Selasa, 24 Oktober 2017

Laporan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan Kacan Tanah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan adalah mata kuliah yang berisikan prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman pangan, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman terhadap teori yang diberikan dalam perkuliahan.
Praktikum lapangan Teknologi Produksi Tanaman Pangan merupakan serangkaian kegiatan di kebun percobaan yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, penggunaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeiharaan tanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan.
Salah satu praktik budidaya tanaman yang sering dilakukan adalah budidaya tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L. ). Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan. Manipulasi lingkungan dimaksudkan agar tanaman memperoleh faktor-faktor pertumbuhan seperti hara air, cahaya dan ruang tumbuh yang optimal. Manipulasi lingkungan tersebut diantaranya adalah pengaturan populasi tanaman atau konfigurasi tanaman. Populasi tanaman maupun konfigurasi tanaman akan mempengaruhi efisiensi tanaman dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh atau kondisi iklim mikronya.
Ada hubungan antara habitus suatu varietas dengan persyaratan pengaturan tanaman yang akhirnya berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil. Hal ini berkaitan dengan percabangan, ketegakan batang dan sudut daun yang berbeda-beda. Demikian pula terbentuknya buku subur atau produktif, pengisian biji yang akhirnya berpengaruh pada hasil panen.
Populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam atau jumlah tanaman per rumput (hill). Peningkatan populasi tanaman sampai dengan tingkat tertentu dapat meningkatkan produktivitas lahan. Namun, setelah mencapai produktivitas maksimum, peningkatan populasi akan menurun, sedangkan produktivitas per tanaman kemungkinan memiliki pola tetap sampai dengan tingkat populasi tertentu kemudian menurun,. Terdapat hubungan antara populasi dengan Indeks Luas Daun (ILD) atau Leaf Areal Index (LAI) dan produktivitas.
Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam usaha pertanian. Kebutuhan akan kacang tanah (Arachis hypogaea L) sebagai salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, diduga masih perlu ditingkatkan sejalan dengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah penduduk. Kemungkinan terjadinya peningkatan permintaan dicerminkan dari adanya kecendrungan meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung dan untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku industri hilirnya, antara lain untuk industri kacang kering, industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan kacang, dalam campuran makanan dan dalam bentuk pasta. (awal menurut Tajibu, T. 2013. Kacang Tanah) (anonimous, 2013 )
Seiring dengan permintaan pasar yang semakin meningkat, maka diperlukan terobosan dalam meningkatkan produksi kacang tanah melalui penerapan inovasi teknologi. Salah satu inovasi teknologi yang diperlukan dalam peningkatan produksi kacang tanah adalah penggunaan varietas unggul dalam proses budidaya. Penggunaan varietas unggul sebaiknya memperlihatkan kesesuaian lingkungan, ketahanan terhadap hama dan penyakit dan kebutuhan pasar.

1.2   Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara budidaya kacang tanah.
2.      Untuk menambah wawasan tentang pengamatan sebagai acuan untuk penelitian
3.      Untuk mengetahui cara pembuatan laporan yang baik

1.2  Manfaat
1.         Dapat mengetahui system penanaman tanaman kacang tanah
2.         Memperoleh keanekaragaman ilmu dalam pengendalian hama dll
3.         Menambah wawasan yang lebih luas tentang kacang tanah








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Klasifikasi Kacang Tanah
Kacang tanah adalah salah satu tanaman ekonomi yang mengandung lemak dan protein dan mampu tumbuh dilahan kering. Meskipun demikian, pertumbuhan dan produksinya tergantung pada tersedianya air. Pada lahan kering, ketersediaan air sangat tergantung pada hujan.
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke benua Asia sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom
Plantae
Divisi
Spermatophyta
Sub-Divisi
Angiospermae
Klass
Dicotyledonae
Ordo
Rosales
Famili
Papilionaceae
Genus
Arachis
Spesies
Arachis hypogaea, L.

2.2 Syarat Tumbuh Kacang Tanah
1.    Iklim
Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

2.  Media Tanam
            Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.  pH antara 6,0-6,5. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

3.  Ketinggian Tempat
                        Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh dibawah ketinggian 1.500 m dpl.

2.3      Morfologi Tanaman Kacang Tanah
a.Bunga
Bunga kacang tanah terdapat pada ketiak daun yang berada dekat dengan tanah. Masing-masing pembungaan memiliki 2-5 kuntum bunga. Bunga tersusun atas sebuah hifantium berbentuk tabung yang panjangnya 4-6 cm. Hifantium adalah gabungan bagian pangkal kelopak, mahkota, dan tabungsari. Warna mahkota bunga bervariasi dari kuning pucat sampai jingga merah. Tangkai sari berjumlah sepuluh dengan 2-6 bakal biji. Setelah terjadi pembuahan akan terbentuklah bentukan yang mirip tangkai, yang disebut ginifor. Ginofor ini akan tumbuh menuju ke dalam tanah menjadi buah matang yang disebut polong. Jika jarak antara ginofor dan tanah lebih dari 15 cm ginofor ini akan gagal mencapai tanah dan ujungnya akan mati. Kacang tanah dapat tumbuh dengan baik pada keadaan tanah yang gembur dan cukup kering. pH tanah yang optimum bagi pertumbuhan kacang tanah adalah sebesar 5,5-6,5. sedangkan suhu rata-rata optimumnya adalah 30oC dan pertumbuhan akan terhenti pada suhu 15oC. Curah hujan antara 500mm-600mm yang tersebar merata selama masa pertumbuhannya.
b. Akar
Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus. Akar cabang ini mempunyai bulu akar yang bersifat sementara yang berfungsi sebagai penyerap hara. Bulu akar ini dapat juga mati dan dapat bersifat permanen. Jika bersifat permanen terus, bulu akar ini berfungsi sebagai penyerap unsure hara dari dalam tanah. Kadang polongnya memiliki alat penghisap seperti bulu akar yang berfungsi menyerap unsure hara pula.
Akar samping atau akar serabut tanaman terdapat bintil bintil atau modul yang berisi bakteri yang sering di sebut dengan Rhizobium sp. Bakteri ini mampu mengikat zat lemas ( nitrogen ) bebas dari udara. Pemberian pupuk nitrogen seperti urea akan membuat bakteri menjadi malas untuk mengikat nitrogen sehongga produksi polong meningkat.

c. Batang
Berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer.
d. Daun
Daun pada batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai daun 3 – 7 cm, terdapat bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada dasar setiap daun. Hal ini merupakan ciri adanya pergerakan pada malam hari yaitu tangkai daun akan menggulung ke bawah dan daun akan menggulung ke atas sampai keduanya bersentuhan.
e. Buah
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang.inilah yang disebut dengan ginofera yang akan menjadi tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mula mula ujung ginofora tumbuh meruncing ke atas. Setelah tumbuh ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk kedalam tanah. Setelah menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan ginofora akan terhenti setelah membentuk polong. Panjang ginofora dapat mencapai 18 cm. ginofora terbentuk di udara atau diatas tanah sedangkan buah terbentuk di dalam tanah. Ginofora yang terbentuk di bagian cabang atas tidak mampu masuk ke dalam tanah, sehingga tidak dapat terbentuk polong. Ujung polong ada yang tumpul dan ada yang runcing. Dua biji dalam polong ada yang berbentuk pinggang dan ada juga yang tidak berbentuk pinggang.Buah polong berbentuk silindris, berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman.
f. Biji
Setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda, merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar primer. Biji yang akan dijadikan benih yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut  :
·                 Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul
·                 Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat
·                 Kulit benih mengkilap, tidak keriput, dan cacat
·                 Murni atau tidak bercampur dengan varietas lain
·                 Kadar air benih berkisar 9 – 12 %

2.4  Teknik Budidaya Tanaman Kacang Tanah
1. Pembibitan
            a) Persyaratan Benih
            Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik yaitu berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul, daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat, kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat, murni atau tidak tercampur dengan varietas lain dan kadar air benih berkisar 9-12 %.
            b) Penyiapan Benih
            Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.

2.    Pengolahan Media Tanam
            a) Persiapan dan Pembukaan lahan
            Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
            b) Pembentukan Bedengan
            Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
            c)  Pengapuran
            Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.

3.      Penanaman
            a) Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.


            b) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
            c) Cara Penanaman
Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis.

4.      Pemeliharaan Tanaman
            a) Penyulaman
            Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
            b) Penyiangan dan Pembumbunan
            Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.

5.        Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. PERKEMBANGAN adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat irreversible.
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:

1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan

2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan meliputi:
1. Faktor luar
a. Makanan
Makanan adalah sumber energy dan sumber materi untuk menyintesis berbagai
komponen sel.
b. Air
Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembaban,
dan membantu perkecambahan biji.
c. Suhu
Tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dab berkembang.
d. Kelembaban
Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan.
e. Cahaya
Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyak cahaya yang dibutuhkan berbeda di setiap
tumbuhan.

2. Faktor dalam
a. Gen
Terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunannya,
berfungsi mengantur reaksi kimia di dalam sel(missal sintesa protein).
b. Hormon
Auksin, sitokinin, giberlin, asam traumalin dan kalin
Penandaan fase tumbuh kacang tanah didasarkan pada pertumbuhan jumlah buku pada batang utama dan perkembangan bunga hingga menjadi polong masak, serta buku-buku pada batang utama yang telah berkembang penuh. Fase vegetatif berlangsung sejak biji berkecambah hingga kanopi (tajuk) mencapai maksimum. Penandaan fase reproduktif ditandai dengan adanya bunga, buah dan biji. Pembungaan pada kacang tanah dimulai pada hari ke-27 sampai ke-32 setelah tanam yang ditandai dengan munculnya bunga pertama. Jumlah bunga yang dihasilkan setiap harinya akan meningkat sampai maksimum dan menurun mendekati nol selama periode pengisian polong. Ginofor (tangkai kepala putik) muncul pada hari ke-4 atau ke-5 setelah bunga mekar, kemudian akan memanjang, serta menuju dan menembus tanah untuk memulai pembentukan polong. Pembentukan polong dimulai ketika ujung ginofor mulai membengkak, yaitu pada hari ke-40 hingga hari ke-45 setelah tanam atau sekitar satu minggu setelah ginofor masuk ke dalam tanah (Trustinah, 1993).

6.        Efisiensi dan produktivitas lahan
Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri pertanian intensif dan pertanian industrial. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).
Cara budidaya ini biasanya dipertentangkan dengan pertanaman campuran atau polikultur. Dalam polikultur, berbagai jenis tanaman ditanam pada satu lahan, baik secara temporal (pada waktu berbeda) maupun spasial (pada bagian lahan yang berbeda).

7.        Penggunaan Dosis Pupuk
a.      Pupuk
Pupuk merupakan suatu bahan yang diberikan pada tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitasnya sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman.Pupuk dapat digolongkan kedalam senyawa organik maupun anorganik yang dapat terdiri dari satu atau lebih unsur hara (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Pupuk anorganik adalah bahan yang berisi unsur yang dibutuhkan tanaman dengan kadar hara tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam,biasanya berupa unsur hara makro primer. Pupuk majemuk adalah bahan yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP, dan NPK (Lingga dan Marsono, 2001).

b.      Kapur dan Pengapuran
Kapur adalah bahan yang mengandung unsur Ca yang dapat meningkatkan pH tanah (Hardjowigeno, 1992). Pemberian kapur dapat meningkatkan ketersediaan unsur fosfor (P) dan molibdenum (Mo). Pengapuran dapat meningkatkan pH tanah, sehingga pemberian kapur pada tanah masam akan merangsang pembentukan struktur remah, mempengaruhi pelapukan bahan organik, dan pembentukan humus (Buckman dan Brady, 1964). Soepardi (1983) menyatakan bahwa pengapuran menetralkan senyawasenyawa beracun dan menekan penyakit tanaman. Aminisasi, amonifikasi, dan oksidasi belerang nyata dipercepat oleh meningkatnya pH yang diakibatkan oleh pengapuran. Dengan meningkatnya pH tanah, maka akan menjadikan tersedianya unsur N, P, dan S, serta unsur mikro bagi tanaman. Kapur yang banyak digunakan di Indonesia dalam bentuk kalsit (CaCO3) dan dolomite (CaMg(CO3)2).

c.       Manfaat Kalsium pada Tanaman
Kalsium merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.Kalsium termasuk salah satu kation utama pada komplek pertukaran, sehingga biasa dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan pengapuran, karena merupakan kation yang paling cocok untuk mengurangi kemasaman atau menaikan pH tanah (Hardjowigeno, 1992).
Kandungan kalsium di dalam tanah selain berasal dari bahan kapur dan pupuk yang ditambahkan, kalsium juga berasal dari batuan dan mineral pembentuk tanah. Mineral-mineral yang mengandung Ca pada umumnya sedikit lebih cepat lapuk dari pada mineral-mineral yang lainnya, sehingga ada kecenderungan Ca di dalam tanah akan menurun dengan meningkatnya pelapukan dan pencucian. Melalui proses pelapukan dan hancuran mineral-mineral tersebut membebaskan kalsium ke dalam air di sekitarnya (Soepardi, 1983).
Kapur sebagai bahan penyedia kalsium diambil dari tanah sebagai kation Ca+. Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor maupun pada daerah akar tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih baik, sehingga pengisian polong lebih sempurna dan mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi.(Sutarto et al., 1985).
Pemberian kapur pada tanaman umumnya diberikan dalam bentuk dolomit dan kaptan.Kandungan kalsium dalam dolomit adalah sekitar 30%, sedangkan kaptan sekitar
90% (Novizan, 2001).
Kapur sebagai bahan penyedia kalsium diambil dari tanah sebagai kation Ca+. Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor maupun pada daerah akar tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih baik, sehingga pengisian polong lebih sempurna dan mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi.(Sutarto et al., 1985).

d.      Dosis Pemupukan dan Pemberian Kapur untuk Kacang Tanah
Pemupukan dilakukan untuk memberikan tambahan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. memberikan rekomendasi pemupukan untuk tanaman kacang tanah yaitu Urea 50-90 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha. Dosis pemupukan ini tidak selalu sama di setiap tempat, tergantung kondisi lahan yang ditanam kacang tanah. Menurut Purwono dan Purnamawati (2007) untuk tanaman kacang tanah,hara kalsium yang cukup diperlukan untuk pembentukan polong dan pengisian biji. Pemberian kalsium bisa berupa kaptan atau dolomit sebanyak 300-400 kg/ha.(Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2010).
Pengertian observasi diberi batasan sebagai berikut: “studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah: “mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil tertentu”. ( Menurut Kartono,1980: 142 )

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini di mulai sejak tanggal 08 Oktober  s/d  22 Desember 2016. bertempat di lahan Universias Tribhuwana Tunggadewi Malang

3.2  Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikun antara lain: cangkul, sabit, tugal, meteran, ajir, tali raffia, kantong plastic, timbangan, penuntun praktikum, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan antara lain: benih kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) Varietas Zebra, pupuk kandang, dan pupuk NPK mutiara

3.3     Tahapan Pelaksanaan Praktikum
1.      Membersihkan gulma pada areal penanaman dengan cara manual
2.      Setelah gulma dibersihkan secara manual oleh alat pertanian pengolahan lahan dengan hand traktor dan mencangkul tanah supaya gembur
3.      Setelah areal lahannya diolah dengan maksimal maka dibentuklah bedengan sesuai ukuran yang ditentukan, dan membuat saluran irigasi disamping bedengan sesuai dengan perlakuan
4.      Bedengan yang sudah sedikit gembur dengan air maka persiapan penanaman benih kacang tanah varietas zebra dengan membuat 2 lubang tempat tanaman dan pupuk dengan jarak 20x20, setelah benih di masukkan dalam lubang bersamaan dengan pupuk NPK Mutiara selanjutnya ditutup kembali dengan tanah gembur di sekitar lubang. Kemudian disiram secara continue tiap hari kecuali hujan
5.      Penyulaman dilakukan maksimal 2 minggu setelah tanam, agar tidak terjadi perbedaan pertumbuhan yang terlalu mencolok antara tanaman asli dan hasil sulaman
6.      Penyiangan dilakukan setiap minggu saat terlihat gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kedelai. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma yang tumbuh dengan tangan..

3.4      Parameter Pengamatan
Pengamatan terhadap parameter pertumbuhan dilakukan sebanyak 1 kali yaitu tiap umur 1 minggu setelah tanam sampai 9 Mst , sedangkan untuk parameter hasil dilakukan pada saat panen. Adapun peubah yang diamati adalah sebagai berikut:
  1. Tinggi tanaman (cm), diamati mulai pangkal batang hingga pangkal daun tertinggi.
  2. Jumlah daun (helai), dihitung semua daun yang terbentuk.
  3. Jumlah cabang dan jumlah bunga .






BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Tabel Hasil Pengamatan
Pengamatan :   2   mst







Tanaman
Kacang Tanah (V.Zebra)
Tinggi Cm
Jml Daun
J. C. Daun
J. Bunga
I
II
III
IV
1
5
11
-
-
2
4
10
-
-
3
7.5
12
-
-
4
4.5
8
-
-
5
5.5
9
-
-
6
4
9
-
-
7
3
10
-
-
8
6
14
-
-
9
5.5
16
-
-
10
5.5
9
-
-
Rata rata
5.05
10.8
-
-

Pengamatan :   3   mst







Tanaman
Kacang Tanah (V.Zebra)
Tinggi Cm
Jml Daun
J. C. Daun
J. Bunga
I
II
III
IV
1
7
12
-
-
2
5.5
16
-
-
3
7.5
25
-
-
4
6
16
-
-
5
6.5
17
-
-
6
7.5
14
-
-
7
6
13
-
-
8
9.5
20
-
-
9
8.5
21
-
-
10
8.5
22
-
-
Rata rata
7.25
17.6
-
-
Pengamatan :   4   mst







Tanaman
Kacang Tanah (V.Zebra)
Tinggi Cm
Jml Daun
J. C. Daun
J. Bunga
I
II
III
IV
1
9
47
11
-
2
12
50
17
-
3
11
35
11
-
4
12
42
16
-
5
12.5
45
17
-
6
11.5
45
16
-
7
9
37
16
-
8
13
45
17
-
9
11
45
17
-
10
10.5
45
18
-
Rata rata
11.15
43.6
15.6
-

Pengamatan :   5   mst







Tanaman
Kacang Tanah (V.Zebra)
Tinggi Cm
Jml Daun
J. C. Daun
J. Bunga
I
II
III
IV
1
17
59
17
3
2
14
59
19
3
3
19
65
20
5
4
13
65
25
2
5
19
70
25
5
6
17
64
17
4
7
13
43
18
3
8
18
75
23
9
9
17
68
23
5
10
16
85
23
5
Rata rata
16.3
65.3
21
4.4


Pengamatan :   6   mst







Tanaman
Kacang Tanah (V.Zebra)
Tinggi Cm
Jml Daun
J. C. Daun
J. Bunga
I
II
III
IV
1
21
158
43
10
2
15
124
31
3
3
21
220
49
5
4
16
200
25
3
5
21
192
48
9
6
21
278
70
8
7
17
208
52
6
8
25
281
61
12
9
18
255
49
8
10
18
265
60
10
Rata rata
19.3
218.1
48.8
7.4

Pengamatan :   7   mst







Tanaman
Kacang Tanah (V.Zebra)
Tinggi Cm
Jml Daun
J. C. Daun
J. Bunga
I
II
III
IV
1
25
158
55
7
2
22
124
42
3
3
28
220
49
4
4
27
200
48
3
5
24
192
48
5
6
29
278
70
5
7
29
208
52
6
8
29.5
292
73
9
9
25
268
50
8
10
27
298
60
8
Rata rata
26.55
223.8
54.7
5.8


Pengamatan :   8   mst







Tanaman
Kacang Tanah (V.Zebra)
Tinggi Cm
Jml Daun
J. C. Daun
J. Bunga
I
II
III
IV
1
27
156
59
4
2
22.5
124
45
4
3
30
220
49
3
4
27
200
52
3
5
26
193
48
4
6
31
278
70
5
7
32
208
55
2
8
32
292
73
2
9
26.5
278
50
3
10
32
298
60
3
Rata rata
28.6
224.7
56.1
3.3

Pengamatan :   9   mst







Tanaman
Kacang Tanah (V.Zebra)
Tinggi Cm
Jml Daun
J. C. Daun
J. Bunga
I
II
III
IV
1
29
296
74
0
2
24
220
55
0
3
31
236
59
2
4
29
260
65
3
5
27
232
58
2
6
32
280
70
2
7
33
272
68
2
8
32
316
79
0
9
28
280
70
0
10
33
276
69
0
Rata rata
29.8
266.8
66.7
1.1
           

Dari beberapa pengamatan yang kami lakukan bahwasanya rata- rata tertinggi peningkatannya tinggi tanaman pada 6 Mst rerata 19.30 ke   8 Mst rerata 26.55 dengan peningkatan 7.55 inilah yang paling tertinggi dari pada yang lain. Selanjutnya untuk jumlah daun terdapat pada 5 mst rerata 65.3 ke 6 mst rerata 218.1 dengan jarak 152.8 hal inilah yang menjadi patokan minggu yang ke enam sampai mingg ke tujuh sebagai sampel terbagus dalam hal jumlah daunnya. Kemudian untuk jumlah cabang terdapat pada  5 mst ke 6 mst dengan peningkatan 27.8 untuk melihat rata-ratanya terdapat table diatas agar lebih mngetahui yang lebih jelas.
Munculnya bunga menunjukkan bahwaasanya tanaan tersebut sudah mulai tahap stadia pruduktif sehingga jumlah bunga ada yang meningkat kemudian menurun, hal inilah reproduksi pada tanaman kita lihat dengan gampang. Namun jika tidak ada bunga yang masih muncul berarti tanaman masih mengalami pertumbuhan vegetative.
Tingga dan jumlah daun semakin meningkta banyak factor yang mempengaruhinya diantraranya pupuk yang kurang, pengairan, pembersihan gulma yang tidak merata , hama dan penyakit yang kurang di perhatikan sehingga tanaman tidak berkembang sedemikian bagus

4.2. Pembahasan
1. Daya tumbuh benih
Daya tumbuh benih  merupakan kemampuan benih (biji) untuk tumbuh membentuk individu baru. Daya tumbuh benih yang baik berkisar 85% s/d > 90%. Pada proses pertumbuhan benih tanaman kacang tanah dapat dibedakan dalam dua stadia pertumbuhan yaitu :
a)      Stadia vegetatif
Pada stadia vegetatif ini meliputi fase berkecambah, dilanjutkan dengan fase pertumbuhan vegetatif; akar, batang, dan daun yang cepat, yang akhirnya pertumbuhan vegetatif menjadi lambat hingga dimulainya stadia generatif.

b)     Stadia generatif
Pada stadia ini dimulai dengan pembentukan primordial, proses pembungaan yang mencakup peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Proses yang terjadi selama terbentuknya primordial hingga terjadi buah dimasukkan dalam fase reproduksi. Sedangkan proses selanjutnya termasuk fase masak yang dimulai dari perkembangan biji atau buah hingga biji siap dipanen. Dari hasil perhitungan dapat dinilai bahwa benih jagung yang digunakan memiliki daya tumbuh yang sempurna dengan daya tumbuh sebesar 100%, artinya benih kacang tanah yang ditanam mampu tumbuh secara keseluruhan sehingga benih jenis ini dapat direkombinasikan kepada petani jagung sebagi benih yang bagus pertumbuhannya.

Benih yang baik untuk faktor penentu budidaya kacang tanah yaitu benih yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a)      Di peroleh dari hasil panen yang baru dengan varietas unggul
b)      Memiliki daya tumbuh yang tinggi ( lebih dari 90 % ) dan sehat
c)      Memiliki kulit benih yang mengkilap dan tidak keriput atau cacat
d)     Berasal dari polong yang benar tua, rata rata berbiji dua dan seragam
e)      Murni atau terdiri dari satu varietas.
f)       Kadar air benih cukup rendah, berkisar antara 9 % - 12 %

4.3 Grafik Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kacang Tanah
1.      Tinggi Tanaman Kacang tanah






2.      Jumlah Daun Tanaman Kacang tanah


3.      Jumlah Cabang Kacang Tanah





BAB V
PENUTUP
5.1     Kesimpulan
Saya dapat menarik kesimpulan bahwasanya :
1.      Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam usaha pertanian, sebagai salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, kacang tanah sangat perlu untuk dikembangkan, karena permintaan yang semakin meningkat.
2.      Budidaya kacang tanah yang dimulai dari pemelihan lokasi, penyiapan benih varietas unggul, penanaman, perawatan yang didalamnya meliputi pengendalian hama dan penyakit, jika dilakukan dengan benar maka akan memperoleh keuntungan yang diharapkan saat panen.
3.      Proses budidaya kacang tanah sangat menguntungkan, jika diolah lagi untuk dijadikan produk, untuk industri kacang kering, industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan kacang, dalam campuran makanan dan dalam bentuk pasta.

5.2 Saran
            Praktikum yang kami lakukan masih jauh dari kesempurnaan namun dengan pengalaman ini dapat kami terapkan sehingga menghasilkan kacang tanah yang unggul mampu membudidayakan yang cukup maksimal. Kepada pembaca mohon koreksi yang detail terhadap laporan ini apa bila banyak kesalahan berikan komentar dan masukan agar kesempurnaan diperoleh oleh kami.








DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Budidaya kacang tanah. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/525FC5A3-B929-4DD8-8CF1-2C1D26DB1E27/16083/BudidayaKacangTanah1.pdf. Diakses tanggal 09 Januari 2017
Anonymous. 2011. Teknologi budidaya kacang tanah. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/sltr1103.pdf. Diakses tanggal 09 Januari 2017.
Darmawan. 2012. Produksi kacang tanah menurut provinsi. http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/tan/tp-atap2010-aram2011/prod%20kacang%20tanah.pdf. Diakses 09 Januari 2017
Henry K. Indronada, Ir., 1985. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Ismantarti. 2009. Membuat aneka olahan kacang tanah. Cybex.deptan.go.id/lokalita/membuat-aneka-olahan-kacang-tanah. Diakses tanggal 17 Oktober 2013.
Kemal. 2011. Kacang tanah. http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/kacang_tanah.pdf. Diakses tanggal 09 Januari 2017.
Mul Mulyani Sutedjo, Ir., 1985. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Bina Cipta.
R. Soeroto Sosrosodirdjo, dkk, 1990.Teknik Budidaya Kacang Tanah. Jakarta
Rukmana Rahmat. 1998. Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta
Sri Setyadi Harjadi, MM, Dr., 1979. Pengantar Agronomi Budidaya Tanaman. Jakarta


LAMPIRAN

Gambar 02: Tahap Pengolahan Tanah
Gambar 01: Tahap Pengolahan Tanah













Gambar 03: Pembuatan Bedengan siap tanam
Gambar 04: Penanaman kacang tanah









Gambar 06: Pengamatan Tanaman 5 Mst
Gambar 05: Pembersihan gulma 1 Mst
                                                                                                                                                                     

Tidak ada komentar: