ANALISIS LQ SEKTOR–SEKTOR
PEREKONOMIAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH
ABSTRACT
Pakpak Bharat
Regency as integral part of the development of province and national has to
foster economic sectors that have economic potential of the region. With such expansion, the regencial government
should exploit optimally all potentials and opportunities to support strong and competitive regional economic
development. Through analysis of LQ, we
can know which sectors provided benefits or increase revenue in this area. The data of this study was secondary
data. The agricultural sector and
building were the basis of Pakpak Bharat Regency in increasing local revenues. Factors that are predicted as the strength of
the agricultural sector are the natural state and topography that are suitable
for agriculture. Factors that are
predicted as the strength of the building sector are dynamic developments of a
new regency since year 2003.
-------------
Keywords: LQ
analysis, economic sector, revenue, development
I.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di
dalam perencanaan suatu wilayah haruslah
memiliki kemampuan untuk menganalisis
potensi ekonomi wilayahnya. Hal ini
terkait dengan kewajiban di satu sisi dapat menentukan sektor-sektor riil mana yang perlu dikembangkan agar perekonomian daerah tersebut dapat tumbuh
dengan cepat dan di sisi lain mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat potensi sector
tertentu rendah dan dapat menentukan apakah langkah-langkah yang diprioritaskan
untuk menanggulangi kelemahan tersebut.
Setelah
adanya otonomi daerah, masing-masing daerah
sudah lebih bebas dalam menentukan sektor mana yang diprioritaskan pengembangannya.
Kemampuan pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor yang memiliki
keunggulan dan atau kelemahan di
wilayahnya menjadi semakin sangat penting. Sektor yang memiliki keunggulan , memiliki prospek yang lebih baik
untuk dikembangkan dan diharapkan dapat
mendorong sektor-sektor lainnya untuk berkembang.
Kabupaten
Pakpak Bharat merupakan pemekaran dari Kabupaten Dairi pada tahun 2003. Sebagai
kabupaten yang dimekarkan , kabupaten Pakpak Bharat membutuhkan
pembangunan di semua sektor. Pembangunan
daerah Kebupaten sebagai bagian integral dari pembangunan Propinsi dan pembangunan
Nasional yang beorientasi menumbuhkembangkan sektor ekonomi dan
komoditas unggulan daerah atau komoditi
yang memiliki potensi perekonomian wilayah tersebut. Dengan pemekaran ini berarti
merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pemerintah daerah untuk
memanfaatkan seoptimal mungkin potensi dan peluang yang dimiliki guna mendukung
pembangunan ekonomi daerah yang kuat dan berdaya saing tinggi.
Alat
analisis yang sering digunakan
perekonomian dalam menetapkan sector ekonomi basis atau potensial atau bidang prioritas dari masing-masing daerah salah
satunya adalah dengan ukuran LQ (Location Quotient). Melalui
alat analisa ini yang digunakan di dalam suatu wilayah/daerah dapat
di ketahui sector utama
mana yang memberikan keuntungan
ekonomi pada wilayah/daerah ini dan pada akhirnya memberi keuntungan kepada ekonomi nasional secara
keseluruhan. Kemudian dengan menggunakan
alat analisis LQ ini juga dapat
dibuat dengan menguraikan sektor-sektor tersebut atas subsektor atau bahkan perkomoditinya (Tarigan Robinson,
2005)
Berdasarkan hal tersebut diatas
dirasakan perlu untuk diteliti apakah
sektor pertanian atau sektor lainnya
yang merupakan sektor ekonomi
basis atau potensial dengan ukuran LQ
(Location Quotient) untuk pengembangan
daerah tersebut . Dengan melihat ukuran melalui analisis LQ ini yaitu sesuatu kegiatan ekonomi yang secara
perbandingan lebih memberi keuntungan bagi daerah tersebut untuk dikembangkan.
Dan dari hasil penelitian kemudian dapat di kembangkan sector apa di daerah
Kabupaten Pakpak Bharat yang merupakan ekonomi basis daerah tersebut.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan beberapa masalah :
1. Sektor perekonomian yang manakah di Kabupaten Pakpak
Bharat sebagai sektor ekonomi basis wilayah ?
2.
Faktor-faktor apakah yang perlu dianalisa yang diperkirakan merupakan kekuatan dari sektor, yang menjadi perekonomian basis wilayah
Kabupaten Pakpak Bharat.
3. Faktor-faktor apakah yang perlu dianalisa yang
diperkirakan merupakan kelemahan dari sektor,
yang menyebabkannya tidak menjadi perekonomian
basis wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
I.3.Tujuan
Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui :
1. Sektor
perekonomian sebagai sektor ekonomi basis di Kabupaten Pakpak Bharat.
2. Faktor-faktor
yang diperkirakan merupakan kekuatan
dari sektor yang menjadi
perekonomian basis wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
3. Faktor-faktor
yang diperkirakan merupakan kelemahan dari sektor yang menyebabkannya tidak menjadi perekonomian
basis wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
I.4.Kegunaan
Penelitian
ini diharapkan berguna untuk :
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat untuk mempertahankan
dan mengembangkan sektor yang merupakan perekonomian
basis di wilayah tersebut.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintahan
Kabupaten Pakpak Bharat untuk menanggulangi kelemahan dari sektor yang ada yang tidak merupakan perekonomian
basis di wilayah tersebut.
3. Sebagai bahan referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya yang meneliti sektor perekonomian basis suatu wilayah.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Wilayah
Perencanaan
wilayah adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan
perkembangan berbagai factor noncotrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor
pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai,
menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut, serta menetapkan
lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan atau
sasaran tersebut (Tarigan R, 2004). Tujuan perencanaan wilayah pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang
menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan baik oleh pihak
pemerintah ataupun oleh pihak swasta. Lokasi yang dipilih memberikan efisiensi
dan keserasian lingkungan yang paling maksimal. Ilmu perencanaan wilayah
umumnya mengonsentrasikan diri pada
bidang perencanaan ekonomi sosial wilayah yang lebih lazim disebut perencanaan
pembangunan ekonomi wilayah.
Menurut
Friedman (dalam Tarigan R,2004) mengatakan bahwa perencanaan cara berfikir
mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi, untuk menghasilkan sesuatu di masa
depan. Sasaran yang dituju adalah
keinginan kolektif dan mengusahakan keterpaduan dalam kebijakan dan program.
Hal ini berarti perencanaan sosial dan
ekonomi harus memperhatikan aspirasi
masyarakat dan melibatkan masyarakat baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
Perencanaan pembangunan ekonomi
daerah bukanlah perencanaan dari suatu daerah, tetapi perencanaan untuk suatu
daerah. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat
secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi yang di dalamnya terdapat
berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain (Kuncoro M, 2004)
Secara
umum pembangunan ekonomi daerah adalah suatu
proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola
berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk
menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Blakely dalam
Kuncoro M,2004). Tentu saja makna pembangunan daerah tersebut amat tergantung dari
masalah fundamental yang dihadapi oleh daerah itu. Bagaimana daerah mengatasi
masalah fundamental yang dihadapi ditentukan oleh strategi pembangunan yang dipilih.
2.2.Teori Basis Ekonomi
Teori
basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan
ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya
kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
Dalam
kondisi pasar tertutup bertambahnya produsen atau produksi yang tidak dibarengi
dengan bertambahnya permintaan local dapat membuat harga jual menjadi turun.
Dalam
pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual produk/jasa ke luar wilayah
baik ke wilayah lain dalam negara itu maupun ke luar negeri. Tenaga kerja yang
berdomisili di wilayah kita, tetapi bekerja dan memperoleh uang dari wilayah
lain termasuk dalam pengertian ekspor. Pada dasarnya kegiatan ekspor adalah
semua kegiatan baik penghasil produk
maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah disebut kegiatan
basis. Lapangan kerja dan pendapatan di sector basis adalah fungsi dari
permintaan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan
intern/permintaan local).
Semua
kegiatan lain yang bukan kegiatan basis termasuk ke dalam kegiatan/sektor
service atau pelayanan, tetapi untuk tidak menciptakan pengertian yang keliru
tentang arti service disebut saja sektor non basis. Sektor non basis adalah
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal. Karena sifatnya yang memenuhi
kebutuhan lokal, permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan masyarakat setempat. Oleh sebab itu kenaikannya sejalan dengan
kenaikan pendapatan masyarakat setempat.
Dengan demikian, sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak
bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan di
atas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi
pertumbuhan alamiah adalah sektor basis.
Bagian
yang cukup sulit dalam menggunakan analisis basis ekonomi adalah memilah antara kegiatan basis dan
kegiatan non basis. Bahwa analisis basis ekonomi dapat menggunakan variabel
lapangan kerja, pendapatan, atau ukuran
lain tetapi yang umum dipakai adalah lapangan kerja atau pendapatan. Secara
logika penggunaan variabel pendapatan lebih mengena kepada sasaran. Peningkatan
pendapatan di sektor basis akan mendorong kenaikan pendapatan di sektor non
basis dalam bentuk korelasi yang lebih ketat dibanding dengan menggunakan
variabel lapangan kerja.
Beberapa
metode untuk memilah antara kegiatan basis dan kegiatan non basis adalah metode
langsung, metode tidak langsung, metode campuran, dan metode location quotient.
(Tarigan R, 2005).
Didalam penelitian ini yang
digunakan untuk melihat sektor tersebut basis atau non basis digunakan metode
location quotient.
2.3. Pendapatan Daerah
Tujuan
kebijakan ekonomi adalah menciptakan kemakmuran. Salah satu ukuran kemakmuran
terpenting adalah pendapatan . Kemakmuran tercipta karena ada kegiatan yang
menghasilkan pendapatan (Tarigan R, 2005).
Pendapatan
daerah adalah tingkat (besar nya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat
pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan
rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut.
Ada
beberapa parameter yang bisa digunakan untuk mengukur adanya pembangunan
wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya pendapatan
masyarakat, parameter lain seperti peningkatan lapangan kerja dan pemerataan
pendapatan juga sangat terkait dengan peningkatan pendapatan wilayah.
2.4.Location Quotient (Kuosien
Lokasi)
Analisis Location Quotient (LQ)
digunakan untuk menentukan subsekor unggulan atau ekonomi basis suatu
perekonomian wilayah. Subsektor unggulan yang berkembang dengan baik tentunya
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan darah secara optimal (Kuncoro
M,2004).
Location
quotient (kuosien lokasi) atau disingkat LQ adalah suatu perbandingan tentang
besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor
tersebut secara nasional. Ada banyak variabel yang bisa diperbandingkan, tetapi
yang umum adalah nilai tambah (tingkat pendapatan) dan jumlah lapangan kerja.
Berikut ini yang digunakan adalah nilai tambah (tingkat pendapatan).Rumusnya
adalah sebagai berikut (Tarigan R,2005),(Bendavid-Val dlm Kuncoro M, 2004) :
Xi/PDRB
LQ
= ---------------
Xi/PNB
Di
mana : xi =
Nilai tambah (tingkat pendapatan) sektor i di suatu daerah
PDRB = Produk domestic regional bruto daerah tersebut
Xi = Nilai tambah
(tingkat pendapatan) sektor i secara nasional
PNB = Produk nasional bruto atau GNP
Istilah
wilayah nasional dapat diartikan untuk wilayah induk/wilayah atasan. Misalnya
apabila diperbandingkan antara wilayah kabupaten dengan provinsi, maka provinsi
memegang peran sebagai wilayah nasional dan seterusnya.
Kriteria
pengukuran dari nilai LQ yang dihasilkan mengacu kepada kriteria yang dikemukakan Bendavid-Val
dalam Kuncoro M, 2004 sebagai berikut :
1.LQ
> 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tertentu pada tingkat daerah lebih besar dari sektor yang sama pada tingkat
provinsi.
2.LQ
< 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tertentu pada tingkat daerah lebih kecil dari sektor yang sama pada tingkat
provinsi.
3.LQ
= 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tertentu pada tingkat daerah sama dengan sektor yang sama pada tingkat
provinsi.
Dalam kaitannya dengan pembahasan
yang dilakukan, bila nilai LQ > 1 maka sektor/subsektor/komoditi tersebut merupakan
unggulan di daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak
perekonomian daerah. Apabila nilai LQ < 1 maka sektor/subsektor/komoditi
tersebut bukan merupakan unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan
sebagai penggerak perekonomian daerah.
Analisis
LQ bisa dibuat menarik apabila dilakukan dalam bentuk time series/trend,
artinya dianalisis untuk beberapa kurun waktu tertentu. Dalam hal ini
perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu sector tertentu pada kurun waktu yang
berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan. Hal ini bisa memancing
analisis lebih lanjut, misalnya apabila naik/turun dilihat faktor-faktor yang
membuat daerah tumbuh lebih cepat/tumbuh
lebih lambat dari rata-rata nasional. Hal ini bisa membantu melihat
kekuatan/kelemahan wilayah kita dibandingkan secara relatif dengan wilayah yang
lebih luas. Potensi yang positif digunakan dalam strategi pengembangan wilayah.
3.
METODE PENELITIAN
3.1.Metode Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) di daerah Kabupaten Pakpak
Bharat. Alasan pemilihan lokasi daerah ini adalah karena kabupaten ini
merupakan pemekaran dari Kabupaten
Dairi pada tahun 2003 oleh karena itu
kabupaten ini masih membutuhkan pembangunan di semua sektor. Dan berdasarkan
semua ini perlu diteliti sector mana di
Kabupaten Pakpak Bharat ini yang merupakan sektor perekonomian basis.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan di dalam
penelitian ini semua data sekunder.
3.3. Metode Analisa Data
Didalam
penelitian untuk menjawab masalah dan
tujuan no 1 yaitu penelitian sektor mana yang menjadi perekonomian basis di
Kabupaten Pakpak Bharat adalah menganalisa secara masing-masing per sektor dengan
analisa LQ (Locationt Quotient) yaitu :
xi/PDRB
LQ =
--------------
Xi/PNB
Di
mana :
xi = Nilai tambah (tingkat pendapatan) sektor i
di daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
PDRB = Produk domestic regional bruto daerah
Kabupaten Pakpak Bharat
Xi = Nilai tambah (tingkat pendapatan) sektor i
secara nasional (Provinsi Sumatera Utara)
PNB = Produk
nasional bruto atau GNP (Provinsi Sumatera Utara).
Untuk menjawab masalah dan tujuan
no 2 dan 3 adalah dengan menganalisanya dari trend pengolahan data-data sekunder yang diperoleh yang
dikaitkan dengan keadaan di lapangan
dari daerah penelitian ini.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat
4.1.a. Lokasi dan Keadaan Geografis
Kabupaten Pakpak Bharat sebagai
hasil pemekaran dari Kabupaten Dairi, terletak pada garis 2015’ 00”
- 30 32’ 00” Lintang Utara dan 900 00’ - 980 31’
Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi, sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan dan sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil.
Luas keseluruhan Kabupaten Pakpak
Bharat adalah 1.218,30 km2, yang terdiri dari 8 kecamatan yakni
Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe,
Kecamatan Tinada, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu,
Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut dan Kecamatan Pagindar.
Luas
wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya atas seluruh wilayah di
luar kawasan lindung untuk pemanfaatan adalah seluas 77.893,39 ha. Sedangkan
kawasan hutan lindung seluas 43.936,61 ha.
4.1.b. Iklim
Karena terletak dekat garis
Khatulistiwa, Kabupaten Pakpak Bharat tergolong ke daerah beriklim tropis.
Ketinggian antara 700-1500 m diatas permukaan laut dengan kondisi geografis
berbukit-bukit.
Kabupaten
Pakpak Bharat beriklim sedang, dengan rata-rata suhu 280 C dengan
curah hujan per tahun sebesar 311 MM.
4.2. Location Quotient (Kuosien
Lokasi)
Analisa LQ sesuai dengan rumusnya memang sangat
sederhana dan apabila digunakan dalam bentuk one shot analysis, akan tetapi
analisa LQ untuk Kabupaten Pakpak Bharat ini dibuat menarik karena dilakukan
dalam bentuk time series/trend yaitu
dianalisis untuk beberapa kurun waktu tertentu. Dalam hal ini perkembangan
LQ bisa dilihat untuk suatu sector
tertentu pada kurun waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan.
Berikut ini akan
dikemukakan perhitungan LQ untuk kabupaten Pakpak Bharat dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009. LQ dihitung terhadap Provinsi Sumatera Utara sebagai wilayah
induk. Data yang digunakan adalah data PDRB dalam harga konstan 2000. Berikut
ini akan dikemukakan terlebih dahulu PDRB Pakpak Bharat (table 1) dan kemudian
PDRB Sumatera Utara (Tabel 2) baru kemudian hasil perhitungan LQ Pakpak Bharat
(Tabel 3).
Tabel 1. Produk Domestic Regional Bruto Kabupaten
Pakpak Bharat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2009
(Juta Rupiah)
N0
|
Lapangan Usaha/Sektor
|
Tahun
|
||||
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
||
1
|
Pertanian
|
85.350,58
|
88.655,27
|
92.134,62
|
96.195,56
|
100.311,68
|
2
|
Pertambangan
dan enggalian
|
80,68
|
84,12
|
87,98
|
93,71
|
96,67
|
3
|
Industri
Pengolahan
|
413,06
|
415,75
|
418,43
|
423,58
|
432,59
|
4
|
Listrik,
Gas dan Air Bersih
|
284,35
|
306,24
|
328,58
|
353,45
|
376,70
|
5
|
Bangunan
|
10.303,62
|
12.030,88
|
13.765,75
|
15.561,92
|
17.287,54
|
6
|
Perdagangan,
Hotel dan Restoran
|
14.167,19
|
15.171,13
|
16.157,27
|
17.134,87
|
18.178,28
|
7
|
Pengangkutan
dan Komunikasi
|
1.273,51
|
1.397,45
|
1.551,90
|
1.727,97
|
1.896,05
|
8
|
Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa Perusahaan
|
1.362,01
|
1.423,71
|
2.003,42
|
2.168,82
|
2.352,67
|
9
|
Jasa-jasa
|
9.880,78
|
10.603,20
|
11.382,82
|
12.255,58
|
13.486,47
|
|
Jumlah
|
123.115,78
|
130.087,75
|
137.830,77
|
145.915,46
|
154.418,65
|
Sumber : Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka 2010.
Tabel
2. Produk Domestic Regional Bruto Provinsi
Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 – 2009 (Milyar Rp).
No.
|
Lapangan Usaha/Sektor
|
Tahun
|
||||
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
||
1.
|
Pertanian
|
22.191,30
|
22.724,49
|
23.856,15
|
25.300,64
|
26.526,92
|
2.
|
Pertambangan
dan Penggalian
|
1.074,75
|
1.119,58
|
1.229,05
|
1.304,35
|
1.322,98
|
3.
|
Industri
Pengolahan
|
21.305,37
|
22.470,57
|
23.615,20
|
24.305,23
|
24.977,11
|
4.
|
Listrik,
Gas dan Air Bersih
|
716,25
|
738,31
|
739,92
|
772,94
|
816,00
|
5.
|
Bangunan
|
5.515,98
|
6.085,61
|
6.559,30
|
7.090,65
|
7.554,36
|
6.
|
Perdagangan,
Ho-tel dan Restoran
|
15.984,93
|
17.095,26
|
18.386,28
|
19.515,52
|
20.575,43
|
7.
|
Pengangkutan
dan omunikasi
|
7.379,92
|
8.259,20
|
9.076,56
|
9.883,24
|
10.630,44
|
8.
|
Keuangan,
Persewaan dan Jasa erusahaan
|
5.440,50
|
5.977,57
|
6.720,62
|
7.479,84
|
7.939,21
|
9.
|
Jasa-jasa
|
8.288,79
|
8.876,81
|
9.609,20
|
10.519,96
|
11.216,75
|
|
Jumlah
|
87.897,79
|
93.347,40
|
99.792,27
|
106.172,36
|
111.559,22
|
Sumber
: Propinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2010
Berikut ini adalah tabel dari
perkembangan LQ Kabupaten Pakpak Bharat
dari tahun 2005 sampai tahun
2009. LQ Kabupaten Pakpak Bharat dihitung terhadap Provinsi Sumatera Utara
sebagai wilayah induk. Dan data yang digunakan adalah data PDRB Kabupaten
Pakpak Bharat Dan PDRB Provinsi Sumatera Utara dalam harga konstan 2000.
Tabel
3. Perkembangan LQ Kabupaten Pakpak
Bharat Menurut Lapangan Usaha/Sektor
Dari Tahun 2005 - Tahun 2009.
N0
|
Lapangan Usaha/Sektor
|
LQ Kabupaten
Pakpak Bharat
|
||||
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
||
1
|
Pertanian
|
2,7
|
2,8
|
2,8
|
2,7
|
2,7
|
2
|
Pertambangan
dan Peng
Galian
|
0,053
|
0,053
|
0,051
|
0,052
|
0,052
|
3
|
Industri
Pengolahan
|
0,014
|
0,013
|
0,013
|
0,012
|
0,012
|
4
|
Listrik,
Gas dan Air Bersih
|
0,283
|
0,297
|
0,321
|
0,332
|
0,333
|
5
|
Bangunan
|
1,335
|
1,419
|
1,520
|
1,596
|
1,653
|
6
|
Perdagangan,
Hotel dan
Restoran
|
0,633
|
0,637
|
0,637
|
0,639
|
0,638
|
7
|
Pengangkutan
dan Ko
Munikasi
|
0,123
|
0,121
|
0,123
|
0,127
|
0,129
|
8
|
Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa Perusahaan
|
0,178
|
0,170
|
0,215
|
0,210
|
0,214
|
9
|
Jasa-jasa
|
0,850
|
0,857
|
0,858
|
0,847
|
0,868
|
Sumber
: Data sekunder diolah
Dari tabel di atas perkembangan LQ
pertahunnya dari tahun 2005–2009 menurut lapangan usaha/sektor di Kabupaten Pakpak
Bharat hanya dua sektor yang memiliki LQ > 1 yaitu pertama sektor Pertanian
tertinggi dan kedua sektor Bangunan. Dan
tujuh sektor yang lainnya memiliki LQ < 1 yaitu sektor Jasa-jasa, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran,
sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Pertambangan dan Penggalian
dan sektor Industri Pengolahan. Ke tujuh sektor yang memiliki LQ < 1 ini
tersusun dari yang tertinggi sektor Jasa-jasa dan terendah sektor Industri
pengolahan.
Dari hasil perhitungan LQ pada
Tabel 3 terdapat dua kelompok yaitu LQ
> 1 dan LQ < 1 yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Dari
hasil perhitungan LQ di atas bahwa lapangan usaha/sektor yang memiliki LQ >
1 yaitu lapangan usaha/sektor Pertanian
dan Bangunan berarti peranan kedua sektor tersebut di daerah Kabupaten
Pakpak Bharat lebih menonjol daripada peranan kedua sektor tersebut secara
nasional (terhadap Provinsi Sumatera Utara).
Untuk Kabupaten Pakpak Bharat dapat dilihat perkiraan faktor penyebab kedua
sektor tersebut (Pertanian dan Bangunan) mempunyai peranan yang lebih menonjol,
sehingga bisa menjadi sektor ekonomi basis dalam peningkatan pendapatan daerah
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Sektor/Lapangan
Usaha Pertanian :
Sektor Pertanian tahun 2005 LQ
nya 2,7 kemudian menaik menjadi LQ 2,8 untuk tahun 2006 dan 2007 namun menurun
lagi menjadi LQ 2,7 untuk tahun 2008 dan 2009. Sektor Pertanian ini yang
mempunyai LQ > 1 menunjukkan bahwa peranan sector ini lebih menonjol di
Kabupaten Pakpak Bharat daripada peranannya secara nasional. Hal ini
sejalan dengan keadaan alam dan topografi Kabupaten Pakpak Bharat bahwa sektor
pertanian merupakan potensi terbesar mendukung perekonomian masyarakat, dari
jumlah rumah tangga pertanian, 99,99% merupakan petani pengguna lahan dengan
produksi jenis tanaman padi dan palawija, tanaman perkebunan rakyat dan
hortikultura. Dan dari luas keseluruhan Kabupaten Pakpak Bharat (1.218,30 km2)
terdapat luas wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya seluas
77.893,39 ha. (BPS, Kabupaten Pakpak Bharat 2009).
b.
Sektor/Lapangan
Usaha Bangunan :
Sektor Bangunan merupakan sektor
yang kedua terbesar yang memiliki LQ > 1 yaitu pada tahun 2005 memiliki
LQ 1,335 kemudian terus tiap tahunnya
mengalami kenaikan yaitu tahun 2006 LQ
1,419, tahun 2007 LQ 1,520, tahun 2008 LQ 1,596 dan pada tahun 2009 memiliki LQ
1,653. Sektor Bangunan ini tiap tahunnya dari tahun 2005 sampai 2009 memiliki
LQ > 1 hal ini menunkukkan bahwa peranan sector bangunan lebih menonjol di
Kabupaten Pakpak Bharat daripada perananya
secara nasional. Hal ini sejalan dengan kenyataannya bahwa Kabupaten Pakpak
Bharat baru mengalami pemekaran dari
Kabupaten Dairi pada tahun 2003, sehingga banyak dilakukan pembangunan-pembangunan (pembangunan gedung-gedung perkantoran
pemerintahan, pendidikan, kesehatan dsb) untuk mengejar ketertinggalannya
dengan penduduk daerah lainnya serta adanya aspirasi, keinginan dan tekad bulat
dari masyarakat untuk meningkatkan status daerahnya menjadi suatu Kabupaten
yang mandiri.
2
Dari
hasil perhitungan LQ diatas bahwa lapangan usaha/sektor yang memiliki LQ < 1
yaitu lapangan usaha/sektor Jasa-jasa, sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran,
sector Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Pertambangan dan
Penggalian dan sektor Industri berarti
peranan ketujuh sektor tersebut di
daerah Kabupaten Pakpak Bharat lebih kecil
daripada peranan ketujuh sektor
tersebut secara nasional (terhadap provinsi Sumatera Utara).
Untuk Kabupaten Pakpak
Bharat dapat dilihat perkiraan faktor
penyebab ketujuh sektor tersebut mempunyai peranan yang lebih kecil, sehingga
bisa diambil langkah-langkah kebijakan supaya dapat menjadikannya sebagai sector ekonomi basis dalam peningkatan
pendapatan daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Untuk
ketujuh sektor/lapangan usaha secara umum mempunyai LQ yang menaik dari tahun 2005 sampai tahun 2009 walaupun LQ nya lebih kecil dari satu (Tabel 3). Hal ini menunjukkan adanya perkembangan
kemajuan untuk tiap sektor sejalan dengan perkembangan Kabupaten yang mengalami
pemekaran.
b.
Ke
tujuh sektor tersebut sektor Jasa-jasa, sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran,
sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sector Pertambangan dan
Penggalian dan sektor Industri mempunyai peranan yang lebih kecil karena
wilayah Kabupaten Pakpak Bharat sebagai wilayah yang baru mengalami pemekaran
dan wilayah pembandingnya adalah sebuah Provinsi Sumatera Utara dengan ibukota
Medan yang sudah lebih lama mengalami kemajuan.
Hal lain dapat diperkirakan bahwa ketujuh sektor tersebut mengalami pertumbuhan
yang pesat di daerah Propinsi sehingga peranannya di Kabupaten lebih kecil.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan :
1.
Sektor
Pertanian dan sektor Bangunan merupakan sektor ekonomi basis di Kabupaten
Pakpak Bharat di dalam meningkatkan pendapatan daerah.
2.
Faktor-faktor
yang diperkirakan merupakan kekuatan sektor pertanian adalah pertama keadaan
alam dan topografi Kabupaten Pakpak Bharat yang sesuai untuk pertanian, luasnya
areal (77.893,39 ha) untuk kawasan budidaya
dan kedua 99,9% penduduknya bermata pencaharian dari sektor pertanian.
3.
Faktor-faktor
yang diperkirakan merupakan kekuatan sektor bangunan adalah karena daerah ini
merupakan daerah pemekaran (tahun 2003) sehingga perlu terus dilakukan
pembangunan-pembangunan .
4.
Sektor Jasa-jasa, sector Perdagangan, Hotel
dan Restauran, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Pertambangan
dan Penggalian dan sektor Industri bukan merupakan sektor ekonomi basis di
Kabupaten Pakpak Bharat di dalam peningkatan pendapatan daerah.
5.
Faktor
yang diperkirakan merupakan kelemahan ketujuh sektor tersebut sehingga bukan
merupakan sektor ekonomi basis adalah karena daerah Kabupaten Pakpak
Bharat baru mengalami pemekaran tahun
2003.
5.2.
Saran
1.
Bagi
pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan terus bagi sektor-sektor
yang merupakan basis perekonomian.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Pakpak Bharat, 2007. Pakpak Bharat Dalam
Angka 2007. BPS Kabupaten Pakpak Bharat.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak
Bharat, 2008. Pakpak Bharat Dalam Angka
2008. BPS Kabupaten Pakpak Bharat.
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Pakpak Bharat, 2010. Pakpak Bharat Dalam
Angka 2010. BPS Kabupaten Pakpak Bharat.
Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara, 2010. Sumatera Utara
Dalam Angka 2010. BPS Provinsi Sumatera Utara.
BAPPEDA Kabupaten Pakpak
Bharat,2005. Profil Kabupaten Pakpak
Bharat.
Facha Indra, 2009. Skripsi Perencanaan Pengembangan Wilayah Melalui Komoditi Unggulan Di Kabupaten Samosir. UHN
. Medan
Kuncoro Mudrajad,. 2004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah : Reformasi,
Perencanaan, Strategi dan Peluang.Erlangga,Jakarta
Pakpahan Lesdin, 2010. Skripsi Perencanaan Peningkatan pendapatan
Daerah Melalui Komoditi Unggulan Studi
Kasus Kabupaten Toba Samosir. UHN. Medan.
Tarigan Robinson, 2003. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi
Aksara . Jakarta.
Tarigan Robinson, 2005. Ekonomi Regional : Teori Dan Aplikasi.
Bumi Aksara. Jakarta.
(LQ Analysis of Economic Sector
of Pakpak Bharat Regency to Increase Revenues in the Region)
1 komentar:
Sangat bermanfaat infonya.
Jika butuh terjemahan dokumen, Jasa Translator solusinya. www.jasatranslator.com
(Cepat, murah, memuaskan, pengalaman sejak 2007)
Posting Komentar