BAB I
PENDAHULUAN
A. PEMBAHASAN
Istilah
tata niaga sering juga disebut pemasaran yang bersumber dari kata marketing.
Kegiatan tata niaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi. Distribusi
menimbulkan suatu kesan seolah-olah orang-orang yang bergerak didalam bagian
ini bersifat statis, menunggu saja apa yang akan mereka peroleh dari produsen
untuk dibagi-bagikan lagi kepada konsumen. Sedangkan marketing (tata niaga)
sebaliknya bersifat dinamis karena tata niaga mencakup semua persiapan,
perencanaan dan penelitian dari segala sesuatu yang bersangkutpaut dengan
perpindahan, peralihan milik atas sesuatu barang atau jasa serta pelaksanaan
perpindahan dan peralihan tersebut. Oleh sebab itu sering terjadi “perbedaan”
penggunaan istilah dengan maksud yang sama. Agar pengertian tata niaga itu
semakin jelas berikut ini disajikan beberapa batasan-batasan (defenisi) yang
diberikan oleh beberapa para ahli. Sedangkan beberapa batasan tata niaga
(marketing) yang bersumber dari literatur dalam negeri adalah sebagai berikut:
a.
Panglaykim dan Hazil
Marketing
adalah bagian daripada kegiatan usaha dan dengan mana kebutuhan manusia dapat
dipenuhi, yakni dengan tukar menukar barang-barang dan jasa-jasa untuk sesuatu
yang dianggap perlu dan berharga.
b.
Alex S. Nitisemito
Marketing
adalah semua kegiatan aktivitas untuk memperlancar arus barang/jasa dari
produsen kegiatan konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk
menciptakan permintaan efektif.
Setelah
menelaah batasan-batasan tata niaga yang telah diutarakan diatas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tata niaga atau marketing itu meliputi
kegiatan-kegiatan yang sangat luas sekali, diantaranya: kegiatan pembelian (buying),
kegiatan menjual (selling), kegiatan pembungkusan (packing),
kegiatan pemindahan (transport), kelancaran arus barang dan jasa dan
lain sebagainya.
Atau
dengan lebih singkat tataniaga itu adalah segala kegiatan yang bersangkut paut
dengan semua aspek proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi
barang-barang dan jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen. Jadi, marketing
ini merupakan sesuatu kegiatan moving process atau moving activities.
Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi, baik dalam berproduksi, kelancaran
komunikasi dan perhubungan, teknik pembungkusan, handling dan
sebagainya, tidak mustahil akan merubah strategi dan kebijakan tata niaga,
sehingga batasan-batasan tersebut di atas akan mengalami penyempurnaan atau
perubahan secara dinamis pada masa-masa mendatang.
B. TUJUAN
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Arti dan Fungsi Tataniaga
2. Biaya Tataniaga (Marketing margin)
3. Industri Pengolahan Hasil-hasil
Pertanian
4. Grading dan standarlisasi
5. Permintaan dan Penwaran Hasil
Pertanian
BAB
II
PEMBAHASAN
1. PERMINTAAN
DAN PENAWARAN ATAS HASIL PERTANIAN
A. Perbedaan
antara perubahan jumlah yang diminta Dengan Perubahan permintaan?
·
Perubahan
jumlah yang diminta adalah berubahnya jumlah permintaan konsumen akibat adanya
perubahan harga komoditi tersebut, ceterisparibus. sedangkan Perubahan
permintaan adalah berubahnya jumlah permintaan konsumen karena berubahnya
variabel selain harga komoditi yang bersangkutan.
- Perbedaan perubahan
jumlah yang diminta dan perubahan permintaan dalam kurva
•
Perubahan jumlah yang diminta:
a.
Kurva tidak mengalami pergeseseran
b.
perubahan terjadi dari satu ke titik yang lain dalam kurva yang sama
•
Perubahan permintaan:
a. Titik dan kurva mengalami pergeseran
ke kanan / kiri tergantung variabel yang berubah dan sifat perubahannya
•
Contoh Perubahan Permintaan:
1.
Pendapatan konsumen bertambah (kurva permintaan bergeser ke kanan)
2.
Harga barang substitusi semakin rendah (kurva permintaan bergeser ke kiri)
3.
Harga barang komplemen menurun (kurva permintaan bergeser ke kanan)
Kasus
perubahan lain (kurva bergeser sesuai kasusnya).
b. Pengertian
elastisitas dan Pengertian elastisitas harga ?
- elastisitas adalah
perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan
variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar
kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
- elastisitas harga adalah Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari
jumlah yang diminta konsumen, akibat adanay perubahan tingkat barang. Dengan
kata lain elastisitas harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang
yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga
-
Contoh : permintaan tidak
elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras,
meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai
makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun
cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika
harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan
harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).
Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat
penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya.
Sedangkan
barang yang permintaannya tidak elastic adalah Prosentase
perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering
terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian,
makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan
mudah menemukan barang penggantinya.
C. Perbedaan elastisitas harga, elastisitas silang,
elastisitas pendapatan?
- Elastisitas
harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang diminta konsumen, akibat
adanya perubahan tingkat barang. Dengan kata lain elastisitas harga adalah
perubahan proporsional dari sejumlah
barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga.
-
Elastitas silang adalah Elastisitas
yang dikaitkan dengan harga barang lain. Elastisitas silang (Ec) mengukur
persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga
barang lain sebesar satu persen. Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan
suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada
kaitanya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat
berupa barang subtitusi.
-
Elastitas pendapatan adalah suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada
pendapatan konsumen akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang,
besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas
pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase
perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan.
D.
Perbedaan elastisitas Penawaran Jangka Pendek dan Penawaran Jangka panjang?
Faktor yang mempengaruhi elastisitas itu ?
a.
Elastitas Penawaran jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat
ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan
produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor
produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase
yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis. Sedangkan Elastisitas
Jangka panjang yaitu. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah
dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga antara lain:
a)
Jenis Produk
Barang-barang pertanian memiliki elastisitas permintaan yang
lebih rendah daripada barang-barang industri.
b)
Tingkat Substitusi
Semakin banyak jenis pengganti suatu barang, maka semakin
elastis sifat permintaannya.
c)
Proporsi Pengeluaran Suatu Barang
Terhadap Pendapatan Konsumen
Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk
membeli suatu barang, maka semakin elastis permintaan akan barang tersebut.
d)
Jangka Waktu
Dalam jangka pendek permintaan bersifat tidak elastis karena
perubahan yang terjadi di pasar belum diketahui oleh para pembeli, sehingga
mereka cenderung meminta barang-barang yang biasa dibeli walaupun harganya
mengalami kenaikan. Sedangkan dalam jangka panjang, para pembeli dapat mencari
barang pengganti atas suatu barang yang harganya mengalami kenaikan sehingga
cenderung lebih elastis.
II. TATANIAGA PERTANIAN
1. Arti dan Fungsi Tataniaga
Tataniaga
adalah sebagai suatu proses menyoroti gerakan perpindahan barang-barang dan
jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen serta segala kejadian
dan perlakukan yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari usahatani dijual
petani, dibeli pedagang, diproses oleh pabrik, dijadikan tepung maizena,
dipacking dalam kantong plastik, botol atau kaleng, dipetikan dan dikirim
kedaerah lain atau eksport dan seterusnya. Dimana tataniaga memiliki suatu
system meliputi cara, model strategi penyampaian barang-barang dan jasa-jasa
dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses
penyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya
dan perekonomian masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem
tataniaga tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu
sistem tata niaga terdiri dari berbagai sistem ataupun subsistem
pengorganisasiannya. Misalnya suatu saluran tataniaga, atau suatu mata rantai
tata niaga (channel of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa
lembaga tata niaga perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole
agent) atau koperasi.
•
TataNiaga adalah kegiatan
Produktif Dalam teori ekonomi lama ada pendapat mengatakan bahwa kegiatan
dalam perusahaan yang produktif hanyalah dalam sektor produksi saja. Misalnya
menanam padi, beternak, dan lain-lain. Kemajuan peradaban, teknologi dan
perkembangan ekonomi telah merobah pandangan tersebut yaitu bahwa setiap usaha
yang dapat memberikan faedah atau guna (utility) adalah sesuatu yang
juga termasuk kegiatan yang produktif. Beberapa ahli ekonomi menggambarkan
produksi itu sebagai penciptaan nilai guna (utility), yaitu proses
bagaimana membuat barang dan jasa bermanfaat. Proses penciptaan nilai guna
tersebut merupakan kegiatan productive, yang selanjutnya dapat digolongkan ke
dalam: (a) place utility (kegunaan karena tempat), (b) form utility (kegunaan
karena bentuk), (c) possesion/ ownership utility (kegunaan karena milik)
dan, (d) time utility (kegunaan karena waktu).
Fungsi
tataniaga ialah semua jasa-jas atau kegiatan yang diberikan dalam proses
pengaliran barang dan jasa dari produsen sampai konsumen. Dalam menelaah
tataniaga pertanian serba fungsi berarti kegiatan tersebut diteliti, dipelajari
kemudian dianalisa dalam proses pemasaran. Contoh : menelaah kegiatan-kegiatan
yang diperlukan dalam proses pengumpulan dari petani sampai ke konsumen untuk
barang yang tahan lama (storeable) dan barang yang perishable.
Fungsi
tataniaga yang meliputi setiap lembaga yaitu :
- Fungsi pertukaran adalah kegiatan
yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan.
Fungsi pertukaran meliputi :
a. Fungsi Pembelian merupakan fungsi
yang berhubungan dengan pemindahan hak milik dari sejumlah barang yang
dipasarkan. Kegiatan utama fungsi pembelian :
·
Menetapkan berapa jumlah dan
kualitas yg dibutuhkan
·
Mencari sumber barang yang dibutuhkan
·
Menetapkan atau merundingkan harga
dan syarat pembelian
·
Menetapkan syarat-syarat transaksi
b. Fungsi penjualan :
·
kegiatan yg bertujuan utk mencari
atau mengusahakan agar ada pembeli atau permintaan pasar yg cukup baik pada
tingkat harga yg menguntungkan.
·
Melakukan perencanaan tentang cara
atau pola pejualan bagaimana yang dapat menjamin kemantapan permintaan pasar
·
Melakukan kegiatan mencari pasar
lokasi atau tempat pemasaran barang.
·
Menetapkan jumlah dan kualitas
maupun waktu yang tepat untuk memasarkan barang pada setiap pasar sasaran
·
Menentukan jumlah lembaga perantara
yang perlu dilibatkan.
Fungsi
fisik adalah semua tindakan yang langsung berhubungan dengan pengadaan barang
secara fisik yang berarti memperlancar jalannya fungsi pertukaran.
a. Fungsi pengangkutan, menyediakan
barang dan jasa di daerah konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen baik
menurut waktu, jumlah dan kualitas
- Fungsi pengangkutan mempunyai kegiatan
perencanan :
·
Jenis barang yang diangkut
·
Volume yang akan diangkut
·
Waktu pengangkutan dan Jenis alat
angkutan yg digunakan
·
Menciptakan kegunaan tempat dan
waktu
- Fungsi Penyimpanan, diperlukan untuk
menyimpanan barang selama belum dikonsumsi atau menunggu diangkut ke daerah
pemasaran atau menunggu diolah, Kegiatan penyimpanan akan Memperkecil fluktuasi
harga antar musim panen dan musim paceklik, Mengatur keseimbangan suplai
sepanjang tahun Pelaksanaan penyimpanan memberikan kegunaan waktu.
- Fungsi Pengolahan untuk meningkatkan
kualitas barang baik dalam rangka memperkuat daya tahan barang (prosesing
minimal) maupun meningkatkan nilainya, Kegiatan pengolahan memberikan kegunaan
bentuk baik menambah maupun menciptakan utility Jumlah dan jenis konsumen akan
bertambah banyak.
- Fungsi Fasilitas adalah semua
tidakan yang bertujuan untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik,
fungsi fasilitas meliputi :
a. Standardisasi merupakan ukuran atau
penentuan mutu suatu barang dengan menggunakan berbagai ukuran, seperti :
warna, susunan kimia, bentuk, kekuatan atau ketahanan, kadar air, tingkat
kematangan, rasa dan lain2 Grading : tindakan mengklasifikasi hasil pertanian
menurut standardisasi yg diinginkan.
b. Fungsi penanggungan resiko Banyak
resiko yg dihadapi oleh produen maupun lembaga perantara, yaitu : kerusakan,
Kehilangan, kebakaran, Penurunan harga. Resiko yg dihadapi dpt ditanggung
sendiri atau dapat dialihkan kepada perusahaan2 asuransi dg membayar premi
asuransi.
c. Fungsi Pembiayaan, penyediaan
sejumlah dana untuk keperluan transaksi jual beli barang, meliputi :
•
Penyediaan dana untuk membeli barang
yang diperlukan perusahaan
•
Menyediakan kredit bagi para
langganan, merupakan salah satu strategi pemasaan saat ini yang umum ditempuh
sehingga dapat memperluas pasar. Pola pemberian kredit :
–
Installment, pemberian kredit
secara cicilan
–
Open account, pengangguhan pembayaran
sampai waktu tertentu.
•
Membayar semua ongkos-ongkos
perusahaan.
- Fungsi Informasi pasar, kegiatan
pengumpulan informasi pasar serta menafsirkan data informasi pasar tersebut,
meliputi :
a. Perkembangan harga setiap tingkat pasar
b. Jenis dan kualitas barang yg
diinginkan konsumen
c. Sumber suplai, lokasi dan konsumen
d. Merek yang diinginkan konsumen
e. Penyebaran lokasi asal suplai, waktu
dan jumlah barang yang diinginkan konsumen
f. Dan informasi lain yang dapat
memperlancar penyaluran barang
2. Biaya Tataniaga (marketing margin)
Dalam teori harga dianggap produsen bertemu langsung
dengan konsuen, sehingga harga pasar yang terbentuk merupakan perpotongan
antara kurva penawaran dengan kurva permintaan. Realititas pemasaran pertanian
sangat jauh dari anggapan ini, sebab komoditi pertanian yang produksikan di
daerah sentra produksi akan dikonsumsi oleh konsumen akhir setelah menempuh
jarak yag sangat jauh, antar kabupaten, anatr propinsi, antar negara bahkan
antar benua,baik komoditi olahan maupun olahan.
Dengan demikian sebenarnya jarang sekali produsen
melalukan transaksi secara langsung dengan kosume akhir. Untuk itu digunakan
konsep marjin pemasaran. Marjin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu
sudut pandang harga dan biaya pemasaran. Pada analisis pemasaran yang sering
menggunakan konsep marjin pemasaran yang dipandang dari sisi harga ini. Marketing margin merupakan
selisih harga yang yang dibayar konsumen akhir dan harga yang terima petani produsen.
Marketing
margin dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu:
1. margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang
dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima petani (produsen).
2. margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa-jasa
pemasaran.
Harga yang dibayar konsumen akhir merupakan harga di
tingkat pedagang pengecer. Bila digambarkan dalam suatu kurva, maka
keseimbangan harga ditingkat pengecer merupakan perpotongan antara kurva
penawaran turunan(derived supply curve), dengan kurva permintaan
primer (primary demand curve). Sedangkan
kesesimbangan harga ditingkat petani perpotongan antara kurva penawaran
primer (primary supply curve) dengan kurva permintaan
turunan (derived demand curve).
Komponen margin terdiri dari dua bahagian, yaitu:
1. biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemsaran
untuk melakukan fungsi-fungsi pemsaran, yang disebut dengan biaya pemsaran atau
biaya fungsional (functional cost)
2. keuntungan (profit) lembaga
pemasaran.
Marketing
margin adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran
atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima
produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Selain secara verbal,
marjin pemasaran dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis.Produk referensi merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram
dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11
kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram dari produk referensi karena 10
persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua
tingkat sistim pemasaran dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan.
Cara perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah (value added). Pengertian
ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran
/tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran
produk–produk tersebut.Oleh karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi
dua yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl, 1977).
Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya quantitas yang dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin pemasaran.
Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya quantitas yang dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin pemasaran.
3. Industri Pengolahan Hasil Pertanian
Makin
maju suatu negara, industri pengolahan hasil pertanian semakin pentingdalam
pemasaran. Semula dari barang setengah jadi menjadi barang-barangyang siap
dikonsumsikan. Dengan adanya pengolahan hasil pertanian,diharapkan keuntiungan
yang didapat menjadi semakin tinggi.
4. Grading dan Standardisasi
Grading
yaitu klasifikasi hasil-hasil pertanian kedalam beberapa golongan mutu yang
berbeda-bed, masing-masing dengan nama dan etiket tertentu.
Standarisasi
yaitu penentuan mutu barang menurut ukuran atau patokan tertentu, keuntungan
grading yang baik, adil dan teliti antara lain :
a. Konsumen dapat memperoleh barang yang paling sesuai
dengankeinginannya dan tingkat pendapatannya.
b. Produsen mendapat jaminan memperoleh harga yang sesuai
dengan mutu hasil produksinya
c. Konsumen dan produsen terlindung dari praktek-praktek
kurang jujur dalam tataniaga.
Standardisasi dan Grading Penentuan
atau penetapan dasar penggolongan (kelas atau
derajat) untuk barang dan memilih barang untuk
dimasukkan ke dalam kelas atau derajat yang telah ditetapkan dengan jalan
standardisasi.
E. Arti tata niaga ?ukuran tataniaga sudah efisien
atau belum?
- Tata niaga sebagai suatu sistem
meliputi cara, model strategi penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari
sektor produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses penyampaian itu
banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan perekonomian
masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tata niaga
tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata
niaga terdiri dari berbagai sistem ataupun sub sistem pengorganisasiannya.
Misalnya suatu saluran tata niaga, atau suatu mata rantai tata niaga (channel
of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata niaga
perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole agent) atau
koperasi.
-
Ukuran untuk menyatakan suatu sistem
tataniaga saat ini yaitu sudah diatur oleh pemerintah dengan adanya
kebijakan-kebijakan yang di tetapkan. Dan untuk mengukur apakah sudah efisien
atau belum, belum efisien sistem tataniaga saat ini karena masih banyak
mafia-mafia yang ada dilapangan sehingga tidak efektif.
F. Apakah fungsi tataniaga dan
bagaimana peranannnya dalam memajukan pertanian?
Fungsi
dari tataniaga adalah sebagai menempatkan barang-barang seperti perusahaan
kepada konsumen. Adapun peranan dalam membangun pertanian adalah Produsen
adalah orang atau perusahaan yang menghasilkan atau yang memproduksikan barang
atau jasa. Jadi, produsen hasil-hasil pertanian adalah orang yang memproduksi
hasil pertanian. Para petani yang berada di desa yang menjual hasil
pertaniannya seperti gabah/beras, buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan
seorang produsen. Tanpa produsen, tidak aka nada hasil pertanian yang dapat
dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat/konsumen dan tentunya juga tidak akan ada
kegiatan tataniaga.
Petani
produsen selain statusnya sebagai produsen hasil-hasil pertanian, mereka juga
adalah adalah konsumen hasil-hasil industri seperti kain, pupuk, obat-obatan,
dan lainnya. Petani produsen dalam proses penjualannya lebih banyak berhubungan
dengan pedagang pengumpul (local assemblers). Jika petani produsen pada satu
saat misalnya karena serangan hama atau karena harga input yang mahal, maka
petani hanya akan memproduksikan hasil dalam jumlah yang sedikit. Volume hasil
yang akan diangkut dan disimpan juga akan berkurang, sehingga jumlah alat
angkut dan gudang yang dibutuhkan akan berkurang pula, ini berarti sebagian
dari alat angkut dan gudang tidak akan bekerja secara efektif karena tidak
sesuai dengan kapasistas yang dimilikinya. Jumlah barang yang diecerkan di
pasar tentunya akan berkurang pula sehingga akan mempengaruhi mekanisme harga.
Apabila
petani produsen menggunakan input dan teknologi modern secara efektif, produksi
per satuan luas usahataninya juga akan meningkat dari keadaan sebelumnya.
Akibat dari keadaan ini ialah volume hasil yang akan dijua oleh petani produsen
akan bertambah. Hal ini berarti pedagang pengumpul harus menyediakan lebih
banyak modal dan tenaga, serta kebutuhan alat angkut dan gudang akan lebih
meningkat. Demikian pula barang yang diecerkan di pasar akan lebih banyak dan
jika jumlah permintaan konsumen tetap maka sudah pasti harga dari hasil
pertanian tersebut akan menurun.
G. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi rendahnya
biaya tataniaga?
1.
Biaya persiapan dan pengepakan
produk (Preparation and packaging cost), kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam
komponen ini adalah: Pembersihan Sortasi dan grading Pengepakan.
2. Biaya
penanganan (handlingcost) ,mencakup kegiatan-kegiatan: Penimbangan Pengepakan
ulang produk pada pedagang perantara
Bongkar dan muat produk dari alat angkut
Bongkar dan muat produk dari alat angkut
Sortasi dan grading ulang oleh pedagang.
3. Biaya
pengangkutan (transportationcost), mencakup:
Biaya angkut perunit produk (jika menggunakan angkutan umum)
Biaya bahan bakar, perbaikan alat angkutan
Asuransi dan pajak yang harus dibayar dari angkutan
Biaya lain-lain selama produk dalam perjalanan.
Biaya angkut perunit produk (jika menggunakan angkutan umum)
Biaya bahan bakar, perbaikan alat angkutan
Asuransi dan pajak yang harus dibayar dari angkutan
Biaya lain-lain selama produk dalam perjalanan.
4. Kehilangan
produk (product losses), yaitu kehilangan atau penyusutan produk yang terjadi
selama pengankutan, penyimpanan atau akibat kegiatan-kegiatan lain seperti pada
waktu pencucian, handling, sortasi dan grading yang dilakukan. Biaya kehilangan
produk dihitung dengan mengasumsikan produk yang hilang tersebut terjual.
5. Biaya
penyimpanan (storage cost), mencakup:
Biaya fisik penyimpanan akibat penggunaan tempat penyimpanan, seperti penyusutan gedung, keamanan, listrik, dll
Biaya perbaikan kualitas produk selama penyimpanan, seperti biaya pembelian bahan-bahan kimia.
Biaya yang termasuk dalam biaya kehilangan produk
Biaya finansial (financial cost) yang harus diterima pemilik produk selama produk dalam gudang penyimpanan.
Biaya fisik penyimpanan akibat penggunaan tempat penyimpanan, seperti penyusutan gedung, keamanan, listrik, dll
Biaya perbaikan kualitas produk selama penyimpanan, seperti biaya pembelian bahan-bahan kimia.
Biaya yang termasuk dalam biaya kehilangan produk
Biaya finansial (financial cost) yang harus diterima pemilik produk selama produk dalam gudang penyimpanan.
6. Biaya
pengolahan (processing cost), mencakup seluruh biaya yang digunakan dalam
proses transformasi produk primer menjadi produk olahan, seperti bahan bakar,
tenaga kerja, penyusutan alat.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam biaya pengolahan adalah faktor konversi produk primer menjadi produk olahan, seperti 1 kg padi dikonversikan dengan 65-70 persen beras setelah dihuller.
Untuk menghitung biaya pengolahan perlu diketahui: Faktor konversi Jumlah (kuantitas) produk Biaya pengolahan.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam biaya pengolahan adalah faktor konversi produk primer menjadi produk olahan, seperti 1 kg padi dikonversikan dengan 65-70 persen beras setelah dihuller.
Untuk menghitung biaya pengolahan perlu diketahui: Faktor konversi Jumlah (kuantitas) produk Biaya pengolahan.
6. Fees,
commissions and unofficial payments, mencakup biaya-biaya yang dibayar oleh
lembaga pemasaran, seperi biaya-biaya pengurusan izin usaha, biaya komisi yang
dibayarkan kepada agen dan pedagang besar, serta biaya-biaya tidak resmi
lainnya yang dibayarkan oleh lembaga pemasaran selama proses pemasaran produk.
H.
Apakah peranan industry pengolahan dalam memajukan pertanian? Berilah
contoh di mana baik konsumen maupun petani produsen diuntungkan oleh pengenalan
industry pengolahan!
Makin maju suatu negara, industri pengolahan hasil
pertanian semakin pentingdalam pemasaran. Semula dari barang setengah jadi
menjadi barang-barangyang siap dikonsumsikan. Dengan adanya pengolahan hasil
pertanian,diharapkan keuntiungan yang didapat menjadi semakin tinggi.
Contoh ; produsen dan konsumen yaitu petani yang
sama-sama diuntungkan dan produsen mempunyai keuntungan yaitu mendapatkan
hasil-hasil pertanian yang ditampung dan kemudian dijadikan bahan baku industri
kemudian disalurkan lagi ke petani yang berbentuk barang jadi.
Adapun keuntungan bagi petani dengan adanya industri
hasil-hasil pertaniannya bisa terjual dan mendapatkan keuntungannya :
1. Konsumen
dapat memperoleh barang yang paling sesuai dengankeinginannya dan tingkat
pendapatannya.
2. Produsen
mendapat jaminan memperoleh harga yang sesuai dengan mutu hasil
produksinya
3. Konsumen dan
produsen terlindung dari praktek-praktek kurang jujur dalam tataniaga
I. Berilah contoh di mana grading dan
standardisasi untuk komoditi dapat benar-benar mempermudah pemasaran!
Standardisasi dan Grading :
Penentuan atau penetapan dasar penggolongan
(kelas atau derajat) untuk barang dan
memilih barang untuk dimasukkan ke dalam kelas atau derajat yang telah
ditetapkan dengan jalan standardisasi.
J. Kriteria
apa saja yang biasanya dipakai untuk menentukan grade komoditi ekspor
Indonesia?
Kriteria yang digunakan yaitu :
r Aroma
=>(kopi)
r Persentase
banyaknya fat (65%, 64%, atau 60%) => (kopra)
r Ukuran-ukuran
tertentu, kadar air kering alam dan buatan maksimum, kerusakan maksimum, pecah
maksimum, weevil maksimum, admixture maksimum, warna lain maksimum, biji muda
maksimun => (jagung).
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
tata
niaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi. Distribusi menimbulkan suatu
kesan seolah-olah orang-orang yang bergerak didalam bagian ini bersifat statis,
menunggu saja apa yang akan mereka peroleh dari produsen untuk dibagi-bagikan
lagi kepada konsumen. Sedangkan marketing (tata niaga) sebaliknya bersifat
dinamis karena tata niaga mencakup semua persiapan, perencanaan dan penelitian
dari segala sesuatu yang bersangkutpaut dengan perpindahan, peralihan milik
atas sesuatu barang atau jasa serta pelaksanaan perpindahan dan peralihan
tersebut. Oleh sebab itu sering terjadi “perbedaan” penggunaan istilah dengan
maksud yang sama.
Marketing
margin adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran
atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima
produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan.
Grading
yaitu klasifikasi hasil-hasil pertanian kedalam beberapa golongan mutu yang
berbeda-bed, masing-masing dengan nama dan etiket tertentu. Standarisasi yaitu
penentuan mutu barang menurut ukuran atau patokan tertentu, keuntungan grading
yang baik, adil dan teliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonima. 2012. Penawaran
hasil pertanian. http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/penawaran-hasil-hasil-pertanian.html. Diakses Pada tanggal 22 April 2012
Pukul 20.20 WIB
Anonimb. 2010. Teori
Permintaan dan Penawaran. http://hasim319.wordpress.com/2010/04/06/teori-penawaran-dan-permintaan-pada-pertanian/. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 20.30 WIB
Anonime.2012. Elastisitas
Permintaan. http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan. Diakses Pada tanggal 13 desember
2012 Pukul 22.10 WIB
Anonimc. 2012. Definisi
Elastisitas. http://www.scribd.com/%D8%ADs_mangat/d/69241834/15-C-Definisi-Elastisitas-Penawaran. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 21.00 WIB
Boediono. 1999. Ekonomi Mikro
Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis.
Jakarta: Bumi Aksara
Samuelson, Paul A. William D
Nordhaus. 1992. Microeconomic: Fourteenth Edition. Terjemahan Munandar,
Haris. B, Wirasubrata. E, Widyatmoko. Mikro Ekonomi. PT.Erlangga. Jakarta
Berdasarkan pengertian tataniaga
diatas maka didefinisikan pengertian tataniaga pertanian secara umum, yaitu
segala kegiatan yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik
barang–barang hasil pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen termasuk
di dalamnya kegiatan-kegiatan.
Ø Strategi
Pemasaran
Menurut
Kotler (1997, dalam Sari, 2008) pemasaran adalah suatu proses dan manajerial
dimana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapat apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran
produk-produk yang bernilai. Pemasaran memperhatikan hubungan timbal balik yang
dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen
serta aktivitas pesaing.
Rangkuti
(2006, dalam Sari, 2008) mendefiniskan pemasaran sebagai proses kegiatan yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial, politik, budaya, ekonomi dan
manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalahmasing-masing
individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan
menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
Pemasaran
diawali dengan pemahaman tentang kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen
akan produk dimana konsumen mengharap nilai produk tersebut bermanfaat serata
sesuai dengan biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan. Produk tersebut dapat
dijumpai di pasar dalam sebuah transaksi dengan produsen atau pemasarnya.
Ø
Unsur Strategi Persaingan
Rangkuti
(2006, dalam Sari, 2008) mengklasifikasikan unsur-unsur utama dalam pemasaran
sebagai berikut:
a.
Segmemtasi pasar
Segmentasi
pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membetuk kelompok pembeli atau
konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik,
kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri
b. Targeting
Targeting
adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan memasuki
dan ditunjukkan untuk pembeli.
c. Positioning
Positioning
adalah penetapan posisi pasar yaitu suatu tindakan yang membangun dan
mengkomunikasikan manfaat pokok istimewa dari produk di dalam pasar. Pengertian
ini mengandung makna tempat suatu produk atau merek sekelompok produk di dalam
benak konsumen relatif terhadap penawaran pesaingnya.
Ø Bauran
Pemasaran
Bauran
pemasaran menurut Kasmir (2000) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan
secara terpadu. Artinya elemen-elemen yang ada dalam bauran pemasaran itu
sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa didukung oleh
elemen lain. Setiap elemen itu tidak dapat berjalan sendiri–sendiri tanpa
didukung oleh elemen yang lain.
Elemen-elemen yang ada dalam bauran
pemasaran adalah produk, harga, tempat, promosi, SDM,process dan customer
service, sehingga secara keseluruhan terdapat tujuh komponen. Penambahan ketiga
komponen tersebut berkaitan dengan sifat jasa dimana kegiatan produksi atau
operasi sampai dengan kegiatan konsumsi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan.
Ø
Produk
Produk
secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Artinya apa pun wujudnya, selama itu dapat memenuhi
keinginan pelanggan dan kebutuhan kita katakan sebagai produk (Kasmir, 2000)
Menurut
Kotler (2000, dalam Suheni, 2005) produk merupakan sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan
atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Ø
Harga
Harga
adalah aspek penting dalam kegiatan bauran pemasaran. Penentuan harga menjadi
sangat penting untuk diperhatikan, mengingat, harga sangat menentukan laku
tidaknya produk dan jasa. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal
terhadap produk yang ditawarkan. (Kotler, 2000, dalam Suheni, 2005)
Ø Distribusi
Distribusi
adalah usaha melalui saluran pemasaran yang dilakukan untuk menyerahkan produk
dari perusahaan atau pemasar kepada konsumen. Saluran pemasaran yang dipilih
dapat berupa distribusi langsung, distribusi tidak langsung, atau kombinasi
keduanya (Kotler dan Amstrong, 1997, dalam Sari, 2008). Saluran distribusi
adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan menyalurkan produk
dari titik konsumsi (Stanton dan Lamarto, 1991, dalam Sari, 2008). Saluran
distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah tingkatan saluran. Saluran
distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah tingkatan saluran. Saluran
distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat tingkatan, yaitu : saluran
tingkatan nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua dan saluran tingkat
tiga (Kotler, 1995, dalam Sari, 2008)
Ø
Promosi
Promosi
merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan
produknya, sehingga akan mendapat perhatian dari konsumen terhadap produk yang
dihasilkan. Menurut Stanton (1991, dalam Sari, 2008), promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Ø
Pertanian Berkelanjutan
Pertanian
berkelanjutan merupakan implementasi dari paradigma pembangunan berkelanjutan
yang pada saat ini telah diterima sebagai agenda politik-ekonomi pembangunan
untuk semua negara di dunia. Pengertian bakunya pertama kali dipopulerkan dalam
Laporan Komisi Dunia Tentang Lingkungan dan Pembangunan (World Commission on
Environment and Development) tentang Masa Depan Bersama (Our Common Future),
bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi
masamendatang untuk mencukupi kebutuhan mereka (Mitcheel et al., 2000 dalam
Akbar, 2006). Pembangunan berkelanjutan merupakan produk etika politik
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dimana paradigma ini kini berusaha
mengkoreksi atau menyingkirkan paradigma developmentasi (pertumbuhan ekonomi
dengan pendekatan GNP) yang sangat antroposentris, yakni manusia dianggap
sebagai pusat alam semesta dan memiliki nilai yang paling utama/paling penting
(Keraf, 2000 dalam Akbar, 2006). Pendekatan inilah yang ditunjuk menjadi
penyebab kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan sebagai akibat dari
eksploitasi yang berlebihan untuk kepentingan ekonomi.
Selanjutnya Salikin (2003, dalam
Akbar, 2006), mengatakan sistem pertanian berkelanjutan juga berisi suatu
ajakan moral untuk berbuat kebajikan pada lingkungan sumberdaya alam dengan
mempertimbangkan 3 (tiga) aspek berikut :
Ø Kesadaran
Lingkungan
Sistem
budidaya pertanian tidak boleh menyimpang dari sistem ekologis yang ada.
Keseimbangan adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya
dikendalikan oleh hukum alam.
Ø Bernilai
Ekonomis
Sistem budidaya pertanian harus
mengacu pada pertimbangtan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain,
untuk jangka pendek dan jangka panjang serta bagi organisme dalam sistem
ekologi maupun diluar sistem ekologi.
Ø Berwatak
Sosial Atau Kemasyarakatan
Sistem
pertanian harus selaras dengan norma-norma sosial dan budaya yang dianut dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat disekitarnya
Dari kasus di atas kita dapat
melihat bahwa kasus utama yang menimpa petani lokal adalah margin tataniaga
yang ada di tingkat petani dan pedagang (baik pengumpul maupun pedagang
pengecer). Margin tataniaga sendiri adalah perbedaan harga ditingkat petani
dengan harga ditingkat pengecer. Margin tataniaga juga dapat diartikan sebagai
perbadaan atau jarak vertikal antara kurva permintaan ( atau kurva penawaran ).
Pengertian margin tataniaga ini hanya mengacu pada perbedaan harga dan tidak
menyatakan jumlah produk yang dipasarkan (Dahl dan Hammond, 1977 dalam Marharany,
2007 ).
Menurut Sudiyono, 2002 dalam
Marharany, 2007, komponen marjin tata niaga ini terdiri dari : 1) biaya yang
diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi tata niaga
yang disebut biaya tata niaga atau biaya fungsional dan 2) keuntungan (profit)
lembaga tata niaga. Limbong dan Sitorus (1985) mengungkapakan bahwa sifat umum
dari margin tata niaga yaitu :
1.
Marjin tata niaga berbeda beda
antara satu komoditi pertanian denga komoditi lainnya. Hal ini disebabkan
karena perbedaan jasa yang diberikan pada berbagai komoditi mulai dari pintu
gerbang petani sampai ke tingkat pengecer untuk konsumen akhir .
2.
Marjin tata niaga produk pertanian
cendrung akan naik dalam jangka panjang dengan menurunnya bagian harga yang
diterima petani
3.
Marjin tataniaga relatif stabil
dalam jangka pendek terutama dalam hubungannya dengan berfluktuasinya harga
harga-harga produk hasil pertanian.
Pada
permasalahan di atas pola saluran pemasaran yang pertama merupakan bentuk
saluran pemasaran langsung. Pola saluran pemasaran seperti ini disebut juga
saluran pemasaran nol tingkat karena pada pola ini petani langsung menjual
komoditas pisangnya pada konsumen lokal tanpa perantara pemasaran. Konsumen
lokal pada saluran ini adalah masyrakat sekitar yang bertempat tinggal delkat
petani tersebut. Pola saluran ini digunakan seeskali waktu oleh petani sangat
tergantung pada permintaan konsumenlokal.
Pola
saluran pemasaran kedua diguanakan sebanyak 15,40% dari total 55 petani
responden. Pada pola ini petani menjual komoditas hasil taninya kepada
tengkulak dengan sistem borongan di kebun.dengan sistem in petani tidak perlu
melakaukan kegiataan pemanenan dan pasca panen Karena kegiatan tersebut
dialakukan oleh tengkulak. Tengkulak selalu menjual komoditas pertanian
tersebut kepada para pedagang pasar lokal. Pedagang lokal ini bertindak sebagai
pedagang pengecer yang menjual kepada konsumen lokal. Pola saluran pemasaran
kedua merupakan pola pemasaran semi langsung dengan tengkulak dan pedangang
lokal selaku perantara pemasaran.
Pola
saluran ketiga merupakan pola saluran pemasaran tidak langsung dengan banyak
pihak yang bertindak selaku perantara pemasaran sehingga saluran ini merupakan
saluran terpanjang dibandinglkan saluran pemasaran lainnya. Ada empat pihak
selaku perantara pemasaran dalam pola ini yaitu tengkulak, pengumpul lokal,
pengumpul regional dan pengecer regional. Saluran pemasaran ini merupakan saluran
pemasaran yang paling banyak digunakan oleh petani responden
Proses pendistribusian komoditas
pertanian pada saluran pemasaran keempat diklakukanmelalui tahapan sebagai
berikut yaitu dari petani ke tengkulak kemudian ke pedagang pengecer regional
hingga akhirnya ke konsumen akhir. Pada pola ini para petani menjual komoditas
usaha tani kepada tengkulak dengan sistem borongan kebun, kemudian tengkulak
akan menjual kembali komoditas tersebut kepada para pedagang pengecer regional.
Pedagang pengecer regional dalam hal ini adalah para pedagang yang menjual
komoditas pertanian di wilayah tertentu. Selain empat pola saluran di atas, ada
juga, petani yang hanya menggunakan komoditas pertanian mereka untuk keperluan
sendiri.
Untuk itulah diperlukan perbaikan
dalam sistem distribusi produk agar distribusi menjadi lebih efisien dengan
cara merubah pola pemasaran (memotong alur distribusi menjadi dari petani -
konsumen). Dengan semakin efisiennya distribusi yang ada akan menyebabkan
peningkatan pendapatan petani. Selain itu cara lain untuk memperkecil marjin
tataniaga diperlukan pendidikan dan penyuluhan kepada petani mengenai
klasifikasi dalam pemasaran (seperti yang telah disebutkan pada tinjauan
pustaka). Dengan adanya segmentasi pasar diharapkan petani dapat memilah dan
mengolah sendiri produk yang akan dijual, sama seperti yang dilakukan oleh para
pedagang pengumpul dan pengecer. Sehingga pendapatan petani yang tadinya
berbeda jauh dengan yang didapatkan oleh pedagang pengumpul dan pengecer dapat
menjadi lebih kecil perbedaannya (marjin tataniaga mengecil) serta membangun
kemandirian petani.
Dari segi promosi, pemerintah daerah
diharapkan dapat membantu para petani dalam mempromosikan produk pertanian yang
telah mereka hasilkan agar peran pedagang pengumpul dan pedagang pengecer dapat
dikurangi dan dapat mengangkat nama daerahnya dimata masyarakat daerah lain.
Sedangkan peningkatan pendapatan melalui segi produk dapat diperoleh melalui
peningkatan produktivitas dan kualitas.
Apabila telah dilakukan perbaikan
terhadap sistem pemasaran yang ada maka pemerintah dapat menerapkan sistem
pertanian yang berkelanjutan kepada masyarakat. Karena dengan meningkatkan
kesejahteraan petani melalui faktor- faktor di atas diharapkan masyarakat akan
tertarik untuk menekuni bidang pertanian Indonesia.
Ø Tinjauan
Tataniaga (Marketing) Hasil Pertanian
v
. Tata niaga sebagai suatu proses
Menyoroti
gerakan perpindahan barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan
sektor konsumen serta segala kejadian dan perlakukan yang dialami oleh barang.
Misalnya, jagung dari usahatani dijual petani, dibeli pedagang, diproses oleh
pabrik, dijadikan tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik, botol atau
kaleng, dipetikan dan dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.
v
Tata niaga sebagai suatu sistem
Meliputi
cara, model strategi penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari sektor
produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses penyampaian itu banyak
variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan perekonomian
masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tata niaga
tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata
niaga terdiri dari berbagai sistem ataupun subsistem pengorganisasiannya.
Misalnya suatu saluran tata niaga, atau suatu mata rantai tata niaga (channel
of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata niaga
perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole agent) atau
koperasi.
v
Tata niaga sebagai suatu kegiatan
ekonomi.
Sebagai
aktivitas ekonomi peninjauan dari segi ini selalu menyoroti kegiatan yang
produktif oleh sebab itu tinjauan dari segi ini, tataniaga dianggap atau
dipandang sebagai bagian dari kegiatan produksi, dalam arti kata yang luas.
v
Tata niaga sebagai suatu kegiatan
proses sosio-ekonomi.
Masyarakat
selalu “berobah” dalam arti kata berkembang sesuai dengan kemajuan-kemajuan
jaman. Perkembangan teknologi akan membawa dampak (positif dan negatif)
terhadap sosial, budaya, sosial-politik, sosial ekonomi, preferensi dan
lain-lain. Spesialisasi misalnya akan merobah pola pembagian kerja dan
lain-lain. Tuntutan sektor konsumen turut pula mengalami perobahan atau
penyusuaian atas perubahan-perubahan tersebut, sehingga “jarak” antara sektor
produsen kegiatan sektor konsumenpun menjadi semakin “jauh”, sehingga semakin
besar dan penting pula peranan tata niaga. Timbullah badan-badan usaha
(Perseroan Terbatas, Firma, CV, Koperasi, Assosiasi, dll) yang menspesialisasi
diri dari berbagai profesinya dan didalam masyarakat terjadilah semacam
pembagian peranan pihak swasta, perorangan, badan dan pemerintah.
v
Tata niaga sebagai suatu kegiatan
usaha niaga (business).
Munculnya
bentuk-bentuk spesialisasi menuntut penataan, pengorganisasian, pembiayaan,
pengolahan, perencanaan, dan lain-lain yang satu persatu menjadi komponen yang
khusus. Badan- badan yang bergerak dalam bidang niaga diarahkan dan dikontrol
para manajer untuk mengendalikan perusahaannya. Sebagian dari unit perusahaan
itu memerlukan kegiatan tata niaga bersama-sama dengan kegiatan produksi.
Misalnya PND/PTP ada biro atau bagian pemasaran bersama.
v Tata
niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan.
Sebagai salah satu bagian dari unit perusahaan tata niaga sifatnya operasional.
Dalam pelaksanaan operasional ini, kegiatan tata niaga diorganisasikan dalam
berbagai unit yang lebih kecil yang mengkhususkan diri, seperti bagian iklan,
langganan, penjualan, pergudangan, penelitian pasar, pengembangan, dan
lain-lain.
LEMBAGA DAN SALURAN TATANIAGA
Tataniaga merupakan salah satu cabang aspek pemasaran yang
menekankan bagaimana suatu produksi dapat sampai ke tangan konsumen
(distribusi). Tataniaga dapat dikatakan efisien apabila mampu
menyampaikan hasil produksi kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan
mampu mengadakan pembagian keuntungan yang adil dari keseluruhan harga yang
dibayar konsumen kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan
tataniaga. (Rahardi, 2000).
Definisi
tataniaga di atas didasarkan pada konsep inti tataniaga sebagai berikut:
1.
Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
2.
Produk
3.
Utilitas, nilai dan kepuasan
4.
Pertukaran, transaksi, dan hubungan
5.
Pasar
6.
Pemasaran.
Produktivitas hasil
pertanian selalu mengalami fluktuasi, sedangkan harga hasil pertanian ditingkat
produsen cenderung mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini diduga
berkaitan dengan rendahnya produktivitas dari hasil pertanian.
Singh dalam Sahara
(2001) mengatakan bahwa fluktuasi harga yang tinggi di sektor pertanian
merupakan suatu fenomena yang umum akibat ketidakstabilan (inherent
instability) pada sisi penawaran.Hal ini berarti harga hasil pertanian
disebabkan oleh sifat alami dari produksi pertanian, yaitu dalam jangka pendek
tidak dapat merespon tambahan permintaan atau tidak dapat mengurangi produksi
pada saat harga yang rendah. Pengaruh fluktuasi harga pertanian lebih besar
bila dibandingkan dengan fluktuasi produksi. Keadaan ini dapat menyebabkan
petani menderita kerugian dalam jangka pendek sehingga menimbulkan kurangnya
keinginan untuk melakukan investasi di sektor pertanian atau petani akan
beralih ke komoditas yang memiliki harga jual yang lebih tinggi.
Persoalan mutu dan
harga hasil pertanian merupakan bagian dari masalah tataniaga hasil pertanian
yang tidak dapat dipisahkan karena mempunyai dampak langsung terhadap
pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan hasil pertanian. Selain itu
keberadaan lokasi lahan pertanian yang terpencar-pencar dan jauh dari pusat
perekonomian yang mengarah pada terbentuknya rantai tataniaga yang panjang
karena adanya peran hierarki dari pedagang perantara yang cenderung menambah
kompleksitas upaya perbaikan mutu hasil pertanian.
Analisis margin
pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas
pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang
diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan
untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat
dalam pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 1990; Sudiyono, 2001).
Lembaga dan
Saluran Tataniaga
Menurut Limbong dan Sitorus
(1987), lembaga tataniaga merupakan badan-badan atau lembaga yang berusaha
dalam bidang tataniaga, menggerakkan barang dari produsen ke konsumen melalui
penjualan. Lembaga tataniaga pada dasarnya harus berfungsi dalam memberikan
pelayanan kepada pembeli maupun komoditas itu sendiri. Produsen mempunyai peran
utama dalam menghasilkan barang-barang dan sering melakukan kegiatan tataniaga.
Sementara itu pedagang menyalurkan komoditas dalam waktu, bentuk, dan tempat
yang diinginkan konsumen.
Adanya jarak antara produsen
dan konsumen menyebabkan penyaluran produk dari produsen ke konsumen sering
melibatkan beberapa lembaga perantara, dimulai dari produsen itu sendiri, lalu
lembaga-lembaga perantara sampai ke konsumen akhir. Di dalam proses penyaluran
selalu mengikutsertakan keterlibatan berbagai pihak. Keterlibatan tersebut
dapat dalam bentuk perorangan maupun kelembagaan, perserikatan, atau perseroan
(Limbong & Sitorus 1987).
Lembaga pemasaran atau lembaga
tataniaga merupakan lembaga perantara yang melakukan aktivitas bisnis dalam
suatu sistem pemasaran. Menurut Khols dan Uhls (1990), lembaga-lembaga yang
terlibat dalam proses pemasaran digolongkan menjadi lima kelompok diantaranya:
·
Lembaga-lembaga tersebut akan melakukan fungsi-fungsi
tataniaga seperti fungsi pertukaran, fisik, maupun fasilitas. Lembaga ini
melakukan pengangkutan barang dari tingkat produsen ke konsumen, juga fungsi
sebagai sumber informasi mengenai barang atau jasa. Limbong dan Sitorus (1987)
menjelaskan bahwa fungsi-fungsi tersebut dilakukan oleh lembaga perantara di
dalam sistem tataniaga. Saluran tataniaga atau saluran distribusi adalah
saluran yang digunakan produsen dan lembaga tataniaga lainnya untuk menyalurkan
produknya dari produsen sampai konsumen. Ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan untuk memilih pola saluran tataniaga (Limbong & Sitorus
1987), yaitu:
·
Pertimbangan pasar yang meluputi konsumen sasaran
akhir yang mencakup potensi pembeli, geografi pasar, kebiasaan pembeli, dan
volume pesanan.
·
Pertimbangan barang yang meliputi nilai barang per
unit, besar, dan berat barang, tingkat kerusakan, sifat teknis barang, apakah
barang tersebut untuk memenuhi pesanan atau pasar.
·
Pertimbangan internal yang meliputi besarnya modal dan
sumber permodalan, pengalaman manajemen, pengawasan, penyaluran, dan pelayanan.
·
Pertimbangan terhadap lembaga dalam rantai tataniaga
yang meliputi segi kemampuan lembaga perantara dan kesesuaian lembaga perantara
dengan kebijaksanaan perusahaan.
·
Merchant Middlemen adalah perantara
atau pihak-pihak yang mempunyai hak atas suatu produk yang mereka tangani.
Mereka menjual dan membeli produk tersebut untuk memperoleh keuntungan.
·
Agent Middlemen adalah perwakilan
dari suatu lembaga atau institusi. Mereka hanya sebagai perwakilan dan tidak
mengambil alih apapun dan tidak memiliki hak atas produk yang mereka tangani.
·
Speculative Middlemen adalah pihak-pihak
atau perantara yang mengambil keuntungan dari suatu produk akibat perubahan
harga.
·
Processors and Manufactures adalah lembaga yang
bertugas untuk mengubah produk yang dihasilkan menjadi barang jadi.
·
Fasilitative organizations adalah lembaga yang
berfungsi sebagai penyedia sarana bagi lembaga lain.
TATANIAGA SANGAT PENTING DALAM PERTANIAN INDONESIA, DITINJAU DARI
BERBAGAI ASPEK :
1.
Tata
niaga merupakan suatu proses.
2.
Tata
niaga merupakan suatu system.
3.
Tata
niaga merupakan suatu kegiatan ekonomis.
4.
Tata
niaga merupakan suatu kegiatan proses sosio-ekonomi.
5.
Tata
niaga merupakan suatu kegiatan usaha niaga (Business).
6.
Tata
niaga merupakan suatu kegiatan unit perusahaan.
7.
Tata
niaga merupakan suatu kegiatan unit perusahaan.
8.
Tataniaga
merupakan salah satu bagian dari unit perusahaan tataniaga yang
sifatnya operasional.
PENJELASAN
:
1.
Tata niaga sebagai suatu proses menyoroti gerakan perpindahan
barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen serta
segala kejadian dan perlakukan yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari
usahatani dijual petani, dibeli pedagang, diproses oleh pabrik, dijadikan
tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik, botol atau kaleng, dipetikan
dan dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.
2.
Tata niaga sebagai suatu sistem meliputi cara, model strategi
penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor
konsumen. Rangkaian dari proses penyampaian itu banyak variasinya, yang
dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan perekonomian masyarakat.
Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tata niaga tertentu selalu
berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata niaga terdiri
dari berbagai sistem ataupun sub sistem pengorganisasiannya. Misalnya suatu
saluran tata niaga, atau suatu mata rantai tata niaga (channel of
marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata niaga
perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole agent) atau
koperasi.
3.
Tata niaga sebagai suatu kegiatan ekonomi. Sebagai aktivitas
ekonomi peninjauan dari segi ini selalu menyoroti kegiatan yang produktif oleh
sebab itu tinjauan dari segi ini, tata niaga dianggap atau dipandang sebagai
bahagian dari kegiatan produksi, dalam arti kata yang luas.
4.
Tata niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi.
5.
Masyarakat selalu “berobah” dalam arti kata berkembang sesuai
dengan kemajuan-kemajuan jaman. Perkembangan teknologi akan membawa dampak
(positif dan negatif) terhadap sosial, budaya, sosial-politik, sosial ekonomi,
preferensi dan lain-lain. Spesialisasi misalnya akan merobah pola pembagian
kerja dan lain-lain. Tuntutan sektor konsumen turut pula mengalami perobahan
atau penyusuaian atas perubahan-perubahan tersebut, sehingga “jarak” antara
sektor produsen kegiatan sektor konsumenpun menjadi semakin “jauh”, sehingga
semakin besar dan penting pula peranan tata niaga. Timbullah badan-badan usaha
(Perseroan Terbatas, Firma, CV, Koperasi, Assosiasi, dll) yang menspesialisasi
diri dari berbagai profesinya dan didalam masyarakat terjadilah semacam
pembagian peranan pihak swasta, perorangan, badan dan pemerintah.
6.
Tata niaga sebagai suatu kegiatan usaha niaga (business).
Munculnya bentuk-bentuk spesialisasi menuntut penataan, pengorganisasian,
pembiayaan, pengolahan, perencanaan, dll yang satu persatu menjadi komponen
yang khusus. Badan-badan yang bergerak dalam bidang niaga diarahkan dan dikontrol
para manajer untuk mengendalikan perusahaannya. Sebagian dari unit perusahaan
itu memerlukan kegiatan tata niaga bersama-sama dengan kegiatan produksi.
Misalnya PND/PTP ada biro atau bagian pemasaran bersama.
7.
Tata niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan.
8.
Sebagai salah satu bagian dari unit perusahaan tata niaga
sifatnya operasional. Dalam pelaksanaan operasional ini, kegiatan tata niaga
diorganisasikan dalam berbagai unit yang lebih kecil yang mengkhususkan diri,
seperti bagian iklan, langganan, penjualan, pergudangan, penelitian pasar,
pengembangan, dll.
Lembaga
tataniga adalah
badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan
nama barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen.
Berikut
termasuk lembaga tataniaga:
Golongan
produsen
Tugas:
· menghasilkan
barang-barang
· aktif
melaksanakan beberapa fungsi tataniaga tertentu untuk meyalurkan hasil
produksinya kepada konsumen.
Contoh:
nelayan, petani ikan, dan pengolah hasil perikanan.
Pedagang
perantara (middlemen / intermediary)
Tugas:
· membeli
dan mengumpulkan barang-barang yang berasal dari produsen
· menyalurkan
barang-barang tersebut kepada konsumen
Contoh:
Lembaga
pemberi jasa (faciliating agencies)
Tugas:
· memberi
jasa atau fasilitas untuk memperlancar fungsi tataniaga yang dilakukan produusen
atau pedagang perantara.
Contoh:
bank, usaha pengangkutan, biro iklan, dsb.
1. SALURAN TATANIAGA
Kelompok
hasil perikanan berdasarkan penggunaanya:
a. Bahan
Mentah
»
produk yang akan dibeli oleh pabrik atau uasaha pengolahan untuk diolah menjadi
barang jadi.
Misal:
kan kaleng, tepung ikan, ikan asing, dsb.
b. Barang Konsumsi
»
produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk keperluan konsumsi.
Misal:
household comsumer, restaurant, hospital, dll.
Faktor
yang mempengaruhi panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu
hasil perikanan, yaitu:
Jarak antara
produsen dan kosumen
» makin
jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya makin panjang saluran
tataniaga yang ditempuhn oleh produk.
Cepat tidaknya produk rusak
»
Produk yang cpat atau mudah rusak harus segera diterima konsumen dan dengan
demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat.
Skala Produksi
» Bila
produksi berlangasung dalam ukuaran kecil-kecil maka jumlah produksi yang
dihasilkan berukuran kecil pula, hal mana yang tidak akan menguntungkan bila
produsen langsung menjualnya ke pasar. Dalam keadaan demikian kehadiran
pedagang perantara diharapkan, dan dengan demikian saluran yang akan dilalui
produk cendrung panjang.
Posisi keuangan pengusaha
»
Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek saluran
tataniaga. Pedagang yang posisi keuangan (modalnya) kuat akan dapat melakukan
fungsi tataniaga lebih banyak dibandingakan dengan pedagang yang posisi
modalnya lemah. Dengan kata lain, pedagang yang memiliki modal kuat cenderung
memperpendek saluran tataniaga.
2. PRODUSEN SEBAGAI PENJUAL
Bagi
usaha perikanan komersial keuntungan (profit) merupakan sasaran yang hendak
dicapai nelayan atau petani ikan.
Tugas
utama nelayan dan petani ikan:
→ menghasilkan barang (ikan) bermutu tinggi untuk dipasarkan.
Informasi
pasar yang perlu dipelajari petani ikan:
1. Tipe pasar yang
macam-macam produk yang dihasilkan, yaitu:
1) Pasar persaingan
murni (pure competition)
2) Pasar monopoli (pure
monopoly)
3) Pasar persaingan
monopoliistis
2. Variasi harga
musiman.
Ø Berpengaruh pada keuntungan yang akan
diterima nelayan dan petani ikan.
Ø Cenderung mengikuti pola yang sama dari
tajun ke tahun.
Ø Harga trendah terjadi dalam masa panen.
Ø Jika nelayan atau petani ikan memiliki
fasiitas penyimpanandan sanggup menunggu (modal kuat), maka akan mempunyai
kesempatan untuk menjual hasil usahanya pada waktu harga cukup tinggi.
3. Trend harga dari
hasil usaha perikanan.
Ø Berpengaruh pada keuntungan yang akan
diterima nelayan.
Ø Dapat turun / naik karena perubahan
permintaan.
Ø Trend harga di suatu pihak dan perubahan
biaya produksi di pihak lainnya mengharuskan nelayan untuk menyesuaikan rencana
produksinya sebaik-baiknya agar diperoleh untung yang baik.
Keuntungan
dan kerugian penjualan di tiap jenis pasar ( pasar lokal, pasar pusat dan pasar
eceran):
x Keuntungan: Bila barang
yang akan dijual tersedia cukup besar jumlahnya dan keadaan pasaran mantap,
maka nelayan dan petani ikan akan lebih menguntungkan kalau menjual ke pasar
pusat karena harga lebih baik.
x Kerugian: Bila fluktuasi
harga sangat besar atau jumlah barang yang tersedia kecil, maka nelayan atau
petani ikan akan menerima untung (laba) lebih baik kalau menjual kepada
pedagang pengumpul lokal atau pengolah di daerah produksi.
3. PEDAGANG PERANTARA
Berdasarkan
pemilikan atas barang dagang, kelompok pedagang perantara yaitu:
3.1 Pedagang yang memiliki barang
dagangan
»
pedagang perantara yang memiliki dan menjual barang dengan maksud memperoleh
laba dan keharusan memikul risiko.
a. Pedagang pengumpul
(tengkulak, bakul / palele)
»
pedagang yang aktif membeli dan mengumpulkan barang dari produsen (nelayan /
petani ikan) di daerah produksi dan menjualnya kepada pedagang perantara
berikutnya dan jarang menjual kepada konsumen akhir.
Cara jual beli pedagang perantara:
1. Mendatangi nelayan
(unit usaha perikanan) satu per satu.
2. Membuka tempat
pembelian di tempat-tempat pengangkutan lokal (traveling buyer)
b. Grosir (wholesaler)
c. Eksportir »pedagang
yang membeli barang bernilai ekspor untuk konsumen akhir di pasar enceran.
d. Importir » pedagang yang memasukkan
barang dari luar negeri ke dalam negerinya.
e. Pedagang eceran (retailer)
»
penjual yang menjual barang kepada konsumen terakhir dipasar eceran atau
mendatangi rumah konsumen terakhir.
Retailer
membeli barang kepada: grosir, nelayan, dan pedagang pengumpul.
3.2 Pedagang yang tidak memiliki barang
dagangan (pdagang
fungsional / agen)
Principals → Pedagang yang mempergunakan agen untuk membeli barang untuk
sendiri
atau menjual barangnya
kepada orang lain.
Komisioner, makelar,
dan juru lelang → Pedagang yang tidak memiliki barang.
Ø Merupakan
lembaga pemberi jasa.
Ø Sebagai
balas jasa atas pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu.
Ø Nama
penerima upah: ° komisioner:
komisi / factorage
° makelar: brokerage
° lembaga pelelangan: komisi
Perbedaan Komisioer,
makelar, juru lelang:
NO.
|
KOMISIONER
|
MAKELAR
|
JURU
LELANG
|
1.
|
Melakukan penjualan secara pribadi (private sale)
|
Melakukan penjualan secara pribadi (private sale)
|
Melakukan penjualan secara umun
|
2.
|
Barang-barang yang dijual belikan tidak selalu
tersedia di tempat penjualan.
|
Barang-barang yang dijual belikan tidak selalu
tersedia di tempat penjualan.
|
Barang-barang yang dijual belikan tidak selalu
tersedia di tempat penjualan.
|
3.
|
Dapat membeli dan menjual barang-barang yang
dititipkan kepadanya oleh principalsnya atas nama sendiri menurut harga yang
berlaku
|
Tidak boleh membeli dan menjual barang-barang yang
dititpkan, tetapi harus menjual atau membeli dengan harga yang
telah ditetapkan oleh principalsnya,
|
----
|
4. LEMBAGA PENGUMPUL HASIL PERIKANAN
·
Pengusaha warung.
·
Pembeli yang akan
membeli ikan dengan mendatangi usaha perikanan.
·
Perkumpulan koperasi
lokal.
·
Pengolahan lokal
5. PEDAGANG BESAR (GROSIR / WHOLESALER)
·
Memperdagangkan
barang dalam jumlah lebih besar
·
Aktif di pasar-pasar
pusat dan lokal
·
Memperoleh barang
dari tengkulak
·
Sering datang ke
pasar pelelangan
Tugas utama
wholesaler:
ü Melayani
permintaan pedagang eceran
ü Menjual
barang kepada hotel, restaurant, pabrik pengolahan.
x Wholesaler yang
aktif di pasar pusat
Mengirim agennya ke
daerah produksi (pasar lokal) untuk membeli barang untuknya dan barang-barang
yang sudah diterima olehnya dibagi-bagikan dalam jumlah lebih kecil untuk
dikirim kepada pedagang eceran.
x Wholesaler yang
aktif di pasar lokal
Membeli dan
mengumpulkan barang dalam jumlah besar untuk dikirim kepada pelanggan (pedagang
eceran, lembaga lainnya) di daerah konsumen tanpa atau langsung melalui
agennya.
Fungsi Pedagang
besar (wholesaler):
1. Menyediakan produk
yang dibutuhkan pedagang eceran secara kontinu.
2. Mendistribusikan
hasiil produksi dalam julah dan jenis-jenis yang disesuaikan dengan keinginan
pedagang eceran.
3. Mengangkut dan
menyerahkan hasil produksi kepada pedagang eceran.
4. Seringkali
memberikan kredit dan nasehat kepada pedagang eceran.
6. PEDAGANG ECERAN
» perantara yang menjual barang-barang dalam jumlah kecil secara langsung
kepada para
konsumen akhir (household-consumer).
Golongan pedagang
eceran:
1. Golongan yang tidak
memiliki toko (nonstore retailer).
Mereka ini misalnya pedagang keliling (paddler) yang menjualnya barangnya
secara door to
door / dari rumah ke rumah, dan pedagang yang menjual barang di sepanjang jalan
atau
pedagang kaki lima.
2. Golongan yang tidak
mmiliki toko (store retailer).
Tempat konsumen akhir membeli barang yang dibutuhkan.
Fungsi pedagang
eceran:
1. Pembelian
barang-barang yang mencakup mencari sumber penawaran,
a. Menghimpun barang
yang akan disalurkan kepada konsumen menurut waktu yang tepat.
b. Menganalisis secara
terus menerus barang apa yang akan dibeli oleh konsumen.
c. Menetapkan waktu
pembelian dan harga pembelian barang.
2. Penjualan yang
mencakup pemasangan reklame,
a. Mengadakan atau ikut
pameran barang-barang secara efektif.
b. Pemberian pelayanan
yang baik.
c. Penyediaan barang
yang tepat dengan harga yang attraktip
3. Menyimpan
barang-barang persediaan (stock gudang) untuk kebutuhan para langganan,
4. Medistribusikan
barang-barang kepada pembeli dalam jumlah kecil,
5. Memilih
barang-barang atau grading,
6. Pengeriman barang
pesanan yang terjual ke pembeli jarang dilakukannya,
7. Memberi kredit
kepada para langganan,
8. Menangani risiko
sebagai konsekuensi pemilikan barang.
7. LEMBAGA-LEMBAGA PEMBLIAN JASA
1. Pedagang perantara
(middlemen atau intermediary)
Pedagang yang mempunyai persediaan barang yang diperjual belikan.
2. Agent middlemen
(golongan pemberi jasa)
Agen yang melaksanakan fungsi tataniaga tertentu dengan menerima komisi sebagai
balas jasa.
Contoh:
1. Broker (makelar
calo)
2. Agen penjualan
(selling agents)
3. Komisioner
4. Juru lelang
Lembaga pemberi jasa adalah badan yang memberi jasa atau fasilitas untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan tataniaga.
Contoh:
1. Lembaga reklame
(advertising agencies) : penjualan
2. Market concellor :
penjualan
3. Inspector : grading,
standardisasi, mengkir
4. Grader : grading
5. Lembaga penelitian :
pasar penjualan
6. Perusahaan
pengangkutan : pengangkutan
7. Pengusaha public
warehouse, veem : penyimpanan
8. Bank : pembiayaan
9. Perusahaan asuransi
: menanggung risiko karena kecelakaan bencana alam
10. Perusahaan pendinginan (cold storage plant)
: perawatan mutu (handling)
8. INTEGRASI LEMBAGA
Penggabungan atau kombinasi dari kegiatan tataniaga ke dalam atau ke bawah
suatu manajemen.
Bentuk dasar integrasi:
1. Integrasi vertikal
Penggabungan proses dan fungsi – fungsi dari dua atau lebih dari dua stage of
disribution masuk dalam satu sistem manajemen.
2. Integrasi horizontal
Penggabungan dua atau lebih dari dua lembaga yang melaksanakan kegiatan atau
fungsi yang sama pada stage of distribution yang sama pula dalam 1 sistem
manajemen .
Perbedaan Integrasi
Vertikal dengan Integrasi Horizontal:
Integrasi
Vertikal
|
Integrasi
Horizontal
|
- Menurunkan
pengeluaran (expenses)
- Barang-barang yang dijual
dengan harga yang lebih rendah
- Menguntungkan konsumen |
- Mnghindari adanya persaingan dari perusahaan
sejenis
- Mengontrol atau
menaikkan harga barang
- Merugikan konsumen
|
Keuntungan lembaga
Integrasi:
a. Biaya-biaya
pembelian dan penjualan antara berbagai bagian organik yang tadinya berdiri
sendiri, dapat dihilangkan.
b. Risiko dapat
dikurangi karena pasarnya mendekati pasti, sehingga perencanaan kegiatan dapat
dilaksanakan secara lebih teratur dan kontinu.
DAFTAR PUSTAKA
http://sibatakrantau.blogspot.com/2013/03/tuigas-tata-niaga-pertanian.html
http://nadya-isti.blogspot.com/2013/01/lembaga-dan-saluran-tataniaga.html
2 komentar:
KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor yang AKI
beri 4 angka [1827] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus .
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu KI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA,,di no (((085-321-606-847)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang NOMOR 750 JUTA , wassalam.
Informasi bagus di sini, saya ingin berbagi dengan Anda semua pengalaman saya mencoba mendapatkan pinjaman untuk memperluas Bisnis Pakaian saya di Malaysia. Sangat sulit pada bisnis saya turun karena penyakit kecil saya waktu singkat maka ketika saya sembuh saya membutuhkan dana untuk mengaturnya lagi bagi saya untuk memulai jadi saya bertemu Mr Benjamin seorang petugas konsultan pinjaman di Le_Meridian Funding Service. Dia bertanya saya tentang proyek bisnis saya dan saya katakan kepadanya saya sudah memiliki One dan saya hanya perlu pinjaman 200.000,00 USD dia memberi saya formulir untuk diisi dan saya juga dia bertanya kepada saya tentang ID Valid saya dalam beberapa hari. Mereka melakukan transfer dan pinjaman saya diberikan . Saya benar-benar ingin menghargai upaya di sana juga mencoba untuk memberikan ini kepada siapa pun yang mencari pinjaman bisnis atau masalah keuangan lainnya untuk Menghubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di Email: lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. Ia juga tersedia di WhatsApp Contact: +1 -9893943740.
Posting Komentar