Selasa, 07 April 2015

Pengaruh Prestasi



: Pengaruh Prestasi Pendidikan Agama Terhadap Tingkat Kenakalan Siswa
Pembangunan nasional tidak dapat diselesaikan dalam satu atau dua generasi, tetapi harus dilakukan secara berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pembangunan Indonesia pembangunan manusia seutuhnya sebagaimana tercantum dalam GBHN (1993:11) : “Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional dilaksanakan merata di seluruh tanah air dan tidak hanya satu golongan atau sebagian dari masyarakat, serta harus benar-benar dirasakan seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia”.
Dalam pemikiran tersebut, betapa pentingnya generasi muda masa kini yang akan mengambil tongkat estafet pelaksanaan pembangunan yang tangguh. Namun siswa kita sekarang ini nyaris menjadi masalah Nasional yang kritis. Bukan rahasia lagi kenakalan siswa di kota-kota besar dewasa ini merembet ke kampung-kampung dan desa-desa. Para siswa banyak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti laki-laki memakai kalung, giwang, gelang dan rantai yang berlebihan dan juga pergaulan yang tanpa batas di kalangan siswa yang makin meluas itu merupakan goncangan kultural yang mengancam generasi masa depan bangsa. Kurangnya wibawa dan peranan orang tua dalam pendidikan, serta penggunaan waktu luang yang tidak efektif dikalangan siswa, itu semua merupakan masalah kita.
Masa depan generasi kita banyak yang dibebankan pada dunia pendidikan, sebab pada dasarnya pendidikan adalah tempat penempatan manusia untuk masa depannya. Pelaksanan pendidikan itu perlu dimulai dari pendidikan dalam keluarga. Keluarga sebagai persekutuan hidup dalam unit kecil, adalah merupakan lingkungan pendidikan utama yang banyak memberikan pengaruh mendalam terhadap kepribadian anak.
aman semakin maju. Ilmu pengetahuan semakin pesat. Tehnologi semkain modern. Alat semakin canggih. Segalanya serba praktis. Kalau dulu – zaman nenek moyang kita – untuk memasak saja masih harus memeras keringat pergi ke hutan untuk mencari kayu. Untuk mencuci baju yang kotor, harus ke kali atau sungai. Untuk mengangkut barang berat, maka mesti rela punggungnya digelayuti beban berat aleas dipikul. Atau Kalau kita mengetik surat-surat resmi di kantor, harus rela telinga kita mendengar riuhnya mesin ketik yang bunyinya terdengar sampai ke rumah tetangga. Bagaiaman sekarang? Untuk memasak ndak usah pergi ke hutan mencari kayu. Karena sekarang sudah cooking rice, alat memasak yang cukup colokin kabelnya ke listrik. Masak sendiri dech. Untuk mencuci sudah ada mesin cuci. Dan mengetik sudah ada laptop atau komputer yang bunyinya tidak bising seperti piring pecah. He he he. Semuanya sudah modern. Itu baru contoh-contoh yang saya tahu. Saya yakin masih banyak tehnologi yang lain yang saya belum tahu. Sharing ya di kolom komentar.
Tapi ada satu pertanyaan yang menginspirasi saya menulis artikel ini. Di tengah derasnya kemajuan di segala bidang, masih perlukah kita shalat? Dalam aktivitas sehari-hari, kadang ada sebagian yang menganggap shalat adalah pengganggu aktivitas, mengapa? Padahal shalat itu kegiatan yang sebentar loh. Paling 5 menit ( paling lama tuh ) selesai. Kalau pertanyaan itu ditujukan pada saya, maka akan saya jawab dengan lantang “sangat perlu dan bahkan wajib”. Shalat kan memang wajib. Saya akan memberikan sebuah illustrasi begini :
Ketika anda melakukan aktivitas sehari-hari, saya yakin akan menemui kejemuan di dalam beraktivitas. Aktivitas rutin, bahkan mungkin problematika hidup seperti masalah dalam rumah tangga, masalah kerja di kantor yang belum selesai dll, adalah problem yang menyita pikiran anda. Maka jalan atau solusi yang biasanya dijadikan jalan keluar adalah istirahat. ya, hanya dengan istirahat anda bisa melepaskan lelah. Tapi istirahat itu penting kalau yang lelah adalah fisik anda. Bagaimana kalau yang lelah adalah batin dan pikiran? Jangan bilang bahwa minuman keras dan obat terlarang solusinya! Salah besar. Karena semua itu hanya solusi sesaat yang bahkan sangat berbahaya bagi fisik. Apa solusinya jika batin dan pikiran yang lelah melakoni hidup di zaman modern ini ? Solusinya adalah 5 menit. Ya 5 menit saja meleburkan diri dalam suasana khusyu’ menghadap Ilahi Robby. Shalat. Shalat adalah “aktivitas resmi” sebanyak 5 kali dalam sehari semalam yang intinya adalah mengembalikan segala sesuatu kepada keagungan Ilahi Robby. Alat memang semakin canggih. Tapi jangan lupa bahwa di balik ini semua ada “Tangan Allah” yang bekerja. Jadi shalat adalah perwujudan rasa terima kasih kita kepada Allah karena telah memberikan “ini’ semua. Jika pikiran kita lelah, buatlah relax dulu dengan melakukan aktivitas shalat. Shalat memang sangat pent

Tidak ada komentar: