Rabu, 25 Maret 2015

Praktikum Ilmu Tanah

I. Kata pengantar
Puji syukur Alhamdulillah saya persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada saya dan yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga saya dapat menyusun makalah Dasar – Dasar Ilmu Tanah yang berjudul “ Tanah Inseptisol “ dengan baik dan benar.
Dengan adanya makalah ini semoga kiranya dapat untuk mempermudah pembacanya untuk memahami dengan cepat dan benar tentang bagaimana karakteristik dari tanah inseptisol, bagaimana strukturnya, teksturnya, dimana tempatnya di indonesian dan tanaman apa yang cocok untuk ditanam pada tanah inseptisol, karena makalah ini saya buat dengan sesingkat-singkatnya dan dengan sejelas – jelasnya yang bersumber dari hasil penilitian yang telah dilakukan dan diamati berkali-kali.
Mudah – mudahan dengan kehadirat makalah ini dapat meningkatkan kualitas pemahaman, sehingga dapat di peraktekkan dan di sampaikan kepada teman ataupun orang yang belum mengetahui.









DAFTAR ISI
I. Kata pengantar.
A. Latar belakang............................................................................................
B. Pembahasan.
• Pengertian...................................................................................
• Pembentukan..............................................................................
• Karaktistik/sifat tanah...............................................................
• Pengolahan Tanah......................................................................
• Tanaman yang Cocok.................................................................
C. Kesimpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.






A. Latar belakang
Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain, karena keaneka ragaman ini, maka tanah dapat dipandang sebagai kumpulan individu-individu tanah. Pementukan tanah dari bongkahan bum mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancura dimana bahan induk berkeping-keping secara halus . Tiap tanah berkembang secara baik dan masih dalam keadaan asli akan mempunyai sifat profil yang khas. Sifat-sifat ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang sangat besar manfatnya dalam menentukan pendapat tentang tanah dan sifat-sifat profil.
Tanah begitu berarti bagi manusia sebagai sumber penghidupan manusia sehingga munculah istilah Soil Science atau ilmu tanah yaitu ilmu yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan pada permukaan bumi yang mencakup pembentukan tanah serta klasifikasi dan pemetaan berdasarkan sifat-sifat fisika, kimia hayati dan kesuburan tanah dimana sifat-sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi produksi tanaman.
Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari menggali tanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang lebih bawah.
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Buckman, 1982).
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus. Berdasar atas perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur. Dalam klasifikasi tanah tingkat famili kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yan mencakup seluruh tanah. Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah yang lebih besar dari pasir. Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butienya lebuh halus maka setiap satuan berat mempunyai luas luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno,2003)
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida-oksida besi dan lain-lain. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Didaerah curah hujan tinggi seperti pada profil dalam dan dangkal umunya ditemukan struktur remah atau granular dipermukaan dan gumpal di horison bawah. Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban tanah. Tanah-tanah dipermukaan banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat (Pairunan, 1983).
Warna tanah merupakan petujuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya oleh perbedaan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Bahan organik memberi warna kelabu, kelabu tua atau coklat tua pada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu sperti oksida dan besi atau penimbunan garam memodifikasi warna. Akan tetapi banyak tanah tropika dengan kandungan oksida (hematit) yang tiggi berwarna merah, bahkan dengan sejumlah besar bahan organik (Nurhayati, 1986).
Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus (Foth, 1988).
Karatan merupakan hasil pelapukan batuan tanah yang di pengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Karatan berwarna hitam mengandung banyak mangan (Mg) sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe). Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat kedalam tanah setempat sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senywa Fe3+ yang berwarna merah. Bila air tida pernah menggenang tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keaadaan oksidasi (Fe3+) oleh karena itu umumnya berwarna merah atau coklat. (Foth, 1988).
Inceptisol adalah tanah – tanah yang dapat memiliki epipedon okhrik dan horison albik seperti yang dimiliki tanah entisol juga yang menpunyai beberapa sifat penciri lain ( misalnya horison kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature) yang perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya (Hardjowigeno,1993).
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat – sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut – turut dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah inceptisol sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hampir di semua tempat kecuali daerah kering mulai dari kutup sampai tropika. (Darmawijaya, 1990).
Tanah ini mempunyai lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm sampai 5 meter bahkan lebih, sedangkan batas antara horizon tidak begitu jelas. Warna dari tanah latosol adalah merah, coklat sampai kekuning-kuningan. Kandungan bahan organiknya berkisar antara 3-9 % tapi biasanya sekitar 5% saja. Reaksi tanah berkisar antara, pH 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai agak asam.
Tekstur seluruh solum tanah ini umumnya adalah liat, sedangkan strukturnya remah dengan konsistensi adalah gembur. Dari warna bisa dilihat unsur haranya, semakin merah biasanya semakin miskin. Pada umumnya kandungan unsur hara ini dari rendah sampai sedang. Mudah sampai agak sukar merembes air, oleh sebab itu infiltrasi dan perkolasinya dari agak cepat sampai agak lambat, daya menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi.


B. Pembahasan
Pengertian
Tanah Latosol disebut juga sebagai tanah Inceptisol. Tanah ini mempunyai lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm sampai 5 meter bahkan lebih, sedangkan batas antara horizon tidak begitu jelas. Warna dari tanah latosol adalah merah, coklat sampai kekuning-kuningan. Kandungan bahan organiknya berkisar antara 3-9 % tapi biasanya sekitar 5% saja. Reaksi tanah berkisar antara, pH 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai agak asam. Tekstur seluruh solum tanah ini umumnya adalah liat, sedangkan strukturnya remah dengan konsistensi adalah gembur. Dari warna bisa dilihat unsur haranya, semakin merah biasanya semakin miskin. Pada umumnya kandungan unsur hara ini dari rendah sampai sedang. Mudah sampai agak sukar merembes air, oleh sebab itu infiltrasi dan perkolasinya dari agak cepat sampai agak lambat, daya menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi.

Tanah Latosol atau Inceptisol
Daerah penyebaran dari tanah latosol atau inceptisol ini yaitu didaerah dengan tipe iklim Afa-Ama (menurut Koppen), sedangkan menurut Schmidt-Fergusson pada tipe hujan A, B, dan C dengan curah hujan sebesar 2000-7000 mm/tahun, tanpa atau mempunyai bulan-bulan kering yang kurang dari 3 bulan. Tanah ini terdapat didaerah abu, tuf dan fan vulkan, pada ketinggian 10-1000 metaer dari permukaan laut, dengan bentuk wilayah yang berombak, bergelombang, berbukit hingga bergunung. Daerah penyebarannya terutama di Sumatera dan sulawesi, tetapi dalam areal yang tidak begitu luas terdapat pula di kalimantan tengah dan selatan, kep. Maluku, minahasa, jawa barat, jawa tengah, jawa timur, dan bali. Kebanyakan berasosiasi dengan tanah laterit dan andosol. Secara kasar luasnya kira-kira 16 juta hektare.
Pada umumnya tanah Latosol ini kadar unsur hara dan organiknya cukup rendah, sedangkan produktivitas tanahnya dari sedang sampai tinggi. Tnah in memerlukan input yang memadai. Tanaman yang bisa ditanam didaerah ini adalah padi (persawahan), sayur-sayuran dan buah-buahan, palawija, kemudian kelapa sawit, karet, cengkeh, kopi dan lada.
Secara keseluruhan tanah Latosol atau Inceptisol ini mempunyai sifat-sifat fisik yang baik akan tetapi sifat-sifat kimianya kurang baik.
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
Pembentukan Tanah
Beberapa factor yang mempengaruhi pembentukan Inceptisol adalah:
1. Bahan induk yang sangat resisten.
2. Posisi dalam landscape yang ekstrim yaitu daerah curam atau lembah.
3. Permukaan geomorfologi yang muda, sehingga pembentukan tanah belum lanjut.
Tidak ada proses pedogenik yang dominan kecuali leaching, meskipun mungkin semua proses pedogenetik adalah aktif. Di lembah-lembah yang selalu tergenang air terjadi proses gleisasi sehingga terbentuk tanah dengan khroma rendah.
Di tempat dengan bahan induk resisten, proses pembentukan liat terhambat. Bahan induk pasir kuarsa memungkinkan pembentukan hodison spodik melalui proses podsolisasi.



Karakteristik/Sifat Tanah
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat – sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut – turut dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah inceptisol sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hampir di semua tempat kecuali daerah kering mulai dari kutup sampai tropika. (Darmawijaya, 1990).
PengelolaanTanah
Pada dasarnya tanah ini dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian, yaitu melalui teras siring atau dengan budidaya tanaman tahunan yang lebih kuat dalam mengikat tanah. Tanaman pertanian dapat disisipkan dalam sela-sela tanaman tahunan. Potensi lain adalah dengan memanfaatkan lahan ini untuk usaha penghijauan.
Karena tanah alfisols termasuk tanah yang masih muda dan perkembangan tanah belum lama, sehingga kandungan bahan organik dan unsur hara dalam tanah kurang tersedia, maka solumnya dangkal (10-15 cm) dari permukaan dan di bawahnya merupakan lapisan batuan. Rendahnya kedalaman solum menyebabkan perkembangan akar terhambat sehingga tanaman kurang baik pertumbuhannya.
Topografi daerah yang miring menyebabkan rawan terhadap erosi dan tanah aluvial ini kemampuan untuk mengikat air cukup rendah, sehingga saat kemarau terlihat kering atau tandus.
Dalam mengatasi erosi dilakukan dengan penanaman tanaman tahunan atau tanaman hutan (agroforestri). Juga dapat dilakukan dengan pembuatan teras siring atau usaha konservasi lain sehingga bahaya erosi dapat ditekan. Dengan penambahan sisa organik dapat meningkatkan kelengasan tanah karena sisa organik yang terdekomposisi menjadi bahan organik mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi dan dapat menahan laju erosi tanah karena air terserap oleh bahan organik.
Penambahan sisa organik juga dapat mempercepat pelapukan bahan mineral dalam komplek atau komplek pertukaran karena penambahan bahan organik sepereti pemberian pupuk kandang atau pupuk hijau dapat menambah keanekaragaman mikroorganisme Sistem PPT mengklasifikasikan tanah ini dalam golongan tanah tanpa perkembangan profil, dan masuk dalam kumpulan tanah horison C-organik. Karena mempunyai litik atau faktor pembatas batuan, maka masuk dalam jenis tanah Lithosol. Lithosol ini merupakan Lithosol yang lain sehingga masuk dalam macam tanah Lithosol eutrik.
Tanaman yang Cocok
Tanah inceptisol cocok digunakan di beberapa perkebunan yang menanam tanaman-tanaman berikut ini.
1. Tebu
Baik ditanam di tanah berjenis inceptisol di tempat yang berketinggian kurang dari 1.300 m DPL (Diatas Permukaan Laut) dengan curah hujan antara 1.500-3.000 mm/tahun dengan suhu 24-30˚C.
2. Tembakau
Tembakau akan tumbuh maksimal jika ditanam di tanah berjenis inceptisol di tempat yang berketinggian 80-550 m DPL, curah hujan antara 2.000 mm/tahun, suhu 18-27˚C, dan sinar matahari penuh.
3. Kakao
Tumbuhan ini cocok ditanam di tanah berjenis inceptisol di tempat yang berketinggian 500-800 m DPL, curah hujan antara 1.100-3.000 mm/tahun, suhu 15-31˚C dengan kelembapan antara 70-80 persen.
4. Panili
Tanah berjenis inceptisol ini pilihan yang tepat untuk berkebun panili. Tempat yang dipilih adalah tempat berketinggian antara 0-800 m DPL, curah hujan antara 850-2.950 mm/tahun, suhu 20˚C dengan kelembapan 70-80 persen.
5. Pala
Tanaman rempah ini cocok ditanam di tanah berjenis inceptisol di tempat yang berketinggian 0-700 m DPL, curah hujan antara 2.000-3.350 mm/tahun, dan suhu 20-30˚C.
Selain tanaman-tanaman tersebut, masih banyak tanaman perkebunan lainnya. Namun, yang perlu diperhatikan adalah fungsi tanah itu bagi tanaman, yaitu untuk memberikan air dan melayani tanaman tersebut sebagai resevoar, memberikan unsur mineral, dan sebagai tempat bertumpu tanaman.
C. Kesimpulan
1. Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain, karena keaneka ragaman ini, maka tanah dapat dipandang sebagai kumpulan individu-individu tanah. Pementukan tanah dari bongkahan bum mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancura dimana bahan induk berkeping-keping secara halus .
2. Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian.
3. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus. Berdasar atas perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur.
4. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida-oksida besi dan lain-lain. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan.
5. Warna tanah merupakan petujuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya oleh perbedaan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap.
6. Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur.
7. Karatan merupakan hasil pelapukan batuan tanah yang di pengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Karatan berwarna hitam mengandung banyak mangan (Mg) sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe).
8. Tanah Latosol disebut juga sebagai tanah Inceptisol. Tanah ini mempunyai lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm sampai 5 meter bahkan lebih, sedangkan batas antara horizon tidak begitu jelas. Warna dari tanah latosol adalah merah, coklat sampai kekuning-kuningan. Kandungan bahan organiknya berkisar antara 3-9 % tapi biasanya sekitar 5% saja. Reaksi tanah berkisar antara, pH 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai agak asam.
9. Beberapa factor yang mempengaruhi pembentukan Inceptisol adalah:
a. Bahan induk yang sangat resisten.
Posisi dalam landscape yang ekstrim yaitu daerah curam atau lembah.
b. Permukaan geomorfologi yang muda, sehingga pembentukan tanah belum lanjut.
10. Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat – sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut – turut dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur.
11. Pada dasarnya tanah ini dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian, yaitu melalui teras siring atau dengan budidaya tanaman tahunan yang lebih kuat dalam mengikat tanah. Tanaman pertanian dapat disisipkan dalam sela-sela tanaman tahunan. Potensi lain adalah dengan memanfaatkan lahan ini untuk usaha penghijauan.
12. Dalam mengatasi erosi dilakukan dengan penanaman tanaman tahunan atau tanaman hutan (agroforestri). Juga dapat dilakukan dengan pembuatan teras siring atau usaha konservasi lain sehingga bahaya erosi dapat ditekan.

13. Penambahan sisa organik juga dapat mempercepat pelapukan bahan mineral dalam komplek atau komplek pertukaran karena penambahan bahan organik sepereti pemberian pupuk kandang atau pupuk hijau dapat menambah keanekaragaman mikroorganisme Sistem PPT mengklasifikasikan tanah ini dalam golongan tanah tanpa perkembangan profil, dan masuk dalam kumpulan tanah horison C-organik.
14. Tanaman yang cocok untuk tanah inseptisol adalah tanaman Tebu, Tembakau, Kakao, Panili, Pala.









DAFTAR PUSTAKA
Buckman, 1982.”Pengenalan Tanah” . Gramedia : Jakarta.
Darmawijaya, 1990.”Penuntun Praktikum Ilmu Tanah”. UGM: Yogyakarta.
Foth, 1988.”The Result Soil”. University London: London.
Hardjowigeno,2003.”Tanah di Indonesia” . Gramedia : Jakarta.
Nurhayati, 1986,”Penuntun Praktikum Kimia Tanah”. ITB: Bogor.
Pairunan, 1983.”Penuntun Praktikum Fisika Tanah”. UNRI: Riau.

Tidak ada komentar: