makalah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Lahan atau tanah merupakan
sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan penting dalam segala kehidupan
manusia, karena lahan atau tanah diperlukan manusia untuk tempat tinggal dan
hidup, melakukan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan,
pertambangan dan sebagainya. Karena pentingnya peranan lahan atau tanah dalam
kehidupan manusia, maka ketersediaannya juga jadi terbatas. Kesuburan tanah
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman karena asupan nutrisi bagi tanaman
disediakan oleh tanah, salah satu penentu kesuburan tanah ini adalah jenis
lahannya. Perbedaan jenis lahan akan turut serta menentukan jumlah nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman dan komposisi tanah.
Sistem pertanian intensif
telah mendorong terjadinya degradasi sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah
dibandingkan dengan hutan. Sistem pertanian intensif menyebabkan terbukanya
permukaan tanah pada saat yang lama. Pada musim kemarau terik sinar matahari
mengenai permukaan tanah secara langsung, akibatnya terjadi percepatan
proses-proses reaksi kimia dan biologi, salah satunya adalah penguraian bahan
organik tanah (dekomposisi). Sebaliknya, air hujan yang jatuh selama musim
penghujan tidak ada yang menghalangi sehingga memukul tanah secara langsung,
berakibat pada pecahnya agregat tanah, meningkatnya aliran air di permukaan dan
sekaligus mengangkut partikel tanah dan bahan-bahan lain termasuk bahan
organik. Untuk tujuan perbaikan pengelolaan tanah, pengenalan
indikator-indikator kesehatan tanah sangat dibutuhkan untuk penentuan strategi
pengelolaan lahan. Indikator-indikator kesehatan tanah dapat dikenali baik
secara kualitatif (cepat, murah tetapi kurang akurat) maupun kuantitatif
(melalui pengukuran.)
Berdasarkan hal tersebut,
akan dibahas bagaimana mengembalikan kondisi tanah yang mengalami penurunan
kualitas dan tingkat kesuburan tanah melalui penambahan bahan organik tanah
yang menjadi sarana tepat dan ramah lingkungan untuk mengembalikan kesuburan
tanah.
1.2 Tujuan
Mengetahui kesuburan tanah, indikator, dan
fungsi bagi pertumbuhan tanaman.
Mengetahui pengaruh penambahan bahan
organik tanah (BOT) dan kesuburan tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesuburan
Tanah
Tanah
dikatakan subur atau sehat ialah kemampuan tanah yang dapat memerankan fungsinya secara berkesinambungan
sebagai sistem kehidupan utama, ditandai dengan kandungan unsur biologi yanG
merupakan kunci fungsi ekosistem di dalam batasan penggunaan lahan. Berikut
terdapat beberapa pengertian kesuburan tanah :
Kesuburan
tanah adalah Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam
keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia
dan biologi tanah (Hardjowigeno, 1995).
Kesuburan
tanah adalah kondisi suatu tanah yg mampu menyediakan unsur hara essensial
untuk tanaman tanpa efek racun dari hara yang ada (Foth and Ellis ; 1997).
Tanah yang
subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat
dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas
jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi
tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan
tanaman (Sutejo.M.M, 2002).
Kesuburan
tanah sangat dipengaruhi oleh proses biologis (siklus hara, kandungan hara,
stabilitas agregat tanah).
Indikator biologi yang umumnya diamati
meliputi:
Bahan organik dan Bahan
Organik tanah
Bahan organik berperan
penting sebagai kunci fungsi tanah, menentukan kualitas tanah , kapasitas
menahan air, kepekaan tanah terhadap degradasi. Bahan organik juga berperan
sebagai sumber (source) atau pengikat
(sink) CO2 atmosfer dan meningkatkan
kandungan C dalam tanah. Bahan organik juga sebagai cadangan utama unsur hara
seperti N dalam tanah.
Populasi hewan tanah (berapa
ekor/ luasan)
Semakin banyak aktivitas dan
jenis hewan pada tanah baik yang berda di bawah dan di permukaan tanah maka
dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Kesuburan tanah semakin membaik bila mana
tanah tersebut memiliki berbagai jenis organisme dalam tanah. Contohnya :
cacing yang dapat membantu menggemburkan tanah dari aktivitasnya membalik tanah
dan kotorannya (cascing) yang dapat menambah bahan organik tanah.
Kedalaman efektif perakaran
Apabila semakin dalam sistem
perakaran tanaman dalam tanah maka dapat dikatakan sifat fisik tanah dan
agregat-agregat tanah dikatakan baik, sehingga akar tanaman dapat memperoleh
asupan unsure hara yang cukup.
Indikator kimia
- pH
Hasil uji kima adalah
indikator kualitas tanah yang memberikan informasi tentang kemampuan tanah
menyediakan unsur hara untuk tanaman yang bergantung pada pH
- C Organik
C Organik dapat berperan
sebagai “pengikat” butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam
pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini besar pengaruhnya pada porositas,
penyimpanan dan penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik
dengan C/N tinggi seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada
perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang
terdekomposisi seperti kompos.
Indikator fisik tanah
meliputi :
-
Berat isi (pengamatan pemadatan).
Berat isi tanah merupakan
salah satu sifat fisik tanah yang sering ditetapkan karena berkaitan erat
dengan perhitungan penetapan sifat-sifat fisik tanah lainnya, seperti retensi
air (pF), ruang pori total (RPT), coefficient of linier extensibility (COLE),
dan kadar air tanah.
-
Porositas total
Porositas tanah adalah total
pori tanah yaitu ruang dalam tanah yang dapat menyimpan air dan udara dalam
tanah. Apabila ruang pori dalam tanah maka secar otomatis porositas juga akan
semakin membaik.
-
Kapasitas menahan air
Keberadaan lapisan kedap
menghambat kedalaman perakaran tanaman. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan
penbambahan organik. Maka, kesesuaian tanah untuk kelestarian pertumbuhan
tanaman dan aktivitas biologi merupakan fungsi dari sifat fisik tanah tersebut (porositas,
kapasitas menahan air, struktur, dan pengolahan tanah).
2.2 Pengertian, asal, peranan bahan organik
tanah, kapan diberikan, dan berapa banyak.
Bahan
organik tanah merupakan limbah tumbuhan, hewan, dan manusia. Limbah tumbuhan
yang ada di lapangan adalah jerami padi, sisa tanaman jagung, kedelai, kacang
tanah, sayuran, gulma, kakao, dan kelapa sawit, tanaman peneduh seperti gamal,
lamtoro, dan kaliandra. Limbah hewan berupa ternak kotoran sapi, ayam, kambing,
kerbau, dan kuda. Bahan organik tanah merupakan sisa jaringan tanaman dan hewan
yang telah mengalami dekomposisi, baik sebagian maupun seluruhnya, biomasa
mikroorganisme, bahan organik tanah terlarut di dalam air, dan bahan organik
yang stabil atau humus.
Bahan
organik berperan penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Peran
bahan organik adalah meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan kemampuan tanah memegang air, meningkatkan pori-pori tanah, dan
memperbaiki media perkembangan mikroba tanah. Tanah berkadar bahan organik
rendah berarti kemampuan tanah mendukung produktivitas tanaman rendah. Hasil
dekomposisi bahan organik berupa hara makro (N, P, dan K), makro sekunder (Ca,
Mg, dan S) serta hara mikro yang dapat meningkatkan kesuburan tanaman. Hasil
dekomposisi juga dapat berupa asam organik yang dapat meningkatkan ketersediaan
hara bagi tanaman. Dalam jangka panjang pemberian bahan organik dapat
meningkatkan pH tanah, hara P, KTK tanah dan hasil tanaman, serta dapat menurunkan
kadar Al, Fe, dan Mn. Bahan organik tanah berperan penting dalam menyimpan dan
melepaskan unsur hara bagi tanaman. Dekomposisi bahan organik mempunyai
pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kesuburan tanah. Pengaruh
langsung melalui mineralisasi yang melepaskan unsur hara, sedangkan pengaruh
tidak langsung sebagai buffer unsur hara sehingga tetap menjaga ketersediaan
unsur hara dalam tanah.
Bahan
organik yang tersedia di lapang dapat digunakan secara langsung di lapangan
atau dibuat kompos terlebih dahulu. Jerami padi sisa hasil panen, oleh sebagian
petani di daerah Ngawi (Jawa Timur) ditumpuk di pojok petakan. Setelah
terdekomposisi, jerami disebarkan diantara barisan tanaman padi. Di lapang
proses dekomposisi dapat terjadi dengan sendirinya. Saat ini proses tersebut
dapat dipercepat dengan penambahan bakteri pengurai.
Bahan
organik sisa hasil panen seluruhnya dapat dikembalikan sebagai bahan organik.
Pengembalian jerami 5 t/ha setiap musim tanam, setelah musim kedua dan
seterusnya dapat menggantikan semua pupuk KCl. Pemberian kompos 5 t/ha
meningkatkan kandungan air tanah pada tanah subur. Bahan organik sisa hasil
panen yang belum terdekomposisi diberikan pada saat pengolahan tanah pertama.
Diharapkan pada saat tanam sudah terdekomposisi. Jika diberikan pada saat tanam
akan terjadi persaingan hara antara tanaman dan mikroorganisme perombak,
sehingga tanaman kelihatan kuning. Bahan organik terdekomposisi, seperti kompos
dan pupuk kandang dapat diberikan seminggu sebelum tanam. Jerami padi yang telah
melapuk dapat diberikan diantara tanaman dalam barisan tanaman padi saat fase
pembentukan anakan cepat.
2.3 Sifat-Sifat Bahan Organik Tanah
Bahan
organik merupakan salah satu dari konstituen tanah, sehingga sangat penting
untuk menjaga fungsi tanah. Sifat-sifat bahan organik, antara lain :
-
Mempunyai bobot isi (bulk density) yang rendah
(0,1-0,5 g cm-1))
-
Mempunyai luas permukaan spesifik tinggi
-
Mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi (sampai 3
kali lipat dari bobot keringnya)
Bersifat agak plastis tetapi tidak lekat.
Mempunyai
kapasitas tukar kation (KTK) tinggi hingga 150-200 me/100 g karena memiliki
gugus-gugus fungsional yang banyak : a. Hidroksil b. Karboksil c. Fenolik, dll.
Bersifat
amfotir (bertindak sebagai basa pada kondisi asam dan bertindak sebagai asam
pada kondisi alkalis)
Bersifat
hesteriosis jika terjadi pembasahan dan pengeringan.
Memiliki titik muatan nol (pH 0) sangat
rendah.
Bermuatan variabel
2.4 Perombakan Bahan Organik Tanah
Sisa-sisa
tanaman dan binatang mengalami perombakan yang terjadi di dalam atau di atas
tanah pada kondisi-kondisi yang berbeda. Kecepatan perombakan dan hasil-hasil
akhir terbentuk bergantung kepada suhu, lengas, udara, bhn kimia dan mikrobia.
Smakin tinggi suhu (hingga 40°C) akan smakin mempercepat perombakan. Lengas
diperlukan untuk perombakan secara biologis, namun air yg berlebihan sangat
menyebabkan kurang udara sehingga mengakibatkan perlambatan perombakan.
Ketersediaan
bahan-bahan kimia yg diperlukan sebagai zat hara (terutama N) bagi mikrobia
menentukan kecepatan perombakan dan berpengaruh terhadap jenis humus yg
dibentuk.Banahan organik terombak lebih cepat di dalam tanah yang subur,
berikut urutan perombakan komponen-komponen bahan organik tanah ialah sebagai
berikut :
-
Gula, pati, protein2 yg larut air
-
Protein kasar
-
Hemicelulose
-
Selulosa
-
Minyak, lemak, lignin, lilin
Secara kimia, susunan bahan
organik terdiri atas berbagai macam senyawa, antara lain:
-
Polisakarida (selulosa, hemiselulosa)
-
Poliuronida
-
Lignin
-
Enzim, Protein, asam-asam amino, dan vitamin
-
Lemak, waks, dan sejenisnya.
-
Asam-asam organik sederhana (karboksilat, stearat,
malonat, tartrat, dll.)
-
Asam-asam organik kompleks (humat, fulfat, humin,
dll.)
-
Organik larut
-
Unsur mineral (element)
Kecepatan
perombakan bahan organik menurun sesuai dengan waktu dan tercapainya suatu
komposisi kimia yang mirip humus, dianggap sebagai salah satu hasil pertengahan
perombakan. Perombakan bahan organik di dalam tanah adalah merupakan suatu
proses pencernaan yang tak sama denga pencernaan bahan organik di dalam perut
binatang. Sejumlah besar oksigen diperlukan untuk perombakan bahan organik
tersebut. Oksidasi bahan organik paling cepat terjadi di dalam tanah permukaan
dan paling lambat di dalam lapisan tanah bawahan, terutama jika tanah ini
mampat dan basah. Peristiwa khas: pengkerutan dan amblesnya muck (mencapai 2-5
cm/th di Florida) dan gambut (peat) setelah diolah, karena berkembang dalam
kondisi air tanah yang tinggi sehingga menghambat perombakan. Perlu draenase
dan perbaikan aerasi, sehingga perombakan dapat dipercepat.
2.5 Pengaruh Bahan Organik
Terhadap Produksi Tanaman
Bahan
organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan
belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat
ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya
bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik
semua kegiatan biokimia akan terhenti.
Bahan
tersebut dapat berupa pupuk organik, yang proses perubahannya dapat terjadi
secara alami atau buatan. Bahan organik merupakan bahan penting dalam
menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi
tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan
merupakan sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah
sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Bahan organik dapat
diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang, daun yang gugur, yang
dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar
sekali. Fungsi: bahan organik adalah:
-
Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
-
Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
-
Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
-
Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur
hara (Kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi).
-
Sumber energi bagi mikroorganisme.
Bahan
organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi
tanaman yang efisien, peranannya tidak boleh ditawar lagi. Sumbangan bahan
organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat
fisik, kimia dan biologis dari tanah. Mereka memiliki peranan kimia di dalam
menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi
aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam
memperbaiki struktur tanah dan lainnya.
Bahan
organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik
berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan
cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewan-hewan
tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik
yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur. Sejak perang dunia
ke dua, terdapat suatu peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa
negara. Hasil tanaman yang lebih besar terutama dimana hanya biji-bijian saja
yang dipanen, sisa – sisa tanamna lebih banyak dikembalikan ke lahan dan disini
lebih banyak penutupan oleh tanaman selama musim pertumbuhan.
Perlu
dipelajari juga faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen
tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan
drainase. Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik
terbanyak ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm (15-20%). Semakin ke bawah
kadar bahan organik semakin berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan
organik memang terkonsentrasi di lapisan atas. Faktor iklim yang berpengaruh
adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin, kadar bahan organik dan N
makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan organik dan N bertambah 2
hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata turun 100C. bila kelembaban efektif
meningkat, kadar bahan organik dan N juga bertambah. Hal itu menunjukkan suatu
hambatan kegiatan organisme tanah. Tekstur tanah juga cukup berperan, makin
tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar bahan organik dan N tanah, bila
kondisi lainnya sama. Tanah berpasir memungkinkan oksidasi yang baik sehingga
bahan organik cepat habis. Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air
berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang buruk. Hal ini
menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik.
Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga
mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan
padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga
sukar menilainya sendiri.
Bahan
organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan
organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah,
yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan
pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat
tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada
taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi
berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau
infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga
aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang
menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat
terbentuknya agregat.
2.6 Pengaruh Bahan Organik
pada Sifat Fisika Tanah
Meningkatkan kemampuan tanah
menahan air. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air yang bermuatan
negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel tanah dan bahan
organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya.
Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer.
Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki
struktur tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan
agregat yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan
bahan organik. Hai ini berlangsung melaluime kanisme : Penambahan bahan organik
dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan
cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai
penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu
menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti
semen yang menyatukan agregat. Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh
miselia jamur dan aktinomisetes. Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa
adanya fraksi liat dapat terjadi dalam tanah. Peningkatan secara kimia
butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada senyawa organik yang
berbentuk rantai panjang. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui
ikatan antar bagian negatif liat dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa
organik dengan perantara basa dan ikatan hidrogen. Peningkatan secara kimia butir-butir
liat melalui ikatan antara bagian negatif liat dan bagian positf dari senyawa
organik berbentuk rantai polimer.
2.7 Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah
Meningkatkan
daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar
kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat meningkatkan
kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid
mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral.
Peningkatan KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan bahan
organik akan menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat
menahan unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan
organik dapat menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah.
Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara.
Unsur N,P,S
diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar
dari pencucian, kemudian tersedia kembali. Berbeda dengan pupuk komersil dimana
biasanya ditambahkan dalam jumlah yang banyak karena sangat larut air sehingga
pada periode hujan terjadi kehilangan yang sangat tinggi, nutrien yang
tersimpan dalam residu organik tidak larut dalam air sehingga dilepaskan oleh
proses mikrobiologis. Kehilangan karena pencucian tidak seserius seperti yang
terjadi pada pupuk komersil. Sebagai hasilnya kandungan nitrogen tersedia
stabil pada level intermediet dan mengurangi bahaya kekurangan dan kelebihan.
Bahan organik berperan sebagai penambah hara N, P, K bagi tanaman dari hasil
mineralisasi oleh mikroorganisme. Mineralisasi merupakan lawan kata dari
immobilisasi. Mineralisasi merupakan transformasi oleh mikroorganisme dari
sebuah unsur pada bahan organik menjadi anorganik, seperti nitrogen pada
protein menjadi amonium atau nitrit. Melalui mineralisasi, unsur hara menjadi
tersedia bagi tanaman.
Meningkatkan
kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral
oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan
ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen,
fosfor dan belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil
dekomposisi bahan organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral.
Mempengaruhi kemasaman atau pH. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan
atau malah menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pada jenis tanah dan bahan
organik yang ditambahkan. Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik
dapat terjadi karena dekomposisi bahan organik yang banyak menghasilkan
asam-asam dominan. Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan bahan organik yang
terjadi pada tanah masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi
karena bahan organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak terhidrolisis
lagi .
Peranan
bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam
kaitannya dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi
perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi
yaitu perombakan sisa tanaman atau hewan oleh miroorganisme tanah atau
enzim-enzim lainnya, peningkatan biomassa organisme, dan akumulasi serta
pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai bahan organik dalam
tanah antara lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak,
lilin, resin, senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan
unsur-unsur hara dalam tanah.
2.8 Pengaruh Bahan Organik
pada Sifat Biologi Tanah
Jumlah dan
aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian bahan
organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan
organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang
hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan
kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai
sumber energi untuk tumbuh.
Kegiatan
jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik
segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik
yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan
mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang
dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih
stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak pula
populasi jasad mikro dalam tanah.
2.9 Peranan Bahan Organik Bagi
Tanaman
Bahan
organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik
berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan
cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Peranan bahan
organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar
mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah.
Setelah
mengetahui uraian mengenai bahan organik diharapkan menambah pengetahuan untuk
berbagai pihak akan arti penting bahan organik sehingga diharapkan dengan
rekayasa-rekayasa tentang bahan organik dapat ikut berpartisipasi untuk
meningkatkan produktivitas lahan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesuburan
tanah adalah Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam
keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia
dan biologi tanah (Hardjowigeno, 1995). Bahan organik dapat berasal dari limbah
tumbuhan yang ada di lapangan adalah jerami padi, sisa tanaman jagung, kedelai,
kacang tanah, sayuran, gulma, kakao, dan kelapa sawit, tanaman peneduh seperti
gamal, lamtoro, dan kaliandra. Limbah hewan berupa ternak kotoran sapi, ayam,
kambing, kerbau, dan kuda. Bahan organik berperan penting dalam menentukan
kemampuan tanah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman. Peran bahan organik adalah meningkatkan kesuburan tanah,
memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah memegang air,
meningkatkan pori-pori tanah, dan memperbaiki media perkembangan mikroba tanah.
3.2 Saran
Disarankan
kepada pengelola lahan pertanian khusunya para petani untuk memperhatikan dalam
mengelola tanah dan memberikan asupan hara. Usahan untuk memberikan bahan
organik dan bahan alami lainnya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sehingga hasil dan kualitas yang dihasilkan tanaman dapat menguntungkan
dan menyehatkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous. 2011. http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/tanah-inceptisol/.
Diakses pada tanggal 25 September 2011.
Anonymous. 2011. http://www.anneahira.com/tanah-inceptisol.htm.
Diakses pada tanggal 25 September 2011.
Anonymous. 2011. http://blog.ub.ac.id/tanti1507/.
Diakses pada tanggal 25 September 2011.
Anonymous. 2011. http://www.scribd.com/doc/13853880/TEKSTUR-TANAH.
Diakses
pada tanggal 25 September 2011.
Rayes, M. Lutfi.2007.Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.Yogyakarta:Andi Offset.
2 komentar:
thanks info gan :) sukses selalu.
SUKSSES UTUK KITA
Posting Komentar