Selasa, 24 Oktober 2017

Laporan Praktikum Pertanian Berlanjut

METODELOGI
A.     Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 19, Mei 2017 dimulai jam 08.00-selesai bertempat di  Desa Torong Rejo Kecamatan Karang ploso Adapun peralatan yang digunakan adalah kamera dan alat tulis menulis.
B.     Cara Kerja
1.      Lokasi pertama Membuat  petak ukuran 1x1.5 meter diantara tanaman pisang dan lokasi yang kedua berada di bukit antara tanaman liar.
2.      Menghitung jumlah spesies tanaman apa saja yang tumbuh pada petak tersebut
3.      Menganalisis dan menghitung organisme yang ada pada petak tersebut
4.      Selanjutnya mendiskripsikan dari masing-masing tanaman, dan organisme yang hidup serta analisis keberlanjutan tanah yang sudah ditentukan sesuai petak apakah tanah berlanjut atau tidak.













PEMBAHASAN
A.       HASIL LOKASI PERTAMA

NO
SPESIES / ORGANISME
JUMLAH
KETERANGAN
1.
Putri Malu
2
Mempunyai bintil akar
2.
Rumput Teki
3
Perakaran serabut
3.
Spesies A
35
Perakaran serabut namun masih kurang pasif dalam mengikat tanah
4.
Spesies B
1
Perakaran tunggang
5.
Spesies C
15
Tanaman menjalar
6.
Spesies D
2
Serabut mengikat tanah cukup baik
7.
Serangga
Tak terhingga
Ada semut, kumbang kecil yang masih hidup
8.
Begicot
1
Sudah menjadi tempurung

            Dari hasil tablel diatas menunjukkan bahwasanya tanah yang kami analisa dipastikan berlanjut karena berbagai spesies yang hidup seperti tanaman putri malu yang mana memiliki bintil akar, bintil akar dapat menfiksasi nitrogen dan dapat menyuburkan tanah sehingga N dalam tanah semakin bertambah apalagi banyaknya sersah tanaman yang akhirnya lapuk dan menjadi bahan organik dalam tanah terlihat pada Gambar 1 di bawah ini:
 

Gambar 1. Sersah tanaman yang ada pada petak analisa.
           





Selain seresah atau sisa-sisa tanaman cukup membuktikan bahwa tanah yang kami analisa berlanjut yaitu dengan keberadaannya sisa kotoran cacing tanah, selain hal tersebut dari tekstur dan struktur tanah cukup remah maka tanah yang dianalisa dikatan tanah subur yang masih banyak menganduk unsur hara. Agustinus, (2009) Mengatakan semakin banyak cacing tanah maka tanah semakin subur, dan infiltrasi tinggi.
B.        HASIL LOKASI KE DUA

NO
SPESIES / ORGANISME
JUMLAH
KETERANGAN
1.
Spesies A
1
Perakaran yang kurang bagus dalam mengikat tanah
2.
Spesies B
1
Tanaman merambat
3.
Spesies C
3
Perakaran tunggang
4.
Spesies D
1
Perakaran tunggang
5.
Spesies E
90%
Rumput liar
6.
Spesies F
1
Perakaran serabut
7.
Spesies G
3
Tanaman menjalar
8.
Semut merah
1-20an
Hanya satu spesies

         Hasil praktikum lokasi yang ke dua yaitu semua spesies tidak dikenal dan rata-rata perakannya tidak ada yang bagus dalam mengikat tanah dan keberlanjutan tanah ini kurang bagus dari segi mikrorganismenya tidak ada tanah ini menunjukkan gersang apalagi tidak ada seresah yang menutupi tanah tersebut terlihat pada Gambar 2. Di bawah ini:
Gambar 2. Tanah kering dan kurangnya seresah yang menutupi.
 







Analisa yang kami lakukakan tanah tersebut tidak berlanjut karena dilihat dari segi berbagai faktor diantaranya tidak adanya cacing tanah walaupun ada sebagian seresah akan tetapi tanah tersebut dari tekstur dan strukturnya tidak bagus apabila tanah tidak ada cacing maka dikatakan kekurangan bahan organik unsur harapun yang ada didalam hilang, kejadian hal ini bisa saja disebabkan oleh liching terjadinya pencucian oleh air hujan top soil dibawa ke dataran yang  lebih rendah sehingga unsur haranya hilang. Dapat dilihat gambar diatas menunjukkan tanah kering dan pecah-pecah kesuburan tanahpun tidak maksimal berbeda dengan lokasi yang pertama lebih subur.

Tidak ada komentar: