Selasa, 07 April 2015

Artikel Komunikasi Antar Personal



Komunikasi intrapersonal menguraikan bagaimana seorang individu menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali, yang melalui tahap-tahap proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori, dan berfikir.
Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata ”sense” yang artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Proses sensasi terjadi bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan ”bahasa” yang difahami oleh otak. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya.apa saja yang menyenth alat indera-dari dalam atau dari luar disebut stimuli. Alat penerima kita segera mengubah stimuli ini menjadi energi saraf untuk disampaikan ke otak melalui proses transduksi. Ketajaman dan perbeaan penerimaan sensasi juga ditentukan oleh faktor-faktor personal, seperti perbedaan pengalaman, atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat indera yang berbeda. (Rakhmat, 1999:49-51)
Asosiasi merupakan proses kedua setelah sensasi terjadi. Asosiasi dapat diartikan sebagai proses menyamakan makna-makna stimulus yang datang di sensasi dengan pengalaman masa lalu. Asosiasi sangat berguna untuk memberikan penyempurnaan persepsi. Dengan pengalaman-pengalaman tiap individu yang berbeda, maka asosiasi tiap orang seringkali memiliki perbedaan walaupun sensasi yang datang sama. Namun, hal ini dapat diminimalisisr bilamana FOR dan FOE dari individu memiliki homogenitas, seperti persamaan latar belakang suku agama, budaya, tempat tinggal, dan lain sebagainya.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang dieroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi demikian juga dengan asosiasi yang turut memberikan kontribusi dalam proses persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga ada atensi (perhatian) ekspektasi (pengharapan), motivasi, dan memori (Desiderato dalam Rakhmat, 1999:51)
Persepsi seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan situasional, yaitu faktor fungsional seperti pengalaman masa lalu,kerangka rujukan (FOR),dan faktor struktural, yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.
Schlessinger dan Groves dalam bukunya Psychology: A Dynamic Science, mendefinisikan memori sebagai tahapan proses selanjunya dalam komunikasi intrapersonal. Memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi (dengan menyiapkan kerangka rujukan) maupun berfikir. Memori merupakan sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tenang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing perilakunya (Rakhmat, 1999:62).
Berpikir merupakan proses penafsiran kita terhadap simuli setelah kita melalu tahapan sensasi, asosiasi, persepsi, memori. Secara garis besar, ada dua macam berpiir, yaitu berpikir autistik yang sering dibahsakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai melamun. Dan yang kedua, yaitu berpikir realistik yang dibagi lagi dalam tiga jenis, yaitu berpikir dedukif, berpikir induktif, dan berpikir evaluatif.
Berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan umum. Berpikir induktif adalah mengambil kesimpulan umum dari hal khusus. Sedankan berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan, kita menilainya menurut kriteria tertentu.
————-

Tidak ada komentar: