Selasa, 07 April 2015

Jurnal LQ



ANALISIS LQ SEKTOR–SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH


ABSTRACT

Pakpak Bharat Regency as integral part of the development of province and national has to foster economic sectors that have economic potential of the region.  With such expansion, the regencial government should exploit optimally all potentials and opportunities to support  strong and competitive regional economic development.  Through analysis of LQ, we can know which sectors provided benefits or increase revenue in this area.  The data of this study was secondary data.  The agricultural sector and building were the basis of Pakpak Bharat Regency in increasing local revenues.  Factors that are predicted as the strength of the agricultural sector are the natural state and topography that are suitable for agriculture.  Factors that are predicted as the strength of the building sector are dynamic developments of a new regency since year 2003.
-------------
Keywords: LQ analysis, economic sector, revenue, development  

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di dalam perencanaan suatu wilayah  haruslah memiliki kemampuan  untuk menganalisis potensi ekonomi wilayahnya.  Hal ini terkait dengan kewajiban di satu sisi dapat menentukan sektor-sektor riil mana  yang perlu dikembangkan  agar perekonomian daerah tersebut dapat tumbuh dengan cepat dan di sisi lain mampu mengidentifikasi  faktor-faktor yang membuat potensi sector tertentu rendah dan dapat menentukan apakah langkah-langkah yang diprioritaskan untuk menanggulangi kelemahan  tersebut.
Setelah adanya otonomi daerah, masing-masing daerah  sudah lebih bebas dalam menentukan sektor  mana yang diprioritaskan pengembangannya. Kemampuan pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor yang memiliki keunggulan  dan atau kelemahan di wilayahnya menjadi semakin sangat penting. Sektor yang memiliki  keunggulan , memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat  mendorong sektor-sektor lainnya untuk berkembang.
Kabupaten Pakpak Bharat merupakan pemekaran dari Kabupaten Dairi pada tahun 2003. Sebagai kabupaten yang dimekarkan , kabupaten Pakpak Bharat membutuhkan pembangunan  di semua sektor. Pembangunan daerah Kebupaten sebagai bagian integral dari pembangunan Propinsi dan pembangunan Nasional yang beorientasi  menumbuhkembangkan sektor ekonomi dan komoditas  unggulan daerah atau komoditi yang memiliki potensi perekonomian wilayah tersebut. Dengan pemekaran ini berarti merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pemerintah daerah untuk memanfaatkan seoptimal mungkin potensi dan peluang yang dimiliki guna mendukung pembangunan ekonomi daerah yang kuat dan berdaya saing tinggi.
Alat analisis   yang sering digunakan perekonomian dalam menetapkan sector ekonomi basis atau potensial atau bidang  prioritas dari masing-masing daerah salah satunya adalah   dengan ukuran LQ (Location Quotient). Melalui alat analisa  ini yang digunakan   di dalam suatu wilayah/daerah   dapat di ketahui  sector  utama  mana  yang memberikan keuntungan ekonomi  pada wilayah/daerah ini  dan pada akhirnya memberi  keuntungan kepada ekonomi nasional secara keseluruhan. Kemudian dengan menggunakan  alat analisis LQ ini  juga dapat dibuat dengan menguraikan sektor-sektor tersebut atas subsektor  atau bahkan perkomoditinya (Tarigan Robinson, 2005)
Berdasarkan hal tersebut diatas dirasakan perlu untuk diteliti  apakah sektor pertanian atau sektor lainnya  yang merupakan sektor  ekonomi basis atau potensial   dengan ukuran LQ (Location  Quotient) untuk pengembangan daerah tersebut . Dengan  melihat ukuran melalui  analisis LQ ini  yaitu sesuatu kegiatan ekonomi yang secara perbandingan lebih memberi keuntungan bagi daerah tersebut untuk dikembangkan. Dan dari hasil penelitian kemudian dapat di kembangkan sector apa di daerah Kabupaten Pakpak Bharat yang merupakan ekonomi basis daerah tersebut.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan beberapa masalah :
1.  Sektor  perekonomian yang manakah di Kabupaten Pakpak Bharat sebagai sektor ekonomi basis wilayah ?
2. Faktor-faktor apakah yang perlu dianalisa yang diperkirakan  merupakan kekuatan  dari sektor,  yang menjadi perekonomian  basis  wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
3.  Faktor-faktor apakah yang perlu dianalisa yang diperkirakan  merupakan kelemahan dari sektor,  yang menyebabkannya tidak menjadi perekonomian basis wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
I.3.Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui  :
1.  Sektor  perekonomian sebagai sektor ekonomi basis di Kabupaten Pakpak Bharat.
2.  Faktor-faktor  yang diperkirakan merupakan  kekuatan dari sektor  yang menjadi perekonomian  basis  wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
3.  Faktor-faktor  yang diperkirakan merupakan  kelemahan dari sektor  yang menyebabkannya tidak menjadi perekonomian basis wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.

I.4.Kegunaan
Penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1.  Sebagai sumbangan pemikiran  bagi pemerintahan  Kabupaten Pakpak Bharat untuk mempertahankan dan mengembangkan sektor  yang merupakan perekonomian basis di wilayah tersebut.
2.  Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat untuk menanggulangi kelemahan  dari sektor  yang ada yang tidak merupakan perekonomian basis di wilayah tersebut.
3.  Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti  selanjutnya  yang meneliti sektor perekonomian basis  suatu wilayah.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Wilayah
Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai factor noncotrollable  yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut, serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut (Tarigan R, 2004). Tujuan perencanaan wilayah  pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan baik oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak swasta. Lokasi yang dipilih memberikan efisiensi dan keserasian lingkungan yang paling maksimal. Ilmu perencanaan wilayah umumnya mengonsentrasikan  diri pada bidang perencanaan ekonomi sosial wilayah yang lebih lazim disebut perencanaan pembangunan ekonomi wilayah.
Menurut Friedman (dalam Tarigan R,2004)  mengatakan bahwa perencanaan cara berfikir mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi, untuk menghasilkan sesuatu di masa depan. Sasaran  yang dituju adalah keinginan kolektif dan mengusahakan keterpaduan dalam kebijakan dan program. Hal ini berarti perencanaan sosial  dan ekonomi  harus memperhatikan aspirasi masyarakat dan melibatkan masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bukanlah perencanaan dari suatu daerah, tetapi perencanaan untuk suatu daerah. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain (Kuncoro M, 2004)
Secara umum  pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan  ekonomi dalam daerah tersebut (Blakely dalam Kuncoro M,2004). Tentu saja makna pembangunan daerah tersebut amat tergantung dari masalah fundamental yang dihadapi oleh daerah itu. Bagaimana daerah mengatasi masalah fundamental yang dihadapi ditentukan oleh strategi pembangunan yang dipilih.
2.2.Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
Dalam kondisi pasar tertutup bertambahnya produsen atau produksi yang tidak dibarengi dengan bertambahnya permintaan local dapat membuat harga jual menjadi turun.
Dalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual produk/jasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain dalam negara itu maupun ke luar negeri. Tenaga kerja yang berdomisili di wilayah kita, tetapi bekerja dan memperoleh uang dari wilayah lain termasuk dalam pengertian ekspor. Pada dasarnya kegiatan ekspor adalah semua kegiatan baik penghasil  produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah disebut kegiatan basis. Lapangan kerja dan pendapatan di sector basis adalah fungsi dari permintaan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan intern/permintaan local).
Semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis termasuk ke dalam kegiatan/sektor service atau pelayanan, tetapi untuk tidak menciptakan pengertian yang keliru tentang arti service disebut saja sektor non basis. Sektor non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal. Karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan lokal, permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat setempat. Oleh sebab itu kenaikannya sejalan dengan kenaikan pendapatan masyarakat  setempat. Dengan demikian, sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan di atas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis.
Bagian yang cukup sulit dalam menggunakan analisis basis ekonomi  adalah memilah antara kegiatan basis dan kegiatan non basis. Bahwa analisis basis ekonomi dapat menggunakan variabel lapangan kerja,  pendapatan, atau ukuran lain tetapi yang umum dipakai adalah lapangan kerja atau pendapatan. Secara logika penggunaan variabel pendapatan lebih mengena kepada sasaran. Peningkatan pendapatan di sektor basis akan mendorong kenaikan pendapatan di sektor non basis dalam bentuk korelasi yang lebih ketat dibanding dengan menggunakan variabel lapangan kerja.
Beberapa metode untuk memilah antara kegiatan basis dan kegiatan non basis adalah metode langsung, metode tidak langsung, metode campuran, dan metode location quotient. (Tarigan R, 2005).
Didalam penelitian ini yang digunakan untuk melihat sektor tersebut basis atau non basis digunakan metode location quotient.
2.3. Pendapatan Daerah   
Tujuan kebijakan ekonomi adalah menciptakan kemakmuran. Salah satu ukuran kemakmuran terpenting adalah pendapatan . Kemakmuran tercipta karena ada kegiatan yang menghasilkan pendapatan (Tarigan R, 2005).
Pendapatan daerah adalah tingkat (besar nya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. 
Ada beberapa parameter yang bisa digunakan untuk mengukur adanya pembangunan wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, parameter lain seperti peningkatan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan juga sangat terkait dengan peningkatan pendapatan wilayah.
2.4.Location Quotient (Kuosien Lokasi)  
Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk menentukan subsekor unggulan atau ekonomi basis suatu perekonomian wilayah. Subsektor unggulan yang berkembang dengan baik tentunya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan darah secara optimal (Kuncoro M,2004).
Location quotient (kuosien lokasi) atau disingkat LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor tersebut secara nasional. Ada banyak variabel yang bisa diperbandingkan, tetapi yang umum adalah nilai tambah (tingkat pendapatan) dan jumlah lapangan kerja. Berikut ini yang digunakan adalah nilai tambah (tingkat pendapatan).Rumusnya adalah sebagai berikut (Tarigan R,2005),(Bendavid-Val dlm Kuncoro M, 2004) :
                         Xi/PDRB
          LQ    =  ---------------
                           Xi/PNB        
Di mana :        xi   = Nilai tambah (tingkat pendapatan) sektor i di suatu daerah
                  PDRB =  Produk domestic regional bruto daerah tersebut             
                         Xi = Nilai tambah (tingkat pendapatan) sektor i secara nasional
                    PNB  = Produk nasional bruto atau GNP
Istilah wilayah nasional dapat diartikan untuk wilayah induk/wilayah atasan. Misalnya apabila diperbandingkan antara wilayah kabupaten dengan provinsi, maka provinsi memegang peran sebagai wilayah nasional dan seterusnya.          
Kriteria pengukuran dari nilai LQ yang dihasilkan mengacu kepada  kriteria yang dikemukakan Bendavid-Val dalam  Kuncoro M, 2004 sebagai berikut :
1.LQ > 1,  berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat daerah lebih besar dari sektor yang sama pada tingkat provinsi.
2.LQ < 1,  berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat daerah lebih kecil dari sektor yang sama pada tingkat provinsi.
3.LQ = 1,  berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat daerah sama dengan sektor yang sama pada tingkat provinsi.
Dalam kaitannya dengan pembahasan yang dilakukan, bila nilai LQ > 1 maka sektor/subsektor/komoditi tersebut merupakan unggulan di daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah. Apabila nilai LQ < 1 maka sektor/subsektor/komoditi tersebut bukan merupakan unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah.
Analisis LQ bisa dibuat menarik apabila dilakukan dalam bentuk time series/trend, artinya dianalisis untuk beberapa kurun waktu tertentu. Dalam hal ini perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu sector tertentu pada kurun waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan. Hal ini bisa memancing analisis lebih lanjut, misalnya apabila naik/turun dilihat faktor-faktor yang membuat daerah  tumbuh lebih cepat/tumbuh lebih lambat dari rata-rata nasional. Hal ini bisa membantu melihat kekuatan/kelemahan wilayah kita dibandingkan secara relatif dengan wilayah yang lebih luas. Potensi yang positif digunakan dalam strategi pengembangan wilayah.
3. METODE PENELITIAN
3.1.Metode Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) di daerah Kabupaten Pakpak Bharat. Alasan pemilihan lokasi daerah ini adalah karena kabupaten ini merupakan pemekaran dari  Kabupaten Dairi  pada tahun 2003 oleh karena itu kabupaten ini masih membutuhkan pembangunan di semua sektor. Dan berdasarkan semua ini perlu diteliti sector  mana di Kabupaten Pakpak Bharat ini yang merupakan sektor  perekonomian basis.

3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan di dalam penelitian ini semua data sekunder.
3.3. Metode Analisa Data
Didalam penelitian  untuk menjawab masalah dan tujuan no 1 yaitu penelitian sektor mana yang menjadi perekonomian basis di Kabupaten Pakpak Bharat adalah menganalisa secara masing-masing per sektor dengan analisa LQ (Locationt Quotient) yaitu :
                         xi/PDRB
             LQ =  --------------
                          Xi/PNB
Di mana :                           
                         xi  =    Nilai tambah (tingkat pendapatan) sektor i di daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
                  PDRB =     Produk domestic regional bruto daerah Kabupaten Pakpak Bharat
                         Xi =    Nilai tambah (tingkat pendapatan) sektor i secara nasional (Provinsi Sumatera Utara)
                    PNB  =     Produk nasional bruto atau GNP (Provinsi Sumatera Utara).
Untuk menjawab masalah dan tujuan no 2 dan 3 adalah dengan menganalisanya dari trend pengolahan  data-data sekunder yang diperoleh yang dikaitkan dengan keadaan di lapangan  dari daerah penelitian ini.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat
4.1.a.  Lokasi dan Keadaan Geografis
            Kabupaten Pakpak Bharat sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Dairi, terletak pada garis 2015’ 00” - 30 32’ 00” Lintang Utara dan 900 00’ - 980 31’ Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil.
            Luas keseluruhan Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.218,30 km2, yang terdiri dari 8 kecamatan yakni Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut dan Kecamatan Pagindar.
            Luas wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya atas seluruh wilayah di luar kawasan lindung untuk pemanfaatan adalah seluas 77.893,39 ha. Sedangkan kawasan hutan lindung seluas 43.936,61 ha.
4.1.b. Iklim
            Karena terletak dekat garis Khatulistiwa, Kabupaten Pakpak Bharat tergolong ke daerah beriklim tropis. Ketinggian antara 700-1500 m diatas permukaan laut dengan kondisi geografis berbukit-bukit.
            Kabupaten Pakpak Bharat beriklim sedang, dengan rata-rata suhu 280 C dengan curah hujan per tahun sebesar 311 MM.
4.2. Location Quotient (Kuosien Lokasi)
            Analisa LQ  sesuai dengan rumusnya memang sangat sederhana dan apabila digunakan dalam bentuk one shot analysis, akan tetapi analisa LQ untuk Kabupaten Pakpak Bharat ini dibuat menarik karena dilakukan dalam  bentuk time series/trend yaitu dianalisis untuk beberapa kurun waktu tertentu. Dalam hal ini perkembangan LQ  bisa dilihat untuk suatu sector tertentu pada kurun waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan.
Berikut ini akan dikemukakan perhitungan LQ untuk kabupaten Pakpak Bharat dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. LQ dihitung terhadap Provinsi Sumatera Utara sebagai wilayah induk. Data yang digunakan  adalah  data PDRB dalam harga konstan 2000. Berikut ini akan dikemukakan terlebih dahulu PDRB Pakpak Bharat (table 1) dan kemudian PDRB Sumatera Utara (Tabel 2) baru kemudian hasil perhitungan LQ Pakpak Bharat (Tabel 3).
Tabel 1.  Produk Domestic Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah)
N0
Lapangan Usaha/Sektor
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
1
Pertanian
85.350,58
88.655,27
92.134,62
96.195,56
100.311,68
2
              
Pertambangan dan enggalian
80,68
84,12
87,98
93,71
96,67
3
Industri Pengolahan
413,06
415,75
418,43
423,58
432,59
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
284,35
306,24
328,58
353,45
376,70
5
Bangunan
10.303,62
12.030,88
13.765,75
15.561,92
17.287,54
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
14.167,19
15.171,13
16.157,27
17.134,87
18.178,28
7
Pengangkutan dan Komunikasi
1.273,51
1.397,45
1.551,90
1.727,97
1.896,05
8
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
1.362,01
1.423,71
2.003,42
2.168,82
2.352,67
9
Jasa-jasa
9.880,78
10.603,20
11.382,82
12.255,58
13.486,47

Jumlah
123.115,78
130.087,75
137.830,77
145.915,46
154.418,65
Sumber : Kabupaten Pakpak Bharat  Dalam Angka 2010.
Tabel 2.   Produk Domestic Regional Bruto Provinsi Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha  Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 – 2009 (Milyar Rp).
No.
Lapangan Usaha/Sektor
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
1.
Pertanian
22.191,30
22.724,49
23.856,15
25.300,64
26.526,92
2.
              
Pertambangan dan Penggalian
1.074,75
1.119,58
1.229,05
1.304,35
1.322,98
3.
Industri Pengolahan
21.305,37
22.470,57
23.615,20
24.305,23
24.977,11
4.
Listrik, Gas dan Air Bersih
716,25
738,31
739,92
772,94
816,00
5.
Bangunan
5.515,98
6.085,61
6.559,30
7.090,65
7.554,36
6.
Perdagangan, Ho-tel dan Restoran
15.984,93
17.095,26
18.386,28
19.515,52
20.575,43
7.
Pengangkutan dan omunikasi
7.379,92
8.259,20
9.076,56
9.883,24
10.630,44
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa erusahaan
5.440,50
5.977,57
6.720,62
7.479,84
7.939,21
9.
Jasa-jasa
8.288,79
8.876,81
9.609,20
10.519,96
11.216,75

Jumlah
87.897,79
93.347,40
99.792,27
106.172,36
111.559,22
Sumber : Propinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2010
            Berikut ini adalah tabel dari perkembangan LQ Kabupaten Pakpak Bharat  dari tahun  2005 sampai tahun 2009. LQ Kabupaten Pakpak Bharat dihitung terhadap Provinsi Sumatera Utara sebagai wilayah induk. Dan data yang digunakan adalah data PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Dan PDRB Provinsi Sumatera Utara dalam harga konstan 2000.
Tabel 3. Perkembangan LQ Kabupaten Pakpak Bharat  Menurut Lapangan Usaha/Sektor Dari  Tahun 2005 - Tahun 2009.
N0
Lapangan Usaha/Sektor
LQ Kabupaten Pakpak Bharat
2005
2006
2007
2008
2009
1
Pertanian
2,7
2,8
2,8
2,7
2,7
2
              
Pertambangan dan Peng
Galian
0,053
0,053
0,051
0,052
0,052
3
Industri Pengolahan
0,014
0,013
0,013
0,012
0,012
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,283
0,297
0,321
0,332
0,333
5
Bangunan
1,335
1,419
1,520
1,596
1,653
6
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
0,633
0,637
0,637
0,639
0,638
7
Pengangkutan dan Ko
Munikasi
0,123
0,121
0,123
0,127
0,129
8
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
0,178
0,170
0,215
0,210
0,214
9
Jasa-jasa
0,850
0,857
0,858
0,847
0,868
Sumber : Data sekunder diolah
Dari tabel di atas perkembangan LQ pertahunnya dari tahun 2005–2009 menurut lapangan usaha/sektor di Kabupaten Pakpak Bharat hanya dua sektor yang memiliki LQ > 1 yaitu pertama sektor Pertanian tertinggi  dan kedua sektor Bangunan. Dan tujuh sektor yang lainnya memiliki LQ < 1 yaitu sektor  Jasa-jasa, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor Industri Pengolahan. Ke tujuh sektor yang memiliki LQ < 1 ini tersusun dari yang tertinggi sektor Jasa-jasa dan terendah sektor Industri pengolahan.
Dari hasil perhitungan LQ pada Tabel 3 terdapat dua kelompok  yaitu LQ > 1 dan LQ < 1 yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Dari hasil perhitungan LQ di atas bahwa lapangan usaha/sektor yang memiliki LQ > 1 yaitu lapangan usaha/sektor Pertanian  dan Bangunan berarti peranan kedua sektor tersebut di daerah Kabupaten Pakpak Bharat lebih menonjol daripada peranan kedua sektor tersebut secara nasional (terhadap Provinsi Sumatera Utara).
Untuk Kabupaten Pakpak Bharat   dapat dilihat perkiraan faktor penyebab kedua sektor tersebut (Pertanian dan Bangunan) mempunyai peranan yang lebih menonjol, sehingga bisa menjadi sektor ekonomi basis dalam peningkatan pendapatan daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Sektor/Lapangan Usaha Pertanian :
Sektor Pertanian tahun 2005 LQ nya 2,7 kemudian menaik menjadi LQ 2,8 untuk tahun 2006 dan 2007 namun menurun lagi menjadi LQ 2,7 untuk tahun 2008 dan 2009. Sektor Pertanian ini yang mempunyai LQ > 1 menunjukkan bahwa peranan sector ini lebih menonjol di Kabupaten Pakpak Bharat   daripada peranannya secara nasional. Hal ini sejalan dengan keadaan alam dan topografi Kabupaten Pakpak Bharat bahwa sektor pertanian merupakan potensi terbesar mendukung perekonomian masyarakat, dari jumlah rumah tangga pertanian,   99,99%  merupakan petani pengguna lahan dengan produksi jenis tanaman padi dan palawija, tanaman perkebunan rakyat dan hortikultura. Dan dari luas keseluruhan Kabupaten Pakpak Bharat (1.218,30 km2) terdapat luas wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya seluas 77.893,39 ha. (BPS, Kabupaten Pakpak Bharat 2009).
b.      Sektor/Lapangan Usaha Bangunan :
Sektor Bangunan merupakan sektor yang kedua terbesar yang memiliki LQ > 1 yaitu pada tahun 2005 memiliki LQ  1,335 kemudian terus tiap tahunnya mengalami kenaikan yaitu tahun 2006  LQ 1,419, tahun 2007 LQ 1,520, tahun 2008 LQ 1,596 dan pada tahun 2009 memiliki LQ 1,653. Sektor Bangunan ini tiap tahunnya dari tahun 2005 sampai 2009 memiliki LQ > 1 hal ini menunkukkan bahwa peranan sector bangunan lebih menonjol di Kabupaten Pakpak Bharat  daripada perananya secara nasional. Hal ini sejalan dengan kenyataannya bahwa Kabupaten Pakpak Bharat baru mengalami pemekaran  dari Kabupaten Dairi pada tahun 2003, sehingga banyak dilakukan pembangunan-pembangunan  (pembangunan gedung-gedung perkantoran pemerintahan, pendidikan, kesehatan dsb) untuk mengejar ketertinggalannya dengan penduduk daerah lainnya serta adanya aspirasi, keinginan dan tekad bulat dari masyarakat untuk meningkatkan status daerahnya menjadi suatu Kabupaten yang mandiri.
2        Dari hasil perhitungan LQ diatas bahwa lapangan usaha/sektor yang memiliki LQ < 1 yaitu lapangan usaha/sektor Jasa-jasa, sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran, sector Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor Industri  berarti peranan ketujuh  sektor tersebut di daerah Kabupaten Pakpak Bharat lebih kecil  daripada peranan ketujuh  sektor tersebut secara nasional (terhadap provinsi Sumatera Utara).
Untuk Kabupaten Pakpak Bharat   dapat dilihat perkiraan faktor penyebab ketujuh  sektor tersebut   mempunyai peranan yang lebih kecil, sehingga bisa diambil langkah-langkah kebijakan supaya dapat menjadikannya sebagai  sector ekonomi basis dalam peningkatan pendapatan daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Untuk ketujuh sektor/lapangan usaha secara umum mempunyai LQ yang menaik dari  tahun 2005 sampai tahun 2009 walaupun  LQ nya lebih kecil dari satu (Tabel 3).  Hal ini menunjukkan adanya perkembangan kemajuan untuk tiap sektor sejalan dengan perkembangan Kabupaten yang mengalami pemekaran.
b.      Ke tujuh sektor tersebut sektor Jasa-jasa, sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sector Pertambangan dan Penggalian dan sektor Industri mempunyai peranan yang lebih kecil karena wilayah Kabupaten Pakpak Bharat sebagai wilayah yang baru mengalami pemekaran dan wilayah pembandingnya adalah sebuah Provinsi Sumatera Utara dengan ibukota Medan yang sudah lebih lama mengalami  kemajuan. Hal lain dapat diperkirakan bahwa ketujuh sektor tersebut mengalami pertumbuhan yang pesat di daerah Propinsi sehingga peranannya di Kabupaten lebih kecil.

5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
         Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :
1.      Sektor Pertanian dan sektor Bangunan merupakan sektor ekonomi basis di Kabupaten Pakpak Bharat di dalam meningkatkan pendapatan daerah.
2.      Faktor-faktor yang diperkirakan merupakan kekuatan sektor pertanian adalah pertama keadaan alam dan topografi Kabupaten Pakpak Bharat yang sesuai untuk pertanian, luasnya areal (77.893,39 ha) untuk kawasan budidaya  dan kedua 99,9% penduduknya bermata pencaharian dari sektor pertanian.
3.      Faktor-faktor yang diperkirakan merupakan kekuatan sektor bangunan adalah karena daerah ini merupakan daerah pemekaran (tahun 2003) sehingga perlu terus dilakukan pembangunan-pembangunan .
4.       Sektor Jasa-jasa, sector Perdagangan, Hotel dan Restauran, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor Industri bukan merupakan sektor ekonomi basis di Kabupaten Pakpak Bharat di dalam peningkatan pendapatan daerah.
5.      Faktor yang diperkirakan merupakan kelemahan ketujuh sektor tersebut sehingga bukan merupakan sektor ekonomi basis adalah karena daerah Kabupaten Pakpak Bharat  baru mengalami pemekaran tahun 2003.
5.2. Saran
1.      Bagi pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat untuk tetap mempertahankan  dan mengembangkan terus bagi sektor-sektor yang merupakan basis perekonomian.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat, 2007. Pakpak Bharat Dalam Angka 2007. BPS Kabupaten Pakpak Bharat.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat, 2008. Pakpak Bharat Dalam Angka 2008. BPS Kabupaten Pakpak Bharat.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat, 2010. Pakpak Bharat Dalam Angka 2010. BPS Kabupaten Pakpak Bharat.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2010. Sumatera Utara Dalam Angka 2010. BPS Provinsi Sumatera Utara.
BAPPEDA Kabupaten Pakpak Bharat,2005. Profil Kabupaten Pakpak Bharat.
Facha Indra, 2009. Skripsi Perencanaan Pengembangan Wilayah Melalui Komoditi Unggulan Di Kabupaten Samosir. UHN . Medan
Kuncoro Mudrajad,. 2004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang.Erlangga,Jakarta
Pakpahan Lesdin, 2010. Skripsi Perencanaan Peningkatan pendapatan Daerah Melalui Komoditi Unggulan  Studi Kasus Kabupaten Toba Samosir. UHN. Medan.
Tarigan Robinson, 2003. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara . Jakarta.
Tarigan Robinson, 2005. Ekonomi Regional : Teori Dan Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta.
(LQ Analysis of Economic Sector of Pakpak Bharat Regency to Increase Revenues in the Region)


                                  
                                      

          
      
                                  
                                    
                                   
               
                 
                                          
                                  

1 komentar:

jasatranslator mengatakan...

Sangat bermanfaat infonya.
Jika butuh terjemahan dokumen, Jasa Translator solusinya. www.jasatranslator.com
(Cepat, murah, memuaskan, pengalaman sejak 2007)