Komunikasi intrapersonal menguraikan
bagaimana seorang individu menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan
menghasilkannya kembali, yang melalui tahap-tahap proses sensasi, asosiasi,
persepsi, memori, dan berfikir.
Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi.
Sensasi berasal dari kata ”sense” yang artinya alat penginderaan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Proses sensasi terjadi bila
alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan ”bahasa”
yang difahami oleh otak. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas
fisik lingkungannya.apa saja yang menyenth alat indera-dari dalam atau dari
luar disebut stimuli. Alat penerima kita segera mengubah stimuli ini menjadi
energi saraf untuk disampaikan ke otak melalui proses transduksi. Ketajaman dan
perbeaan penerimaan sensasi juga ditentukan oleh faktor-faktor personal,
seperti perbedaan pengalaman, atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat
indera yang berbeda. (Rakhmat, 1999:49-51)
Asosiasi merupakan proses kedua setelah sensasi terjadi. Asosiasi
dapat diartikan sebagai proses menyamakan makna-makna stimulus yang datang di
sensasi dengan pengalaman masa lalu. Asosiasi sangat berguna untuk memberikan
penyempurnaan persepsi. Dengan pengalaman-pengalaman tiap individu yang
berbeda, maka asosiasi tiap orang seringkali memiliki perbedaan walaupun
sensasi yang datang sama. Namun, hal ini dapat diminimalisisr bilamana FOR dan
FOE dari individu memiliki homogenitas, seperti persamaan latar belakang suku
agama, budaya, tempat tinggal, dan lain sebagainya.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang dieroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).
Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari
persepsi demikian juga dengan asosiasi yang turut memberikan kontribusi dalam
proses persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak
hanya melibatkan sensasi, tetapi juga ada atensi (perhatian) ekspektasi
(pengharapan), motivasi, dan memori (Desiderato dalam Rakhmat, 1999:51)
Persepsi seperti juga sensasi
ditentukan oleh faktor personal dan situasional, yaitu faktor fungsional
seperti pengalaman masa lalu,kerangka rujukan (FOR),dan faktor struktural, yang
berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada
sistem saraf individu.
Schlessinger dan Groves dalam
bukunya Psychology: A Dynamic Science, mendefinisikan memori sebagai
tahapan proses selanjunya dalam komunikasi intrapersonal. Memori memegang
peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi (dengan menyiapkan kerangka
rujukan) maupun berfikir. Memori merupakan sistem yang sangat berstruktur yang
menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tenang dunia dan menggunakan
pengetahuanya untuk membimbing perilakunya (Rakhmat, 1999:62).
Berpikir merupakan proses penafsiran kita terhadap simuli setelah
kita melalu tahapan sensasi, asosiasi, persepsi, memori. Secara garis besar,
ada dua macam berpiir, yaitu berpikir autistik yang sering dibahsakan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai melamun. Dan yang kedua, yaitu berpikir realistik
yang dibagi lagi dalam tiga jenis, yaitu berpikir dedukif, berpikir induktif,
dan berpikir evaluatif.
Berpikir deduktif adalah mengambil
kesimpulan dari dua pernyataan umum. Berpikir induktif adalah mengambil
kesimpulan umum dari hal khusus. Sedankan berpikir evaluatif ialah berpikir
kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam
berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan, kita
menilainya menurut kriteria tertentu.
————-
————-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar