Jumlah daun (helai) umur hari setelah tanaman (hst)
. hst
...hst
…hst
…hst
…hst
…hst
…hst
…hst
Kontrol








  2 Gulma








4 Gulma








6 Gulma









Tabel 3.  Rerata tinggi tanaman kacang tanah
Perlakuan
Tinggi tanaman (cm) umur hari setelah tanaman (hst)
… hst
...hst
…hst
…hst
…hst
…hst
…hst
…hst
Kontrol








2 Gulma








4 Gulma








6 Gulma









Table 4.  Rerata jumlah daun tanaman kacang tanah
Perlakuan
Jumlah daun (helai) umur hari setelah tanaman (hst)
… hst
...hst
…hst
…hst
…hst
…hst
…hst
…hst
Kontrol








2 Gulma








4 Gulma








6 Gulma









Tabel 5.  Rerata berat brangkasan basah dan kering; diameter umbi, jumlah umbi dan berat umbi tanaman bawang
Perlakuan
Berat brangkasan basah (g)
Berat brangkasan kering (g)
Jumlah umbi
Diameter umbi g (cm)
Berat basah umbi (g)
Berat kering umbi (g)
Kontrol






2 Gulma






4 Gulma






6 Gulma







Tabel 6.  Rerata berat brangkasan basah dan kering; jumlah polong, berat basah dan berat kering polong tanaman tanah
Perlakuan
Berat brangkasan basah (g)
Berat brangkasan kering (g)
Jumlah polong
Berat basah polong (g)
Berat kering polong (g)
Kontrol





2 Gulma





4 Gulma





6 Gulma






Tabel 7.  Rerata berat brangkasan basah dan kering gulma teki
Perlakuan
Berat basah teki pada tan.bawang (g)
Berat kering teki pada tan.bawang (g)
Berat basah teki pada tan. kacang tanah (g)
Berat kering teki pada tan. kacang tanah (g)
2 Gulma




4 Gulma




6 Gulma




Tabel 8.  Rerata berat brangkasan basah dan kering gulma teki
Perlakuan
Jumlah anakan teki pada tan kacang tanah
Jumlah anakan teki pada taan. bawang merah
2 Gulma


4 Gulma


6 Gulma



E.    Pembahasan

F.   Kesimpulan


G.       Daftar Pustaka


Acara 2. Uji potensi alelopati gulma Alang-alang pada benih tanamanJagung, padi dan kedelai

A. Tujuan : Untuk mengetahui potensi alelopati gulma alang-alang pada benih tanaman jagung, padi dan kedelai

B. Bahan dan alat : Benih tanaman jagung, padi dan kedelai,, filtrat alang-alang kering, media tanam berupa tanah, pasir dan pupuk kandang, polybag dan alat tulis menulis

C. Prosedur :
1.      Tanah ,pasir, pupuk kandang dicampur dengan perbandingan 1:1:1 sebagai media.
2.      Media tanam dimasukkan ke dalam polybag sampai ketinggian 4 cm dari bibir polybag.
3.      Benih tanaman disemaikan sebanyak 3 biji, setelah benih tumbuh dan berumur 7 hari dijarangkan dengan menyisakan 1 tanaman yang pertumbuhannya baik.
4.      Penyiraman dilakukan sesuai keadaan dan dalam takaran yang sama untuk menjaga kelembaban tanah.
5.      Alang-alang segar yang telah dicacah dan diperam di dalam tanah hingga mengalami pembusukan, dihaluskan dan disaring filtratnya.
6.      Perlakuan filtrat alang-alang sbb:
7.      Biomass alang-alang dikering oven pada suhu 600C selama 3 hari, kemudian digiling halus.
8.      Buat ekstrak alang-alang dengan konsentrasi 0 g/L (control), 10 g/L, 15 g/L, 20 g/L dan 25 g/L dengan cara merendam biomass halus selama 24 jam, selanjutnya disaring.  Air hasil saringan akan digunakan dalam perlakuan.
9.      Siapkan petridish yang permukaannya dilapisi kertas saring, atur benih di atas kertas saring sebanyak 20 butir tiap petridish, masing-masing perlakuan dibuat 3 ulangan.
A = kontrol (0 g/L)
B = 10 g/L
C = 15 g/L
D = 20 g/L
E = 25 g/L
10.  Siram sampai lembab media/kertas saring sebanyak 200 mL, ulangi tiap 2 hari dengan jumlah volume siraman yang sama untuk semua petri namun sesuai dengan konsentrasi perlakuan.  Lakaukan hingga 10 hari setelah semai benih (5 x penyiraman).

D. Pengamatan:
Amati perkembangan bentuk kecambah yang muncul, normal atau tidak nomal.  Hitung jumlah kecambah tiap hari. Hitung daya kecambah (%) pada akhir percobaan.




E. Hasil Pengamatan:
Tabel 1.  Rerata daya kecambah benih
Perlakuan
Daya kecambah benih
Jagung
padi
kedelai
A=Kontrol



B=10 g/L



C=15 g/L



D=20 g/L



E=25 g/L




Tabel 2.  Rerata kecambah normal

Perlakuan
Kecambah normal
Jagung
padi
kedelai
A=Kontrol



B=10 g/L



C=15 g/L



D=20 g/L



E=25 g/L




Acara 3. Weed seed bank (bank biji gulma)

A. Tujuan : Untuk mengetahui potensi Seed Bank gulma pada areal pertanian tertentu

B. Bahan dan alat : Cangkul, sekop, penggaris, media kecambah, bak kecambah, air dan alat tulis menulis

C. Prosedur        :
1.      Siapkan 3 (tiga) lokasi/daerah yang akan diuji potensi Seed bank yang dikandungnya.
2.      Gali tanah pada lokasi yang telah ditentukan sedalam 10 cm, kemudian tanah tsb dimasukkan ke bak kecambah sampai setinggi 3 cm.
3.      Lakukan hal yang sama untuk kedalaman 10-20 cm dan 20-30 cm.
4.      Siram tanah pada masing-masing bak kecambah hingga cukup lembab, tetapi tidak sampai tergenang.  Kelembaban dijaga selama pengamatan dlakukan

D. Pengamatan :
1.      Amati dan hitung jumlah kecambah yang tumbuh setiap hari pada masing-masing bak kecambah.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 1.  Rerara jumlah kecambah yang tumbuh tiap kedalaman
Kedalaman
Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 3
0-10 cm



10-20 cm



20-30 cm






Acara 4. Herbarium

A. Tujuan: Untuk mengawetkan gulma sebagai koleksi

B. Bahan dan Alat :
·         Kertas Gambar
·         Kertas penghisap air atau Koran
·         Plastik transparent
·         Isolasi

C. Cara Kerja
1. Ambil beberapa jenis gulma lengkap dengan akar, batang, daun dan bunganya
2.      Bersihkan dari kotoran dan juga tanah yang menempel pada akar tanaman
3.      Siapkan kotoran dan tempelkan bahan tanaman diatas Koran, dengan mengatur posisi bahan tanaman terlebih dahulu
4.      Penindihan bahan tanaman dengan benda berat dan rata (kayu tripleks, batu bata)
5.      Selanjutnya dijemur dengan dikering anginkan
6.      Setelah kering (dalam waktu 1 minggu setelah di press) tempelkan pada kertas gambar putih dengan menggunakan isolasi transparent
7.      Herbarium siap dipindahkan dan dilengkapi dengan data pendukung
8.      Bungkus dengan plastic supaya tidak mudah kotor atau rusak. Tambahkan sepotong  kertas ukuran 10 cm x 10 cm pada sutut kanan bawah yang memuat keterangan dari herbarium yang telah dibuat. Kertas keterangan berisi informasi seperti di bawah ini, buatlah dengan diketik rapi.
Contoh :
             Spesies           :
             Genus             :
             Famili             :
            Nama daerah   :
            Asal                 :
            Habitat                        :
            Kolektor          :
            NIM                :
            Tanggal           :
Acara 5. Efektifitas, selektifitas dan interaksi herbisida

A. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat efektifitas, selektifitas dan kemungkinan interaksi antara herbisida pada gulma.

B. Bahan dan alat :  Herbisida  Supremo (a.i. glyphosate), Paracol (a.i. paraquat dan diuron) dan Logram (a.i. trisulfuron), air, sprayer, pipet, gelas ukur, timbangan, tali rafia dan alat tulis menulis
C. Prosedur  :
1.      Disiapkan 3 (tiga) lokasi/daerah yang akan dijadikan demplot percobaan yang mewakili vegetasi gulma berdaun lebar, gulma berdaun sempit/rerumputan, dan gulma alang-alang.
2.      Masing-masing demplot dibagi atas 5 (lima) bagian, diberi batas kapling dengan tali rafia.  Label perlakuan dipasang pada masing-masing sub petak demplot.
3.      Herbisida disiapkan dengan dosis perlakuan:
a.       Kontrol (tanpa herbisida)
b.      Supremo 2L/Ha
c.       Paracol 2L/Ha
d.      Rumpas 2L/Ha
e.       Paracol 2L/Ha + Rumpas 2L/Ha
f.       Paracol 2L/Ha + Supremo 2L/Ha
g.      Supremo 2L/Ha + Rumpas 2L/Ha
h.      Larutan masing-masing herbisida dibuat untuk keperluan 1 are (100 m2)
i.        Aplikasi herbisida dilakukan sesuai perlakuan.

D. Pengamatan              :
1.      Perubahan pada masing-masing petak perlakuan diamati setiap hari seperti warna (klorosis, nekrotik, terbakar, layu dsb) dan juga pertumbuhannya.
Hari setelah aplikasi

Herbisida
Respon gulma (gejala yang tampak)
Gulma daun lebar (broad leaves)
Gulma alang-alang (Imperata cylindrica)
Gulma teki/rumput (sedgess/ Cyperus rotundus)
……..
Kontrol



Supremo



Rumpas



Paracol



Paracol+Rumpas



Paracol+ Supremo



Rumpas+Supremo



……..
Kontrol



Supremo



Rumpas



Paracol



Paracol+Rumpas



Paracol+ Supremo



Rumpas+Supremo



………..
Kontrol



Supremo



Rumpas



Paracol



Paracol+Rumpas



Paracol+ Supremo



Rumpas+Supremo



………
Kontrol



Supremo



Rumpas



Paracol



Paracol+Rumpas



Paracol+ Supremo



Rumpas+Supremo



………..
Kontrol



Supremo



Rumpas



Paracol
-
-
-
Paracol+Rumpas
-
-
-
Paracol+ Supremo



Rumpas+Supremo



………..
Kontrol



Supremo



Rumpas



Paracol
-
-
-
Paracol+Rumpas
-
-
-
Paracol+ Supremo



Rumpas+Supremo






Acara 6. Analisa vegetasi

A. Tujuan : Untuk mengetahui cara analisa vegetasi gulma
B. Bahan dan Alat: Tali rafis,patok, meteran, gunting, buku identifikasi gulma, alat tulis-menulis
C. Metode percobaan: 
      Ada empat metode yang lazim digunakan yaitu estimasi visual, metode kuadratik, metode garis atau rintisan dan metode titik.  Selanjutnya akan dibicarakan hanya metode estimasi visual dan metode kuadratik.
a.   Metode Estimasi.  Setelah letak letak dan kuas petak contoh yang akan diamati ditentukan, lazimnya berbentuk lingkaran, pengamatan dilakukan pada titik tertentu yang selalu tetap letaknya, m isalnya selalu di tengah atau di salah satu sudut yang tetap pada petak contoh yang telah terbatas.  Besaran yang dihitung berupa dominasi yang dinyatakan dalam persentse penyebaran.  Karena nilai penyebaran tiap jenis dalam area dihitung dalam persen, maka bila dijumlah akan diperoleh 100% (trmasuk % daerah kosong jika ada).  Dapat juga dominansi dihitung berdasar suatu skala abundansi (scale abundance) yang bernilai 1 – 5 (Braun-Blannquat; Weaver), 1 – 10 (Domin) atau 1 – 3 (Wirahardja & Dekker). 
                                Cara ini sangat berguna bilamana populasi vegetasi cukup merata dan tidak banyak waktu tersedia.  Tetapi memiliki kelemahan yaitu terdapat kecenderungan untuk menaksir lebih besar jenis-jenis yang menyolok (warna maupun bentuknya), sebaliknya menaksir lebih sedikit jenis-jenis yang sulit dan kurang menarik perhatian.  Juga sulit untuk dapat mewakili keadaan populasi vegetasi seluruhnya, dan penaksiran luas penyebaran msing-masing komponen tidak terkamin ketepatannya.
b.   Metode Kuadrat.  Yang dimaksud kuadrat disini adalah ukuran luas dalam satuan kuadrat (m2, cm2, dsb), tetapi bentuk petak-contoh dapar berupa segi empat, segi-panjang ataupun lingkaran.  Untuk vegetasi yang pendek/rendah, bentuk lingkaran lebih menguntungkan karena ukurannya dapat diperluas dengan cepat dan teliti dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat petak. Untuk gulma berbebtuk herba rendah lebih efisien menggunakan metode kuadrat segi-panjang dari pada kuadrat segi-empat, karena kelompok tumbuhan berkembang membentuk sebuah lingkaran.   Dengan kuadrat segi panjang akan lebih memungkinkan memotong kelompok tumbuhan dan lebih banyak kelompok yang bisa diamati.  Jika yang ditinjau distribusi suatu kelompok tumbuhan, kuadrat lingkaran kurang efiasien dibanding semua bentuk segi-empat, tetapi lingkaran mempunyai keuntungan dibanding semua bentuk geometri lainnya karena lingkaran mempunyai perbandingan terkecil antara tepi dan luasnya.  Bentuk lingkaran juga paling cocok untuk evaluasi asosiasi gulma di daerah yang luas dan bila menggunakan sampling estimasi visual. 




           Penentuan Luas/Jumlah minimal Petak Contoh
Karena luas dan keadaan vegetasi yang sangat bervariasi maka yang selalu menimbulkan pertanyaan adalah berapa luas/jumlah petak contoh yang memedai. Terutama bila kita hanya menggunakan petak contoh tunggal (gambar 2), luas yang memadai harus kita tentukan.  Luas/jumlah petak-contoh minimal ini berbentuk kaudrat atau lingkaran, dapat ditentukan dengan menyusun sebuah kurva-jenis.
          Caranya:
1.       Pilih satu komunitas vegetasi yang dapat dipakai sebagaia contoh acak, tentukan batasnya. 
2.       Di tengah komunitas, letakkan sebuah petak-contoh 1 x 1 m (p.c. 1) atau sebuah lingkaran dengan jari-jari 0.56 m.  Luas petak contoh = 1 m2.
3.       Catat jumlah jenis dalam p.c. 1 pada lembar data (daftar 9?) dengan sebuah tanda (X) pada kolom 1.
4.        Perluas dua kali lipat p.c. 1 (= p.c. 2), catat semua jenis dalam petak contoh 1 + 2.
5.        Perluas seterusnya dua kali (p.c. 1 + 2 + 3), dan catat jumlah, jenis dalam p.c. 1 + 2 + 3 (kumulatif).  Hentikan bila kenaikan jumlah jenis yang diperoleh tidak berarti.
6.        Buat dan isi daftar data untuk Kurva Luas dan jumlah minimal petak contoh.
7.       Buat Gambar  Kurva luas dan jumlah petak-contoh minimal berdasarkan data pada tabel petak contoh.
8.       Tentukan jumlah dan luas petak contoh yang dapat mewakili luasan areal yang ingin diamati gulmanya.

D. Hasil :
Tabel 1. Lembar Data untuk Kurva Luas/Jumlah Minimal Petak-Contoh
Tanggal : ............................................
Lokasi   : Kebun Agronomi
No
Jenis
Petak-Contoh No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1











2











3











4











5











6











7











8











9











10











11











12











13











14











15











16











               
Dari lembar data petak contoh:
 p.c. (1)                                 : ditemukan …... jenis
p.c. (1 + 2)                           : ditemukan …… jenis
p.c. (1 + 2 + 3)                    : ditemukan ……. jenis
p.c. (1 + 2 + 3 + 4)             : ditemukan ……. jenis
p.c. (1 + 2 + 3 + 4 + 5)      : ditemukan …… jenis

Tidak ada komentar: