BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Kata Pemimpin tentu tidak asing lagi buat
telinga kita yang mana setiap orangpun adalah pemimpin contoh kecilnya ia
memimpin dirinya sendiri, dalam hal yang besar misalnya sebuah instansi
pemerintah tentu dibutuhkannya sebuah pemimpin yang mana pemimpin tersebut
adalah orang yang akan mengkordinasi setiap orang yang berada dibawanya dan
juga pemimpin tersebut mempunyai karakter atau sifat kepemimpinan.
Kepemimpinan karismatik adalah kepemimpinan
yang mana seorang pemimpin mempunyai karisma ataupun kekuatan yang luar biasa
dimana pemimpin ini mampu melakukan segala sesuatu yang diinginkan untuk
memutuskan sesuatu keputusan, kepemimpinan karismatik juga di berikan
pengertian tersendiri oleh para ahli menurut Karisma berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “anugrah”. Kekuatan yang tidak bisa dijelaskan secara logika
disebut kekuatan karismatik. Karisma dianggap sebagai kombinasi dari pesona dan
daya tarik pribadi yang berkontribusi terhadap kemampuan luar biasa untuk
membuat orang lain mendukung visi dan juga mempromosikannya dengan bersemangat.
House
(1977) mengusulkan sebuah teori untuk menjelaskan kepemimpinan karismatik dalam
hal sekumpulan usulan yang dapat diuji melibatkan proses yang dapat diamati.
Teori itu mengenai bagaimana para pemimpin karismatik berperilaku, ciri, dan
keterampilan mereka, dan kondisi dimana mereka paling mungkin muncul. Sebuah
keterbatasan teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Shamir, dkk
(1993) telah merevisi dan memperluas teori itu dengan menggabungkan
perkembangan abru dalam pemikiran tenyang motivasi manusia dan gambaran yang
lebih rinci tentang pengaruh pemimpin terhadap pengikut (dalam Yukl, 2005:294)1
Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang
mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada
visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya (Ivancevich, dkk,
2007:209) 2.
Pengambilan keputusan adalah sebuah cara
untuk memilih atau mencari sebuah alternatif yang terbaik untuk menentukan
sesuatu hal yang akan menjadi acuan dari keputusan tersebut. Pengambilan
keputusan di berikan pengertian tersendiri oleh beberapa para ahli, di
antaranya adalah (George R. Terry)3 Pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang
ada. Menurut (S.P.
Siagian)4 Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat. (Stoner dan winkel)5
Pengambilan
keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai
cara pemecahan masalah Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan di
atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa : Pengambilan keputusan merupakan
suatu proses pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Dari latar belakang diatas
dapat di tarik menjadi judul “ PERAN KEPEMIMPINAN KARISMATIK DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN “ yang akan dijadikan sebuah proposal penelitian.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul“ Peran Kepemimpinan Karismatik Dalam Pengambilan Keputusan (Studi
Kasus di Desa Wulla)”.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan
yang harus dipecahkan agar tercapainya tujuan dengan hasil yang maksimal. Dalam
penelitian ini, masalah yang akan dipecahkan adalah:
1
Bagaimanakah Peran kepemimpin Karismatik di Desa Wulla?
2
Bagaimanakah pengambilan keputusan dalam Desa wulla?
3
Apasajakan faktor pendukung dan penghambat kepemimpin Karismatik dalam
pengambilan keputusan di Desa wulla?
4
Seperti apakah dampak kepemimpin
Karismatik dalam pengambilan keputusan di Desa Wulla?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses
mencapai kesuksesan, dan tujuan dari penulisan proposal ini adalah:
1.
Untuk mengetahui peran kepemimpin karismatik di Desa Wulla.
2.
Untuk mengetahui kepemimpinan dalam pengambilan keputusan di Desa Wulla.
3.
Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Pemimpin Kharismatik dalam pengambilan
keputusan di Desa Wulla.
4.
Untuk mengetahui dampak dari Pemimpin Karismatik dalam pengambilan
keputusan di Desa Wulla.
1.4. Urgensi (Keutamaan)
Penelitian
Urgensi program kreativitas mahasiswa bidang
penelitan ini adalah.
Pengaruh Pemimpin karimatik dalam pengambilan
keputusan Dengan harapan pemimpin memberikan keteladanan kepada bawahannya dan
juga efektif dan efesien dalam pengambilan keputusan.
1.5. Target
Target utama dari program kreativitas
mahasiswa bidang penelitian ini adalah menekan pada pemimpin karismatik dalam
pengambilan keputusan secara efektif dan efesien.
1.6. Luaran
Luaran yang diharapkan dari program PKM-P ini
adalah di butuhkan pemimpin yang
berintegritas dengan karisma yang dimilikinya sehingga mampu mengambil sebuah keputusan
yang memberikan manfaat bagi orang banyak dengan tidak memikirkan kepntingannya
sendiri.
1.7. Manfaat
Dengan dilakukannya penelitiaan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1.
Bagi peneliti, diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengetahuan
terkait kepemimpinan karismatik dan pengambilan keputusan
2.
Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan referensi maupun sebagai
pembading bagi penelitian yang akan atau sudah dilakukan serta menambah
pengetahuan baru.
3.
Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran
mengenai kepemimpinan karismatik pada kantor Desa Wulla dan menjadi
pertimbangan atau masukan dalam mengambil keputusan.
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan
Karismatik
2.1.1 Pengertian
Kepemimpinan
Istilah kepemimpin sudah sering kalii kita dengar dan
bahkan kita katakan serta terlibat di dalamnya. Hal inilah yang mendasari kita
ingin lebih mengetahui tentang kepemimpinan sehingga tidak terjadi persepsi
yang salah tentang kepemimpinan.
Menurut Miftah Toha dalam Masmuh (2013: 246)6 mengatakan kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun
kelompok. Sedangkan menurut Fiedlier dalam Masmuh (2013:247) mengatakan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan memberikan pengarahan dan kordinasi kepada
bawahan (anggota organisasi) dalam mencapai tujuan organisasi serta kesediaan
untuk menjadi penanggung jawab dari kegiatan kelompok yang dipimpinnya.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan kegiatan atau seni untuk mempengaruhi perilaku individu atau kelompok
dengan kemampuan memberikan pengarahan atau kordinasi kepada bawahan untuk
mencapai tujuan organisasi serta
bertanggung jawab terhadapnya.
2.1.2. Pengertian Kepemimpinan Karismatik
Kepemimpinan
kharismatik adalah membuat
para pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan
yang heroik atau
yang luar biasa
ketika mereka mengamati perilaku –
perilaku tertentu pemimpin
mereka (Robbins, 2007)7.
Meski terdapat sejumlah studi
yang berupa amengidentifikasi karakteristik
personal pemimpin
kharismatik, catatan dokumentasi
terbaik telah mengisolasikan lima karakteristik tersebut sebagai berikut .
(Robbins, 2007)
1)
Visi and artikulasi,
pemimpin karismatik dan
visioner memiliki visi,
yaitu
tujuan ideal, dan mampu menjelaskan visi
tersebut kepada rakyat.
2)
Risiko Personal, dimana pemimpin
karismatik berani mengambil resiko pribadi
untuk mencapai visi.
3)
Peka terhadap Lingkungan,
pemimpin karismatik mampu
melakukan perhitungan
realitis mengenai hambatan
dari lingkungan dan
kebutuhan untuk mengupayakan terjadinya perubahan.
4)
Peka terhadap kebutuhan pengikut,
pemimpin karismatik mencoba memandang dari perspektif orang lain (tidak
hanya perspektif diri sendiri), serta berempati terhadap kebutuhan dan perasaan
orang lain.
5)
Perilaku tidak konvensional,
pemimpin karismatik menunjukkan
perilaku (konstruktif) diluar kebiasaan dan seringkali menentang
norma.Tinjauan terhadap berbagai definisi menemukan bahwa visi dalam beberapa
hal berbeda dari
bentuk – bentuk
lain penetapan arah : Visi
memiliki gambaran yang jelas
dan mendorong, yang
menawarkan cara yang
inovatif untuk memperbaiki, yang
mengakkui dan berdasarkan
tradisi serta terkait
dengan tindakan – tindakan
yang dapat diambil
orang untuk merealisasikan perubahan.
Visi
menyalurkan emosi dan
energi orang. Bila
diartikulasikan secara tepat,
visi menciptakan kegairahan sebagaimanayang dimilikiorang
terhadap peristiwa-peristiwa olah
raga dan kegaitan
– kegiatan pengisi
waktu luang lainnya,
yang membawa energi dan komitmen ke tempat kerja (Robbins, 2007).
Lebih lanjut lagi di perjelas oleh pendapat parah ahli yakni menurut Conger &
Kanungo (1987) dalam Yukl ,(2001:291)8 menyatakan
teori kepemimpinan karismatik berdasarkan pada asumsi bahwa karisma
merupakan sebuah fenomena yang berhubungan (atribusional). Inti dari
kepemimpinan karismatik tersebut adalah Pemimpin karismatik mempunyai peran
yang penting sehingga pengikut tidak
meragukannya dalam pengambilan keputusan, Pemimpin juga dipandang tidak hanya sekedar bos, tetapi sebagai model peran
dan panutan hidup bagi pengikutnya ataupun masyarakat luas atau publik.
Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan karismatik adalah Kemampuan mempengaruhi pengikut bukan berdasarkan pada tradisi atau otoritas formal tetapi lebih
pada persepsi pengikut bahwa pemimpin diberkati dengan bakat supernatural dan kekuatan yang luar biasa.
2.1.3.
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses
untuk memilih suatu alternatif terbaik yang di jadikan sebagai acuan dalam sebuah
kebijakan publik dan altenatif tersebut juga mengandung sebuah resiko yang akan
dihadapi oleh pemipin karismatik.
Simon
(1957) mengemukakan proses pengambilan
keputusan pada dasarnya terdiri atas
tiga langkah (Reksohadiprodjo &
Handoko, 2001:144-145; Hasan, 2002:24) 9,
yaitu : (1)
Kegiatan Intelejen, menyangkut
pencarian berbagai kondisi lingkungan yang
diperlukan bagi keputusan;
(2) Kegiatan desain,
merupakan pembuatan,
pengembangan dan penganalisaan
berbagai rangkaian kegiatan
yang mungkin dilakukan; (3)
Kegiatan pemilihan, yakni
memilih serangkain kegiatan tertentu dari alternatif -alternatif
yang tersedia. Proses pengambilan keputusan
secara rasional dan
ilmiah pada dasarnya meliputi tahapan
sebagai berikut (Handoko,
2001:134-138)10
: (1) pemahaman
dan perumusan masalah, (2)
pengumpulan dan analisa
data yang relevan,
(3) pengembangan
alternatif-alternatif, (4) evaluasi
alternatif -alternatif, (5) pemilihan alternatif terbaik, (6)
implementasi keputusan, (7) evaluasi hasil -hasil keputusan.
2.1.4 Faktor
pendukung kepemimpinan karismatik dalam pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
1. Percaya diri yang luar biasa,
2.
Mempunyai visi, dan mampu mengungkapkan
visi secara gamblang,
3.
Perilaku yang diluar
aturan/tidak konvensional,
4.
Mempunyai keterampilan komunikasi
yang hebat,
5. Bersedia membuat pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi.
2.1.5.
Faktor penghambat kepemimpinan karismatik dalam pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1. Adanya krisis,
2.
Membutuhkan perubahan,
3.
Peluang menyampaikan tujuan
idelogis,
4.
Ketersediaan simbol-simbol dramatis,
5. Kesempatan menjelaskan peran pengikut dalam
menangani krisis.
2.1.6. Dampak kepemimpinan karismatik dalam
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Dampak
dari kepemimpinan karismatik ini mempunyai dua dampak yakni dampak positif dan
d ampak negative.
a)
Berikut ini adalah dampak positif:
1.
Para pemimpin ini
menekankan internalisasi dari nilai-nilai bukannya identifikasi pribadi.
2.
Mereka tidak berusaha untuk menanamkan
kesetiaan kepada diri mereka sendiri, tetapi lebih pada ideologi.
3.
Otoritas didelegasikan
hingga batas yang cukup besar, informasi dibagikan secara terbuka, didorongnya
partisipasi dalam keputusan, dan
4.
Penghargaan digunakan untuk
menguatkan perilaku yang konsisten dengan misi dan sasaran dari organisasi.
5.
Hasilnya adalah
kepemimpinan mereka akan makin menguntungkan bagi pengikut.
b) Berikut ini adalah dampak negative:
1. Mereka
menekankan identifikasi pribadi daripada internalisasi.
2. Mereka
lebih menanamkan kesetiaan kepada diri mereka sendiri daripada idealisme.
3.
Mereka dapat menggunakan
daya tarik ideologis, tetapi hanya sebagai cara untuk memperoleh kekuasaan,
kemudiandiabaikan atau diubah secara sembarangan sesuai dengan sasaran pribadi
pemimpin itu.
4. Mereka
berusaha untuk mendominasi dan menaklukkan pengikut dengan membuat mereka tetap
lemah dan bergantung pada pemimpin.
5. Otoritas
untuk membuat keputusan penting dipusatkan pada pemimpin, penghargaan dan
hukuman digunakan untuk memelihara sebuah citra pemimpin yang tidak dapat
berbuat kesalahan atau untuk membesar-besarkan ancaman eksternal kepada
organisasi.
6. Keputuasan
dari para pemimpin ini mencerminkan
perhatian yang lebih besar akan pemujaan diri dan memelihara kekuasaan daripada
bagi kesejahteraan pengikut.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan jenis
penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:9)11 mengemukakan bahwa metode penelitian
kualitatif adalh metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyektif yang alamian,
dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pegumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
3.2. Fokus Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif
disebut dengan fokus penelitian, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat
umum (Sugiyono, 2013:207). Berkaca dari judul penelitian diatas, maka dapat
ditemukan beberapa hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini, antar lain :
1.
Kepemimpinan karismatik,
2.
Pengambilan keputusan,
3.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat kepemimpinan karismatik dalam
pengambilan keputusan di Desa wulla.
4.
Dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengaruh kepemimpinan dalam
pengambilan keputusan di Desa wulla.
3.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah letak dimana penelitian
dilakukan guna memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan terkait masalah
yang diteliti (Imansyah, 2008:56).Lokasi penelitian juga biasa disebut dengan
situs penelitian.Dalam hal ini, penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Desa
wulla.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data yang ada (Sugyono, 2013:241) dibawah ini,
antara lain :
1)
Observasi (Pengamatan).
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan
data dimana peneliti turun langsung ke lapangan untuk mengamati perilaku atau
aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.
2)
Interview (Wawancara).
Wawancara adalah teknik pengumpulan data
dengan cara tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
3)
Dokumentasi.
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara mempelajari setiap dokumen-dokumen yang dapat berupa tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
3.5. Instrumen
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono,
2013:222).
3.6. Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data yang
diperoleh merupakan data yang berasal dari berbagai sumber yang didapat dengan
menggunakan teknik triangulasi dan dilakukan terus menerus sampai datanya
jemuh.Sehingga aktitas yang dilakukan dalam analisis data adalah reduksi data,
penyajian data dan Penarikan Kesimpulan/verifikasi.
1)
Reduksi Data (Data Reduction).
Reduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polannya. Dengan demikian, maka data yang sudah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya dan mencarinya juka diperlukan (Sugiyono, 2013:247).
2) Penyajian
Data (Data Display).
Tahapan selanjutnya yang dilakukan setelah
reduksi data adalah penyajian data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
dapat disajikan berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013:249)
mengatakan bahwa yag paling sering digunakan untuk penyajian data kualitatif
adalah teks yang bersifat naratif. Selanjutnya juga disarankan dalam penyajian
data selain teks yang naratif dapat digunakan juga grafik, matrik, network
(jaringan kerja), dan chart.
3) Penarikan
Kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/Verification).
Penarikan Kesimpulan dan verifikasi merupakan
langkah yang terakhir dilakuka dalam menganalisis data.Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif mungkin juga menjawab dari rumusan masalah yang telah
dirumuskan tetapi mungkin juga tidak.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
juga merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih temang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.(Sugiyono (2013:252-253).
BAB 4.
BIAYA DAN JATWAL KEGIATAN
4.1 Penyesuaian Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan program ini disajikan dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 2 Anggaran
biaya penelitian
No
|
Jenis Pengeluaran
|
Biaya (Rp)
|
1
|
Peralatan
penunjang
|
|
a
|
|
|
b
|
|
|
c
|
|
|
d
|
Sewa LCD dan Proyektor
|
100.000
|
2
|
Bahan habis
pakai
|
|
a
|
|
|
b
|
|
|
c
|
Tinta print canon
|
400.000
|
d
|
Kertas A4 80 gr
|
100.000
|
e
|
|
|
3
|
Perjalanan
|
|
a
|
Transportasi (menyewa mobil) untuk beli
bahan dan alat, survey, dan seminar
|
2.000.000
|
b
|
Komsumsi (sehari 3 kali)
|
1.000.000
|
4
|
Lain-lain
|
|
a
|
Administrasi
|
500.000
|
b
|
Publikasi
|
500.000
|
c
|
Seminar hasil
|
500.000
|
d
|
Menyusun dan menjilid dokumen laporan
|
300.000
|
Jumlah
|
|
|
4.2
Jadwal Kegiata
Jadwal kegiatan penelitian ini akan
dilaksanakan dari bulan ,,,,2015
sampai bulan …..2016.
Tabel 3. Jadwal
pelaksanaan kegiatan
No
|
Kegiatan
|
Bulan ke-1
|
Bulan ke-2
|
Bulan ke-3
|
Bulan ke-4
|
Bulan ke-5
|
|||||||||||||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTASKA
Yukl, G1.
1998, Kepemimpinan dalam
Organisasi, judul asli:
Leadership in Organizations 3e
& 5e, State
University of New
York at Albany,
(alih bahasa oleh Jusuf
Udaya) Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya, Jakarta: Prehallindo.
Ivancevich, John M2, 2007, Human Resource Management, New
York: Mc Graw-Hill, Tenth Edition.
George. R. Terry3.
2009. Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara : Jakarta
Siagian, S.P4.,
1993, teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV Haji Masagung.
Stoner J.A.F,
& Winkel C5., 2003,
Perencanaan dan Pengambilan Keputusan dalam Manajemen, (alih bahasa: Simamora
Sahat), Jakarta: PT Rineka Cipta.
Musmuh, Abdullah6, 2013, Komunikasi Organisasi Dalam
Perspektif Teori Dan Praktek, UMM Press (UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang), Malang.
Robbins,
Stephen P7,
2007, Perilaku Organisasi,
Edisi 10, Cetakan
II, Perason Education
International, PT., Indeks, Jakarta
Reksohadiprodjo8,
S., dan Handoko, H.,
Organisasi Perusahan, Teori, Struktur dan Perilaku, edisi 2, Fakultas
Ekonomi UGM Yogyakarta: BPFE
Handoko, H9, 2001,
Manajemen edisi 2, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Madah, Yogyakarta:
BPFE.
Sugiyono10, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D, Alfabeta, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar