BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar
Belakang
Kata Pemimpin tentu tidak asing lagi buat
telinga kita yang mana setiap orangpun adalah pemimpin contoh kecilnya ia
memimpin dirinya sendiri, dalam hal yang besar misalnya sebuah instansi
pemerintah tentu dibutuhkannya sebuah pemimpin yang mana pemimpin tersebut
adalah orang yang akan mengkordinasi setiap orang yang berada dibawanya dan
juga pemimpin tersebut mempunyai karakter atau sifat kepemimpinan. 
Kepemimpinan karismatik adalah kepemimpinan
yang mana seorang pemimpin mempunyai karisma ataupun kekuatan yang luar biasa
dimana pemimpin ini mampu melakukan segala sesuatu yang diinginkan untuk
memutuskan sesuatu keputusan, kepemimpinan karismatik juga di berikan
pengertian tersendiri oleh para ahli menurut Karisma berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “anugrah”. Kekuatan yang tidak bisa dijelaskan secara logika
disebut kekuatan karismatik. Karisma dianggap sebagai kombinasi dari pesona dan
daya tarik pribadi yang berkontribusi terhadap kemampuan luar biasa untuk
membuat orang lain mendukung visi dan juga mempromosikannya dengan bersemangat.
House
(1977) mengusulkan sebuah teori untuk menjelaskan kepemimpinan karismatik dalam
hal sekumpulan usulan yang dapat diuji melibatkan proses yang dapat diamati.
Teori itu mengenai bagaimana para pemimpin karismatik berperilaku, ciri, dan
keterampilan mereka, dan kondisi dimana mereka paling mungkin muncul. Sebuah
keterbatasan teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Shamir, dkk
(1993) telah merevisi dan memperluas teori itu dengan menggabungkan
perkembangan abru dalam pemikiran tenyang motivasi manusia dan gambaran yang
lebih rinci tentang pengaruh pemimpin terhadap pengikut (dalam Yukl, 2005:294)1
Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang
mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada
visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya (Ivancevich, dkk,
2007:209) 2.
Pengambilan keputusan adalah sebuah cara
untuk memilih atau mencari sebuah alternatif yang terbaik untuk menentukan
sesuatu hal yang akan menjadi acuan dari keputusan tersebut. Pengambilan
keputusan di berikan pengertian tersendiri oleh beberapa para ahli, di
antaranya adalah (George R. Terry)3 Pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang
ada. Menurut (S.P.
Siagian)4 Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut  perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat. (Stoner dan winkel)5
Pengambilan
keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai
cara pemecahan masalah Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan di
atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa : Pengambilan keputusan merupakan
suatu proses  pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Dari latar belakang diatas
dapat di tarik menjadi judul “ PERAN KEPEMIMPINAN KARISMATIK DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN “ yang akan dijadikan sebuah proposal penelitian.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul“ Peran Kepemimpinan Karismatik Dalam Pengambilan Keputusan (Studi
Kasus di Desa Wulla)”. 
1.2. Rumusan Masalah
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan
yang harus dipecahkan agar tercapainya tujuan dengan hasil yang maksimal. Dalam
penelitian ini, masalah yang akan dipecahkan adalah:
1       
Bagaimanakah Peran kepemimpin Karismatik di Desa Wulla?
2       
Bagaimanakah pengambilan keputusan dalam Desa wulla?
3       
Apasajakan faktor pendukung dan penghambat kepemimpin Karismatik dalam
pengambilan keputusan di Desa wulla?
4       
Seperti apakah dampak  kepemimpin
Karismatik dalam pengambilan keputusan di Desa Wulla?
1.3.      Tujuan Penelitian 
Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses
mencapai kesuksesan, dan tujuan dari penulisan proposal ini adalah:
1.                 
Untuk mengetahui peran kepemimpin karismatik di Desa Wulla.
2.                 
Untuk mengetahui kepemimpinan dalam pengambilan keputusan di Desa Wulla.
3.                 
Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat  Pemimpin Kharismatik dalam pengambilan
keputusan di Desa Wulla.
4.                 
Untuk mengetahui dampak dari Pemimpin Karismatik dalam pengambilan
keputusan di Desa Wulla.
1.4.      Urgensi (Keutamaan)
Penelitian
Urgensi program kreativitas mahasiswa bidang
penelitan ini adalah.
Pengaruh Pemimpin karimatik dalam pengambilan
keputusan Dengan harapan pemimpin memberikan keteladanan kepada bawahannya dan
juga efektif dan efesien dalam pengambilan keputusan.
1.5.    Target 
Target utama dari program kreativitas
mahasiswa bidang penelitian ini adalah menekan pada pemimpin karismatik dalam
pengambilan keputusan secara efektif dan efesien.
1.6.     Luaran 
Luaran yang diharapkan dari program PKM-P ini
adalah  di butuhkan pemimpin yang
berintegritas dengan karisma yang dimilikinya sehingga mampu mengambil sebuah keputusan
yang memberikan manfaat bagi orang banyak dengan tidak memikirkan kepntingannya
sendiri.
1.7.      Manfaat 
Dengan dilakukannya penelitiaan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1.     
Bagi peneliti, diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengetahuan
terkait kepemimpinan karismatik dan pengambilan keputusan 
2.     
Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan referensi maupun sebagai
pembading bagi penelitian yang akan atau sudah dilakukan serta menambah
pengetahuan baru.
3.     
Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran
mengenai kepemimpinan karismatik pada kantor Desa Wulla dan menjadi
pertimbangan atau masukan dalam mengambil keputusan.
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan
Karismatik
2.1.1 Pengertian
Kepemimpinan 
Istilah kepemimpin sudah sering kalii kita dengar dan
bahkan kita katakan serta terlibat di dalamnya. Hal inilah yang mendasari kita
ingin lebih mengetahui tentang kepemimpinan sehingga tidak terjadi persepsi
yang salah tentang kepemimpinan. 
Menurut Miftah Toha dalam Masmuh (2013: 246)6 mengatakan kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun
kelompok. Sedangkan menurut Fiedlier dalam Masmuh (2013:247) mengatakan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan memberikan pengarahan dan kordinasi kepada
bawahan (anggota organisasi) dalam mencapai tujuan organisasi serta kesediaan
untuk menjadi penanggung jawab dari kegiatan kelompok yang dipimpinnya.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan kegiatan atau seni untuk mempengaruhi perilaku individu atau kelompok
dengan kemampuan memberikan pengarahan atau kordinasi kepada bawahan untuk
mencapai tujuan organisasi  serta
bertanggung jawab terhadapnya.
2.1.2. Pengertian Kepemimpinan Karismatik
Kepemimpinan 
kharismatik  adalah  membuat 
para  pengikut  terpicu kemampuan  kepemimpinan 
yang  heroik  atau 
yang  luar  biasa 
ketika  mereka mengamati perilaku  – 
perilaku  tertentu pemimpin
mereka  (Robbins, 2007)7. 
Meski terdapat  sejumlah  studi 
yang  berupa  amengidentifikasi  karakteristik 
personal pemimpin 
kharismatik,  catatan  dokumentasi 
terbaik  telah  mengisolasikan  lima karakteristik tersebut sebagai berikut .
(Robbins, 2007) 
1) 
Visi  and  artikulasi, 
pemimpin  karismatik  dan 
visioner  memiliki  visi, 
yaitu 
tujuan ideal, dan mampu menjelaskan visi
tersebut kepada rakyat.
2) 
Risiko Personal,  dimana pemimpin
karismatik berani mengambil resiko pribadi 
untuk mencapai visi.
3) 
Peka  terhadap  Lingkungan, 
pemimpin  karismatik  mampu 
melakukan perhitungan 
realitis  mengenai  hambatan 
dari  lingkungan  dan 
kebutuhan untuk mengupayakan terjadinya perubahan.
4) 
Peka terhadap kebutuhan pengikut, 
pemimpin karismatik mencoba memandang dari perspektif orang lain (tidak
hanya perspektif diri sendiri), serta berempati terhadap kebutuhan dan perasaan
orang lain.
5) 
Perilaku  tidak  konvensional, 
pemimpin  karismatik  menunjukkan 
perilaku (konstruktif) diluar kebiasaan dan seringkali menentang
norma.Tinjauan terhadap berbagai definisi menemukan bahwa visi dalam beberapa
hal  berbeda  dari 
bentuk  –  bentuk 
lain  penetapan  arah  : Visi 
memiliki  gambaran yang  jelas 
dan  mendorong,  yang 
menawarkan  cara  yang 
inovatif  untuk memperbaiki,  yang 
mengakkui  dan  berdasarkan 
tradisi  serta  terkait 
dengan tindakan  –  tindakan 
yang  dapat  diambil 
orang  untuk  merealisasikan  perubahan. 
Visi 
menyalurkan  emosi  dan 
energi  orang.  Bila 
diartikulasikan  secara  tepat, 
visi menciptakan  kegairahan  sebagaimanayang  dimilikiorang 
terhadap  peristiwa-peristiwa  olah 
raga  dan  kegaitan 
–  kegiatan  pengisi 
waktu  luang  lainnya, 
yang membawa energi dan komitmen ke tempat kerja (Robbins, 2007).
Lebih lanjut lagi di perjelas oleh pendapat parah ahli yakni menurut Conger &
Kanungo (1987) dalam Yukl ,(2001:291)8 menyatakan  
teori kepemimpinan karismatik berdasarkan pada asumsi bahwa karisma
merupakan sebuah fenomena yang berhubungan (atribusional). Inti dari
kepemimpinan karismatik tersebut adalah Pemimpin karismatik mempunyai peran
yang penting sehingga  pengikut tidak
meragukannya dalam pengambilan keputusan, Pemimpin juga dipandang tidak  hanya sekedar bos, tetapi sebagai model peran
dan panutan hidup bagi pengikutnya ataupun masyarakat luas atau publik.
Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan karismatik adalah Kemampuan mempengaruhi pengikut   bukan berdasarkan pada tradisi  atau otoritas formal tetapi   lebih 
pada  persepsi  pengikut bahwa pemimpin diberkati dengan  bakat supernatural  dan kekuatan yang luar  biasa.  
2.1.3.
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses
untuk memilih suatu alternatif terbaik yang di jadikan sebagai acuan dalam sebuah
kebijakan publik dan altenatif tersebut juga mengandung sebuah resiko yang akan
dihadapi oleh pemipin karismatik.
Simon 
(1957) mengemukakan  proses  pengambilan 
keputusan  pada  dasarnya terdiri  atas 
tiga  langkah  (Reksohadiprodjo  & 
Handoko,  2001:144-145;  Hasan, 2002:24) 9, 
yaitu  :  (1) 
Kegiatan  Intelejen,  menyangkut 
pencarian  berbagai  kondisi lingkungan  yang 
diperlukan  bagi  keputusan; 
(2)  Kegiatan  desain, 
merupakan pembuatan, 
pengembangan  dan  penganalisaan 
berbagai  rangkaian  kegiatan 
yang mungkin  dilakukan;   (3) 
Kegiatan  pemilihan,  yakni 
memilih  serangkain  kegiatan tertentu dari alternatif -alternatif
yang tersedia. Proses  pengambilan  keputusan 
secara  rasional  dan 
ilmiah  pada  dasarnya meliputi  tahapan 
sebagai  berikut  (Handoko, 
2001:134-138)10 
:  (1)  pemahaman 
dan perumusan  masalah,  (2) 
pengumpulan  dan  analisa 
data  yang  relevan, 
(3) pengembangan 
alternatif-alternatif,  (4)  evaluasi 
alternatif -alternatif,  (5)  pemilihan alternatif terbaik, (6)
implementasi keputusan, (7) evaluasi hasil -hasil keputusan.
2.1.4 Faktor
pendukung kepemimpinan karismatik dalam pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
1.      Percaya diri yang luar  biasa,
2.     
Mempunyai visi, dan mampu mengungkapkan 
visi secara gamblang,
3.     
 Perilaku yang diluar
aturan/tidak  konvensional,  
4.     
Mempunyai keterampilan komunikasi 
yang hebat,
5.      Bersedia membuat pengorbanan  diri, mengambil resiko  pribadi.
2.1.5. 
Faktor penghambat kepemimpinan karismatik dalam pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1.      Adanya krisis,
2.     
Membutuhkan perubahan,
3.     
Peluang menyampaikan tujuan 
idelogis,
4.     
Ketersediaan simbol-simbol dramatis,
5.      Kesempatan menjelaskan peran pengikut dalam
menangani krisis.
2.1.6. Dampak kepemimpinan karismatik dalam
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
            Dampak
dari kepemimpinan karismatik ini mempunyai dua dampak yakni dampak positif dan
d ampak negative.
a)     
Berikut ini adalah dampak positif:
1.     
Para pemimpin ini
menekankan internalisasi dari nilai-nilai bukannya identifikasi pribadi.
2.     
Mereka tidak berusaha untuk menanamkan
kesetiaan kepada diri mereka sendiri, tetapi lebih pada ideologi.
3.     
Otoritas didelegasikan
hingga batas yang cukup besar, informasi dibagikan secara terbuka, didorongnya
partisipasi dalam keputusan, dan
4.     
Penghargaan digunakan untuk
menguatkan perilaku yang konsisten dengan misi dan sasaran dari organisasi.
5.     
Hasilnya adalah
kepemimpinan mereka akan makin menguntungkan bagi pengikut.
b)      Berikut ini adalah dampak negative:
1.      Mereka
menekankan identifikasi pribadi daripada internalisasi.
2.       Mereka
lebih menanamkan kesetiaan kepada diri mereka sendiri daripada idealisme.
3.     
Mereka dapat menggunakan
daya tarik ideologis, tetapi hanya sebagai cara untuk memperoleh kekuasaan,
kemudiandiabaikan atau diubah secara sembarangan sesuai dengan sasaran pribadi
pemimpin itu.
4.      Mereka
berusaha untuk mendominasi dan menaklukkan pengikut dengan membuat mereka tetap
lemah dan bergantung pada pemimpin.
5.      Otoritas
untuk membuat keputusan penting dipusatkan pada pemimpin, penghargaan dan
hukuman digunakan untuk memelihara sebuah citra pemimpin yang tidak dapat
berbuat kesalahan atau untuk membesar-besarkan ancaman eksternal kepada
organisasi.
6.      Keputuasan
dari para pemimpin ini mencerminkan
perhatian yang lebih besar akan pemujaan diri dan memelihara kekuasaan daripada
bagi kesejahteraan pengikut.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan jenis
penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:9)11 mengemukakan bahwa metode penelitian
kualitatif adalh metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyektif yang alamian,
dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pegumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
3.2. Fokus Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif
disebut dengan fokus penelitian, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat
umum (Sugiyono, 2013:207). Berkaca dari judul penelitian diatas, maka dapat
ditemukan beberapa hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini, antar lain :
1.     
Kepemimpinan karismatik,
2.     
Pengambilan keputusan,
3.     
Faktor-faktor pendukung dan penghambat kepemimpinan karismatik dalam
pengambilan keputusan di Desa wulla.
4.     
Dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengaruh kepemimpinan dalam
pengambilan keputusan di Desa wulla.
3.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah letak dimana penelitian
dilakukan guna memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan terkait masalah
yang diteliti (Imansyah, 2008:56).Lokasi penelitian juga biasa disebut dengan
situs penelitian.Dalam hal ini, penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Desa
wulla.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data yang ada (Sugyono, 2013:241) dibawah ini,
antara lain :
1)     
Observasi (Pengamatan). 
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan
data dimana peneliti turun langsung ke lapangan untuk mengamati perilaku atau
aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.
2)     
Interview (Wawancara).
Wawancara adalah teknik pengumpulan data
dengan cara tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
3)     
Dokumentasi.
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara mempelajari setiap dokumen-dokumen yang dapat berupa tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
3.5. Instrumen
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono,
2013:222).
3.6. Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data yang
diperoleh merupakan data yang berasal dari berbagai sumber yang didapat dengan
menggunakan teknik triangulasi dan dilakukan terus menerus sampai datanya
jemuh.Sehingga aktitas yang dilakukan dalam analisis data adalah reduksi data,
penyajian data dan Penarikan Kesimpulan/verifikasi.
1)     
Reduksi Data (Data Reduction).
Reduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polannya. Dengan demikian, maka data yang sudah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya dan mencarinya juka diperlukan (Sugiyono, 2013:247).
2)         Penyajian
Data (Data Display).
Tahapan selanjutnya yang dilakukan setelah
reduksi data adalah penyajian data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
dapat disajikan berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013:249)
mengatakan bahwa yag paling sering digunakan untuk penyajian data kualitatif
adalah teks yang bersifat naratif. Selanjutnya juga disarankan dalam penyajian
data selain teks yang naratif dapat digunakan juga grafik, matrik, network
(jaringan kerja), dan chart.
3)         Penarikan
Kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/Verification).
Penarikan Kesimpulan dan verifikasi merupakan
langkah yang terakhir dilakuka dalam menganalisis data.Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif mungkin juga menjawab dari rumusan masalah yang telah
dirumuskan tetapi mungkin juga tidak.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
juga merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih temang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.(Sugiyono (2013:252-253).
BAB 4.
BIAYA DAN JATWAL KEGIATAN
4.1        Penyesuaian Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan program ini disajikan dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 2 Anggaran
biaya penelitian 
| 
No | 
Jenis Pengeluaran | 
Biaya (Rp) | 
| 
1 | 
Peralatan
  penunjang |  | 
| 
a |  |  | 
| 
b |  |  | 
| 
c |  |  | 
| 
d | 
Sewa LCD dan Proyektor | 
100.000 | 
| 
2 | 
Bahan habis
  pakai |  | 
| 
a |  |  | 
| 
b |  |  | 
| 
c | 
Tinta print canon | 
400.000 | 
| 
d | 
Kertas A4 80 gr | 
100.000 | 
| 
e |  |  | 
| 
3 | 
Perjalanan |  | 
| 
a | 
Transportasi (menyewa mobil) untuk beli
  bahan dan alat, survey, dan seminar | 
2.000.000 | 
| 
b | 
Komsumsi (sehari 3 kali) | 
1.000.000 | 
| 
4 | 
Lain-lain |  | 
| 
a | 
Administrasi | 
500.000 | 
| 
b | 
Publikasi | 
500.000 | 
| 
c | 
Seminar hasil | 
500.000 | 
| 
d | 
Menyusun dan menjilid dokumen laporan | 
300.000 | 
| 
Jumlah |  | |
| 
 | 
4.2               
Jadwal Kegiata
 Jadwal kegiatan penelitian ini akan
dilaksanakan dari  bulan ,,,,2015
sampai  bulan …..2016.
Tabel 3. Jadwal
pelaksanaan kegiatan
| 
No | 
Kegiatan | 
Bulan ke-1 | 
Bulan ke-2 | 
Bulan ke-3 | 
Bulan ke-4 | 
Bulan ke-5 | |||||||||||||||
| 
1 |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  | 
| 
2 |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  | 
| 
  3 |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  | 
| 
  4 |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  |  | 
DAFTAR PUSTASKA
Yukl,  G1. 
1998,  Kepemimpinan  dalam 
Organisasi,  judul  asli: 
Leadership  in Organizations  3e 
&  5e,  State 
University  of  New 
York  at  Albany, 
(alih bahasa  oleh  Jusuf 
Udaya)  Universitas  Katolik 
Indonesia  Atma  Jaya, Jakarta: Prehallindo.
Ivancevich, John M2, 2007, Human Resource Management, New
York: Mc Graw-Hill, Tenth Edition.
George. R. Terry3.
2009. Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara : Jakarta
Siagian, S.P4.,
1993, teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV Haji Masagung.
Stoner J.A.F,
& Winkel C5., 2003,
Perencanaan dan Pengambilan Keputusan dalam Manajemen, (alih bahasa: Simamora
Sahat), Jakarta: PT Rineka Cipta. 
Musmuh, Abdullah6, 2013, Komunikasi Organisasi Dalam
Perspektif Teori Dan Praktek, UMM Press (UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang), Malang.
Robbins, 
Stephen  P7, 
2007,  Perilaku  Organisasi,  
Edisi  10,  Cetakan  
II,  Perason Education
International, PT., Indeks, Jakarta
Reksohadiprodjo8, 
S.,  dan Handoko,  H., 
Organisasi Perusahan, Teori, Struktur dan Perilaku, edisi 2, Fakultas
Ekonomi UGM Yogyakarta: BPFE
Handoko,  H9, 2001, 
Manajemen edisi 2, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Madah, Yogyakarta:
BPFE.
Sugiyono10, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D, Alfabeta, Bandung 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar