Rabu, 25 Maret 2015

Ekologi

Makalah
Kata Pengantar
Segala puji  bagi allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita semua,sehingga kita dapat berkumpul dalam pertemuan yang insya allah di muliakan olehnya.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah curah kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW.Kepada para sahabatnya para tabiit tabiinnya dan semoga kepada kita selaku umatnya mendapatkan syafa’atul udzma di yaumil jaza.amin
Sebelumnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Sri Hartati Mpd,selaku dosen yang telah memberikan kami kesempatan menjelaskan konsep-konsep ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data data sekunder yang kami peroleh dari buku panduan dan referensi lainnya yang berkiatan dengan konsep konsep ekologi.
Kami harap , dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai ekologi,khususnya bagi kami .memang makalah ini masih jauh dari sempurna ,maka kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Bandung,11 September 2013
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar                                                                                                    i
Daftar Isi                                                                                                              ii
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang                                                                                         1
B.     Rumusan Masalah                                                                                    1
C.     Tujuan                                                                                                      1
BaB II Pembahasan
A.    Pengertian Ekologi                                                                                   2
B.     Ilmu Lingkungan
a)      Spesies/Individu                                                                           3
b)      Populasi                                                                                        5
c)      Komunitas                                                                                    6
d)     Ekosistem                                                                                     7
e)      Nichia                                                                                           17
f)       Habitat                                                                                         17
C. Kisaran Toleransi Faktor Pembatas Serta Terapannya                                18
BAB III Penutup
A.    Kesimpulan                                                                                              21
B.     Saran                                                                                                        21
Daftar Pustaka                                                                                                     22
 
BAB I
PENDAHULUAN
                                                                        
A.Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya (ipteks) dapat dikatakan seperti pedang bermata dua yang berarti dapat digunakan untuk memahami keseluruhan manusia dan alam atau dapat pula untuk menghancurkannya.Manusia dengan kelebihannya yang memiliki akal dan pikiran, dalam kemajuan teknologi merupakan makhluk yang paling berkuasa di alam ini.Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat menjadi boomerang terhadap hidupnya apabila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Maka dari itu ekologi harus dipelajari dan dimengerti oleh setiap manusia karena ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubunngan timbal balik antar makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada disekitarnya.
B.Rumusan Masalah
      1.            Bagaimana konsep-konsep Ekologi bisa menjadi dasar ilmu lingkungan?
      2.            Apa yang di maksud dengan Populasi,komunitas,ekosistem,habitat,nichia?
      3.            Kisaran apa saja yang menjadi Toleransi organisme hidup?
C. Tujuan
      1.            Mengetauhi konsep-konsep ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan
      2.            Mengetauhi apa itu populasi,komunitas,ekosistem,habitat,nichia.
      3.            Mengetauhi kisaran toleransi organisme hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekologi
Istilah ekologi pertama kali dekenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu ErnstHaeckel (1834-1919).Ekologi berasal dari bahasa Yunani; oikos, artinya rumahatau tempat tinggal dan logos, artinya ilmu.
Beberapa puluh tahun kemudian, definisi secara luas tentang ekologi dikemukakan pula oleh beberapa ahli ekologi
·         Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya”
·         Odum dalam Darsono (1995: 16) “Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesame organism dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama lain”
·         Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) “Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
·         Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3] “ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Jadi, ekologi adalah ilmu nteraksi makhluk hidup dengan lingkungannya.Mempelajari ekologi berarti mempelajari makhluk hidup, lingkungan, dan interaksi antar keduanya.Seperti tumbuhan, hewan, dan manusis untuk hidup bersama dan salingmemepngaruhi di dalam lingkungannya. Sedangkan secara umum lingkungan berarti segala sesuatu diluar individu yang terdiri dari semua benda atau materi, energi, kondisi, keadaan, habitat, ruang dan proses interaksi yang terjadi di alamny
B. Ilmu Lingkungan
Ilmu lingkungan adalah penggabungan ekologi yang  dilandasi dengan tatanan alam Merupakan ilmu pengetahuan murni yang  mengatur sikap serta perilaku manusia dapat bersifat lintas disiplin sesuai dengan persoalan yang  dihadapi. Ilmu lingkungan mempelajari tempat dan peranan  manusia di antara makhluk hidup dan komponen  kehidupan lainnya. Dalam hal ini ilmu lingkungan  dapat dikatakan sebagai ekologi terapan, yaitu  bagaimana menerapkan berbagai prinsip dan  ketentuan ekologi itu dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam ekosistem atau lingkungan hidupnya. Ilmu lingkungan mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Di dalam ilmu lingkungan fokus ditujukan terutama pada penyatuan kembali semua ilmu  yang menyangkut masalah lingkungan ke dalam kategori variabel serupa, yaitu energi, materi, ruang, waktu, dan keanekaragaman.
Komponen Komponen yang terdapat didalam suatu sistem ekologi mempunyai tingkatan-tingkatan yaitu :
a)      Spesies / individu
Individu merupakan organisme tunggal, misalnya kucing, manusia, cacing, sebatang pohon.Untuk mempertahakan hidupnya, setiap individu harus mampu beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Beberapa macam adaptasi makhluk hidup dengan lingkungannya iyalah :
1)      Adaptasi fisiologi, merupakan penyesuaian kemampuan fisiologi makhluk hidup dalam menghadapi perubahan kondisi lingkungan.
2)      Adaptasi tingkah laku.
3)      Adaptasi Morfologi merupakan perpaduan antara adaptasi fisioogis dan adaptasi tingkah laku yang berkaitan dengan fungsi, yaitu penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidup.
Ada beberapa pola tentang adaptasi-adaptasi morfologi ini yaitu:
a.       Pola bergmann, spesies hewan yang hidup didaerah bersuhu lebih tinggi berukuran lebih kecil dibanding kerabatnya didaerah bersuhu rendah.
b.      Pola allen, pada hewan-hwan yang hidup disuhu rendah mempunyai paruh, daun telinga, ekor dan bagian-bagian terjulur lainnya lebih pndek dibandingka yang hidup disuhu tinggi.
c.       Pola Groger, hewan homoiterm yang hidup didaerah panas dan lembab, mengandung banyak pigmen hitam, didaerah kering lebih banyak pigmen kuning, coklat, merah, sedangkan yang hidup didaerah dingin pigmennya mengalami reduksi.
d.      Pola Jordan, ikan-ikan yang hidup di perairan bersuhu rendah jumlahnya lebih sedikit dibandingkan jumlah ikan yang diperairan suhu tinggi.
Adaptasi perilaku merupakan aktivitas-aktivitas yang terarah sebagai respon terhadap kondisi lingkungan, terdiri dari :
a.         Taksis, merupakan berbagai perilaku hewan yang berupa gerakan berpindah tempat atau pindah kedudukan
b.        Refleks, merupakan gerakan otomatis sebagai akibat mekanisme reseptor-efektor sederhana. Berbagai aktivitas pada hewan-hewan rendah seperti makan, berbiak adalah urutan-urutan refleks.
c.         Belajar, komponen perilaku hewan ternyata hanya bersifat bawaan misalnya belajar. Ada beberapa corak belajar pada hewan misalnya:
·         Pembiasaan (habituasi)
·         Pengkondisian (conditioning)
·         Perekaman (improving)
·         Coba-coba (trial and error)
·         Memicu (invitating)
·         Menalar (reasoning)
b)      Populasi
Populasi adalah sekumpulan spesies yang sama dan menempati suatau ruang tertentu dalam rentang waktu yang relatif sama, apabila terjadi persilangan diantaranya akan menghasilkan keturunan yang fertile. Populasi juga bisa dikatakan sebagai individu-individu yang terdiri dari spesies tunggal yang secara bersama-sama menempai luas wilayah dan waktu yang sama. Karakteristik dari suatu populasi dapat disebabkan atau dapat dibentuk oleh interaksi-interaksi yang terjadi diantara individu-individu tersebut dengan lingkungannya.Karakteristik yang paling penting dari populasi adalah kerapata atau kepadatan (density) dan penyebaran (dispersion).Kerapatan populasi dapat dinyatakan dengan jumlah individu per satuan luas atau biomasa per satuan luas (jika suatu populasi dibentuk oleh individu-individu dengan ukuran berbeda).Atau juga bisa dinyatakan sebagai jumlah individu per satuan luas atau volume. Misalnya, jumlah  pohon pinus per km2 di wilayah Tangkuban Perahu. Sedangkan definisi dari penyebaran (dispersion) adalah pola jarak antara individu didalam batas geografis populasi. Populasi selalu dinamis sepanjang waktu, karena adanya :
1.      Kerapatan (densitas)
2.      Penyebaran (distribusi)
3.      Kelahiran (natalitas)
4.      Kematian (mortalitas)
5.      Migrasi (emigrasi maupun imigrasi)
Penyebaran (dispersi) individu-individu sejenis yang membentuk populasi di dalam suatu ekosistem mengikuti tiga pola dasar yaitu :
a.    Pola penyebaran bergerombol
Dalam beberapa kasus, ditemukan pula penyebaran bergerombol seragam dan bergerombol secara acak.Pola berberombol merupakan pola yang umum terjadi.Individu-individu perlu bergerombol karena kondisi lingkungan umumnya berfluktuasi tetapi masih dapat ditoleransi sementara tingkat persaingan di antara sesame individu tidak terlalu ketat.
b.    Pola penyebaran seragam
Pola penyebaran seragam dapat terjadi bila persaingan yang amat ketat di antara individu-individu, sehingga setiap individu berupaya memperoleh pembagian ruang yang sama.
c.    Pola penyebaran acak
Penyebaran acak sangat jarang terjadi di alam.Umumnya hanya terjadi bila kondisi lingkungan sangat seragam.
            Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi naik turunnya kecepatan pertumbuhan suatu populasi. Pada prinsipnya pertumbuhan populasi ditentukan oleh factor natalitas, mortalitas, dan migrasi. Ketiga faktor tersebut di pengaruhi oleh :
a.    Interaksi antar sesame komponen biotik dalam bentuk persaingan memperoleh makanan, pasangan hidup, serta pemangsaan atau parasitisme.
b.    Faktor abiotik di lingkungan seperti cuaca, bencana alam, atau ketersediaan makanan.
Dari sudut pandang manusia, populasi dapat berarti :
a.    Biomassa, yaitu berat total suatu populasi pada waktu dan tempat tertentu.
b.    Produktifitas yaitu hasil pertumbuhan populasi dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dengan berat.
c.    Hasil panen (produksi) yaitu hasil yang diperoleh manusia dari suatu populasi untuk kepentingan hidupnya.
c)      Komunitas
Komunitas merupakan sekumpulan berbagai populasi berbeda yang hidup pada suatu ruang dan waktu tertentu.Komunitas ini terbentuk sebagai adanya interaksi dari populasi yang ada. Hubunga teraksi antara populasi bisa saling menguntungkan, saling merugikan atau sama sekali tidak saling mempengaruhi contohnya pada suatu kebun terdapat sekumpulan pohon singkong, dan sekumpulan rumput. Populasi-populasi tersebut saling berinteraksi.
d)     Ekosistem
Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh A.G. Tansley seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris.Ekosistem adalah suatu sistem yang saling terkait antara organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan fisiknya.
ü  Ciri ekosistem adalah sebagai berikut,
·         Memiliki sumber energi yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panasbumi pada ekosistem yang ditemukan di dasar laut yang dangkal.
·          Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam bentuk materiorganik.
·          Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi danlingkungannya.
·          Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.
ü Contoh ekosistem diantaranya,
·           Ekosistem alami, hutan
·           Ekosistem binaan, agroekosistem
·           Ekosistem buatan, aquarium
Kompleksitas tingkat organisasi didalam ekosistem sangat ditentukan oleh :
         Banyaknya jenis organism produsen
         Banyaknya jenis organism konsumen
         Banyakja jenis organism pengurai
         Banyaknya komponen abiotik
         Kompleksitas interaksi antar komponen
         Proses-proses alami yang berlangsung dalam ekosistem
Meskipun tidak ada batas yang nyata antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya namun berbagai penelitian dan data yang ada, para ahli ekologi telah mencoba membagi ekosistem di muka bumi ini menjadi beberapa kelompok.Salah satu upaya yang telah di lakukan dalam membagi ekosistem-ekosistem berskala besar berdasarkan iklim.
Iklim merupakan acuan yang cukup baik untuk menggambarkan ekosistem skala besar karna iklim sudah mecakup faktor-faktor abiotiknya yang penting untuk kehidupan.Faktor-faktor iklim beriteraksi secara kompleks sehingga sulit untuk menggambarkan seluruh faktor iklim secara kualitatif.Contohnya, energy matahari merupakan faktor yang sangat penting dalam ekosistem, dibandingakan dengan suhu dan presipitasi.Namun pengukuran suhu dan presipitasi lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan pengukuran energy matahari.
Iklim utama dengan vegetasi dan hewan yang terdapat didalam suatu ekosistem bersekala besar sering disebut bioma.
            Didalam setiap bioma terdapat ekosistem-ekosistem yang lebih kecil.Setiap macam iklim utama mempunyai suatu tipe vegetasi yang khas. Vegetasi di alam elbih mudah di lihat, di bandingkan dengan hewan, sehingga bila kita membahas mengenai iklim dan bioma-bioma yang ada di muka bumi ini maka kita cenderung untuk  melihat tipe vegetasi yang dominan dibandingkan dengan hewan-hewan yang ada.
1. Komponen Ekosistem
a. Komponen Biotik
Merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk seluruh populasi yangberinteraksi dengannya.Contoh dampak faktor biotik pada suatu lingkunganadalah penyerbukan bunga oleh angin. Komponen biotik apat dibagiberdasarkan fungsinya, adalah
1)      Produsen, semua makhluh hidup yang dapat membuat makanannyasendiri.Contohnya: makhluk hidup autotrof, seperti tumbuhan berklorofil.
2)      Konsumen, semua makhluk hidup yang bergantung pada produsensebagai sumber energinya. Berdasarkan jenis makannya konsumendibagi menjadi:
a)      Herbivor, konsumen yang memakan tumbuhanContohnya:sapi, kambing, dan kelinci.
b)     Karnivor, konsumen yang memakan hewan lain.Contohnya: harimau, serigala, dan macan.
c)      Omnivor, konsumen yang memakan tumbuhan dan hewan.Contohnya: manusia dan tikus.
d)     Dekomposer atau pengurai, semua makhluk hidup yang memperolehnutrisi dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik yangberasal dari makhluk hidup yang telah mati.Contohnya: bakteri, jamur, dan cacing.
b. Komponen Abiotik
Merupakan semua bagian tidak hidup dari ekosistem. Peranan komponenabiotik untuk makhluk hidup adalah sebgai berikut,
·      Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak bergantungpada beberapa factor fisika dan kimia di lingkungannya.
·      Sebagai factor pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme.Contohnya, jumlah kadar air sebgai faktor pembatas yang menentukanjenis organisme yang hidup di padang pasir.
Komponen abiotik pada ekosistem diantaranya: air, cahaya matahari,oksisgen, suhu, dan tanah.
1.      Hubungan Antar Komponen Ekosistem
a.     Hubungan Makan
Suatu interaksi dalam ekosistem yang menyediakan nutrisi untuk setiapmakhluk hidup yang sangat diperlukan untuk pemeliharaan diri, pertumbuhan,dan perkembangbiakan.
·           Nutrisi Autotrof, Makhluk hidup tertentu yang dapat mensintesismakanannya sendiri.
·           Nutrisi Heterotrof, hubungan makan diantara makhluk hidup yangbergantung pada makhluk hidup yang lain sebagai sumber energinya.
·           Saprofit, makhluk hidup yang menggunakan bahan organik dariorganisme yang telah mati sebagai sumber makanannya.
·           Herbivor, makhluk hidup pemakan tumbuhan
·           Karnivor, makhluk hidup pemakan hewan lain
·           Omnivor, makhluk hidup pemakan segala.
b. Hubungan Simbiosis
Hubungan dua organisme yang hidup bersama dalam suatu hubungan nutrisiyang erat. Beberapa jenis simbiosis antara lain:
Simbiosis Organisme A Organisme B Contoh
Mutualisme + + Lumut kerak, antara ganggang dan jamur
Komensalisme+ 0 Hiu dan ikan remora
Parasitisme+ - Benalu dengan tumbuhan inang
c. Hubungan Kompetisi
Hubungan persaingan antar makhluk hidup untuk mempertahankan
hidupnya.Dalam ekosistem dikenal istilah
·                Habitat, tempat suatu organisme dapat hidup dan menyediakan semuahal yang dibutuhkan oleh organisme tersebut.
·                Relung (niche), cara hidup suatu organisme.Kompetisi tidak terjadi jika organisme-organisme menempati relung yangberbeda, walaupun habitat dan jenis makannya sama.
2.      Aliran Energi Yang Melintasi Ekosistem
a.        Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
·         Rantai makanan,merupakan proses makan dan dimakan di antaraorganisme dengan urutan satu arah yang mengakibatkan terjadinyaperpindahan energi dari satu organisme ke organisme yang lainnya.
·         Jaring-jaring Makanan, rantai-rantai makanan yang saling berhubungan
b.      Piramida Biomassa dan Piramida Energi
·         Piramida biomassa, dapat dinyatakan sebagai diagram yangmengambarkan perpaduan massa seluruh makhluk hidup di habitat tertentuyang diukur dan dinyatakan dalam satuan gram.
·         Biomassa, ukuran berat materi hidup pada waktu tertentu.
·         Piramida Energi, memperlihatkan jumlah energi yang dipindahkan darisatu tingkat ke tingkat diatasnya dalam suatu jarring makanan.
3.      Siklus Biokimia Dalam Ekosistem
Suatu siklus bahan kimia, dari bagian abiotik dalam ekosistem ke komponenbiotik, lalu diuraikan kembali menjadi mineral, demikian seterusnya.
a.       Siklus Air
Dalam siklus air terjadi empat tahap sebagai berikut:
1)      Evaporasi, Proses penguapan zat cair menjadi gas
2)      Traspirasi, Pengeluaran air dari tumbuhan dalam bentuk uap
3)      Kondensasi, Proses perubahan gas menjadi cair
4)      Presipitasi, Proses jatuhnya kembali zat cair ke bumi melalui hujan.
b.     Siklus Fosfor
c.       Siklus Karbon
d.      Siklus Nitrogen
5.    Tipe-Tipe Ekosistem
 Ekosistem Air
a. Ekosistem Air Tawar
1) Ekosistem Air Tenang
Contoh: danau dan kolam
2) Ekosistem Air Mengalir
Contoh: sungai
b. Air Laut
a) Estuari (muara sungai), mempunyai air yang dangkal sehingga dapat
tertembus cahaya matahari.
Contoh hewan: kepiting, remis, dan cacing
b) Zona Intertidal (zona pantai), zona perbatasan antara ekosistem darat
dan ekosistem laut.
Contoh hewan: ganggang, timun laut, dan bintang laut.
c) Zona Neritik, bagian tepi benua atau pulau memanjang sampai ke
dalam laut hingga jarak tertentu.
Contoh: Terumbu karang
d) Zona laut terbuka, penetrasi cahaya hanya beberapa ratus meter saja
Contoh hewan: Ikan tuna, lumba-lumba, paus dan fitoplankton
(sebagai sumber makannya)
2. Ekosistem Darat
a. Ekosistem hutan hujan tropis
· Suhu ± 250C sepanjang tahun
· Curah hujan tinggi
· Hewan dan tumbuhan sangat beragam
· Tumbuhan khas, liana (rotan), epifit (angrek)
b. Ekosistem hutan gugur
_ Mempunyai empat musim
_ Tumbuhannya, campuran pohon beech-maple dan oak-hickory.
_ Hewannya, rusa, tupai, salamander, dan beruang hitam
c. Ekosistem tundra
· Terdapat di kutub utara yang mempunyai curah hujan rendah
· Tumbuhannya, lumut kerak dan lumut
· Hewannya, serigala, beruang kutub, dan rusa kutub.
. Ekosistem taiga
_ Terdapat di belahan bumi bagian utara dan pegunungan daerah tropic
_ Suhu pada musim dingin rendah
_ Hutan yang terdiri atas satu species, seperti conifer, pinus, dan cemara.
_ Hewannya merupakan pemakan biji-bijian pohon conifer, seperti tupai,
serangga, dan burung finch.
. Ekosistem padang rumput
· Terdapat pada iklim sedang sampai tropis dengan curah hujan 25 cm
sampai 75 cm per tahun
· Tumbuhan yang dominant rumput
· Hewannya, seperti jerapah, gajah afrika, bison amerika, dan singa.
f. Ekosistem gurun
_ Sangat gersang dan curah hujan sangat rendah
_ Suhu pada siang hari sangat dingin mancapai 450C, sedangkan malam
hari sangat dingin sampai 00C.
_ Tumbuhannya, kaktus
_ Hewannya, Unta.
e) nichia
Nichia adalah kombinasi antara habitat tempat suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat tersebut.Konsep nichia ini penting bagi seorang ahli ekologi, selain dapat digunakan untuk meramalkan macam tumbuhan dan hewan yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas, juga dapat dipakai menaksir kepadatan serta fungsinya pada suatu titik.
Kepadatan individu pada sutau populasi, langsung dikaitkan dengan pengertian keanekaragaman.Istilah ini dapat diterapkan kepada berbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu komunitas.
f) Habitat
Habitat adalah tempat suatu organisme hidup.Menurut resosoedarmo, dkk (1990), habitat menunjukkan tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbagai jenis yang membentuk suatu komunitas. Misalnya, dikenal istilah habitat padang rumput dan habitat mangrove. Suatu habitat di anggap sebagai suatu kawasan alam yang didalamnya unsur-unsur hayati (organisme) dan unsur-unsur non hayati (zat-zat tidak hidup).Antara unsur-unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik, dikenal dengan istilah sistem ekologi atau ekosistem.
·         Perusakan Habitat
            Penyebab utama hilangnya keanekaragaman hayati bukanlah dari eksploitasi manusia secara langsung, melainkan keruskan habitat sebagai akibat yang tak dapat dihindari dari bertambahnya populasi penduduk dan kegiatan manusia.
            Ancaman  utama pada keanekaragaman hayati adalah rusak dan hilangnya habitat dan cara yang paling baik untuk melindungi keanekaragaman hayati adalah memelihara habitat. Termasuk dalam penghilangan habitat adlah kerusakan habitat dan hancurnya habitat.Akibat polusi dan fragmentasi habitat.Fragmentasi habitat adalah peristiwa yang menyebabkan habitat yang luas dan utuh menjadi berkurang dan terbagi menjadi dua atau lebih fragmen.Antara satu fragmen (atau perca) dengan lainnya sering kali terjadi isolasi oleh bentang alam yang terdegradasi atau lebih diubah.Sering kali, pada bentang alam tersebut daerah tepinya mengalami serangkaian perubahan kondisi, yang dikenal dengan istilah efek tepi.Habitat yang fragmentasi berbeda dengan habitat semula, karena dua alas an utama.Pertama, pada habitat fragmentasi, fragmen memilki jumlah tepi yang lebih banyak perluasan habitat (sehingga lebih terpapar terhadap efek tepi).Kedua, pada bagian fragmentasi tersebut, bagian tengah dari setiap fragmen habitat menjadi lebih dekat ke daerah tepi.
C.  Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya
Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap semua semua faktor lingkungan.
Hukum Toleransi Shelford
“ Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu terhadap kondisi faktor lingkungan”
Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi faktor lingkungan yang mendekati    batas kisaran tolrensinya, maka organisme tersebut akan mengalami cekaman (stress). Fisiologis. Organisme berada dalam kondisi kritis. Contohnya, hewan yang didedahkan pada suhu ekstrim rendah akan menunjukkan kondisi kritisHipotermia dan pada suhu ekstirm tinggi akan mengakibatkan gejala Hipertemia. Apabila kondisi lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah maka hewan akan mati.
Dalam menentukan batas-batas kisaran toleransi suatu hewan tidaklah mudah. Setiap organisme terdedah sekaligus pada sejumlah faktor lingkungan, oleh adanya suatu interaksi faktor maka suatu faktor lingkungan dapat mengubah efek faktor lingkungan lainnya. Misalnya suatu individu hewan akan merusak efek suhu tinggi yang lebih kerasapabila kelembaban udara yang relative rendah. Dengan demikian hewan akan lebih tahan terhadap suhu tinggi apabila udara kering disbanding dengan pada kondisi udara yang lembab.
Dalam laboratorium juga sangat sulit untuk menentukan batas-batas kisaran toleransi hewan terhadap sesuatu faktor lingkungan. Penyebabnya ialah sulit untuk menentukan secara tepat kapan hewan tersebut akan mati. Cara yang biasa dilakukan ialah dengan memperhitungkan adanya variasi individual batas-batas kisaran toleransi itu ditentukan atas dasar terjadinya kematian pada 50% dari jumlah individu setelah dideadahkan pada suatu kondisi faktor lingkungan selama rentang waktu tertentu. Untuk kondisi suhu, misalnya ditentukan LT50 – 24 jam atau LT50 – 48 jam (LT= Lethal Temperatur). Untuk konsentrasi suatu zat dalam lingkungan biasanya ditentukan dengan LC 50 – X jam ( LC= Lethal Concentration; X dapat 24, 48, 72 atau 96 jam) dan untuk sesuatu dosis ditentukan  LD50 – X Jam.
Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan tertentu pada berbagai jenis hewan berbeda-beda. Ada hewan yang kisarannya lebar (euri) dan ada hewan yang sempit (steno). Kisaran toleransi ditentukan secara herediter, namun demikian dapat mengalami perubahan oleh terjadinya proses aklimatisasi (di alam) atau aklimasi (di lab).
Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi faktor lingkungan di habitat buatan yang baru. Aklimasi adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi suatu faktor lingkungan tertentu dalam laboratorium.
Konsep kisaran toleransi, faktor pembatas maupun preferendum diterapkan di bidang-bidang pertanian, peternakan, kesehatan, konservasi dan lain-lain. Hal ini dilakukan dengan harapan kinerja biologi hewan, pertumbuhan dan reproduksi dapat maksimum dan untuk kondisi hewan yang merugikan kondisi lingkungan biasanya dibuat yang sebaliknya.
Setiap hewan memiliki kisaran toleransi yang bervariasi, maka kehadiran di suatu habitat sangat ditentukan oleh kondisi dari faktor lingkungan di tempat tersebut. Kehadiran dan kinerja populasi hewan di suatu tempat menggambarkan tentang kondisi faktor-faktor lingkungan di tempat tersebut. Oleh karena itu ada istilah spesies indicator ekologi, baik kajian ekologi hewan maupun ekologi tumbuhan. Species indikatoe ekologi adalah suatu species organisme yang kehadirannya ataupun kelimpahannya dapat memberi petunjuk mengenai bagaimana kondisi faktor-faktor fisiko – kimia di suatu tempat.
Beberapa species hewan sebagai spcies indicator antara lain adalahCapitella capitata (Polychaeta) sebagai indicator untuk pencemaran bahan organic. Cacing Tubifex (Olygochaeta) dan lain-lain.
Kriteria-kriteria species indicator adalah;
a.       aran toleransinya sempit untuk satu atau beberapa faktor lingkungan
b.      Ukuran tubuh cukup besar sehingga mudah dideteksi
c.       Kelimpahannya tinggi sehingga mudah didapatkan dan mudah dijadikan
sample.
d.      Mudah diidentifikasi
e.       Distribusnya kosmopolit
f.       Mudah mengakumulasi zat-zat polutan
g.      Mudah dipelihara di laboratorium
h.      Mempunyai keragaman jenis atau genetic dan relung yang sempit

BAB III
PANUTUP
A. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekologi merupakanhubungan timbal balik, interaksi antar tumbuh-tumbuhan, bintang manusia dengan alam lingkungannya.Hubungan-hubungan tersebut denikian kompleks dan erat sehingga Odum menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology”.
            Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergantung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada disekitarnya.
            Ekologi adalah bagian dari biologi, namun sangat erat hubungannya dengan ilmu lain baik dengan fisika, kimia, ilmu bumi, atau antariksa maupun dengan ilmu-ilmu sosial.
           
B. Saran
·         Setiap mahasiswa seharusnya lebih memperdalam ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya sehingga mempunyai skill
·         Di harapkan lebih menyempurnakan makalah ini
·         Mahasiswa harus menjadi center learning student dalam perkuliahan sehingga mahasiswa yang lebih kreatif
DAFTAR PUSTAKA
·         file.upi.edu/.../EKOLOGI_DAN_KONSEP_EKOSIST
·         Nasrudin anshori CH, sudarsono, SH. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa. 2007.Yayasan Obor Indonesia:Jakarta
·         Yani, ahmad, mamat ruhimat. Geografi Menyingkap Fenomena Geosfer Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas. 2007. Jakarta
·         Indrawan, mochamad, dkk. Biologi Konservasi Edisi Refisi. 2007. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta
·         Djamal Irwan, Zoer’aini.Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. 2005. Sinar Grafika Offset: Jakarta
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen.Selama ini limbah organik yang berupa sisa hasil tanaman (jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud. Usaha pembaruan usaha pertanian di lahan marginal bukan tidak dilakukan, tetapi sulit untuk dilakukan oleh petani yang telah menetap bertahun-tahun di lahan yang demikian.Selain itu, pada masa yang lalu, fokus pembangunan pertanian lebih pada peningkatan produktivitas dan produksi, maka penyediaan teknologi pertanian untuk lahan marginal relatif kurang dibandingkan dengan lahan yang lebih produktif seperti lahan sawah.Telah banyak kritik dilontarkan bahwa dalam pembangunan pertanian yang lalu, yang memberi fokus lebih banyak diberikan pada lahan sawah beririgasi. Penyediaan teknologi yang lebih banyak untuk lahan sawah dan lahan yang memperoleh curah hujan yang cukup untuk budidaya tanaman dan pemeliharaan ternak. Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu diperhatikan. Cara menanam tomat perlu dilakukan intensif agar produksi optimal. Tanaman tomat termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi sebagai sayuran dan buah, tomat juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik serta obat-obatan. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu determinate dan indeterminate. Tipe determinate memiliki postur tanaman pendek, tandan bunga terletak di setiap ruas batang serta di ujung tanaman. Sedangkan, tipe indeterminate memiliki postur tanaman tinggi, tandan bunga terletak berseling di antara 2-3 ruas, ujung tanaman tomat tumbuh pucuk muda. Tanaman tomat tipe indeterminate berbuah besar. Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 Mm/hujan dengan ketinggian tempat optimal 100-1000 Mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tanaman tomat berkisar 25-30° C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu malam hari 15-20° C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman tomat karena 90 % kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi penanaman tomat sebaiknya bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakkan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag. Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen.Selama ini limbah organik yang berupa sisa hasil tanaman (jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud. 1.2 Tujuan Mempelajari dan mengetahui teknologi budidaya tanaman Hortikultura (tomat) dengan sistem organik pada lahan marginal dan ramah lingkungan dalam sistem pertanian yang berkelanjutan serta produk yang dihasilkan. (Anonim, 2002). III. PEMBAHASAN 3.1 Pemeliharaan Tanaman Pada Budidaya Tomat Penyulaman budidaya tomat dilakukan sampai umur tanaman tomat 2 minggu. Tanaman tomat yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit. Perempelan tunas samping tanaman tomat dilakukan sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi, di atas cabang utama, cabang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tomat tumbuh kekar, di samping itu juga menjaga kelembaban tanaman tomatsaat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas di bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban tanaman tomat dan mengoptimalkan produksi. Perempelan daun tanaman tomat di bawah cabang utama dilakukan saat tajuk tanaman tomat telah menutupi seluruh daun bagian bawah, saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi hama penyakit tanaman. Perempelan daun juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit. 3.2 Tahapan Budidaya Tomat Secara Organik Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic. Membudidayakan tanaman tomat harus dipersiapakan hal-hal sebagaimana berikut : a. pemilihan areal tanam untuk menanam apa saja yang dibutuhkan pasti areal atau lahan karena itu merupakan syarat pokok untuk menanam. Tapi untuk menanam tanaman tomat organik yang perlu diperhatikan adalah tanahnya tidak berair atau becek karena tumbuhan tomat tidak suka terhadap air yang berlebihan. Sifat tanah yang cocok untuk tananam tomat organik adalah tanah ... dengan pH 5,5 – 6,5, bila penanaman tomat adalah kegenjahannya maka tomat cocok di tanam pada tanah lempung berpasir yang baik drainasernya. Tapi bila menginginkan hasil atau target dalam jumlah total produksi yang tinggi, maka tanah yang cocok adalah tanah lempung liat dan lempung berdebu. Tanah yang sudah ada diberi pupuk kandang atau kompos supaya tanah menjadi gembur dan subur. b. pemilihan benih Tanaman tomat dikembangbiakan dengan bijinya, maka yang perlu kita siapkan adalah biji yang siap tanam. Untuk mendapatkan biji tomat bisa kita dapat di toko-toko pertanian karena disana sudah tersedia benih tomat siap pakai dengan kualitas yang bagus dan telah dikemas dengan baik pula. Tapi bias kita siapkan benih sendiri yaitu dengan cara : buah tomat yang telah masak dan sehat biarkan benar-benar tua di pohonnya, setelah dipetik biarkan selama dua atau tiga hari sampai buah merekah dan berair. Lalu pisahkan biji dari bagian yang lain. Cuci buah tomat dengan air, setalah itu keringkan. Benih yang telah kering dapat disimpan dalam wadah kaleng atau botol yang kering. Biji tomat siap disemikan, sisanya lalu benih disimpan pada tempat yang kering dan sejuk. Biji c. pembibitan Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemaikan lebih dulu ditaruh pada wadah dan ditempatkan pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang sudah bertunas itu perlu diindah (disapih) ke tempat penanaman lain sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru siap dipindah kelahan yang telah ada. d. Penanaman Penanaman dilakuakan ketika tanaman berumur sekitar 3 minggu di penyapihan dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore hari. Tahapan penanam adalah sebagai berikut : 1. Siapkan bibit yang akan ditanam 2. keluarkan bibit dari bumbung tanam dengan hati-hati, usahakan agar akar tidak rusak 3. Bibit ditanam dengan posisi tegak lurus. Kemudian lubang ditutup dengan tanah sekitarnya serta agak ditekan sedikit. Setelah itu tanaman muda dilindungi dengan tudung lembaran batang pisang. 4. Siram tanaman pada pagi dan sore hari dengan menggunkan embrat. e. Pemeliharaan Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka tanaman setelah ditanam harus mendapat perhatian dan pemeliharaan agar tanaman bias tumbuh dengan maksimal. Pemeliharaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : - Penyiraman Karena tanaman tomat tidak suka berlebihan air maka penyiraman tanaman harus diperhatikan jangan sampai tanamannya kebaceken. Untuk mengantisipasi hal itu sebaiknya penyiraman pada tanaman tomat organik sebaiknya dilakukan sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari. - Penyulaman Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhan yang lambat. penyulaman seharusnya dilakukan karena tumbuhan yang mati, layu atau rusak dibiarkan akan mengganggu tumbuhan yang lainnya. Makanya tumbuhan yang mati, layu atau rusak harus dimusnahkan. - Pengajiran Pengajiran dilakukan dengan tujuan supaya tanaman tomat bisa tumbuh tegak, karena tanaman tomat mempunyai batang yang kurang kuat. Selain itu berguna untuk memudahkan dalam pemeliharaan dan pemetikan buah. - Pemupukan Seperti tanaman lainnya pemupukan sangat dibutuhkan pada tanaman tomat. Untuk pemupukan bisa mengunakan pupuk organik yaitu berupa kotoran hewan peliharaan atau kompos yang benar-benar sudah matang. Pemupukan diberikan pada dalam galur sekeliling tanaman. - Penyiangan, pendangiran dan pembumbungan Penyaingan, pendangiran dan pembumbungan sebaiknya lakukun secara bersamaan dengan waktu pemupukan. Alat yang digunakan adalah cangkul kecil atau tajak (kored).setelah menyiangi dan memperbaiki bendeng tanaman, sebaiknya tanah ditutupi dengan daun kering atau jerami, keuntungannya yang diperoleh dengan menutupi tanah ini antara lain adalah : . mengurangi penguapan air . menjaga agar tanah tetap gembur . mengurangi tumbuhnya rumput . mencegah munculnya kerak tanah yang dapat menghambat masuknya udara . menghindari kerusakan bunga atau buah dari kotoran tanah. - Pemberantasan hama atau penyakit Untuk pemberantasan hama dapat mengunakan biopestida atau mengunakan biofungisida yang dapat kita peroleh pada took-toko pertanian organic atau membuat sendiri. - Pemangkasan Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi jumlah tunas dan pusuk batang, sehingga perkembangan buahnya bias maksimal.pemangkasan yang biasa dilakukan ada tiga macam yaitu : pemangkasan tunas muda, pemangkasan batang dan pemangkasan bunga atau buah. f. Pemanenan tomat organik dalam waktu 3 bulan sudah dapat kita nikmati hasilnya. IV. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen. 2. Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic 3. Pertanian organik didasarkan pada sejumlah prinsip-prinsip, yaitu prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan, dan prinsip perlindungan. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional, SNI 01-6729-2002 Tentang Sistem Pangan Organik. 2002. Barkelaar. 2005. Perakitan SUT Lahan Kering Spesifik Lokasi di Kawasan Oesao. Kecamatan Kupang Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang. Karama, S. 2003. Potensi, Tantangan dan Kendala Ubi Kayu dalam Mendukung Ketahan Pangan. Jakarta: Balai Pustaka. Kunia, Kabelan. 2008. Pupuk Organik Atasi Degradasi Kesuburan. http: //express. com/w3jbiopupuk/vol 8/Kunia/index. Html. [Kamis. 14 Agustus 2008]. Master, W. A. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University USA. Meke, D. 2000. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang. Murdeleno. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University USA. Seran.2001. Pengkajian Sistem Usaha Tani Lahan Pekarangan di NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang. Suhartina. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 154p. Widati.1999. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.

Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-budidaya-tanaman.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen.Selama ini limbah organik yang berupa sisa hasil tanaman (jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud. Usaha pembaruan usaha pertanian di lahan marginal bukan tidak dilakukan, tetapi sulit untuk dilakukan oleh petani yang telah menetap bertahun-tahun di lahan yang demikian.Selain itu, pada masa yang lalu, fokus pembangunan pertanian lebih pada peningkatan produktivitas dan produksi, maka penyediaan teknologi pertanian untuk lahan marginal relatif kurang dibandingkan dengan lahan yang lebih produktif seperti lahan sawah.Telah banyak kritik dilontarkan bahwa dalam pembangunan pertanian yang lalu, yang memberi fokus lebih banyak diberikan pada lahan sawah beririgasi. Penyediaan teknologi yang lebih banyak untuk lahan sawah dan lahan yang memperoleh curah hujan yang cukup untuk budidaya tanaman dan pemeliharaan ternak. Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu diperhatikan. Cara menanam tomat perlu dilakukan intensif agar produksi optimal. Tanaman tomat termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi sebagai sayuran dan buah, tomat juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik serta obat-obatan. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu determinate dan indeterminate. Tipe determinate memiliki postur tanaman pendek, tandan bunga terletak di setiap ruas batang serta di ujung tanaman. Sedangkan, tipe indeterminate memiliki postur tanaman tinggi, tandan bunga terletak berseling di antara 2-3 ruas, ujung tanaman tomat tumbuh pucuk muda. Tanaman tomat tipe indeterminate berbuah besar. Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 Mm/hujan dengan ketinggian tempat optimal 100-1000 Mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tanaman tomat berkisar 25-30° C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu malam hari 15-20° C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman tomat karena 90 % kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi penanaman tomat sebaiknya bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakkan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag. Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen.Selama ini limbah organik yang berupa sisa hasil tanaman (jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud. 1.2 Tujuan Mempelajari dan mengetahui teknologi budidaya tanaman Hortikultura (tomat) dengan sistem organik pada lahan marginal dan ramah lingkungan dalam sistem pertanian yang berkelanjutan serta produk yang dihasilkan. (Anonim, 2002). III. PEMBAHASAN 3.1 Pemeliharaan Tanaman Pada Budidaya Tomat Penyulaman budidaya tomat dilakukan sampai umur tanaman tomat 2 minggu. Tanaman tomat yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit. Perempelan tunas samping tanaman tomat dilakukan sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi, di atas cabang utama, cabang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tomat tumbuh kekar, di samping itu juga menjaga kelembaban tanaman tomatsaat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas di bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban tanaman tomat dan mengoptimalkan produksi. Perempelan daun tanaman tomat di bawah cabang utama dilakukan saat tajuk tanaman tomat telah menutupi seluruh daun bagian bawah, saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi hama penyakit tanaman. Perempelan daun juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit. 3.2 Tahapan Budidaya Tomat Secara Organik Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic. Membudidayakan tanaman tomat harus dipersiapakan hal-hal sebagaimana berikut : a. pemilihan areal tanam untuk menanam apa saja yang dibutuhkan pasti areal atau lahan karena itu merupakan syarat pokok untuk menanam. Tapi untuk menanam tanaman tomat organik yang perlu diperhatikan adalah tanahnya tidak berair atau becek karena tumbuhan tomat tidak suka terhadap air yang berlebihan. Sifat tanah yang cocok untuk tananam tomat organik adalah tanah ... dengan pH 5,5 – 6,5, bila penanaman tomat adalah kegenjahannya maka tomat cocok di tanam pada tanah lempung berpasir yang baik drainasernya. Tapi bila menginginkan hasil atau target dalam jumlah total produksi yang tinggi, maka tanah yang cocok adalah tanah lempung liat dan lempung berdebu. Tanah yang sudah ada diberi pupuk kandang atau kompos supaya tanah menjadi gembur dan subur. b. pemilihan benih Tanaman tomat dikembangbiakan dengan bijinya, maka yang perlu kita siapkan adalah biji yang siap tanam. Untuk mendapatkan biji tomat bisa kita dapat di toko-toko pertanian karena disana sudah tersedia benih tomat siap pakai dengan kualitas yang bagus dan telah dikemas dengan baik pula. Tapi bias kita siapkan benih sendiri yaitu dengan cara : buah tomat yang telah masak dan sehat biarkan benar-benar tua di pohonnya, setelah dipetik biarkan selama dua atau tiga hari sampai buah merekah dan berair. Lalu pisahkan biji dari bagian yang lain. Cuci buah tomat dengan air, setalah itu keringkan. Benih yang telah kering dapat disimpan dalam wadah kaleng atau botol yang kering. Biji tomat siap disemikan, sisanya lalu benih disimpan pada tempat yang kering dan sejuk. Biji c. pembibitan Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemaikan lebih dulu ditaruh pada wadah dan ditempatkan pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang sudah bertunas itu perlu diindah (disapih) ke tempat penanaman lain sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru siap dipindah kelahan yang telah ada. d. Penanaman Penanaman dilakuakan ketika tanaman berumur sekitar 3 minggu di penyapihan dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore hari. Tahapan penanam adalah sebagai berikut : 1. Siapkan bibit yang akan ditanam 2. keluarkan bibit dari bumbung tanam dengan hati-hati, usahakan agar akar tidak rusak 3. Bibit ditanam dengan posisi tegak lurus. Kemudian lubang ditutup dengan tanah sekitarnya serta agak ditekan sedikit. Setelah itu tanaman muda dilindungi dengan tudung lembaran batang pisang. 4. Siram tanaman pada pagi dan sore hari dengan menggunkan embrat. e. Pemeliharaan Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka tanaman setelah ditanam harus mendapat perhatian dan pemeliharaan agar tanaman bias tumbuh dengan maksimal. Pemeliharaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : - Penyiraman Karena tanaman tomat tidak suka berlebihan air maka penyiraman tanaman harus diperhatikan jangan sampai tanamannya kebaceken. Untuk mengantisipasi hal itu sebaiknya penyiraman pada tanaman tomat organik sebaiknya dilakukan sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari. - Penyulaman Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhan yang lambat. penyulaman seharusnya dilakukan karena tumbuhan yang mati, layu atau rusak dibiarkan akan mengganggu tumbuhan yang lainnya. Makanya tumbuhan yang mati, layu atau rusak harus dimusnahkan. - Pengajiran Pengajiran dilakukan dengan tujuan supaya tanaman tomat bisa tumbuh tegak, karena tanaman tomat mempunyai batang yang kurang kuat. Selain itu berguna untuk memudahkan dalam pemeliharaan dan pemetikan buah. - Pemupukan Seperti tanaman lainnya pemupukan sangat dibutuhkan pada tanaman tomat. Untuk pemupukan bisa mengunakan pupuk organik yaitu berupa kotoran hewan peliharaan atau kompos yang benar-benar sudah matang. Pemupukan diberikan pada dalam galur sekeliling tanaman. - Penyiangan, pendangiran dan pembumbungan Penyaingan, pendangiran dan pembumbungan sebaiknya lakukun secara bersamaan dengan waktu pemupukan. Alat yang digunakan adalah cangkul kecil atau tajak (kored).setelah menyiangi dan memperbaiki bendeng tanaman, sebaiknya tanah ditutupi dengan daun kering atau jerami, keuntungannya yang diperoleh dengan menutupi tanah ini antara lain adalah : . mengurangi penguapan air . menjaga agar tanah tetap gembur . mengurangi tumbuhnya rumput . mencegah munculnya kerak tanah yang dapat menghambat masuknya udara . menghindari kerusakan bunga atau buah dari kotoran tanah. - Pemberantasan hama atau penyakit Untuk pemberantasan hama dapat mengunakan biopestida atau mengunakan biofungisida yang dapat kita peroleh pada took-toko pertanian organic atau membuat sendiri. - Pemangkasan Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi jumlah tunas dan pusuk batang, sehingga perkembangan buahnya bias maksimal.pemangkasan yang biasa dilakukan ada tiga macam yaitu : pemangkasan tunas muda, pemangkasan batang dan pemangkasan bunga atau buah. f. Pemanenan tomat organik dalam waktu 3 bulan sudah dapat kita nikmati hasilnya. IV. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen. 2. Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic 3. Pertanian organik didasarkan pada sejumlah prinsip-prinsip, yaitu prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan, dan prinsip perlindungan. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional, SNI 01-6729-2002 Tentang Sistem Pangan Organik. 2002. Barkelaar. 2005. Perakitan SUT Lahan Kering Spesifik Lokasi di Kawasan Oesao. Kecamatan Kupang Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang. Karama, S. 2003. Potensi, Tantangan dan Kendala Ubi Kayu dalam Mendukung Ketahan Pangan. Jakarta: Balai Pustaka. Kunia, Kabelan. 2008. Pupuk Organik Atasi Degradasi Kesuburan. http: //express. com/w3jbiopupuk/vol 8/Kunia/index. Html. [Kamis. 14 Agustus 2008]. Master, W. A. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University USA. Meke, D. 2000. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang. Murdeleno. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University USA. Seran.2001. Pengkajian Sistem Usaha Tani Lahan Pekarangan di NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang. Suhartina. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 154p. Widati.1999. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.

Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-budidaya-tanaman.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen.Selama ini limbah organik yang berupa sisa hasil tanaman (jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud. Usaha pembaruan usaha pertanian di lahan marginal bukan tidak dilakukan, tetapi sulit untuk dilakukan oleh petani yang telah menetap bertahun-tahun di lahan yang demikian.Selain itu, pada masa yang lalu, fokus pembangunan pertanian lebih pada peningkatan produktivitas dan produksi, maka penyediaan teknologi pertanian untuk lahan marginal relatif kurang dibandingkan dengan lahan yang lebih produktif seperti lahan sawah.Telah banyak kritik dilontarkan bahwa dalam pembangunan pertanian yang lalu, yang memberi fokus lebih banyak diberikan pada lahan sawah beririgasi. Penyediaan teknologi yang lebih banyak untuk lahan sawah dan lahan yang memperoleh curah hujan yang cukup untuk budidaya tanaman dan pemeliharaan ternak. Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu diperhatikan. Cara menanam tomat perlu dilakukan intensif agar produksi optimal. Tanaman tomat termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi sebagai sayuran dan buah, tomat juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik serta obat-obatan. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu determinate dan indeterminate. Tipe determinate memiliki postur tanaman pendek, tandan bunga terletak di setiap ruas batang serta di ujung tanaman. Sedangkan, tipe indeterminate memiliki postur tanaman tinggi, tandan bunga terletak berseling di antara 2-3 ruas, ujung tanaman tomat tumbuh pucuk muda. Tanaman tomat tipe indeterminate berbuah besar. Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 Mm/hujan dengan ketinggian tempat optimal 100-1000 Mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tanaman tomat berkisar 25-30° C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu malam hari 15-20° C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman tomat karena 90 % kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi penanaman tomat sebaiknya bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakkan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag. Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen.Selama ini limbah organik yang berupa sisa hasil tanaman (jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud. 1.2 Tujuan Mempelajari dan mengetahui teknologi budidaya tanaman Hortikultura (tomat) dengan sistem organik pada lahan marginal dan ramah lingkungan dalam sistem pertanian yang berkelanjutan serta produk yang dihasilkan. (Anonim, 2002). III. PEMBAHASAN 3.1 Pemeliharaan Tanaman Pada Budidaya Tomat Penyulaman budidaya tomat dilakukan sampai umur tanaman tomat 2 minggu. Tanaman tomat yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit. Perempelan tunas samping tanaman tomat dilakukan sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi, di atas cabang utama, cabang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tomat tumbuh kekar, di samping itu juga menjaga kelembaban tanaman tomatsaat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas di bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban tanaman tomat dan mengoptimalkan produksi. Perempelan daun tanaman tomat di bawah cabang utama dilakukan saat tajuk tanaman tomat telah menutupi seluruh daun bagian bawah, saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi hama penyakit tanaman. Perempelan daun juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit. 3.2 Tahapan Budidaya Tomat Secara Organik Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic. Membudidayakan tanaman tomat harus dipersiapakan hal-hal sebagaimana berikut : a. pemilihan areal tanam untuk menanam apa saja yang dibutuhkan pasti areal atau lahan karena itu merupakan syarat pokok untuk menanam. Tapi untuk menanam tanaman tomat organik yang perlu diperhatikan adalah tanahnya tidak berair atau becek karena tumbuhan tomat tidak suka terhadap air yang berlebihan. Sifat tanah yang cocok untuk tananam tomat organik adalah tanah ... dengan pH 5,5 – 6,5, bila penanaman tomat adalah kegenjahannya maka tomat cocok di tanam pada tanah lempung berpasir yang baik drainasernya. Tapi bila menginginkan hasil atau target dalam jumlah total produksi yang tinggi, maka tanah yang cocok adalah tanah lempung liat dan lempung berdebu. Tanah yang sudah ada diberi pupuk kandang atau kompos supaya tanah menjadi gembur dan subur. b. pemilihan benih Tanaman tomat dikembangbiakan dengan bijinya, maka yang perlu kita siapkan adalah biji yang siap tanam. Untuk mendapatkan biji tomat bisa kita dapat di toko-toko pertanian karena disana sudah tersedia benih tomat siap pakai dengan kualitas yang bagus dan telah dikemas dengan baik pula. Tapi bias kita siapkan benih sendiri yaitu dengan cara : buah tomat yang telah masak dan sehat biarkan benar-benar tua di pohonnya, setelah dipetik biarkan selama dua atau tiga hari sampai buah merekah dan berair. Lalu pisahkan biji dari bagian yang lain. Cuci buah tomat dengan air, setalah itu keringkan. Benih yang telah kering dapat disimpan dalam wadah kaleng atau botol yang kering. Biji tomat siap disemikan, sisanya lalu benih disimpan pada tempat yang kering dan sejuk. Biji c. pembibitan Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemaikan lebih dulu ditaruh pada wadah dan ditempatkan pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang sudah bertunas itu perlu diindah (disapih) ke tempat penanaman lain sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru siap dipindah kelahan yang telah ada. d. Penanaman Penanaman dilakuakan ketika tanaman berumur sekitar 3 minggu di penyapihan dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore hari. Tahapan penanam adalah sebagai berikut : 1. Siapkan bibit yang akan ditanam 2. keluarkan bibit dari bumbung tanam dengan hati-hati, usahakan agar akar tidak rusak 3. Bibit ditanam dengan posisi tegak lurus. Kemudian lubang ditutup dengan tanah sekitarnya serta agak ditekan sedikit. Setelah itu tanaman muda dilindungi dengan tudung lembaran batang pisang. 4. Siram tanaman pada pagi dan sore hari dengan menggunkan embrat. e. Pemeliharaan Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka tanaman setelah ditanam harus mendapat perhatian dan pemeliharaan agar tanaman bias tumbuh dengan maksimal. Pemeliharaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : - Penyiraman Karena tanaman tomat tidak suka berlebihan air maka penyiraman tanaman harus diperhatikan jangan sampai tanamannya kebaceken. Untuk mengantisipasi hal itu sebaiknya penyiraman pada tanaman tomat organik sebaiknya dilakukan sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari. - Penyulaman Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhan yang lambat. penyulaman seharusnya dilakukan karena tumbuhan yang mati, layu atau rusak dibiarkan akan mengganggu tumbuhan yang lainnya. Makanya tumbuhan yang mati, layu atau rusak harus dimusnahkan. - Pengajiran Pengajiran dilakukan dengan tujuan supaya tanaman tomat bisa tumbuh tegak, karena tanaman tomat mempunyai batang yang kurang kuat. Selain itu berguna untuk memudahkan dalam pemeliharaan dan pemetikan buah. - Pemupukan Seperti tanaman lainnya pemupukan sangat dibutuhkan pada tanaman tomat. Untuk pemupukan bisa mengunakan pupuk organik yaitu berupa kotoran hewan peliharaan atau kompos yang benar-benar sudah matang. Pemupukan diberikan pada dalam galur sekeliling tanaman. - Penyiangan, pendangiran dan pembumbungan Penyaingan, pendangiran dan pembumbungan sebaiknya lakukun secara bersamaan dengan waktu pemupukan. Alat yang digunakan adalah cangkul kecil atau tajak (kored).setelah menyiangi dan memperbaiki bendeng tanaman, sebaiknya tanah ditutupi dengan daun kering atau jerami, keuntungannya yang diperoleh dengan menutupi tanah ini antara lain adalah : . mengurangi penguapan air . menjaga agar tanah tetap gembur . mengurangi tumbuhnya rumput . mencegah munculnya kerak tanah yang dapat menghambat masuknya udara . menghindari kerusakan bunga atau buah dari kotoran tanah. - Pemberantasan hama atau penyakit Untuk pemberantasan hama dapat mengunakan biopestida atau mengunakan biofungisida yang dapat kita peroleh pada took-toko pertanian organic atau membuat sendiri. - Pemangkasan Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi jumlah tunas dan pusuk batang, sehingga perkembangan buahnya bias maksimal.pemangkasan yang biasa dilakukan ada tiga macam yaitu : pemangkasan tunas muda, pemangkasan batang dan pemangkasan bunga atau buah. f. Pemanenan tomat organik dalam waktu 3 bulan sudah dapat kita nikmati hasilnya. IV. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen. 2. Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic 3. Pertanian organik didasarkan pada sejumlah prinsip-prinsip, yaitu prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan, dan prinsip perlindungan. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional, SNI 01-6729-2002 Tentang Sistem Pangan Organik. 2002. Barkelaar. 2005. Perakitan SUT Lahan Kering Spesifik Lokasi di Kawasan Oesao. Kecamatan Kupang Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang. Karama, S. 2003. Potensi, Tantangan dan Kendala Ubi Kayu dalam Mendukung Ketahan Pangan. Jakarta: Balai Pustaka. Kunia, Kabelan. 2008. Pupuk Organik Atasi Degradasi Kesuburan. http: //express. com/w3jbiopupuk/vol 8/Kunia/index. Html. [Kamis. 14 Agustus 2008]. Master, W. A. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University USA. Meke, D. 2000. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang. Murdeleno. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University USA. Seran.2001. Pengkajian Sistem Usaha Tani Lahan Pekarangan di NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang. Suhartina. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 154p. Widati.1999. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.

Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-budidaya-tanaman.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog

Tidak ada komentar: