Selasa, 24 Oktober 2017

Pupuk kandang



BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman yang ada di permukaan bumi ini dapat melaksakan perputaran hidupnya secara terus menerus, antara lain karena kebutuhannya akan unsur hara (zat yang diperlukan untuk pertumbuhan) dapat terpenuhi. Unsur hara yang diperlukan tanaman tersedia dalam tanah. Unsur hara merupakan kebutuhan mutlak untuk pertumbuhan seluruh organ tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Manusia dan hewan dalam kelangsungan hidupnya memerlukan organ-organ tanaman,baik untuk konsumsi maupun keperluan yang lain. Padahal organ-organ tanaman ini dapat terbentuk karena akar menyerap unsur hara yang ada dalam tanah. Ini berarti bahwa unsur hara yang ada dalam tanah makin lama makin berkurang karena tersusut akibat keperluan manusia. Memang diakui sebagian hasil panen akan dikembalikan ke dalam tanah. Contoh pada padi, para petani mengembalikan batang padi setelah dipanen ke dalam tanah. Lain lagi dengan kubis yang daunnya dimakan dan batang serta akar terbuang sebagai sampah. Demikian pula ubi kayu yang umbi dan daunnya dikomsumsi serta batangnya untuk kayu bakar. Ini berarti tidak ada bagian-bagian tanaman yang kembali ke tanah.
Manusia akhirnya sadar bahwa keseimbangan unsur hara dalam tanah harus tetap terjaga kelestariannya dengan cara memberi pupuk. Semula manusia dengan nalurinya member pupuk dengan bahan yang tersedia di alam. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan serta didukung oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, akhirnya manusia mampu membuat pupuk buatan.
Penggolongan pupuk lebih lanjut didasarkan pada asal terjadinya, menurut kandungan unsurnya atau menurut ikatan kimiawinya. Menurut asal terjadinya dibedakan menjadi pupuk alam yaitu pupuk yang dihasikan oleh alam sendiri seperti pupuk kandang, sampah dan sejenisnya serta pupuk buatan yaitu pupuk yang dibuat melalui proses pabrik, seperti Urea, TSP, dan lain-lain. Menurut kandungan unsurnya dibedakan menjadi pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satu unsur primer, seperti Urea serta pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur primer, seperti superstikfos. Menurut ikatan kimianya dibedakan menjadi pupuk organic ialah pupuk yang berasal dari jasad hidup, seperti pupuk hijau, pupuk kandang, kompos serta pupuk anorganik, seperti urea, ZA, TSP, dan sebagainya.


2. Rumusan Masalah
1.      Apa saja kelebihan dan kekurangan pupuk kandang?
2.      Bagaimana cara aplikasi pupuk kandang?
3.      Cocok ketanaman apa saja?
4.      Apa saja jenis-jenis pupuk kandang?
5.      Bagaiman cara pengolahan pupuk kandang?

3. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan makalah ini adalah penulis ingin mengetahui Pengaruh pemberian Pupuk kandang khususnya pupuk kandang pada pertumbuhan tanaman, serta ingin mengetahui pengaruhnya pada lingkungan pertanian (agroekosistem).

4. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini adalah Metode perpustakaan, yakni mencari referensi dari berbagai sumber , antara lain dari buku-buku, internet, dan sumber pustaka primer lainnya seperti Skripsi/ laporan penelitian mahasiswa, monograf dan jurnal ilmiah yang seluruhnya berhubungan dengan pupuk kandang.

















BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengenalan Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah ternak lebih tinggi sehingga volume bahan ini besar, secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah perta­nian. Yang yang dimaksud pupuk kandang ialah campuran kotor­an hewan/ ternak dan urine. Pupuk kandang terdiri dari kotoran padat dan urine (air kencing). Kotoran ini dapat bercampur dengan sisa-sisa makanan dan jerami alas kandang.
Kotoran padat dan urine ternak sebaiknya disatukan untuk memanipulasi unsur hara secara keseluruhan, karena urine juga mengandung unsur hara yang penting terutama unsur nitrogen dan kalium. Selain itu, pupuk kandang mengandung unsur kalsium (Ca), magnesium (mg), sulfur (S), mangan (Mn), zink (Zn), atau seng, cuprum (Cu), dan borium (B).
Pemberian pupuk kandang yang sudah matang sebaiknya diberikan 1 sampai 2 minggu sebelum tanam agar proses dekomposisi berjalan lebih cepat sehingga hara yang dilepas dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Apabila pupuk kandang dijadikan larutan dengan mencampurkan air maka pemberiannya dengan cara menyiramkan larutan pupuk kandang disekitar tanaman.
Pupuk kandang yang berasal dari jenis hewan dengan kualitas pakan dan fungsi ternak yang berbeda mempunyai kandungan hara yang berbeda pula. Kualitas pakan yang baik dapat menghasilkan pupuk kandang dengan kandungan hara bih tinggi jika bahan pakan tersebut mempunyai kandungan protein tinggi dengan serat kasar rendah.
Pupuk kandang sebagai limbah ternak banyak mengandung unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fospat (P2O5), Kalium (K2O) dan Air (H2O). Meskipun jumlahnya tidak banyak, dalam limbah ini juga terkandung unsur hara mikro diantaranya Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), dan Boron (Bo). Banyaknya kandungan unsur makro pada pupuk kandang membuat penggunaannya hanya dilakukan pada saat pemupukan dasar saja. Hal ini erat kaitannya dengan jumlah unsur makro yang dibutuhkan tanaman yang tidak boleh melebihi rasio C/N =12. Sehingga pupuk kandang yang memiliki rasio C/N tinggi yaitu + 25 kurang baik bila digunakan untuk menyuburkan tanaman secara langsung.
Berdasarkan jenis hewannya, pupuk kandang terbagi kedalam lima macam yaitu limbah kambing, limbah sapi, limbah ayam, limbah babi dan limbah kuda. Masing-masing limbah tersebut memiliki karakteristik dan kandungan unsur hara yang berbeda . Pada limbah sapi misalnya kandungan unsur haranya berbeda antara limbah cair maupun yang padat. Pada limbah sapi yang cair memiliki kandungan P lebih banyak dibandingkan yang padat. Dan sebaliknya kandungan K pada limbah sapi padat lebih banyak dibandingkan yang cair. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa limbah (kotoran ayam) memiliki kandungan N dan P paling besar diantara limbah ternak lainnya. Sedangkan kandungan K paling besar terdapat pada limbah domba cair yaitu sebesar 2.1 %. Suatu limbah dapat digolongkan ke dalam pupuk panas bila memiliki kandungan air yang rendah. Kandungan yang rendah tersebut berimplikasi pada proses perubahan jasad renik secara aktif menjadi lebih cepat, sehingga waktu yang diperlukan jasad renik untuk dekomposisi (penguraian) pupuk ini lebih cepat.
Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam: a) pupuk padat dan b) pupuk cair. Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya dan jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: 1) makanan hewan yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan da­gingnya saja, 3) jenis atau macam hewan, dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang.
Pupuk kandang memiliki sejumlah kelebihan seperti kemampuannya untuk merangsang aktivitas biologi tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah. Hanya saja kelemahannya adalah bentuknya yang kamba (bulky) dan tidak steril, bisa mengandung biji-bijian gulma dan berbagai bibit penyakit atau parasit tanaman

2. Pembagian Pupuk kandang
Berdasarkan bentuknya, pupuk kandang dibedakan atas;
a. Pupuk Kandang Padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumbar hara terutama N bagi tanaman yang dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah. Penanganan pukan padat oleh petani dengan cara mengumpulkan kotoran ternak besar selama 1-3 hari sekali pada saat pembersihan kandang. Petani yang telah maju ada yang memberikan mikroba decomposer dengan tujuan untuk mengurangi bau dan mempercepat pematangan, tetapi ada pula yang sekedar ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunya digunakan ke lahan.
Agar pupuk kandang tidak terlihat kotor dan menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap tanaman serta mudah dibawa pupuk kadang dapat dikeringkan terlebih dahulu. Penggunaan pupuk kandang secara kering mengurangi pengaruh kenaikan temperatur selama proses peruraian dan terjadinya kekurangan nitrogen bagi tanaman. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan mencampur pupuk kandang dengan debu, lumpur kering, abu bakaran dapur atau abu bakaran. Setelah proses pencampuran letakanlah di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung dan ditutup sampai pupuk tersebut digunakan. Komposisi campuran 40% pupuk kandang 30% debu dan 30% lumpur kering.
b. Pupuk Kandang Cair
Pupuk kandang cair merupakan pukan berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan kedalam air dalam perbandingan tertentu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pukan ayam yang dilarutkan dalam air mengandung kadar hara yang cukup tinggi. Kotoran ayam yang masih baru dimasukkan kekarung goni, dibenamkan dalam air dalam sebuah tong bervolume 130 liter. Untuk kotoran ayam 10Kg, kadar nitrogen yang terlarut mencapi maksimum dalam waktu 1 minggu, sedangkan bila berat kotoran ayam ditingkatkan menjadi 17,5 dan 25Kg proses pelarutan Nitrogen memakan waktu 3 minggu dengan kadar Nitrogen yang terlarut lebih rendah. Semakin ti Pupuk kandang merupakan pilihan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tersebut tergantung dari jenis ternak dan makanan ternak yang diberikan, air yang diminum, umur ternak, dll. Hindarkan pemakaian pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk kandang yang masih baru belum masak benar, dan suhunya masih tinggi.
Agar pupuk kandang terurai sebelum digunkaan pupuk kandang perlu ditimbun di tempat yang teduh dan tidak boleh kering. Untuk mempercepat proses peruraian pupuk kandang perlu diaduk. Tanda-tanda pupuk yang sudah mengalami penguraian adalah:
- tidak panas, temperatur sama dengan tanah sekitar
- kotoran dan rumput-rumputan tidak nampak
- warna agak kehitam-hitaman
- mudah ditaburkan
Pupuk kandang dapat pula digunakan dalam bentuk cair. Pupuk kandang cair dapat dibuat dengan mencampur kotoran hewan dengan air lalu diaduk. Setelah larutan tercampur rata simpanlah di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung dengan memberi penutup/pelindung. Biarkan agar terjadi proses fermentasi seblum digunakan. Penyimpanan pupuk kandang cair dilakukan dalam kondisi tertutup agar udara tidak dapat masuk. Hal ini dilakukan untuk menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk gas amoniak yang menguap. Dengan menyimpannya terlebih dahulu sebelum digunakan akan meningkatkan kandungan fosfat dan membuat kandungan hara menjadi seimbang. Penggunaan pupuk kandang cair juga akan meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat oleh tanaman. Dalam penggunaan pupuk kandang perlu diwaspadai dalam pengggunaan langsung dalam tanaman adalah kemungkinan adanya kandungan gulma, organisme penyebab penyakit yang terkandung dalam pupuk kandang/kotoran hewan. Penggunaan secara langsung kemungkinan besar akan terjadi panas karena proses penguraian.

Pembagian Pupuk Kandang Berdasarkan Asal Usul
Pupuk kandang ayam
Pemanfaatan pukan ayam umum dipergunakan oleh petani sayuran dengan cara mengadakan dari luar wilayah tersebut. Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatih lebih tinggidari pukan lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh jenis kosentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara kedalam pukan terhadap sayuran.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya. Pemafaatan pukan ayam ini bagi pertanian organic menemui kendala karena pukan ayam mengandung hormone yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam
Pupuk kandang sapi
Pukan sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa. Hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan langsung kelahan pertaniaan karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Ini terjadi karena mikroba decomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk sehingga tanaman utama akan kekurangan N. bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih berlangsung.
Pupuk kandang kambing
Tekstur dari kotoran kambing berbentuk butiran-butiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Pupuk kandang yang baik harus mempunyai rasio C/N <20>30 sehingga lebih baik penggunaannya bila dikomposkan terlebih dahulu tapi apabila digunakan secara langsung pukan ini memberikan manfaat pada musim kedua pertanaman. Kadar hara pukan kambing mengadung kalium yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya kecuali untuk unsur P dan N hampir sama dengan pukan lainnya.
Pupuk kandang babi
Komposisi hara kotoran babi sangat dipengaruhi oleh umur. Akan tetapi secara pukan babi mengandung hara P tetapi rendah Mg. pukan babi mempunyai tekstur yang lembek dan akan bertambah cair bila bercampur dengan urine. Penggunaan pukan ini dicampur dengan pukan ayam atau kambing sebab jika pukan babi ini diaplikasikan secara terpisah pertumbuhan tanaman kurang baik.
Berbagai contoh di atas memperlihatkan bahwa banyak sekali bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk. Memang dalam penggunaannya pupuk organik ini memiliki kelemahan dibandingkan dengan pupuk kimia. Meskipun begitu pupuk organik memiliki banyak kelebihan yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat melepaskan ketergantungan petani dari dunia luar dalam hal ini pabrik pupuk. Dengan membiasakan kembali penggunaan pupuk organik akan menjadikan petani tidak menjadi tidak terombang-ambingkan oleh perusahaan-perusahaan pupuk baik kimia maupun pabrik pupuk organik.

3. Manfaat Pupuk Kandang
Nilai pupuk kandang tidak saja ditentukan oleh kandungan nitrogen, asam fosfat, dan kalium, tetapi karena mengandung hampir sernua unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah. Selain itu, fungsi ternak mempengaruhi kandungan hara yang terdapat di dalam kotorannya. Kandungan nitrogen di dalam kotoran sapi perah sangat rendah, karena unsur nitrogen diserap dari pakan untuk menghasilkan susu, apabila dibandingkan dengan sapi yang digunakan sebagai tenaga kerja atau di ambil dagingnya. Selain itu, kandungan hara dalam pupuk kandang dipengaruhi juga oleh kadar campuran antara kotoran ternak dengan bahan alas kandang. Sedangkan kandang yang disimpan terlalu lama menyebabkan terjadinya penguapan unsur hara terutama nitrogen.
Pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan kadar bahan organik. Meningkatkannya bahan organic tanah dapat memperbaiki kapasitas infiltrasi sehingga daya tanah untuk menyerap dan memegang air meningkat. Selain itu, aktivitas mikroba akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik tanah sehingga unsur hara yang dikandung terlepas dan tersedia bagi tanaman.
Pupuk kandang merupakan pupuk organik dapat berperanan sebagai bahan pembenah tanah. Pupuk kandang dapat mencegah erosi, pergerakan tanah dan retakan tanah. Pupuk kandang dan pupuk organik lainnya meningkatkan kemampuan tanah mengikat kelembaban, memperbaiki struktur tanah dan pengatusan tanah. Pupuk kandang memacu pertumbuhan dan perkembang bakteri dan mahluk tanah lainnya. Pupuk kandangan mempunyai kandungan unsur N, P, K rendah, tetapi banyak mengandung unsur mikro. Kandungan unsur nitrogen dalam pupuk kandang akan dilepaskan secara perlahan-lahan. Dengan demikian pemberian pupuk kandang yang berkelanjutan akan membantu dalam membangun kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Nilai dari pupuk kandang tidak hanya didasarkan pada pasokan jumlahnya tetapi jumlah nitrogen dan zat yang terkandung. Nitrogen yang dilepaskan dengan adanya aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman.
Berbagai contoh di atas memperlihatkan bahwa banyak sekali bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk. Memang dalam penggunaannya pupuk organik ini memiliki kelemahan dibandingkan dengan pupuk kimia. Meskipun begitu pupuk organik memiliki banyak kelebihan yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat melepaskan ketergantungan petani dari dunia luar dalam hal ini pabrik pupuk. Dengan membiasakan kembali penggunaan pupuk organik akan menjadikan petani tidak menjadi tidak terombang-ambingkan oleh perusahaan-perusahaan pupuk baik kimia maupun pabrik pupuk organik.

4. Cara Penggunaan Pupuk Kandang
Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan beberapa cara.
· Disebar merata dipermukaan tanah kemudian dibenamkan dengan cara dicangkul sehingga benar-benar tercampur rata dengan tanah.
· Diletakkan dalam saluran/larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah.
· Diberikan sekitar akar tanaman dengan cara membuat lubang terlebih dahulu dan setelah pupuk dimasukkan ke lubang tersebut kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Kotoran ternak segar yang bercampur dengan sisa-sisa pakan ternak tidak dapat langsung digunakan sebagaj pupuk. Agar dapat digunakan sebagai pupuk, kotoran ternak harus mengalami proses pelapukan (dekomposisi) terlebih dahulu. Proses pelapukan dapat dilakukan dengan cara menyimpan kotoran ternak segar di dalam lubang atau karung plastik selama 2-3 bulan.
Penggunaan pupuk organis: pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau diberikan pada saat sebelum tanam atau saat tanaman sudah tumbuh. Pupuk dimasukkan ke dalam tanah atau dicampur dengan tanah sedalam 20 cm. Bisa juga dengan membuatkan alur-alur pada tanah dan ini dilakukan 1 minggu sebelum tanam. Pada waktu tanaman hendak ditanam pupuk diaduk dengan tanah. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung jenis tanaman.
Permasalahan yang sering menghambat penggunaan pupuk organik adalah karena pupuk tersebut tidak praktis, kotor, dan jumlahnya banyak (ruah). Oleh karenanya kebanyakan petani yang sudah terbiasa dengan hal yang mudah dan praktis enggan menggunakan pupuk organik. Dengan kondisi tanah yang semakin rusak ditambah kenaikan harga pupuk kimia, pilihan penggunaan pupuk organik tidak harus ditunda-tunda lagi. Dalam penggunaan pupuk organik ada berbagai pilihan yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi setempat.
5. Pengolahan Pupuk Kandang
Ada beberapa sistem yang umum dilakukan untuk menangani pupuk kandang yaitu:
  1. Mengumpulkan pupuk kandang segar setiap hari dan ditaburkan langsung di lahan
  2. Disimpan dalam lubang atau ditimbun dan dihindarkan dari terik matahari langsung dengan diberi pelindung/penutup. Biarkan pupuk kandang tersebut mengalami proses fermentasi sebelum digunakan.
  3. Pupuk cair disimpan dalam kondisi aerob dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum digunakan.
4.      Pupuk cair disimpan secara anaerob dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum digunakan. Di gunakan teknologi superfosfat untuk meningkatkan kualitas pupuk kandang, tujuanya agar Menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk amoniak
meningkatkan kandungan fosfat pupuk kandang dan membuat pupuk dengan kandungan hara berimbang efisiensi penggunaan fosfat.
  1. Lantai kandang dan tempat memandikan ternak harus terbuat dari semen demikian juga bak penampungan limbah cair dan kencing dibuat dengan ukuran 3 x 3 m dan kedalaman 1,5 m.
  2. Gulma dan tanaman air dimasukkan ke dalam bak penampungan dan biarkan selama 2 minggu untuk proses fermentasi.
  3. Buat kolam penampungan sehingga kencing ternak dan limbah cair lainnya dapat ditampung sebelum kencing dan limbah cair lainnya mencapai kolam. Buang atau pisahkan bahan padat dimanfaatkan untuk membuat kompos. Untuk menyaring bahan padat dapat menggunakan saluran pembuang kasa atau jaring.
  4. Buat bak yang terbuat dari beton atau semen berukuran 2 x 2 m dan kedalaman 1 m. Campur kencing ternak dengan air untuk mengencerkan sebelum digunakan untuk menyiram tanaman.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pupuk kandang adalah campuran kotor­an hewan/ ternak dan urine. Pupuk kandang terdiri dari kotoran padat dan urine (air kencing). Kotoran ini dapat bercampur dengan sisa-sisa makanan dan jerami alas kandang. Nilai pupuk kandang tidak saja ditentukan oleh kandungan nitrogen, asam fosfat, dan kalium, tetapi mengandung hampir sernua unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah. Selain itu, fungsi ternak mempengaruhi kandungan hara yang terdapat di dalam kotorannya. Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam: a) pupuk padat dan b) pupuk cair. Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya dan jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: makanan hewan yang bersangkutan, fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan da­gingnya saja, jenis atau macam hewan, dan jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang.
2. Saran
Penggunaan pupuk kandang terhadap tanaman sangat dianjurkan demi peningkatan kualitas dan mutu pertumbuhan tanaman serta memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Hal ini sangat mendukung terciptanya system pertanian yang berkelanjutan input rendah yang menuju pada pertanian organik. Oleh karena itu, Penggunaan pupuk kandang sangat kita harapkan dinegara maju dan di Negara berkembang akan supaya lingkungan dapat terjaga dan berkelanjutan.
3. Daftar Pustaka
Bramwell, Martyn. 2004. PERTANIAN DUNIA. Pakaraya Pustaka. Bandung
Hendarsin, M dan Srijono. 2002. PUPUK ORGANIK. PT. Balai Pustaka. Jakarta.
Samekto, Riyo. 2006. PUPUK DAUN. PT. Citra Aji Parama. Yogyakarta.
Seragih.2008.Pertanian organik.Penebar swadaya.Jakarta.
Sutanto,Rchman.2006.Pertanian Organik.Menuju pertanian alternatif dan berkelanjutan.Kanisius.Yogyakarta.
Reijntjes,Coen.1999.Pertanian Masa Depan.Kanisius.Yogyakarta.
http://www.organikilo.co/2014/12/kandungan-unsur-hara-kotoran-sapi.html


Tidak ada komentar: