Selasa, 24 Oktober 2017

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU GULMA



LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU GULMA


II. WEED SEED BANK
(BANK BIJI GULMA)








OLEH



Nama Mahasiswa     : Nurul Sholehuddin
Nomor Mahasiswa   : 2014330069





FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2015

A.    Tujuan
Untuk mengetahui potensi Seed Bank gulma pada areal pertanian tertentu
B.     Tempat dan Tanggal Praktikum
Lahan UNITRI Pada Tanggal 30.10.2015
C.    Bahan dan alat
Cangkul, sekop, penggaris, media kecambah, bak kecambah, air dan alat tulis menulis.
D.    Tinjaun Pustaka
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma di dalam tanah.Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi  dorman,dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk perkecambahan dapat terpenuhi.Untuk perkecambahan biji gulma perlu cahaya,air,susu,oksigen dan kelembaban.Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas peemukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen,serta tersedianya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang ( Barus, 2003).
Biji spesies gulma semusim (annual spesies) dapat bertahan dalam tanah selama bertahun-tahun sebagai cadangan benih hidup atau viableseeds(Arenloveu. 2007). Biji gulma  dapat ditemukan di makam mesir yang telah berumur ribuan tahaun masih dapat menghasilkan kecambah yang sehat.Jumlah biji gulma yang terdapat dalam tanah mencapai tatusan biji gulma(Direktorat jenderal perkebunan) .Karena benih gulma dapat terakumulasi dalam tanah.maka kepadatamnya terus meningkat (Soejono, 2006).
Dengan pengolahan tanah secara konvensional.perkecambahan benih gulma yang terpendam tertunda,sampai terangakat ke permukaan karena pengolahan tanah. Penelitian selama tujun tahaun megindentifikas lebih sedikit benih gulma pada petak tanpa olah tanah di banding petak yang diolah dengan bajak singkal( moldboard-plow),biji gulma terkonsentrasi pada kedalaman 5 cm dari lapisan atas tanah (Anonim 2010).
Gulma memiliki mekanisme yang sangat efisien karena proses seleksi alam, sedangkan tanaman pertanian tidak seefisien gulma karena dikembangkan lewat proses seleksi buatan. Gulma semusim memiliki daya berkecambah tinggi dan tahan terhadap gangguan tanah, pertumbuhan cepat, peka terhadap sinar matahari yang kuat (langsung akan merangsang pertumbuhannya), memiliki daya penyesuaian iklim yang luas, dan memiliki tingkat absorpsi air dan unsur hara yang tinggi. Pada gulma semusim perkembangbiakan terutama secara generatif disertai dengan pertumbuhan anakan dan percabangan yang amat banyak dan memungkinkan pembentukan biji yang amat banyak pula, sedangkan gulma yang berkembangbiak secara vegetatif juga berjalan sangat cepat.
Gulma memiliki beberapa respon pada saat berkompetisi dengan tanaman. Menurut Grime (1970), terdapat dua faktor luar yang dapat membatasi jumlah bahan kering tumbuhan dalam suatu lingkungan yang tertentu yaitu tekanan (stress) dan gangguan (disturbance). Grime mendefinisikan tekanan sebagai fenomena luar yang membatasi produktivitas, misalnya berkurangnya atau terbatasnya cahaya, air, zat hara, atau suhu yang optimum. Gangguan merupakan kerusakan sebagian atau seluruhnya dari biomassa tumbuhan yang ada sebagai akibat adanya kebakaran, pengolahan tanah, pemangkasan, perumputan, dan lain-lain.
Terdapat 3 tipe strategi tumbuh-tumbuhan, yaitu :
a.         Ruderal (tahan terhadap tekanan)
Jenis-jenis yang tahan terhadap tekanan akan mengurangi alokasi sumberdaya yang ada untuk pertumbuhan vegetatif dan reproduksi. Jenis-jenis ini mempunyai sifat-sifat yang mampu menumbuhkan individu-individu yang relatif dewasa pada lingkungan yang terbatas dan tidak menguntungkan. Keterbatasan lingkungan dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor fisikal seperti timbulnya kekeringan atau banjir ataupun faktor-faktor biotis seperti adanya tumbuhan jenis lain disekelilingnya yang juga menggunakan sumberdaya yang ada. Jenis-jenis dengan strategi ini pada umumnya dijumpai di lingkungan/habitat yang tidak produktif atau dapat juga pada fase akhir dari suksesi yang terjadi di lingkungan yang produktif. Ruderal selalu dijumpai pada lingkungan yang mengalami gangguan yang tinggi tetapi berpotensi produktif. Pada umumnya terdiri dari jenis herba yang umumnya mempunyai umur yang pendek dengan produksi biji yang sangat tinggi. Jenis-jenis ini umumnya menempati fase awal dari suksesi.
b.         Toleran terhadap tekanan
c.         Kompetitor
Jenis-jenis yang tahan terhadap tekanan akan mengurangi alokasi sumberdaya yang ada untuk pertumbuhan vegetatif dan reproduksi. Jenis-jenis ini mempunyai sifat-sifat yang mampu menumbuhkan individu-individu yang relatif dewasa pada lingkungan yang terbatas dan tidak menguntungkan. Keterbatasan lingkungan dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor fisikal seperti timbulnya kekeringan atau banjir ataupun faktor-faktor biotis seperti adanya tumbuhan jenis lain disekelilingnya yang juga menggunakan sumberdaya yang ada. Jenis-jenis dengan strategi ini pada umumnya dijumpai di lingkungan/habitat yang tidak produktif atau dapat juga pada fase akhir dari suksesi yang terjadi di lingkungan yang produktif.
E.     Prosedur     :
1.      Siapkan 2 (dua) lokasi/daerah yang akan diuji potensi Seed bank yang dikandungnya.
2.      Gali tanah pada lokasi yang telah ditentukan sedalam 10 cm, kemudian tanah tsb dimasukkan ke bak kecambah sampai setinggi 3 cm.
3.      Lakukan hal yang sama untuk kedalaman 10-20 cm dan 20-30 cm.
4.      Siram tanah pada masing-masing bak kecambah hingga cukup lembab, tetapi tidak sampai tergenang.  Kelembaban dijaga selama pengamatan dlakukan
Pengamatan:
1.      Amati dan hitung jumlah kecambah yang tumbuh setiap hari pada masing-masing bak kecambah.
Hari/Tanggal
Kedalaman Bak 1
Kedalaman Bak 2
0-10 cm
10-20 cm
20-30 cm
0-10 cm
10-20 cm
20-30 cm
Minggu, 01.11.2015
3
1
-
9
-
-
Senin, 02.11.2015
6
3
2
16
1
3
Selasa, 03.11.2015
9
5
5
27
2
6
Rabu, 04.11.2015
8
3
6
26
2
6
Kamis, 05.11.2015
6
1
7
27
2
6
Jum'at, 06.11.2015
10
2
9
28
5
10
Rata-rata
7
2.5
4.8
22.16
2
5.1

F.     Hasil Pengamatan
Tabel 1.  Rerara jumlah kecambah yang tumbuh tiap kedalaman
Kedalaman
Lokasi 1
Lokasi 2
Keterangan
0-10 cm
7
22.16

10-20 cm
2.5
2

20-30 cm
4.8
5.1




G.    Pembahasan
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi  dorman,dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk perkecambahan dapat terpenuhi.Untuk perkecambahan biji gulma perlu cahaya,air,suhu,oksigen dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas peemukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen, serta tersedianya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang.
Hasil yang dapat kami sampaikan dari penelitian kami mengenai adanya simpanan biji gulma dalam tanah. Dari berbagai kedalaman, pada kedalaman 0-15 cm jumlah kecambah adalah 7 % dan 22.16% pada kedalaman 10-20 cm jumlah kecambah adalah 2.5 % dan 2% sedangkan kedalaman 20-30 cm jumlah kecambah 4.8% dan 5.1 Ini menandakan bahwa simpanan biji gulma dalam tanah ternyata banyak berada pada kedalaman 0-10 cm ini di buktikan dengan jumlah kecambah yang tinggi dan jenis vegetasi yang banyak mendominasi adalah dari daun lebar Agratum,borreria alata serta ada beberapa dari golongan rumput dan teki.

H.    Kesimpulan
Kesimpulan ternyata dari hasil penelitian kami bahwa simpanan biji gulma dalam tanah banyak terdapat pada kedalama 0-10 cm.kita ketahui bahwa kedalam tersebut merupakan kedalam untuk tanaman pertanian sehingga, pertumbuhan gulma juga pasti akan bisa mendominasi apa bila tidak di lakukan pengendalian.dan jenis vegetasi yang tumbuh banyak dari daun lebar disusul rumput-rumputan dan teki.


I.       Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Pengendalian Gulma. (http://responsitory.ipb.ac.id). Diakses pada 25 April 2013.

Arenloveu. 2007. Kendala Pertanian Lahan Kering Masam Daerah Tropika.             (http://www.arenloveu.blogspot.com). Diakses pada 25 April 2013.

Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan: Efektivitas dan Efisiensi Aplikasi Herbisida. Kanisius, Yogyakarta.

Sastroutomo, S. S. 2011. Ekologi Gulma. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soejono, A. T. 2006. Gulma dalam Agroekosistem : Peranan, Masalah, dan Pengendaliannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas Pertanian.            Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta     

Tidak ada komentar: