Makalah
Kata
Pengantar
Segala
puji bagi allah SWT yang telah
memberikan nikmat iman dan islam kepada kita semua,sehingga kita dapat
berkumpul dalam pertemuan yang insya allah di muliakan olehnya.
Shalawat dan
salam semoga tetap terlimpah curah kepada junjunan kita Nabi Muhammad
SAW.Kepada para sahabatnya para tabiit tabiinnya dan semoga kepada kita selaku
umatnya mendapatkan syafa’atul udzma di yaumil jaza.amin
Sebelumnya kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Sri Hartati Mpd,selaku dosen yang
telah memberikan kami kesempatan menjelaskan konsep-konsep ekologi sebagai
dasar ilmu lingkungan.
Makalah ini
ditulis dari hasil penyusunan data data sekunder yang kami peroleh dari buku
panduan dan referensi lainnya yang berkiatan dengan konsep konsep ekologi.
Kami harap ,
dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,dalam hal ini
dapat menambah wawasan kita mengenai ekologi,khususnya bagi kami .memang
makalah ini masih jauh dari sempurna ,maka kami mengharapkan kritik dan saran
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Bandung,11
September 2013
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang 1
B.
Rumusan
Masalah 1
C.
Tujuan 1
BaB II Pembahasan
A.
Pengertian
Ekologi 2
B.
Ilmu
Lingkungan
a)
Spesies/Individu 3
b)
Populasi 5
c)
Komunitas 6
d)
Ekosistem 7
e)
Nichia 17
f)
Habitat 17
BAB III Penutup
A.
Kesimpulan 21
B.
Saran 21
Daftar Pustaka 22
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya (ipteks) dapat dikatakan seperti pedang bermata dua yang berarti dapat
digunakan untuk memahami keseluruhan manusia dan alam atau dapat pula untuk
menghancurkannya.Manusia dengan kelebihannya yang memiliki akal dan pikiran,
dalam kemajuan teknologi merupakan makhluk yang paling berkuasa di alam
ini.Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia
dapat menjadi boomerang terhadap hidupnya apabila prinsip-prinsip ekologi
diabaikan.
Maka dari itu ekologi harus dipelajari dan
dimengerti oleh setiap manusia karena ekologi merupakan cabang ilmu yang
mempelajari seluruh pola hubunngan timbal balik antar makhluk hidup lainnya,
serta dengan semua komponen yang ada disekitarnya.
B.Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana konsep-konsep Ekologi bisa menjadi dasar
ilmu lingkungan?
2.
Apa yang di maksud dengan
Populasi,komunitas,ekosistem,habitat,nichia?
3.
Kisaran apa saja yang menjadi Toleransi organisme
hidup?
C.
Tujuan
1.
Mengetauhi
konsep-konsep ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan
2.
Mengetauhi
apa itu populasi,komunitas,ekosistem,habitat,nichia.
3.
Mengetauhi
kisaran toleransi organisme hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ekologi
Istilah ekologi pertama
kali dekenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu ErnstHaeckel (1834-1919).Ekologi berasal dari bahasa Yunani; oikos,
artinya rumahatau tempat tinggal dan logos, artinya ilmu.
Beberapa puluh tahun kemudian,
definisi secara luas tentang ekologi dikemukakan pula oleh beberapa ahli
ekologi
·
Miller
dalam Darsono (1995:16)
”Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan
sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya”
·
Odum dalam
Darsono (1995: 16) “Ekologi adalah
kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesame
organism dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang rumah tangga
bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama
saling tergantung satu sama lain”
·
Soemarwoto
dalam Darsono (1995:16) “Ekologi adalah
ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
·
Resosoedarmo
dkk, (1985:1)[3] “ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Jadi, ekologi adalah
ilmu nteraksi makhluk hidup dengan lingkungannya.Mempelajari ekologi berarti
mempelajari makhluk hidup, lingkungan, dan interaksi antar keduanya.Seperti
tumbuhan, hewan, dan manusis untuk hidup bersama dan salingmemepngaruhi di
dalam lingkungannya. Sedangkan secara umum lingkungan berarti segala sesuatu
diluar individu yang terdiri dari semua benda atau materi, energi, kondisi,
keadaan, habitat, ruang dan proses interaksi yang terjadi di alamny
B. Ilmu Lingkungan
Ilmu
lingkungan adalah penggabungan ekologi yang
dilandasi dengan tatanan alam Merupakan ilmu pengetahuan murni yang mengatur sikap serta perilaku manusia dapat
bersifat lintas disiplin sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Ilmu lingkungan
mempelajari tempat dan peranan manusia
di antara makhluk hidup dan komponen
kehidupan lainnya. Dalam hal ini ilmu lingkungan dapat dikatakan sebagai ekologi terapan,
yaitu bagaimana menerapkan berbagai
prinsip dan ketentuan ekologi itu dalam
kehidupan manusia. Dengan kata lain ilmu lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam ekosistem atau
lingkungan hidupnya. Ilmu lingkungan mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Di dalam
ilmu lingkungan fokus ditujukan terutama pada penyatuan kembali semua ilmu yang menyangkut masalah lingkungan ke dalam
kategori variabel serupa, yaitu energi, materi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman.
Komponen Komponen yang terdapat didalam suatu sistem
ekologi mempunyai tingkatan-tingkatan yaitu :
a)
Spesies /
individu
Individu merupakan organisme tunggal, misalnya
kucing, manusia, cacing, sebatang pohon.Untuk mempertahakan hidupnya, setiap
individu harus mampu beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Beberapa macam adaptasi makhluk hidup dengan lingkungannya iyalah :
1) Adaptasi
fisiologi, merupakan penyesuaian kemampuan fisiologi makhluk hidup dalam
menghadapi perubahan kondisi lingkungan.
2) Adaptasi
tingkah laku.
3) Adaptasi
Morfologi merupakan perpaduan antara adaptasi fisioogis dan adaptasi tingkah
laku yang berkaitan dengan fungsi, yaitu penyesuaian bentuk tubuh untuk
kelangsungan hidup.
Ada beberapa pola tentang adaptasi-adaptasi
morfologi ini yaitu:
a. Pola
bergmann, spesies hewan yang hidup didaerah bersuhu lebih tinggi berukuran
lebih kecil dibanding kerabatnya didaerah bersuhu rendah.
b. Pola
allen, pada hewan-hwan yang hidup disuhu rendah mempunyai paruh, daun telinga,
ekor dan bagian-bagian terjulur lainnya lebih pndek dibandingka yang hidup
disuhu tinggi.
c. Pola
Groger, hewan homoiterm yang hidup didaerah panas dan lembab, mengandung banyak
pigmen hitam, didaerah kering lebih banyak pigmen kuning, coklat, merah,
sedangkan yang hidup didaerah dingin pigmennya mengalami reduksi.
d.
Pola Jordan,
ikan-ikan yang hidup di perairan bersuhu rendah jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan jumlah ikan yang diperairan suhu tinggi.
Adaptasi perilaku merupakan
aktivitas-aktivitas yang terarah sebagai respon terhadap kondisi lingkungan,
terdiri dari :
a.
Taksis,
merupakan berbagai perilaku hewan yang berupa gerakan berpindah tempat atau pindah
kedudukan
b.
Refleks,
merupakan gerakan otomatis sebagai akibat mekanisme reseptor-efektor sederhana.
Berbagai aktivitas pada hewan-hewan rendah seperti makan, berbiak adalah
urutan-urutan refleks.
c.
Belajar,
komponen perilaku hewan ternyata hanya bersifat bawaan misalnya belajar. Ada
beberapa corak belajar pada hewan misalnya:
·
Pembiasaan
(habituasi)
·
Pengkondisian
(conditioning)
·
Perekaman
(improving)
·
Coba-coba (trial
and error)
·
Memicu
(invitating)
·
Menalar
(reasoning)
b) Populasi
Populasi
adalah sekumpulan spesies yang sama dan menempati suatau ruang tertentu dalam
rentang waktu yang relatif sama, apabila terjadi persilangan diantaranya akan
menghasilkan keturunan yang fertile. Populasi juga bisa dikatakan sebagai
individu-individu yang terdiri dari spesies tunggal yang secara bersama-sama
menempai luas wilayah dan waktu yang sama. Karakteristik dari suatu populasi
dapat disebabkan atau dapat dibentuk oleh interaksi-interaksi yang terjadi
diantara individu-individu tersebut dengan lingkungannya.Karakteristik yang
paling penting dari populasi adalah kerapata atau kepadatan (density) dan
penyebaran (dispersion).Kerapatan populasi dapat dinyatakan dengan jumlah
individu per satuan luas atau biomasa per satuan luas (jika suatu populasi
dibentuk oleh individu-individu dengan ukuran berbeda).Atau juga bisa
dinyatakan sebagai jumlah individu per satuan luas atau volume. Misalnya,
jumlah pohon pinus per km2 di
wilayah Tangkuban Perahu. Sedangkan definisi dari penyebaran (dispersion)
adalah pola jarak antara individu didalam batas geografis populasi. Populasi
selalu dinamis sepanjang waktu, karena adanya :
1. Kerapatan
(densitas)
2. Penyebaran
(distribusi)
3. Kelahiran
(natalitas)
4. Kematian
(mortalitas)
5.
Migrasi
(emigrasi maupun imigrasi)
Penyebaran
(dispersi) individu-individu sejenis yang membentuk populasi di dalam suatu
ekosistem mengikuti tiga pola dasar yaitu :
a. Pola penyebaran bergerombol
Dalam beberapa kasus, ditemukan pula penyebaran bergerombol seragam dan
bergerombol secara acak.Pola berberombol merupakan pola yang umum
terjadi.Individu-individu perlu bergerombol karena kondisi lingkungan umumnya
berfluktuasi tetapi masih dapat ditoleransi sementara tingkat persaingan di
antara sesame individu tidak terlalu ketat.
b. Pola penyebaran seragam
Pola penyebaran seragam dapat terjadi bila persaingan
yang amat ketat di antara individu-individu, sehingga setiap individu berupaya
memperoleh pembagian ruang yang sama.
c. Pola penyebaran acak
Penyebaran acak sangat jarang
terjadi di alam.Umumnya hanya terjadi bila kondisi lingkungan sangat seragam.
Kondisi lingkungan sangat
mempengaruhi naik turunnya kecepatan pertumbuhan suatu populasi. Pada
prinsipnya pertumbuhan populasi ditentukan oleh factor natalitas, mortalitas,
dan migrasi. Ketiga faktor tersebut di pengaruhi oleh :
a. Interaksi
antar sesame komponen biotik dalam bentuk persaingan memperoleh makanan,
pasangan hidup, serta pemangsaan atau parasitisme.
b. Faktor abiotik di lingkungan seperti
cuaca, bencana alam, atau ketersediaan makanan.
Dari sudut pandang manusia, populasi dapat berarti :
a. Biomassa, yaitu berat total suatu populasi pada waktu
dan tempat tertentu.
b. Produktifitas
yaitu hasil pertumbuhan populasi dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dengan
berat.
c. Hasil panen (produksi) yaitu hasil yang diperoleh
manusia dari suatu populasi untuk kepentingan hidupnya.
c)
Komunitas
Komunitas
merupakan sekumpulan berbagai populasi berbeda yang hidup pada suatu ruang dan
waktu tertentu.Komunitas ini terbentuk sebagai adanya interaksi dari populasi
yang ada. Hubunga teraksi antara populasi bisa saling menguntungkan, saling
merugikan atau sama sekali tidak saling mempengaruhi contohnya pada suatu kebun
terdapat sekumpulan pohon singkong, dan sekumpulan rumput. Populasi-populasi
tersebut saling berinteraksi.
d) Ekosistem
Istilah
ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh A.G. Tansley seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris.Ekosistem adalah suatu sistem yang
saling terkait antara organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan
fisiknya.
ü Ciri
ekosistem adalah sebagai berikut,
·
Memiliki sumber
energi yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panasbumi pada ekosistem yang
ditemukan di dasar laut yang dangkal.
·
Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi
dalam bentuk materiorganik.
·
Terdapat daur materi yang berkesinambungan
antara populasi danlingkungannya.
·
Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke
tingkat yang lainnya.
ü Contoh
ekosistem diantaranya,
·
Ekosistem alami,
hutan
·
Ekosistem
binaan, agroekosistem
·
Ekosistem
buatan, aquarium
Kompleksitas tingkat organisasi didalam ekosistem
sangat ditentukan oleh :
Banyaknya
jenis organism produsen
Banyaknya
jenis organism konsumen
Banyakja
jenis organism pengurai
Banyaknya
komponen abiotik
Kompleksitas
interaksi antar komponen
Proses-proses
alami yang berlangsung dalam ekosistem
Meskipun tidak ada batas yang nyata antara satu ekosistem dengan ekosistem
lainnya namun berbagai penelitian dan data yang ada, para ahli ekologi telah
mencoba membagi ekosistem di muka bumi ini menjadi beberapa kelompok.Salah satu
upaya yang telah di lakukan dalam membagi ekosistem-ekosistem berskala besar
berdasarkan iklim.
Iklim merupakan acuan yang cukup baik untuk
menggambarkan ekosistem skala besar karna iklim sudah mecakup faktor-faktor
abiotiknya yang penting untuk kehidupan.Faktor-faktor iklim beriteraksi secara
kompleks sehingga sulit untuk menggambarkan seluruh faktor iklim secara
kualitatif.Contohnya, energy matahari merupakan faktor yang sangat penting
dalam ekosistem, dibandingakan dengan suhu dan presipitasi.Namun pengukuran
suhu dan presipitasi lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan pengukuran
energy matahari.
Iklim utama
dengan vegetasi dan hewan yang terdapat didalam suatu ekosistem bersekala besar
sering disebut bioma.
Didalam
setiap bioma terdapat ekosistem-ekosistem yang lebih kecil.Setiap macam iklim
utama mempunyai suatu tipe vegetasi yang khas. Vegetasi di alam elbih mudah di
lihat, di bandingkan dengan hewan, sehingga bila kita membahas mengenai iklim
dan bioma-bioma yang ada di muka bumi ini maka kita cenderung untuk melihat tipe vegetasi yang dominan
dibandingkan dengan hewan-hewan yang ada.
1.
Komponen Ekosistem
a. Komponen Biotik
Merupakan bagian hidup dari lingkungan,
termasuk seluruh populasi yangberinteraksi dengannya.Contoh dampak faktor
biotik pada suatu lingkunganadalah penyerbukan bunga oleh angin. Komponen
biotik apat dibagiberdasarkan fungsinya, adalah
1)
Produsen, semua makhluh hidup yang dapat membuat
makanannyasendiri.Contohnya: makhluk hidup autotrof, seperti tumbuhan
berklorofil.
2)
Konsumen, semua makhluk hidup yang bergantung pada
produsensebagai sumber energinya. Berdasarkan jenis makannya konsumendibagi
menjadi:
a) Herbivor, konsumen yang memakan
tumbuhanContohnya:sapi, kambing, dan kelinci.
b) Karnivor, konsumen yang memakan
hewan lain.Contohnya: harimau, serigala, dan macan.
c) Omnivor, konsumen yang memakan
tumbuhan dan hewan.Contohnya: manusia dan tikus.
d) Dekomposer atau pengurai, semua makhluk hidup yang
memperolehnutrisi dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik yangberasal
dari makhluk hidup yang telah mati.Contohnya: bakteri, jamur, dan cacing.
b. Komponen Abiotik
Merupakan semua bagian tidak hidup dari
ekosistem. Peranan komponenabiotik untuk makhluk hidup adalah sebgai berikut,
·
Kemampuan
organisme untuk hidup dan berkembang biak bergantungpada beberapa factor fisika
dan kimia di lingkungannya.
·
Sebagai factor
pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme.Contohnya, jumlah kadar air
sebgai faktor pembatas yang menentukanjenis organisme yang hidup di padang
pasir.
Komponen abiotik pada ekosistem
diantaranya: air, cahaya matahari,oksisgen, suhu, dan tanah.
1.
Hubungan
Antar Komponen Ekosistem
a. Hubungan
Makan
Suatu interaksi dalam
ekosistem yang menyediakan nutrisi untuk setiapmakhluk hidup yang sangat
diperlukan untuk pemeliharaan diri, pertumbuhan,dan perkembangbiakan.
·
Nutrisi Autotrof, Makhluk hidup tertentu yang dapat
mensintesismakanannya sendiri.
·
Nutrisi Heterotrof, hubungan makan diantara makhluk hidup
yangbergantung pada makhluk hidup yang lain sebagai sumber energinya.
·
Saprofit, makhluk hidup yang menggunakan bahan organik
dariorganisme yang telah mati sebagai sumber makanannya.
·
Herbivor, makhluk hidup pemakan tumbuhan
·
Karnivor, makhluk hidup pemakan hewan lain
·
Omnivor, makhluk hidup pemakan segala.
b. Hubungan Simbiosis
Hubungan dua organisme
yang hidup bersama dalam suatu hubungan nutrisiyang erat. Beberapa jenis
simbiosis antara lain:
Simbiosis
Organisme A Organisme B Contoh
Mutualisme
+
+ Lumut kerak, antara ganggang dan jamur
Komensalisme+
0 Hiu dan ikan remora
Parasitisme+
- Benalu dengan tumbuhan inang
c. Hubungan
Kompetisi
Hubungan persaingan
antar makhluk hidup untuk mempertahankan
hidupnya.Dalam
ekosistem dikenal istilah
·
Habitat, tempat suatu organisme dapat hidup dan menyediakan
semuahal yang dibutuhkan oleh organisme tersebut.
·
Relung (niche), cara hidup suatu organisme.Kompetisi tidak
terjadi jika organisme-organisme menempati relung yangberbeda, walaupun habitat
dan jenis makannya sama.
2.
Aliran
Energi Yang Melintasi Ekosistem
a. Rantai
Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
·
Rantai makanan,merupakan proses makan dan dimakan di
antaraorganisme dengan urutan satu arah yang mengakibatkan terjadinyaperpindahan
energi dari satu organisme ke organisme yang lainnya.
·
Jaring-jaring Makanan, rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan
b. Piramida Biomassa dan Piramida Energi
·
Piramida biomassa, dapat dinyatakan sebagai diagram
yangmengambarkan perpaduan massa seluruh makhluk hidup di habitat tertentuyang
diukur dan dinyatakan dalam satuan gram.
·
Biomassa, ukuran berat materi hidup pada waktu tertentu.
·
Piramida Energi, memperlihatkan jumlah energi yang
dipindahkan darisatu tingkat ke tingkat diatasnya dalam suatu jarring makanan.
3.
Siklus Biokimia Dalam Ekosistem
Suatu siklus bahan
kimia, dari bagian abiotik dalam ekosistem ke komponenbiotik, lalu diuraikan
kembali menjadi mineral, demikian seterusnya.
a. Siklus Air
Dalam
siklus air terjadi empat tahap sebagai berikut:
1)
Evaporasi, Proses penguapan zat cair menjadi gas
2)
Traspirasi, Pengeluaran air dari tumbuhan dalam
bentuk uap
3)
Kondensasi, Proses perubahan gas menjadi cair
4)
Presipitasi, Proses jatuhnya kembali zat cair ke
bumi melalui hujan.
b.
Siklus Fosfor
c. Siklus Karbon
d.
Siklus Nitrogen
5. Tipe-Tipe Ekosistem
Ekosistem Air
a. Ekosistem Air Tawar
1) Ekosistem Air Tenang
Contoh: danau
dan kolam
2) Ekosistem Air Mengalir
Contoh: sungai
b. Air Laut
a) Estuari (muara sungai), mempunyai air yang
dangkal sehingga dapat
tertembus cahaya
matahari.
Contoh hewan:
kepiting, remis, dan cacing
b) Zona Intertidal (zona pantai), zona perbatasan antara
ekosistem darat
dan ekosistem
laut.
Contoh hewan:
ganggang, timun laut, dan bintang laut.
c) Zona Neritik, bagian tepi benua atau pulau memanjang
sampai ke
dalam laut
hingga jarak tertentu.
Contoh: Terumbu
karang
d) Zona laut terbuka, penetrasi cahaya hanya beberapa
ratus meter saja
Contoh hewan:
Ikan tuna, lumba-lumba, paus dan fitoplankton
(sebagai sumber
makannya)
2. Ekosistem Darat
a. Ekosistem hutan hujan tropis
· Suhu ± 250C
sepanjang tahun
· Curah hujan
tinggi
· Hewan dan
tumbuhan sangat beragam
· Tumbuhan khas,
liana (rotan), epifit (angrek)
b. Ekosistem hutan gugur
_ Mempunyai
empat musim
_ Tumbuhannya,
campuran pohon beech-maple dan oak-hickory.
_ Hewannya,
rusa, tupai, salamander, dan beruang hitam
c. Ekosistem tundra
· Terdapat di
kutub utara yang mempunyai curah hujan rendah
· Tumbuhannya,
lumut kerak dan lumut
· Hewannya,
serigala, beruang kutub, dan rusa kutub.
. Ekosistem taiga
_ Terdapat di
belahan bumi bagian utara dan pegunungan daerah tropic
_ Suhu pada
musim dingin rendah
_ Hutan yang
terdiri atas satu species, seperti conifer, pinus, dan cemara.
_ Hewannya
merupakan pemakan biji-bijian pohon conifer, seperti tupai,
serangga, dan
burung finch.
. Ekosistem padang rumput
· Terdapat pada
iklim sedang sampai tropis dengan curah hujan 25 cm
sampai 75 cm per
tahun
· Tumbuhan yang
dominant rumput
· Hewannya,
seperti jerapah, gajah afrika, bison amerika, dan singa.
f. Ekosistem gurun
_ Sangat gersang
dan curah hujan sangat rendah
_ Suhu pada
siang hari sangat dingin mancapai 450C, sedangkan malam
hari sangat
dingin sampai 00C.
_ Tumbuhannya,
kaktus
_ Hewannya,
Unta.
e) nichia
Nichia adalah kombinasi antara habitat
tempat suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat tersebut.Konsep
nichia ini penting bagi seorang ahli ekologi, selain dapat digunakan untuk
meramalkan macam tumbuhan dan hewan yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas,
juga dapat dipakai menaksir kepadatan serta fungsinya pada suatu titik.
Kepadatan individu pada sutau populasi,
langsung dikaitkan dengan pengertian keanekaragaman.Istilah ini dapat
diterapkan kepada berbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu komunitas.
f) Habitat
Habitat
adalah tempat suatu organisme hidup.Menurut resosoedarmo, dkk (1990), habitat
menunjukkan tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbagai jenis yang
membentuk suatu komunitas. Misalnya, dikenal istilah habitat padang rumput dan
habitat mangrove. Suatu habitat di anggap sebagai suatu kawasan alam yang
didalamnya unsur-unsur hayati (organisme) dan unsur-unsur non hayati (zat-zat
tidak hidup).Antara unsur-unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik, dikenal
dengan istilah sistem ekologi atau ekosistem.
·
Perusakan
Habitat
Penyebab utama hilangnya
keanekaragaman hayati bukanlah dari eksploitasi manusia secara langsung,
melainkan keruskan habitat sebagai akibat yang tak dapat dihindari dari
bertambahnya populasi penduduk dan kegiatan manusia.
Ancaman utama pada keanekaragaman hayati adalah rusak
dan hilangnya habitat dan cara yang paling baik untuk melindungi keanekaragaman
hayati adalah memelihara habitat. Termasuk dalam penghilangan habitat adlah
kerusakan habitat dan hancurnya habitat.Akibat polusi dan fragmentasi habitat.Fragmentasi
habitat adalah peristiwa yang menyebabkan habitat yang luas dan utuh menjadi
berkurang dan terbagi menjadi dua atau lebih fragmen.Antara satu fragmen (atau
perca) dengan lainnya sering kali terjadi isolasi oleh bentang alam yang
terdegradasi atau lebih diubah.Sering kali, pada bentang alam tersebut daerah
tepinya mengalami serangkaian perubahan kondisi, yang dikenal dengan istilah
efek tepi.Habitat yang fragmentasi berbeda dengan habitat semula, karena dua
alas an utama.Pertama, pada habitat fragmentasi, fragmen memilki jumlah tepi
yang lebih banyak perluasan habitat (sehingga lebih terpapar terhadap efek
tepi).Kedua, pada bagian fragmentasi tersebut, bagian tengah dari setiap
fragmen habitat menjadi lebih dekat ke daerah tepi.
C. Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya
Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi
kondisi faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran
faktor abiotik yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan
memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap semua semua faktor lingkungan.
Hukum Toleransi Shelford
“ Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum
ekologis, yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi
organisme itu terhadap kondisi faktor lingkungan”
Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi faktor
lingkungan yang mendekati batas kisaran tolrensinya, maka
organisme tersebut akan mengalami cekaman (stress). Fisiologis. Organisme berada
dalam kondisi kritis. Contohnya, hewan yang didedahkan pada suhu ekstrim rendah
akan menunjukkan kondisi kritisHipotermia dan pada suhu ekstirm
tinggi akan mengakibatkan gejala Hipertemia. Apabila kondisi
lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah maka hewan akan mati.
Dalam menentukan batas-batas kisaran toleransi suatu
hewan tidaklah mudah. Setiap organisme terdedah sekaligus pada sejumlah faktor
lingkungan, oleh adanya suatu interaksi faktor maka suatu faktor lingkungan
dapat mengubah efek faktor lingkungan lainnya. Misalnya suatu individu hewan
akan merusak efek suhu tinggi yang lebih kerasapabila kelembaban udara yang
relative rendah. Dengan demikian hewan akan lebih tahan terhadap suhu tinggi
apabila udara kering disbanding dengan pada kondisi udara yang lembab.
Dalam laboratorium juga sangat sulit untuk menentukan
batas-batas kisaran toleransi hewan terhadap sesuatu faktor lingkungan.
Penyebabnya ialah sulit untuk menentukan secara tepat kapan hewan tersebut akan
mati. Cara yang biasa dilakukan ialah dengan memperhitungkan adanya variasi
individual batas-batas kisaran toleransi itu ditentukan atas dasar terjadinya
kematian pada 50% dari jumlah individu setelah dideadahkan pada suatu kondisi
faktor lingkungan selama rentang waktu tertentu. Untuk kondisi suhu, misalnya
ditentukan LT50 – 24 jam atau LT50 – 48 jam (LT= Lethal Temperatur). Untuk
konsentrasi suatu zat dalam lingkungan biasanya ditentukan dengan LC 50 – X jam
( LC= Lethal Concentration; X dapat 24, 48, 72 atau 96 jam) dan untuk sesuatu
dosis ditentukan LD50 – X Jam.
Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan
tertentu pada berbagai jenis hewan berbeda-beda. Ada hewan yang
kisarannya lebar (euri) dan ada hewan yang sempit (steno). Kisaran toleransi
ditentukan secara herediter, namun demikian dapat mengalami perubahan oleh
terjadinya proses aklimatisasi (di alam) atau aklimasi (di lab).
Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi faktor
lingkungan di habitat buatan yang baru. Aklimasi adalah usaha
yang dilakukan manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi suatu faktor
lingkungan tertentu dalam laboratorium.
Konsep kisaran
toleransi, faktor pembatas maupun preferendum diterapkan di bidang-bidang
pertanian, peternakan, kesehatan, konservasi dan lain-lain. Hal ini dilakukan
dengan harapan kinerja biologi hewan, pertumbuhan dan reproduksi dapat maksimum
dan untuk kondisi hewan yang merugikan kondisi lingkungan biasanya dibuat yang
sebaliknya.
Setiap hewan memiliki kisaran toleransi yang bervariasi, maka
kehadiran di suatu habitat sangat ditentukan oleh kondisi dari faktor
lingkungan di tempat tersebut. Kehadiran dan kinerja populasi hewan di suatu
tempat menggambarkan tentang kondisi faktor-faktor lingkungan di tempat
tersebut. Oleh karena itu ada istilah spesies indicator ekologi, baik kajian
ekologi hewan maupun ekologi tumbuhan. Species indikatoe ekologi adalah suatu
species organisme yang kehadirannya ataupun kelimpahannya dapat memberi
petunjuk mengenai bagaimana kondisi faktor-faktor fisiko – kimia di suatu
tempat.
Beberapa species hewan sebagai spcies indicator antara
lain adalahCapitella capitata (Polychaeta) sebagai indicator untuk
pencemaran bahan organic. Cacing Tubifex (Olygochaeta) dan
lain-lain.
Kriteria-kriteria species indicator adalah;
a. aran
toleransinya sempit untuk satu atau beberapa faktor lingkungan
b. Ukuran tubuh cukup
besar sehingga mudah dideteksi
c. Kelimpahannya
tinggi sehingga mudah didapatkan dan mudah dijadikan
sample.
d. Mudah
diidentifikasi
e. Distribusnya
kosmopolit
f. Mudah
mengakumulasi zat-zat polutan
g. Mudah dipelihara di
laboratorium
h. Mempunyai keragaman
jenis atau genetic dan relung yang sempit
BAB
III
PANUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa ekologi merupakanhubungan timbal balik, interaksi antar
tumbuh-tumbuhan, bintang manusia dengan alam lingkungannya.Hubungan-hubungan
tersebut denikian kompleks dan erat sehingga Odum menyatakan bahwa ekologi
adalah “Environmental Biology”.
Suatu organisme tidak dapat hidup
sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergantung
pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada disekitarnya.
Ekologi adalah bagian dari biologi,
namun sangat erat hubungannya dengan ilmu lain baik dengan fisika, kimia, ilmu
bumi, atau antariksa maupun dengan ilmu-ilmu sosial.
B. Saran
·
Setiap mahasiswa
seharusnya lebih memperdalam ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya sehingga
mempunyai skill
·
Di harapkan
lebih menyempurnakan makalah ini
·
Mahasiswa harus
menjadi center learning student dalam perkuliahan sehingga mahasiswa yang lebih
kreatif
DAFTAR
PUSTAKA
·
file.upi.edu/.../EKOLOGI_DAN_KONSEP_EKOSIST
·
Nasrudin
anshori CH, sudarsono, SH. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa.
2007.Yayasan Obor Indonesia:Jakarta
·
Yani,
ahmad, mamat ruhimat. Geografi Menyingkap Fenomena Geosfer Untuk Kelas XI
Sekolah Menengah Atas. 2007. Jakarta
·
Indrawan,
mochamad, dkk. Biologi Konservasi Edisi Refisi. 2007. Yayasan Obor Indonesia:
Jakarta
·
Djamal
Irwan, Zoer’aini.Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. 2005. Sinar
Grafika Offset: Jakarta
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan
terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem
secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan.Teknik budidaya organik merupakan teknik
budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan
konsumen.Selama ini limbah organik yang berupa sisa hasil tanaman
(jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan
tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi
pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian.Bahan sisa hasil panen
ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan
lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari
berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud.
Usaha pembaruan usaha pertanian di lahan marginal bukan tidak dilakukan,
tetapi sulit untuk dilakukan oleh petani yang telah menetap
bertahun-tahun di lahan yang demikian.Selain itu, pada masa yang lalu,
fokus pembangunan pertanian lebih pada peningkatan produktivitas dan
produksi, maka penyediaan teknologi pertanian untuk lahan marginal
relatif kurang dibandingkan dengan lahan yang lebih produktif seperti
lahan sawah.Telah banyak kritik dilontarkan bahwa dalam pembangunan
pertanian yang lalu, yang memberi fokus lebih banyak diberikan pada
lahan sawah beririgasi. Penyediaan teknologi yang lebih banyak untuk
lahan sawah dan lahan yang memperoleh curah hujan yang cukup untuk
budidaya tanaman dan pemeliharaan ternak.
Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai
ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu
diperhatikan. Cara menanam tomat perlu dilakukan intensif agar produksi
optimal. Tanaman tomat termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi
sebagai sayuran dan buah, tomat juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar
kosmetik serta obat-obatan. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman
tomat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu determinate dan indeterminate.
Tipe determinate memiliki postur tanaman pendek, tandan bunga terletak
di setiap ruas batang serta di ujung tanaman. Sedangkan, tipe
indeterminate memiliki postur tanaman tinggi, tandan bunga terletak
berseling di antara 2-3 ruas, ujung tanaman tomat tumbuh pucuk muda.
Tanaman tomat tipe indeterminate berbuah besar.
Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 Mm/hujan dengan
ketinggian tempat optimal 100-1000 Mdpl. Intensitas sinar matahari
berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tanaman
tomat berkisar 25-30° C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu
malam hari 15-20° C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman tomat karena 90 %
kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi penanaman tomat sebaiknya
bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah
diberakkan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH
tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada
tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan
kertas lakmus, pH meter atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel
bisa dilakukan secara zigzag.
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan
mensejahterahkan petani dan konsumen.Selama ini limbah organik yang
berupa sisa hasil tanaman (jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak
dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar
praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem
pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus
dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan
pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian
berkelanjutan dapat terwujud.
1.2 Tujuan
Mempelajari dan mengetahui teknologi budidaya tanaman Hortikultura
(tomat) dengan sistem organik pada lahan marginal dan ramah lingkungan
dalam sistem pertanian yang berkelanjutan serta produk yang dihasilkan.
(Anonim, 2002).
III. PEMBAHASAN
3.1 Pemeliharaan Tanaman Pada Budidaya Tomat
Penyulaman budidaya tomat dilakukan sampai umur tanaman tomat 2 minggu.
Tanaman tomat yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam
mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, berpengaruh terhadap
pengendalian hama penyakit. Perempelan tunas samping tanaman tomat
dilakukan sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua,
ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi, di atas cabang utama,
cabang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas
samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di
bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan
tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif
tanaman agar tanaman tomat tumbuh kekar, di samping itu juga menjaga
kelembaban tanaman tomatsaat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan
tunas di bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban
tanaman tomat dan mengoptimalkan produksi. Perempelan daun tanaman tomat
di bawah cabang utama dilakukan saat tajuk tanaman tomat telah menutupi
seluruh daun bagian bawah, saat ini daun sudah tidak berfungsi secara
optimal, justru sangat disenangi hama penyakit tanaman. Perempelan daun
juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.
3.2 Tahapan Budidaya Tomat Secara Organik
Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama
saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau
menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan
bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic. Membudidayakan
tanaman tomat harus dipersiapakan hal-hal sebagaimana berikut :
a. pemilihan areal tanam
untuk menanam apa saja yang dibutuhkan pasti areal atau lahan karena itu
merupakan syarat pokok untuk menanam. Tapi untuk menanam tanaman tomat
organik yang perlu diperhatikan adalah tanahnya tidak berair atau becek
karena tumbuhan tomat tidak suka terhadap air yang berlebihan. Sifat
tanah yang cocok untuk tananam tomat organik adalah tanah ...
dengan pH 5,5 – 6,5, bila penanaman tomat adalah kegenjahannya maka
tomat cocok di tanam pada tanah lempung berpasir yang baik drainasernya.
Tapi bila menginginkan hasil atau target dalam jumlah total produksi
yang tinggi, maka tanah yang cocok adalah tanah lempung liat dan lempung
berdebu. Tanah yang sudah ada diberi pupuk kandang atau kompos supaya
tanah menjadi gembur dan subur.
b. pemilihan benih
Tanaman tomat dikembangbiakan dengan bijinya, maka yang perlu kita
siapkan adalah biji yang siap tanam. Untuk mendapatkan biji tomat bisa
kita dapat di toko-toko pertanian karena disana sudah tersedia benih
tomat siap pakai dengan kualitas yang bagus dan telah dikemas dengan
baik pula. Tapi bias kita siapkan benih sendiri yaitu dengan cara : buah
tomat yang telah masak dan sehat biarkan benar-benar tua di pohonnya,
setelah dipetik biarkan selama dua atau tiga hari sampai buah merekah
dan berair. Lalu pisahkan biji dari bagian yang lain. Cuci buah tomat
dengan air, setalah itu keringkan. Benih yang telah kering dapat
disimpan dalam wadah kaleng atau botol yang kering. Biji tomat siap
disemikan, sisanya lalu benih disimpan pada tempat yang kering dan
sejuk. Biji
c. pembibitan
Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemaikan lebih dulu ditaruh pada
wadah dan ditempatkan pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang
sudah bertunas itu perlu diindah (disapih) ke tempat penanaman lain
sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru
siap dipindah kelahan yang telah ada.
d. Penanaman
Penanaman dilakuakan ketika tanaman berumur sekitar 3 minggu di
penyapihan dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore hari. Tahapan
penanam adalah sebagai berikut :
1. Siapkan bibit yang akan ditanam
2. keluarkan bibit dari bumbung tanam dengan hati-hati, usahakan agar
akar tidak rusak
3. Bibit ditanam dengan posisi tegak lurus. Kemudian lubang ditutup
dengan tanah sekitarnya serta agak ditekan sedikit. Setelah itu tanaman
muda dilindungi dengan tudung lembaran batang pisang.
4. Siram tanaman pada pagi dan sore hari dengan menggunkan embrat.
e. Pemeliharaan
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka tanaman setelah ditanam
harus mendapat perhatian dan pemeliharaan agar tanaman bias tumbuh
dengan maksimal. Pemeliharaan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
- Penyiraman
Karena tanaman tomat tidak suka berlebihan air maka penyiraman tanaman
harus diperhatikan jangan sampai tanamannya kebaceken. Untuk
mengantisipasi hal itu sebaiknya penyiraman pada tanaman tomat organik
sebaiknya dilakukan sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.
- Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak atau
pertumbuhan yang lambat. penyulaman seharusnya dilakukan karena
tumbuhan yang mati, layu atau rusak dibiarkan akan mengganggu tumbuhan
yang lainnya. Makanya tumbuhan yang mati, layu atau rusak harus
dimusnahkan.
- Pengajiran
Pengajiran dilakukan dengan tujuan supaya tanaman tomat bisa tumbuh
tegak, karena tanaman tomat mempunyai batang yang kurang kuat. Selain
itu berguna untuk memudahkan dalam pemeliharaan dan pemetikan buah.
- Pemupukan
Seperti tanaman lainnya pemupukan sangat dibutuhkan pada tanaman tomat.
Untuk pemupukan bisa mengunakan pupuk organik yaitu berupa kotoran hewan
peliharaan atau kompos yang benar-benar sudah matang. Pemupukan
diberikan pada dalam galur sekeliling tanaman.
- Penyiangan, pendangiran dan pembumbungan
Penyaingan, pendangiran dan pembumbungan sebaiknya lakukun secara
bersamaan dengan waktu pemupukan. Alat yang digunakan adalah cangkul
kecil atau tajak (kored).setelah menyiangi dan memperbaiki bendeng
tanaman, sebaiknya tanah ditutupi dengan daun kering atau jerami,
keuntungannya yang diperoleh dengan menutupi tanah ini antara lain
adalah :
. mengurangi penguapan air
. menjaga agar tanah tetap gembur
. mengurangi tumbuhnya rumput
. mencegah munculnya kerak tanah yang dapat menghambat masuknya udara
. menghindari kerusakan bunga atau buah dari kotoran tanah.
- Pemberantasan hama atau penyakit
Untuk pemberantasan hama dapat mengunakan biopestida atau mengunakan
biofungisida yang dapat kita peroleh pada took-toko pertanian organic
atau membuat sendiri.
- Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi jumlah tunas dan pusuk batang,
sehingga perkembangan buahnya bias maksimal.pemangkasan yang biasa
dilakukan ada tiga macam yaitu : pemangkasan tunas muda, pemangkasan
batang dan pemangkasan bunga atau buah.
f. Pemanenan
tomat organik dalam waktu 3 bulan sudah dapat kita nikmati hasilnya.
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan
terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem
secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan. Teknik budidaya organik merupakan teknik
budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen.
2. Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama
saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau
menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan
bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic
3. Pertanian organik didasarkan pada sejumlah prinsip-prinsip, yaitu
prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan, dan prinsip
perlindungan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, SNI 01-6729-2002 Tentang Sistem Pangan
Organik. 2002.
Barkelaar. 2005. Perakitan SUT Lahan Kering Spesifik Lokasi di Kawasan
Oesao. Kecamatan Kupang Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kupang. Kupang.
Karama, S. 2003. Potensi, Tantangan dan Kendala Ubi Kayu dalam Mendukung
Ketahan Pangan. Jakarta: Balai Pustaka.
Kunia, Kabelan. 2008. Pupuk Organik Atasi Degradasi Kesuburan. http:
//express. com/w3jbiopupuk/vol 8/Kunia/index. Html. [Kamis. 14 Agustus
2008].
Master, W. A. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A
Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University
USA.
Meke, D. 2000. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.
Murdeleno. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A
Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University
USA.
Seran.2001. Pengkajian Sistem Usaha Tani Lahan Pekarangan di NTT. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.
Suhartina. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan
Umbi-Umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.
154p.
Widati.1999. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.
Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-budidaya-tanaman.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-budidaya-tanaman.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan
terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem
secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan.Teknik budidaya organik merupakan teknik
budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan
konsumen.Selama ini limbah organik yang berupa sisa hasil tanaman
(jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan
tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi
pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian.Bahan sisa hasil panen
ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan
lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari
berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud.
Usaha pembaruan usaha pertanian di lahan marginal bukan tidak dilakukan,
tetapi sulit untuk dilakukan oleh petani yang telah menetap
bertahun-tahun di lahan yang demikian.Selain itu, pada masa yang lalu,
fokus pembangunan pertanian lebih pada peningkatan produktivitas dan
produksi, maka penyediaan teknologi pertanian untuk lahan marginal
relatif kurang dibandingkan dengan lahan yang lebih produktif seperti
lahan sawah.Telah banyak kritik dilontarkan bahwa dalam pembangunan
pertanian yang lalu, yang memberi fokus lebih banyak diberikan pada
lahan sawah beririgasi. Penyediaan teknologi yang lebih banyak untuk
lahan sawah dan lahan yang memperoleh curah hujan yang cukup untuk
budidaya tanaman dan pemeliharaan ternak.
Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai
ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu
diperhatikan. Cara menanam tomat perlu dilakukan intensif agar produksi
optimal. Tanaman tomat termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi
sebagai sayuran dan buah, tomat juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar
kosmetik serta obat-obatan. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman
tomat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu determinate dan indeterminate.
Tipe determinate memiliki postur tanaman pendek, tandan bunga terletak
di setiap ruas batang serta di ujung tanaman. Sedangkan, tipe
indeterminate memiliki postur tanaman tinggi, tandan bunga terletak
berseling di antara 2-3 ruas, ujung tanaman tomat tumbuh pucuk muda.
Tanaman tomat tipe indeterminate berbuah besar.
Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 Mm/hujan dengan
ketinggian tempat optimal 100-1000 Mdpl. Intensitas sinar matahari
berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tanaman
tomat berkisar 25-30° C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu
malam hari 15-20° C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman tomat karena 90 %
kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi penanaman tomat sebaiknya
bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah
diberakkan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH
tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada
tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan
kertas lakmus, pH meter atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel
bisa dilakukan secara zigzag.
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan
mensejahterahkan petani dan konsumen.Selama ini limbah organik yang
berupa sisa hasil tanaman (jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak
dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar
praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem
pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus
dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan
pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian
berkelanjutan dapat terwujud.
1.2 Tujuan
Mempelajari dan mengetahui teknologi budidaya tanaman Hortikultura
(tomat) dengan sistem organik pada lahan marginal dan ramah lingkungan
dalam sistem pertanian yang berkelanjutan serta produk yang dihasilkan.
(Anonim, 2002).
III. PEMBAHASAN
3.1 Pemeliharaan Tanaman Pada Budidaya Tomat
Penyulaman budidaya tomat dilakukan sampai umur tanaman tomat 2 minggu.
Tanaman tomat yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam
mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, berpengaruh terhadap
pengendalian hama penyakit. Perempelan tunas samping tanaman tomat
dilakukan sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua,
ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi, di atas cabang utama,
cabang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas
samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di
bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan
tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif
tanaman agar tanaman tomat tumbuh kekar, di samping itu juga menjaga
kelembaban tanaman tomatsaat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan
tunas di bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban
tanaman tomat dan mengoptimalkan produksi. Perempelan daun tanaman tomat
di bawah cabang utama dilakukan saat tajuk tanaman tomat telah menutupi
seluruh daun bagian bawah, saat ini daun sudah tidak berfungsi secara
optimal, justru sangat disenangi hama penyakit tanaman. Perempelan daun
juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.
3.2 Tahapan Budidaya Tomat Secara Organik
Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama
saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau
menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan
bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic. Membudidayakan
tanaman tomat harus dipersiapakan hal-hal sebagaimana berikut :
a. pemilihan areal tanam
untuk menanam apa saja yang dibutuhkan pasti areal atau lahan karena itu
merupakan syarat pokok untuk menanam. Tapi untuk menanam tanaman tomat
organik yang perlu diperhatikan adalah tanahnya tidak berair atau becek
karena tumbuhan tomat tidak suka terhadap air yang berlebihan. Sifat
tanah yang cocok untuk tananam tomat organik adalah tanah ...
dengan pH 5,5 – 6,5, bila penanaman tomat adalah kegenjahannya maka
tomat cocok di tanam pada tanah lempung berpasir yang baik drainasernya.
Tapi bila menginginkan hasil atau target dalam jumlah total produksi
yang tinggi, maka tanah yang cocok adalah tanah lempung liat dan lempung
berdebu. Tanah yang sudah ada diberi pupuk kandang atau kompos supaya
tanah menjadi gembur dan subur.
b. pemilihan benih
Tanaman tomat dikembangbiakan dengan bijinya, maka yang perlu kita
siapkan adalah biji yang siap tanam. Untuk mendapatkan biji tomat bisa
kita dapat di toko-toko pertanian karena disana sudah tersedia benih
tomat siap pakai dengan kualitas yang bagus dan telah dikemas dengan
baik pula. Tapi bias kita siapkan benih sendiri yaitu dengan cara : buah
tomat yang telah masak dan sehat biarkan benar-benar tua di pohonnya,
setelah dipetik biarkan selama dua atau tiga hari sampai buah merekah
dan berair. Lalu pisahkan biji dari bagian yang lain. Cuci buah tomat
dengan air, setalah itu keringkan. Benih yang telah kering dapat
disimpan dalam wadah kaleng atau botol yang kering. Biji tomat siap
disemikan, sisanya lalu benih disimpan pada tempat yang kering dan
sejuk. Biji
c. pembibitan
Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemaikan lebih dulu ditaruh pada
wadah dan ditempatkan pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang
sudah bertunas itu perlu diindah (disapih) ke tempat penanaman lain
sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru
siap dipindah kelahan yang telah ada.
d. Penanaman
Penanaman dilakuakan ketika tanaman berumur sekitar 3 minggu di
penyapihan dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore hari. Tahapan
penanam adalah sebagai berikut :
1. Siapkan bibit yang akan ditanam
2. keluarkan bibit dari bumbung tanam dengan hati-hati, usahakan agar
akar tidak rusak
3. Bibit ditanam dengan posisi tegak lurus. Kemudian lubang ditutup
dengan tanah sekitarnya serta agak ditekan sedikit. Setelah itu tanaman
muda dilindungi dengan tudung lembaran batang pisang.
4. Siram tanaman pada pagi dan sore hari dengan menggunkan embrat.
e. Pemeliharaan
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka tanaman setelah ditanam
harus mendapat perhatian dan pemeliharaan agar tanaman bias tumbuh
dengan maksimal. Pemeliharaan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
- Penyiraman
Karena tanaman tomat tidak suka berlebihan air maka penyiraman tanaman
harus diperhatikan jangan sampai tanamannya kebaceken. Untuk
mengantisipasi hal itu sebaiknya penyiraman pada tanaman tomat organik
sebaiknya dilakukan sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.
- Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak atau
pertumbuhan yang lambat. penyulaman seharusnya dilakukan karena
tumbuhan yang mati, layu atau rusak dibiarkan akan mengganggu tumbuhan
yang lainnya. Makanya tumbuhan yang mati, layu atau rusak harus
dimusnahkan.
- Pengajiran
Pengajiran dilakukan dengan tujuan supaya tanaman tomat bisa tumbuh
tegak, karena tanaman tomat mempunyai batang yang kurang kuat. Selain
itu berguna untuk memudahkan dalam pemeliharaan dan pemetikan buah.
- Pemupukan
Seperti tanaman lainnya pemupukan sangat dibutuhkan pada tanaman tomat.
Untuk pemupukan bisa mengunakan pupuk organik yaitu berupa kotoran hewan
peliharaan atau kompos yang benar-benar sudah matang. Pemupukan
diberikan pada dalam galur sekeliling tanaman.
- Penyiangan, pendangiran dan pembumbungan
Penyaingan, pendangiran dan pembumbungan sebaiknya lakukun secara
bersamaan dengan waktu pemupukan. Alat yang digunakan adalah cangkul
kecil atau tajak (kored).setelah menyiangi dan memperbaiki bendeng
tanaman, sebaiknya tanah ditutupi dengan daun kering atau jerami,
keuntungannya yang diperoleh dengan menutupi tanah ini antara lain
adalah :
. mengurangi penguapan air
. menjaga agar tanah tetap gembur
. mengurangi tumbuhnya rumput
. mencegah munculnya kerak tanah yang dapat menghambat masuknya udara
. menghindari kerusakan bunga atau buah dari kotoran tanah.
- Pemberantasan hama atau penyakit
Untuk pemberantasan hama dapat mengunakan biopestida atau mengunakan
biofungisida yang dapat kita peroleh pada took-toko pertanian organic
atau membuat sendiri.
- Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi jumlah tunas dan pusuk batang,
sehingga perkembangan buahnya bias maksimal.pemangkasan yang biasa
dilakukan ada tiga macam yaitu : pemangkasan tunas muda, pemangkasan
batang dan pemangkasan bunga atau buah.
f. Pemanenan
tomat organik dalam waktu 3 bulan sudah dapat kita nikmati hasilnya.
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan
terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem
secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan. Teknik budidaya organik merupakan teknik
budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen.
2. Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama
saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau
menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan
bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic
3. Pertanian organik didasarkan pada sejumlah prinsip-prinsip, yaitu
prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan, dan prinsip
perlindungan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, SNI 01-6729-2002 Tentang Sistem Pangan
Organik. 2002.
Barkelaar. 2005. Perakitan SUT Lahan Kering Spesifik Lokasi di Kawasan
Oesao. Kecamatan Kupang Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kupang. Kupang.
Karama, S. 2003. Potensi, Tantangan dan Kendala Ubi Kayu dalam Mendukung
Ketahan Pangan. Jakarta: Balai Pustaka.
Kunia, Kabelan. 2008. Pupuk Organik Atasi Degradasi Kesuburan. http:
//express. com/w3jbiopupuk/vol 8/Kunia/index. Html. [Kamis. 14 Agustus
2008].
Master, W. A. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A
Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University
USA.
Meke, D. 2000. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.
Murdeleno. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A
Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University
USA.
Seran.2001. Pengkajian Sistem Usaha Tani Lahan Pekarangan di NTT. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.
Suhartina. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan
Umbi-Umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.
154p.
Widati.1999. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.
Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-budidaya-tanaman.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-budidaya-tanaman.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan
terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem
secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan.Teknik budidaya organik merupakan teknik
budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan
konsumen.Selama ini limbah organik yang berupa sisa hasil tanaman
(jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan
tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi
pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian.Bahan sisa hasil panen
ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan
lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari
berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud.
Usaha pembaruan usaha pertanian di lahan marginal bukan tidak dilakukan,
tetapi sulit untuk dilakukan oleh petani yang telah menetap
bertahun-tahun di lahan yang demikian.Selain itu, pada masa yang lalu,
fokus pembangunan pertanian lebih pada peningkatan produktivitas dan
produksi, maka penyediaan teknologi pertanian untuk lahan marginal
relatif kurang dibandingkan dengan lahan yang lebih produktif seperti
lahan sawah.Telah banyak kritik dilontarkan bahwa dalam pembangunan
pertanian yang lalu, yang memberi fokus lebih banyak diberikan pada
lahan sawah beririgasi. Penyediaan teknologi yang lebih banyak untuk
lahan sawah dan lahan yang memperoleh curah hujan yang cukup untuk
budidaya tanaman dan pemeliharaan ternak.
Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura bernilai
ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam tomat yang baik perlu
diperhatikan. Cara menanam tomat perlu dilakukan intensif agar produksi
optimal. Tanaman tomat termasuk komoditas multiguna, selain berfungsi
sebagai sayuran dan buah, tomat juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar
kosmetik serta obat-obatan. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman
tomat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu determinate dan indeterminate.
Tipe determinate memiliki postur tanaman pendek, tandan bunga terletak
di setiap ruas batang serta di ujung tanaman. Sedangkan, tipe
indeterminate memiliki postur tanaman tinggi, tandan bunga terletak
berseling di antara 2-3 ruas, ujung tanaman tomat tumbuh pucuk muda.
Tanaman tomat tipe indeterminate berbuah besar.
Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100-220 Mm/hujan dengan
ketinggian tempat optimal 100-1000 Mdpl. Intensitas sinar matahari
berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tanaman
tomat berkisar 25-30° C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu
malam hari 15-20° C. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman tomat karena 90 %
kandungan tomat terdiri dari air. Lokasi penanaman tomat sebaiknya
bukan bekas lahan tanaman tomat atau tanaman sefamili. Minimal sudah
diberakkan selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH
tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada
tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan
kertas lakmus, pH meter atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel
bisa dilakukan secara zigzag.
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan
mensejahterahkan petani dan konsumen.Selama ini limbah organik yang
berupa sisa hasil tanaman (jerami, tebon dan hasil panen lainnya) tidak
dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar
praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem
pertanian.Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus
dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan
pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian
berkelanjutan dapat terwujud.
1.2 Tujuan
Mempelajari dan mengetahui teknologi budidaya tanaman Hortikultura
(tomat) dengan sistem organik pada lahan marginal dan ramah lingkungan
dalam sistem pertanian yang berkelanjutan serta produk yang dihasilkan.
(Anonim, 2002).
III. PEMBAHASAN
3.1 Pemeliharaan Tanaman Pada Budidaya Tomat
Penyulaman budidaya tomat dilakukan sampai umur tanaman tomat 2 minggu.
Tanaman tomat yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam
mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, berpengaruh terhadap
pengendalian hama penyakit. Perempelan tunas samping tanaman tomat
dilakukan sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua,
ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi, di atas cabang utama,
cabang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas
samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di
bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan
tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif
tanaman agar tanaman tomat tumbuh kekar, di samping itu juga menjaga
kelembaban tanaman tomatsaat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan
tunas di bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban
tanaman tomat dan mengoptimalkan produksi. Perempelan daun tanaman tomat
di bawah cabang utama dilakukan saat tajuk tanaman tomat telah menutupi
seluruh daun bagian bawah, saat ini daun sudah tidak berfungsi secara
optimal, justru sangat disenangi hama penyakit tanaman. Perempelan daun
juga dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.
3.2 Tahapan Budidaya Tomat Secara Organik
Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama
saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau
menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan
bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic. Membudidayakan
tanaman tomat harus dipersiapakan hal-hal sebagaimana berikut :
a. pemilihan areal tanam
untuk menanam apa saja yang dibutuhkan pasti areal atau lahan karena itu
merupakan syarat pokok untuk menanam. Tapi untuk menanam tanaman tomat
organik yang perlu diperhatikan adalah tanahnya tidak berair atau becek
karena tumbuhan tomat tidak suka terhadap air yang berlebihan. Sifat
tanah yang cocok untuk tananam tomat organik adalah tanah ...
dengan pH 5,5 – 6,5, bila penanaman tomat adalah kegenjahannya maka
tomat cocok di tanam pada tanah lempung berpasir yang baik drainasernya.
Tapi bila menginginkan hasil atau target dalam jumlah total produksi
yang tinggi, maka tanah yang cocok adalah tanah lempung liat dan lempung
berdebu. Tanah yang sudah ada diberi pupuk kandang atau kompos supaya
tanah menjadi gembur dan subur.
b. pemilihan benih
Tanaman tomat dikembangbiakan dengan bijinya, maka yang perlu kita
siapkan adalah biji yang siap tanam. Untuk mendapatkan biji tomat bisa
kita dapat di toko-toko pertanian karena disana sudah tersedia benih
tomat siap pakai dengan kualitas yang bagus dan telah dikemas dengan
baik pula. Tapi bias kita siapkan benih sendiri yaitu dengan cara : buah
tomat yang telah masak dan sehat biarkan benar-benar tua di pohonnya,
setelah dipetik biarkan selama dua atau tiga hari sampai buah merekah
dan berair. Lalu pisahkan biji dari bagian yang lain. Cuci buah tomat
dengan air, setalah itu keringkan. Benih yang telah kering dapat
disimpan dalam wadah kaleng atau botol yang kering. Biji tomat siap
disemikan, sisanya lalu benih disimpan pada tempat yang kering dan
sejuk. Biji
c. pembibitan
Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemaikan lebih dulu ditaruh pada
wadah dan ditempatkan pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang
sudah bertunas itu perlu diindah (disapih) ke tempat penanaman lain
sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru
siap dipindah kelahan yang telah ada.
d. Penanaman
Penanaman dilakuakan ketika tanaman berumur sekitar 3 minggu di
penyapihan dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore hari. Tahapan
penanam adalah sebagai berikut :
1. Siapkan bibit yang akan ditanam
2. keluarkan bibit dari bumbung tanam dengan hati-hati, usahakan agar
akar tidak rusak
3. Bibit ditanam dengan posisi tegak lurus. Kemudian lubang ditutup
dengan tanah sekitarnya serta agak ditekan sedikit. Setelah itu tanaman
muda dilindungi dengan tudung lembaran batang pisang.
4. Siram tanaman pada pagi dan sore hari dengan menggunkan embrat.
e. Pemeliharaan
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka tanaman setelah ditanam
harus mendapat perhatian dan pemeliharaan agar tanaman bias tumbuh
dengan maksimal. Pemeliharaan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
- Penyiraman
Karena tanaman tomat tidak suka berlebihan air maka penyiraman tanaman
harus diperhatikan jangan sampai tanamannya kebaceken. Untuk
mengantisipasi hal itu sebaiknya penyiraman pada tanaman tomat organik
sebaiknya dilakukan sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.
- Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak atau
pertumbuhan yang lambat. penyulaman seharusnya dilakukan karena
tumbuhan yang mati, layu atau rusak dibiarkan akan mengganggu tumbuhan
yang lainnya. Makanya tumbuhan yang mati, layu atau rusak harus
dimusnahkan.
- Pengajiran
Pengajiran dilakukan dengan tujuan supaya tanaman tomat bisa tumbuh
tegak, karena tanaman tomat mempunyai batang yang kurang kuat. Selain
itu berguna untuk memudahkan dalam pemeliharaan dan pemetikan buah.
- Pemupukan
Seperti tanaman lainnya pemupukan sangat dibutuhkan pada tanaman tomat.
Untuk pemupukan bisa mengunakan pupuk organik yaitu berupa kotoran hewan
peliharaan atau kompos yang benar-benar sudah matang. Pemupukan
diberikan pada dalam galur sekeliling tanaman.
- Penyiangan, pendangiran dan pembumbungan
Penyaingan, pendangiran dan pembumbungan sebaiknya lakukun secara
bersamaan dengan waktu pemupukan. Alat yang digunakan adalah cangkul
kecil atau tajak (kored).setelah menyiangi dan memperbaiki bendeng
tanaman, sebaiknya tanah ditutupi dengan daun kering atau jerami,
keuntungannya yang diperoleh dengan menutupi tanah ini antara lain
adalah :
. mengurangi penguapan air
. menjaga agar tanah tetap gembur
. mengurangi tumbuhnya rumput
. mencegah munculnya kerak tanah yang dapat menghambat masuknya udara
. menghindari kerusakan bunga atau buah dari kotoran tanah.
- Pemberantasan hama atau penyakit
Untuk pemberantasan hama dapat mengunakan biopestida atau mengunakan
biofungisida yang dapat kita peroleh pada took-toko pertanian organic
atau membuat sendiri.
- Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi jumlah tunas dan pusuk batang,
sehingga perkembangan buahnya bias maksimal.pemangkasan yang biasa
dilakukan ada tiga macam yaitu : pemangkasan tunas muda, pemangkasan
batang dan pemangkasan bunga atau buah.
f. Pemanenan
tomat organik dalam waktu 3 bulan sudah dapat kita nikmati hasilnya.
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan
terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem
secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan. Teknik budidaya organik merupakan teknik
budidaya yang aman, lestari dan mensejahterahkan petani dan konsumen.
2. Pada dasarnya menanam tomat dengan cara konvensional dan organic sama
saja yang membedakan hanyalah pada saat pemeliharaannya saja. Kalau
menanam secara konvensional menggunakan bahan kimia sintetis sedangkan
bertanam tomat organic menggunakan bahan-bahan organic
3. Pertanian organik didasarkan pada sejumlah prinsip-prinsip, yaitu
prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan, dan prinsip
perlindungan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, SNI 01-6729-2002 Tentang Sistem Pangan
Organik. 2002.
Barkelaar. 2005. Perakitan SUT Lahan Kering Spesifik Lokasi di Kawasan
Oesao. Kecamatan Kupang Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kupang. Kupang.
Karama, S. 2003. Potensi, Tantangan dan Kendala Ubi Kayu dalam Mendukung
Ketahan Pangan. Jakarta: Balai Pustaka.
Kunia, Kabelan. 2008. Pupuk Organik Atasi Degradasi Kesuburan. http:
//express. com/w3jbiopupuk/vol 8/Kunia/index. Html. [Kamis. 14 Agustus
2008].
Master, W. A. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A
Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University
USA.
Meke, D. 2000. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.
Murdeleno. 2000. The Economic Impact of Agricultural Research: A
Practical Guide. Department of Agricultural Economic. Purdue University
USA.
Seran.2001. Pengkajian Sistem Usaha Tani Lahan Pekarangan di NTT. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.
Suhartina. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan
Umbi-Umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.
154p.
Widati.1999. Pengkajian SUP di Kabupaten Belu, NTT. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kupang. Kupang.
Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-budidaya-tanaman.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-budidaya-tanaman.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar