Makalah
Kata
Pengantar
Puji
syukur saya pajatkan kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan nikmat-Nya
penyusunan laporan ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah
limpah kepada Nabi Besar Muhammad SAW., keluarganya, para sahabatnya dan semoga
syafaatnya sampai kepada kita. Amin
Tanaman jagung sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan.Di Indonesia, jagung merupakan
komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Di Daerah Madura, jagung
banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok.
Semoga
makalah yang dibuat dapat bermanfaat meski dalam penulisan atau pembahasan
masih jauh dari kesempurnaan bagi pembaca.
malang , Januari 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jagung Zea mays L. Merupakan tanaman berumah satu Monoecious
dimana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman.
Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor-faktor
pembatas pertumbuhan hasil.Daun tanaman C4 sebagai agen penghasil fotosintat
yang kemudian didistribusikan, memiliki sel-sel seludang pelbuluh yang
mengandung klorofil. Di dalam sel ini terjadi dekarboksilasi malat dan aspartat
yang menghasilkan CO2 yang kemudian memasukki siklus calvin membentuk pati dan
sukrosa. Di tinjau dari segi kondisi lingkungan, tanaman C4 teradaptasi pada
terbatasnya banyak faktor seperti intensitas radiasai surya tinggi dengan suhu
siang dan malam yang tinggi, curah hujan yang rendah dengan cahaya musiman
tinggi disertai suhu yang tinggi, serta kesuburan tanah yang relatif rendah.
Sifat-sifat menguntungkan dari jagung sebagai
tanaman C4 antara lain aktifitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah,
transpirasi rendah serta efisien dalam penggunaan air. Sifat-sifat tersebut
merupakan sifat fisiologis dan anatomis yang sangat menguntungkan dalam
kaitannya dengan hasil.
Kedudukan
tanaman jagung dalam taksonomi adalah:
Ordo : Tripsaceae
Famili : Poaceae
Sub-famili : Panicoideae
Genus : Zae
Spesies
: Zea Mays L.
Tanaman Jagung telah lama dibudidayakan di Indonesia, akan
tetapi rata-rata hasilnya relatif lebih rendah, rendahnya hasil jagung terutama
disebabkan oleh pengelolaan tanah dan tanaman yang belum mencapai kondisi
optimal bagi pertumbuhannya, seperti pemupukan yang belum memadai dan kondisi
lahan yang bersifat masam.
Telah diketahui produksi benih tanaman jagung dapat
dipengaruhi oleh lingkungan seperti iklim dan kondisi lahan, varietas
ditanam.Lahan sebagai tempat tumbuh tanaman perlu mendapatkan perhatian yang
seksama.Kekurangan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dapat diberikan
melalui pemupukan. Takaran, cara dan waktu pemupukan yang tepat dan disertai
oleh pengolahan tanah yang baik, dapat membantu meningkatkan ketersediaan hara
yang diperlukan dan akan memberikan hasil jagung yang lebih tinggi. Pemupukan
yang tepat, berbeda tergantung dari kesuburan dan jenis tanahnya. Bagi
lahan-lahan yang bersifat masam, ketersediaan P dapat ditingkatkan melalui
pengapuran
Populasi tanaman juga merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produksi tanaman.
Populasi tanaman atau jarak tanam erat hubungannya dengan umur varietas jagung
yang ditanam.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana cara memproduksi benih jagung yang baik?
- Hal-hal apa saja yang harus di penuhi dalam produksi benih jagung?
- Faktor apa saja yang mempengaruhi produksi benih jagung?
1.3
Tujuan
- Mengetahui Bagaimana cara memproduksi benih jagung yang baik
- Mengetahui Hal-hal apa saja yang harus di penuhi dalam produksi benih jagung
- Mengetahui apa saja yang mempengaruhi produksi benih jagung
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam periode simpan terdapat perbedaan antara benih yang
kuat dan benih yang lemah.Karena periode simpan merupakan fungsi dari waktu
maka perbedaan antara benih yang kuat dan lemah terletak pada kemampuannya
untuk dimakan waktu (Sadjad, 1976). Seperti kehidupan lainnya, benih juga
mempunyai umur (jangkauan umur) artinya bahwa suatu ketika benih juga akan
mati. Dengan demikian amat penting untuk mengetahui berapa lama benih dapat
disimpan sebelum digunakan. Seringkali umur benih dikaikan dengan daya simpan
benih (Kuswanto, 1996)
Benih bermutu tinggi
ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor fisik (geneticandphysicalfaktors). Yang dimaksud dengan faktor genetik ialah
varietas-varietas yang mempunyai genotype baik (good genotype) seperti produksi tinggi, tahan terhadap hama dan
penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik. Sedangkan
yang dimaksud dengan faktor fisik ialah benih bermutu tinggi yang meliputi
kemurnian (high purity), persen
perkecambahan tinggi (high viability and
vigor), bebas dari kotoran dan benih rumputan serta bebas dari insek, kadar air (moisture
content of seed) rendah yaitu 12-14 persen untuk benih serealia dan
kedele (Kamil,1982).
Penyimpanan benih ortodoks seperti jagung terletak
pada pengaturan kadarair dan suhu ruang simpan. Hal tersebut sesuai dengan
hasil penelitian yang dikemukakan oleh Harrington (1972) dan Delouche (1990).
Namun demikian, suhu hanya berperan nyata pada kondisi kadar air di mana
sel-sel pada benih memiliki air aktif (water activity) yang memungkinkan proses
metabolisme dapat berlangsung. Proses metabolisme meningkat dengan meningkatnya
kadar air benih, dan dipercepat dengan meningkatnya suhu ruang simpan.
Peningkatan metabolisme benih menyebabkan kemunduran benih lebih cepat (Justice
and Bass 1979).
Benih orthodox tahan terhadap pengeringan dan
suhu penyimpanan yang rendah, yaitu pada suhu 0 – 5o C dengan kadar
air benih 5–7%. Dalam kondisi penyimpanan yang optimal, benih yang orthodox
akan mampu disimpan sampai beberapa tahun. Pada saat masak, kadar air benih
pada kebanyakan benih orthodox sekitar 6–10%. Benih orthodox banyak ditemukan
pada zona arid, semi arid dan pada daerah dengan iklim basah, di samping itu
juga ada yang ditemukan pada zona tropis dataran tinggi.Benih recalsitrant didefinisikan sebagai benih
yang tidak tahan terhadap pengeringan dan suhu penyimpanan yang rendah, kecuali
untuk beberapa species temperaterecalcitrant
(Schmidt, 2000).
Secara
praktis, benih ortodoks dapat disimpan pada suhu kamar (28oC) atau
ruang sejuk (12oC), bergantung pada lama penyimpanan dan kadar air
benih yang akan disimpan. Apabila daya berkecambah benih dipertahankan diatas
80% (sesuai standar daya berkecambah), maka kadar air benih harus 12% (dapat
dicapai melalui pengeringan dengan sinar matahari pada musim kemarau) agar daya
berkecambah benih masih dapat dipertahankan sampai 10 bulan penyimpanan pada
suhu kamar (28oC). Kalau kadar air benih dapat diturunkan hingga
10%, daya berkecambah benih dapatdipertahankan sampai 14 bulan, dan lebih dari
14 bulan kalau kadar air benih pada saat disimpan 8%. Daya berkecambah benih
setelah penyimpanan 14 bulan masih tinggi (89,3%). Di lain pihak, pada kadar
air 14%, benih hanya tahan disimpan selama delapan bulan, dan pada kadarair 16%
hanya tahan disimpan sampai empat bulan (Azrai dkk, 2003)
Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor
yaitu faktor genetik dan faktor fisik (geneticandphysicalfaktors). Yang dimaksud dengan
faktor genetik ialah varietas-varietas yang mempunyai genotype baik (good genotype) seperti produksi tinggi,
tahan terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang
lebih baik. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor fisik ialah benih bermutu
tinggi yang meliputi kemurnian (high
purity), persen perkecambahan tinggi (high
viability and vigor), bebas dari kotoran dan benih rumputan serta bebas
dari insek, kadar air (moisture
content of seed) rendah yaitu 12-14 persen untuk benih serealia dan
kedele (Kamil,1982).
Meskipun tipe ortodoks dan rekalsitran relatif jelas perbedaannya,
daya tahan benih untuk bertahan pada saat penyimpanan meliputi variasi yang luas,
dari yang sangat rekalsitran, intermediate sampai ortodoks (Schmdit, 2000).
Pada umumnya semakin lama benih disimpan maka viabilitasnya akan semakin
menurun. Mundurnya viabilitas benih merupakan proses yang berjalan bertingkat
dan kumulatif akibat perubahan yang diberikan kepada benih (Widodo, 1991).
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Budidaya Tanaman Jagung
Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting
setelah padi yang akhir-akhir ini semakin meningkat pula, jagung biasanya
digunakan sebagai pakan dan bahan industri.Berbagai usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan produksi benih jagung nasional dan tampaknya telah membawa hasil
yang nyata.
3.1.1 Iklim
Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan
pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan
angin.Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan
terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran
dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan
jagung adalah antara 23 – 27 C.
3.1.2 Kondisi Lahan
Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran
rendah baik di tanah tegalan, sawah
tadah hujan dan beriirigasi serta sebagian kecil di tanam di dataran tinggi.
Tanaman jagung umumnya ditanam pada akhir musim hujan (oktober-nopember) dan
menjelang musim kemarau.Tanah yang baik untuk jagung adalah gembur dan subur,
karena tanaman ini memerlukan aerasi dan drainase yang baik.
Jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan
mendapatkan pengelolaan yang baik.Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah
yang terbaik untuk pertumbuhan.Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat di
tanami jagung dengan hasil yang baik bila pengolahan tanah di kerjakan secara
optimal, sehingga aerase dan ketersediaan air dalam tanah berada dalam kondisi
baik.Kemasaman tanah biasanya erat sekali hubungannya dengan ketersediaan
unsur-unsur hara tanaman. Kemasaman tanah (pH) yang baik bagi pertumbuhan
tanaman jagung berkisar antara 5,6 – 7,5 (Aldrich, dkk. 1975)
3.1.3 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menyediakan tempat tumbuh bagi tanaman jagung sehingga perakaran tanaman dapat
berkembang dengan baik.Dengan demikian absorbsi hara oleh tanaman berada dalam
kondisi optimal.Pengolahan tanah diusahakan agar kondisi air tanah dapat
terpelihara dengan baik.Pada tanah-tanah bertekstur berat,
pengolahan tanah sebaiknya dilakukan secara intensif untuk
mendapatkan drainase dan aerasi tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman
jagung. Untuk menghemat tenaga dan waktu serta memanfaatkan air tersedia dalam
tanah, pengolahan tanah secara minimum dapat dilakukan terutama pada tanah
bertekstur ringan. Pengolahan tanah secara minimum yaitu dengan merotor atau
mencangkul tanah pada barisan yang akan ditanami selebar 40 cm, pada tanah
bertekstur ringan tidak memberikan perbedaan hasil yang berarti bila
dibandingkan dengan pengolahan tanah secara sempurna/seluruh permukaan tanah.
Setelah pertanaman jagung tumbuh kira-kira 4-5 minggu lalu
dilakukan pembumbunan.Pembumbunan, disamping untuk memperbaiki drainase dan
aerasi tanah, juga dimaksudkan sekaligus untuk mengurangi gulma yang ada
pertanaman jagung.Pembumbunan ini nyata dapat meningkatkan hasil biji jagung.
Pembumbunan yang dilakukan pada pertanaman jagung semula tanahnya hanya diolah
pada bagian yang akan ditanami saja dan pembumbumbunan juga dapat meningkatkan
hasil produksi.
3.2 Pertumbuhan Tanaman Jagung
Kira-kira 4-6 hari jagung di tanam, tanaman akan muncul di
atas permukaan tanah bila kondisi tanah cukup lembab. Laju pertumbuhan tinggi
tanaman pada fase awal relatif lambat, tetapi tanaman akan tumbuh dengan cepat
setelah tanaman berumur 4 minggu. Sistem perakaran jagung berkembang dengan
cepat pada saat tanaman berdaun 5-7 helai.
Selanjutnya setelah berumur 7 – 9 minggu, terjadi pembungaan
lalu rambut tongkol muncul dan selanjutnya penyerbukan mulai langsung.Umumnya
tongkol jagung tumbuh dari ruas 6 – 8 dibawah bunga jantan.Pada fase pembungaan
ini biasanya akar cabang (brace root) tumbuh darii ruas bagian bawah dekat
tanah.Akar cabang ini selain berguna untuk menunjang atau menompang tanaman
agar tidak mudah rebah juga dapat mengabsorbsi hara tanaman (Aldrich, dkk.
1975).
Setelah penyerbukan berlangsung, biji mulai berbentuk dan perkembang.Pada
fase pertumbuhan ini akumulasi bahan kering meningkat hingga menjelang panen
dan peningkatan ini hanya untuk pengisian biji.Kemudian tongkol jagung dapat di
panen bila kelobot terlihat berwarna kuning dan telah kering.Bila klobot
dikupas terdapat biji jagung yang mengkilat dan jika ditusuk dengan kuku ibu
jari tidak nampak bekasnya.
Pada saat panen ini kadar air biji berkisar antara 30 – 35
%. Sebagai indikator lain untuk mengetahui masaknnya biji adalah adanya lapisan
hitam yang terdapat pada ujung biji jagung yang melekat pada tongkol (janggel).
Adanya lapisan hitam tersebut menunjukkan bahwa translokasi hasil fotosintesis
kedalam biji jagung telah terhenti.Pengamatan lapisan hitam ini agak sulit
ditemui di lapang.Akumulasi bahan kering selama pertumbuhan tanaman jagung
(hanway, 1966).
3.2.1 Kebutuhan Hara N, P dan K pada
Produksi Benih Jagung
Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik yang
memberikan hasil tinggi, unsur-unsur hara yang tersedia dan dapat dimanfaatkan
oleh tanaman harus dalam keadaan cukup. Unsur-unsur hara yang penting bagi
pertumbuhan tanaman jagung adalah N, P dan K
3.2.1.1 Nitrogen
Absorbsi N oleh tanaman jagung berlangsung selama
pertumbuhannya.Pada awal pertumbuhan, akumulasi N dalam tanaman relatif lambat
dan setelah tanaman umur 4 minggu akumulasi N sangat cepat.Pada saat pembungaan
(bunga jantan muncul) tanaman jagung telah mengabsorbsi N sebanyak 50 % dari
seluruh kebutuhannya.Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang baik, unsur
hara N dalam tanah harus cukup tersedia pada fase pertumbuhan tersebut. Tanaman
jagung yang kekurangan unsur N akan memperlihatkan pertumbuhan yang kerdil dan
daun tanaman berwarna hijau kekuning-kuningan yang berbentuk huruf V darii
ujung daun menuju tulang daun dan dimulai dari daun bagian bawah terlebih
dahulu. Selain itu, tongkol jagung terbentuk menjadi kecil dan kandungan
protein dalam biji rendah.
3.2.1.2 Fosfor (P)
Tanaman jagung mengabsorbsi P dalam jumlah relatif sedikit
dari pada absorbsi hara N dan K. Pola akumulasi P tanaman jagung hampir sama
dengan akumulasi hara N. Pada fase awal, pertumbuhan akumulasi P relatif lebih
lambat, namun setelah umur 4 minggu meningkat dengan cepat.
3.2.1.3 Kalium (K)
Kalium dibutuhkan tanaman jagung dalam jumlah paling banyak
dibandingkan dengan har N dan P pada fase pembungaan, akumulasi hara K telah
mencapai 60 – 75 % dari seluruh kebutuhannya.
3.3 Pemupukan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas jagung berumur
dalam, lebih tanggap terhadap pemupukan.Dengan demikian untuk mendapatkan hasil
jagung yang baik bagi varietas berumur dalam diperlukan pupuk yang relatif
lebih banyak. Waktu pemberian pupuk dan takaran yang tepat akan memberikan
hasil yang tinggi.
3.4 Panen dan Pasca Panen
Ciri tanaman jagung sudah waktunya dipanen adalah kelobotnya
sudah berwarna putih kecoklatan dan tidak meninggalkan bekas apabila bijnya
ditekan menggunakan kuku.
3.5Pengolahan, pemilihan, dan pengemasan
Pengolahan benih jagung mencakup pemipilan, pembersihan dari
kotoran-kotoran fisik, pemilahan berdasarkan ukuran besar benih (size grading),
pemilahan berdasarkan berdasarkan berat (density drading), perlakuan dengan
bahan kimia tertentu sebelum pengemasan (misalnya pemberian ridomil pada benih)
serta cara, jenis dan ukuran kemasan, perlu mendapat perhatian.
Kadar benih jagung yang akan dipipil dengan alat mekanik
hedaknya diperhatikan. Kadar air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
mengakibatkan kerusakan mekanis pada kulit biji, sehingga benih kurang tahan
simpan. Kerusakan mekanis biasanya lebih kecil apabila benih dipipil pada kadar
air 14 – 18 %.
Benih jagung juga dapat rusak apabila diterjunkan terlalu
tinggi pada saat dimasukkan kedalam wadah pengeringan, pengolahan atau wadah
penyimpanan.Pada industri benih, pengisian benih kedalam alat pengering
(driyer), alat pengolahan (air screen cleaner), atau ketempat penyimpanan (bin
storer) biasanay dilakukan dengan evelator.Alat ini dapat berupa evelator
vertikal (conveyer) dan elevator horizontal.
3.6 Penyimpanan Benih
Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau
disemaikan segera setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi
mengikuti cara-cara alamiah, namun hal ini tidak selalu mungkin kareana musim
berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan untuk
menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba.
Tujuan
penyimpanan :
- menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
- melindungi biji dari serangan hama dan jamur.
- mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan.
3.7 Kadar air dan ketahanan simpan benih
Tujuan penyimpanan benih adalah mempertahankan mutu
fisiologis benih yang telah diperoleh dengan cara menekan kemunduran benih
seminmal mungkin. Dengan demikian pada saat benih akan ditanam, masih diperoleh
suatu keragaan tanaman yang baik. Sebaik apapun benyimpanan benih dilakukan,
kemunduran tetap terjadi.Upaya penekanan kemunduran benih sejauh ini hanya dari
segi fisiologinya. Dengan cara memberikan suatu lingkungan sedemikian sehingga
proses metabolisme yang terjadi di dalam benih dapat ditekan seminimum mungkin.
Masih ada proses lain yang terjadi dalam kemunduran benih
yaitu proses kronologis yang akan dipengaruhi oleh periode (lama) simpan benih.
Benih dari setiap spesies memiliki jangkauan hidup tertentu, dan serendah
apapun proses fisiologis dehambat, suatu saat nanti akan hilang juga
viabilitasnya.
Daya simpan benih dapat diperpanjang dengan cara mengatur
lembab nisbi di ruang simpannya, karena antara benih dan lembab nisbi di
sekitarnya selalu terjadi keseimbangan. Kadar air akan meningkat apabila benih
disimpan pada suatu ruang simpan dengan lembab nisbi yang tinggi. Jika nisbi
ruang simpan rendah, kadar air keseimbangan benih jagung meningkat dengan kian
meningkatnya lembab nisbi ruang simpan, dan kadar air benih menurun apabila
lembab nisbi ruang simpan rendah. Waktu yang diperlukan oleh absorbsi
(penyerapan uap air) lebih cepat dibanding dengan desorbsi (pengeluaran air
dari benih) terutama pada tingkat lembab
nisbi yang sangat rendah yaitu 42,5 – 52,5 %.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Telah diketahui bahwaasanya untuk produksi benih Jagung
Hibrida memerlukan sebuah penanganan yang lebih khusus daripada hanya budidaya
Jagung biasa. Untuk memperoleh produksi jagung yang baik haruslah mencermati
atau teliti pada saat memilih benih dan cara perlakuannya, terutama
diperhatikan juga pada pada saat pengolahan tanah, karena pada saat tersebut
adalah awal dari keberhasilan memproduksi benih. Dikarenakan jika pengolahan
tanah tidak benar akan mengakibatkan benih tidak akan tumbuh dengan optimal,
dan juga pada saat memproduksi benih jagung tak lupa dilakukan roguing, yaitu
mencabut tanaman lain atau tipe simpang, dan untuk produksi benih Jagung
Hibrida juga tak lupa pula dilakukannya pelaksanaan dektaseling.
Proses panen dan pasca panen juga akan menentukan kualitas
dan kuantitas benih, karna jika pada saat penanganan panen dan pasca panen
tidak benar maka yang terjadi adalah kemurnian benih tidak akan sempurna. Faktor
yang penting dalam masa penyimpanan adalah suku kadar air benih serta
kelembaban relative, maka ketiga faktor tersebut harus dijaga agar selalu optimum.
DAFTAR
PUSTAKA
Azrai, Rahmawati, Ramlah Arief dan Sania Saenong. 2003.
Pengelolaan Benih Jagung. Balai PenelitianTanaman Serealia, Maros.
Justice and Bass(1979), dalam Yudi Harisman, 2009. Wadah dan
Lama Penyimpanan Benih.wadah-dan-lama-penyimpanan-benih.html;
diakses pada tanggal 19 Desember 2010.
Kamil, J. 1982.
Teknologi Benih. Angkasa. Bandung.
Kuswanto, Hendarto. 1996. Dasar-Dasar Teknologi, Produksi dan Sertifikasi Benih. Andi,
Yogyakarta.
Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Hutan Tropis dan Sub Tropis.Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen Kehutanan.
Jakarta.
Widodo, W. 1991.Pemilihan Wadah Simpan dan Bahan Pencampur pada Penyimpanan Benih.
Balai Teknologi Perbenihan. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar